DISUSUN OLEH:
DETRI YUNITA
NIM : P05170017048
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Promosi Kesehatan (S.Tr. Kes)
Disusun Oleh :
DETRI YUNITA
P05170017048
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
PHBS merupakan suatu langkah yang harus dilakukan agar tercapai derajat kesehatan
yang optimal pada setiap masyarakat yaitu dengan kesadaran untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kesehatan. Penerapan
PHBS di tatanan rumah tangga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, Perilaku hidup
bersih dan sehat ini akan sangat berpengaruh kepada derajat kesehatan pada anggota keluarga
dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan
media group whatsapp terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang PHBS di tatanan rumah
tangga.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Pre Experiment
dan rancangan penelitian One Group Pretest and Posttest design yaitu melakukan satu kali
pengukuran didepan (Pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan
pengukuran lagi (posttest) dengan mendistribusikan pertanyaan dalam kuesioner tentang
PHBS.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu di wilayah kerja puskesmas Tais Kabupaten
Seluma yang berjumlah 30 orang dengan teknik purposive sampling. Analisis data
menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian ini diperoleh rata-rata
pengetahuan sebelum yaitu 5,43 dan sesudah 8,90 sedangkan rata-rata sikap sebelum 29,40
dan sesudah 36,93. Hasil uji wilcoxon signed rank test diperoleh p value=0,00 ≤ 0,05 yang
menunjukan ada pengaruh media whatsapp group terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang
PHBS di tatanan rumah tangga wilayah kerja puskesmas Tais Kabupaten Seluma.
Kata Kunci: PHBS Tatanan Rumah Tangga, Ibu, Media Group Whatsapp
v
ABSTRACT
PHBS is a step that must be taken in order to achieve optimal health status in every
community, namely with the awareness to help themselves in the health sector and participate
in various health activities. the application of PHBS in household settings is very important in
daily life, this clean and healthy living behavior will greatly affect the health status of family
members and the community. This study aims to determine the effect of group whatsapp
media health promotion on mothers' knowledge and attitudes about PHBS in household
settings.
This research is a quantitative study with a Pre Experiment research design and a One
Group Pretest and Posttest research design, namely doing one measurement in front (Pretest)
before treatment (treatment) and after that another measurement (posttest) is carried out by
distributing questions in a questionnaire about PHBS.
The sample in this study were mothers in the working area of the Tais Public Health
Center, Seluma Regency, amounting to 30 people with purposive sampling technique. Data
analysis used the Wilcoxon signed rank test. The results of this study obtained the average
knowledge before that is 5.43 and after 8.90 while the average attitude before and after is
29.40 and 36.93. The results of the Wilcoxon signed rank test obtained p value = 0.00 0.05
which shows that there is an influence of whatsapp media on mothers' knowledge and
attitudes about PHBS in the household setting of the Tais Public Health Center, Seluma
Regency.
vi
RIWAYAT PENULIS
vii
MOTTO
Tidak Masalah Kamu Berjalan Dengan Lambat, Asalkan Kamu Tidak Berhenti Mencoba.
Lakukan Yang Terbaik, Bersikap Dengan Baik, Maka Kau Akan Jadi Orang Yang
Terbaik.
Jangan Berpikir Sambil Tidur
Kamu Mungkin Bisa Menunda Sesuatu, Tapi Waktu Tidak Akan Menunggumu.
Do The Best And Pray. Good Will Take Care Of The Rest. (Lakukan Yang Terbaik
Kemudian Berdoalah. Allah Yang Akan Mengurus Sisanya)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi
nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang
senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa dalam
syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini
untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku
semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan
hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,, Ayah,..
Ibu...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu, dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan
tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu
Ayah,,, Ibu,, masih saja menyusahkanmu..
Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tanganku
menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara
kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,, membimbingku dengan
baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah
mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ibu (Suryani)... Ayah (Tukimin),,,Terimakasih....
we always loving you... ( ttd.Anakmu)
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian
impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa dan restu
semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan
ungkapan terimakasihku kepada:
Kepada kakaku (Desti Eka Yani) dan (Devi Melia Sari), Makasih yaa buat segala
dukungan dan doanya, walaupun kita sering bertengkar tapi hal itu menjadi warna yang tak
tergantikan, maaf belum bisa jadi panutan yang baik tapi aku akan selalu berusaha
memberikan yang terbaik untuk kalian.
Kepada Yayang Juliansyah Dan Annasya Miqhayla Ada beberapa perasaan yang
menghangatkat hati saya:cinta, inspirasi dan syukur. Dan sungguh menakjubkan bagaimana
kalian memberi saya semua hal di atas dan pada akhirnya saya merasa sangat
berterimakasih kepada kalian.
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan
orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat
terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan D4 Promosi
Kesehatan 2017’
Buat sahabatku sekaligus saudara selama Berada di Bengkulu (Eyha Gustiarni, Helen
Sundari, Nadia Yulia Putri, Selvia Lovenia, Nova Indriani) Terima kasih sudah mewarnai
ix
kehidupan ku diempat tahun terakhir ini, terima kasih kalian yang selalu ada. Sangat
bersyukur dipertemukan kalian semua yang menerima segala keegoisanku, kekanak2an ku,
pasti ku akan sangat merindukan kalian yang selalu membuat kosan ku atau yang sering kita
sebut basecamp menjadi gaduh, rame, aku harap kalian juga akan merindukan semua itu, aku
juga akan merindukan masakan kalian seperti aku merindukan masakan ibuku saat ini, hmm
inilah perjalanan hidup saat ada pertemuan pasti ada perpisahan dan perpisahan itu sudah
semakin dekat dengan kita. Aku berharap semoga kita depertemukan kembali dengan
kehidupan yang lebih baik. Kata orang masa putih abu masa yang paling indah tapi bagiku
masa kuliah ngga kala indah itu semua karna ada kalian sahabat ku. Love you more sayang2
ku
Terimakasih kuucapkan Kepada GGB SQUAD Teman seperjuangan di bangku SMA.
Buat sahabatku sekaligus saudara (Anggi, Dhela, Meisy, Yulita, Widia, Welia, Yana, Zahra)
Terima kasih sudah mewarnai kehidupan ku di Tujuh tahun ini,
Untuk Keluarga asuhku (ka Rizka, Tika, Yudha, Tiara, Hesti, Salwa, Anggi) terima
kasih sudah mewarnai masa perkuliahan ini, maafkan belum bisa menjadi adek dan kk asuh
yang baik untuk kalian. Kalian semua bukan hanya menjadi teman dan adik yang baik, kalian
adalah saudara bagiku!! Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua orang-orang yang ku sayangi, Terimakasih beribu
terimakasih kuucapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.
Last but not Least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I wanna
thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no days off, I wanna
thank me for never quitting, for just being me at all times .
x
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat tuhan ALLAH SWT, atas nikmat, ilmu dan
rahmat serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Promosi Kesehatan Media Group Whatsapp Terhadap Pengetahuan dan sikap ibu
tentang PHBS tatanan rumah tangga di wilayah kerja puskesmas Tais Kabupaten Seluma”.
Dalam penyusunan skripsi ini saya mendapatkan bimbingan dan bantuan baik materi maupun
nasehat dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Eliana, SKM., MPH, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu.
2. Ibu Reka Lagora Marsofely, SST., M.Kes Selaku Ketua Jurusan Promosi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan selaku ketua penguji.
3. Bapak Darwis, S.Kp, M.Kes selaku Pembimbing I, dalam penyusunan skripsi ini yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Wisuda Andeka M, SST., M.Kes selaku Pembimbing II, dalam penyusunan skripsi
ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan
sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Dino Sumaryono, SKM.MPH selaku Penguji I.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
7. Orang tua, keluarga, dan teman-teman tercinta yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat dan motivasi kepada saya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
keliruan dan kekhilafan baik dalam segi penulis maupun penyusunan, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar saya dapat berkarya lebih baik
dan optimal lagi dimasa yang akan datang. Saya berharap semoga proposal yang telah saya
susun ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif
terutama bagi saya sendiri dan mahasiswa Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu lainnya.
Bengkulu, Juli 2021
Detri Yunita
xi
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7: Dokumentasi
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu misi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia
adalah dengan menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk ber Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. PHBS merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran
peribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatan. Walaupun senantiasa dalam keadaan sehat, namun penting bagi kita
untuk selalu mengupayakan perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes, 2018).
Penerapan PHBS di tatanan rumah tangga sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari, perilaku hidup bersih dan sehat ini akan sangat berpengaruh kepada derajat kesehatan
pada anggota keluarga dan masyarakat. Dampak dari tidak menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat yaitu munculnya penyakit akibat kuman dan juga penyakit-penyakit
seperti diare, penyakit jantung dan paru, hipertensi dan obesitas, serta penyakit infeksi
menular lainnya. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan PHBS yang
dimulai dari dalam tatanan rumah tangga. (Layya dkk, 2016).
World Health Organization (WHO) tahun 2018, diperkirakan sebanyak 2,4 miliar atau
1 dari penduduk duni tidak memiliki jamban, dan tidak membiasakan hidup bersih dan
sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun, dan menggunakan air bersih, kurang dari 1
miliar penduduk masih buang air besar di tempat terbuka. Hal tersebut mengakibatkan
penyebaran berbagai penyakit seperti diare. WHO juga mencatat bahwa selama tahun
2018 lebih dari 340.000 anak-anak di bawah lima tahun meninggal akibat sanitasi dan air
yang tidak higenis. Pada tahun 2018, terdapat 4,5 miliar orang hidup tanpa sanitasi yang
dikelola dengan aman dan 2,1 miliar orang tidak memiliki jamban dan kekurangan akses
ke tempat air.
Data perilaku cuci tangan pakai sabun ≥10 tahun di indonesia rata-rata hanya 49,8%
dan di Provinsi Bengkulu masih menunjukan nilai yang rendah dalam perilaku cuci tangan
pakai sabun dengan persentase sebesar 40%. Data aktivitas fisik kurang dari 150 menit per
minggu pada penduduk umur ≥10 tahun di indonesia rata-rata 47,8% dan di Provinsi
Bengkulu melakukan aktivitas fisik dengan persentase 33,3%. Proporsi konsumsi buah
dan sayur dari 5 porsi pada penduduk umur ≥5 tahun di indonesia rata-rata 95.5% dan di
Provinsi Bengkulu 89,7%. Data prevalensi merokok umur 10-18 tahun 2013-2018
diperoleh tahun 2013 7,2%, tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 8.8% serta pada
1
2
tahun 2018 sebanyak 9.1%. Sedangkan target dari RPJMN 2019 adalah 5,4%. Data
perilaku buang air di jamban tahun 2018 pada penduduk umur ≥10 dengan rata-rata 88,2%
dengan provinsi terendah Papua 55,8% dan tertinggi di Provinsi DKI Jakarta 97,6%. Hal
ini menunjukan dari beberapa indikator PHBS diatas bahwa masih rendahnya perilaku
CTPS, Aktivitas fisik dan tingginya perilaku merokok menjadi masalah besar di indonesia
(Riskesdas, 2018).
Dalam sembilan kecamatan, wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timun mendapat skor
terendah yaitu dengan skor 27,2% penduduk yang telah menerapkan PHBS, sedangkan
kementerian kesehatan dalam rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019
menerapkan target perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah 80%. Dalam data
tersebut beberapa Puskesmas telah menerapkan PHBS pada wilayah kerjanya, namun
tidak mengirimkan data survey pemantauan (Dinas Kesehatan kota Bengkulu 2017).
Data PHBS Dinkes Kabupaten Seluma menerangkan setidaknya dalam empat belas
kecamatan, wilayah kerja puskesmas Tais mendapat skor rendah yaitu 17,33% penduduk
yang telah menerapkan PHBS, yang artinya masih sangat jauh dari program rencana
strategi kementerian kesehatan yang telah di tetapkan yaitu 80%. (Dinas Kesehatan
Kabupaten Seluma 2020)
Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 01 maret 2021 di Puskesmas
Tais Kabupaten Seluma, Puskesmas Tais memiliki wilayah kerja yaitu 7 kelurahan, data
PHBS rumah tangga tahun 2020 yang mendapatkan skor terendah pertama yaitu
Kelurahan Talang Saling dengan skor 9%, Kelurahan Napal 12%, Kelurahan Lubuk
Kebur 13%, Kelurahan Pasar Tais 15%, Kelurahan Talang Dantuk 23%, Kelurahan Dusun
Baru 23%, dan Kelurahan Lubuk Lintang 39%, dari 7 wilayah tersebut Perilaku hidup
bersih dan sehat masih sangat rendah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terdiri dari tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan. PHBS di tatanan rumah tangga terdiri
dari Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, Memberi ASI ekslusif, Menimbang balita
setiap bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik nyamuk dirumah, Makan buah dan sayur
setiap hari, Melakukan aktivitas fisik setiap hari, Tidak merokok di dalam rumah
(Kemenkes RI, 2016).
Penelitian Damayanti, (2017) diperoleh hasil uji statistik menyatakan bahwa
pengetahuan PHBS pada ibu sebelum perlakuan yaitu kategori cukup (49,21%). Setelah
perlakuan pengetahuan pada ibu kategori baik (80,00%). Sebelum perlakuan sikap PHBS
3
pada ibu yaitu kategori baik (66,06%) setelah perlakuan sikap responden meningkat
kategori baik (85,7%). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan pengetahuan p-
value < 0,001 dan sikap value p-value < 0,001 yang signifikan antara sebelum dan setelah
perlakuan.
Tahun 2016, hasil survei Data Statistik menunjukkan bahwa pengguna internet di
Indonesia mencapai 132,7 juta orang dari jumlah penduduk Indonesia. Dari angka tersebut,
95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Pengguna internet di
Indonesia didominasi pengguna muda, yaitu usia 10–24 tahun sebesar 75,5% (APJII,
2016).
Whatsapp menjadi media sosial yang dipilih sebagai media promosi kesehatan. Alasan
dipilihnya Whatsapp karena Whatsapp dinilai lebih efisien dan simpel dibandingkan
dengan aplikasi instant messenger lainnya. Hasil data We Are Social menyatakan bahwa
Whatsapp menjadi media sosial populer di kalangan masyarakat Indonesia Eropa harus
menyatakan telah berumur 16 tahun, namun diwilayah lain syarat minimal pengguna
Whatsapp tetap umur 13 tahun, Pengguna media sosial Whatsapp yang berdomisili
Tercatat sebesar 83% orang Indonesia menggunakan Whatsapp yang berarti sekitar 125
juta orang sudah menggunakan Whatsapp di Indonesia (Hootsuite, 2019).
Hasil penelitian Al Gafi, (2019) diperoleh hasil uji statistik menunjukan media social
whatsapp berpengaruh terhadap pengetahuan tentang rokok sebelum diberi perlakuan
whatsapp diperoleh (5,95%) dan setelah diberi perlakuan media whatsapp menjadi
(6,95%). Setelah perlakuan sikap responden menjadi 35,24% yang artinya meningkat
setelah diberikan perlakuan dengan media whatsapp. Hasil statistik pengetahuan responden
diperoleh nilai p = 0,022 dan sikap responden menunjukan p = 0,000 yang artinya
penggunaan media social whatsapp berpengaruh terhadap pengetahuan tentang rokok dan
sikap siswa.
Berdasarkan data dan uraian diatas peneliti tertarik akan melakukan penelitian dengan
Judul “Pengaruh Promosi kesehatan melalui media group whatsapp terhadap pengetahuan
dan sikap ibu tentang PHBS tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Tais
Kabupaten Seluma”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dijelaskan bahwa masih rendahnya pengetahuan dan
sikap ibu terhadap perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga dapat dirumuskan masalah
pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh promosi kesehatan melalui media group
4
whatsapp dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap Ibu tentang PHBS di tatanan
rumah tangga Wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh promosi kesehatan media group whatsapp terhadap pengetahuan
dan sikap ibu tentang PHBS tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Tais
Kabupaten Seluma.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik ibu meliputi usia dan pendidikan ibu
b. Diketahui rerata pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan promosi
kesehatan melalui media group whatsapp tentang PHBS tatanan rumah tangga.
c. Diketahui rerata sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan
melalui media group whatsapp tentang PHBS tatanan rumah tangga.
d. Diketahui perbedaan rerata pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah
diberikan promosi kesehatan melalui media group whatsapp.
D. Manfaat Penelitian
a. Instansi pelayanan keseshatan
Sebagai masukan serta tambahan informasi bagi puskesmas mengenai promosi
kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga.
b. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan sikap ibu tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga.
c. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan sebagai sumber
informasi mengetahui pengaruh promosi kesehatan melalui media group whatsapp
terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang PHBS di tatanan rumah tangga, sehingga
dapat digunakan dalam penelitian yang lebih lanjut.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. PHBS
1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. (Kemenkes RI, 2016)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota
keluarga. (Proverawati, 2016).
2. Tatanan PHBS
Tatanan adalah melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat
beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Setiap tatanan tentunya berebeda atau
memiliki kekhasan masing-masing, sehingga pembinaan PHBS harus diisesuaikan
untuk setiap tatanan. PHBS terdiri dari lima tatanan yang telah disepakati pemerintah
yaitu tatanan rumah tangga, tatanan insitusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan
kesehatan dan tatanan tempat umum. PHBS tersebut harus dipraktikkan dimanapun
orang tersebut berada sesuai dengan situasi yang dijumpai (Kemenkes RI, 2016).
3. Tujuan dan Manfaat PHBS
Tujuan dari PHBS yakni untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat agar tercapai derajat kesehatan yang optimal pada setiap
masyarakat yaitu dengan kesadaran untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kesehatan.
Manfaat PHBS di tatanan rumah tangga Menurut (Maryunani, 2013) yaitu:
a. Setiap rumah tangga dan anggota keluarga dapat meningkatkan kesehatannya dan
tidak mudah sakit.
b. Anggota keluarga terbiasa menerapkan pola hidup sehat.
c. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
d. Menghasilkan anggota keluarga yang produktif dalam bekerja dengan
meningkatnya kesehatan anggota keluarga, maka biaya yang harusnya untuk
kesehatan dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.
6
7
4. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, dan mampu memperaktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Maryunani, 2013). PHBS di
tatanan rumah tangga mencakup (Kementerian Kesehatan RI, 2016), yaitu :
a. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang tolong oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga media lainnya). Persalinan di tolong
oleh tenaga kesehatan ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan
dan pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil dan ibu melahirkan. Setiap
persalinan harus di tolong oleh tenaga kesehatan karena tenaga kesehatan
merupakan orang yang ahli dalam bidang persalinan sehingga keselamatan ibu
dan bayi lebih terjamin (Proverawati & Rahmawati, 2011).
Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti ibu mengalami mulas-mulas
yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat, rahim terasa kencang bila
diraba,terutama pada saat mulas, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir,
keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir, merasa
seperti mau buang air besar. Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang
harus dilakukan adalah Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter) tetap
tenang dan tidak bingung, ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil
napas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa
sakit.
Apa tanda-tanda bahaya persalinan?
1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas, 2) keluar darah dari jalan
lahir sebelum melahirkan, 3) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada
jalan lahir, tidak kuat mengejan, 4) mengalami kejang-kejang, 5) air ketuban
keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulai, 6) air ketuban keruh dan berbau,
7) setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar, 8) gelisah atau mengalami kesakitan
yang hebat, 9) Keluar darah banyak setelah bayi lahir, 10) Bila ada tanda
bahaya tersebut ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter
8
Berapa banyak sayur dan buah dalam sehari harus kita makan?
1) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan
satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang, 2) Sebaiknya
sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan
vitamin dan mineral. 3) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya,
setiap kali makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah
jeruk, apel, jambu biji atau pisang, 4) Makanlah berbagai macam buah karena akan
memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang penting untuk pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar setiap hari.
Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit
setiap hari. Aktivitas fisik dapat dilakuan berupa kegiatan sehari-hari yaitu berjalan
kaki, berkebun, naik turun tangga dan yang lainnya (Proverawati & Rahmawati,
2011).
Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar?
1) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit, 2) Jika belum terbiasa dapat
dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap, 3)
Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. 4) Awali aktivitas
fisik dengan pemanasan dan peregangan, 5) Lakukan gerakan ringan dan secara
perlahan ditingkatkansampai sedang, 6) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut,
lakukan secara rutin paling sedikit 30 menit setiap hari.
Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur ?
1) Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke, Osteoporosis, Kanker, Tekanan Darah
Tinggi, Kencing Manis, dll, 2) Berat badan terkendali, 3) Otot lebih lentur dan tulang
lebih kuat, 4) Bentuk tubuh menjadi bagus , 5) Lebih percaya diri, 6) Lebih bertenaga
dan bugar, 7) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.
j. Tidak merokok di dalam rumah.
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok karena rokok diibaratkan pabrik bahan
kimia yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan
kerusakan sel-sel yang ada di tubuh kita. Perokok aktif adalah orang yang merokok
secara rutin dengan 1 batang rokok sekalipun. Atau orang yang menghisap rokok
walaupun tidak rutin. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang bukan merokok
13
tetapi menghirup asap rokok dari orang lain yang merokok. Bahaya merokok
terhadap tubuh banyak sekali seperti penyakit jantung, paru-paru, kanker rongga
mulut dan lainnya. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit yang berdampak
kepada seluruh anggota keluarga yang merokok dan menghirup asap rokok. Dalam
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hendaknya diterapkan agar anggota keluarga
tidak ada yang merokok agar terhindar dari berbagai penyakit (Proverawati &
Rahmawati, 2011).
B. Pengertian Ibu
Ibu adalah orang yang sangat penting dalam rumah tangga. Ibu yang merawat
anggota keluarga, menyediakan makanan untuk anggota keluarga dan terkadang bekerja
untuk menambah pendapat keluarga. Peran ibu adalah seorang yang mempunyai peran
mendidik, mengasuh atau merawat serta memberi kasih sayang yang diharapkan dapat
ditiru oleh anaknya (Werdiningsih & dkk, 2012).
C. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan yaitu hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan dapat terjadi melalui
pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2012. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know) Tahu adalah mengingat kembali atau recall terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. cara agar bisa
mengukur bahawa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
supaya menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, dan
menyimpulkan terhadap objek yang telah dipelajarinya.
14
D. Sikap (Attitude)
Berdasarkan Notoatmodjo (2012) sikap merupakan suatu reaksi atau respons yang
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus maupun objek. Sikap secara nyata
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu, dimana dalam
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat terhadap stimulus social.
Berdasarkan Newcomb yang merupakan seorang ahli psikologis social menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelakasanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, tapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
15
E. Promosi Kesehatan
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan
kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Dengan kata lain
promosi kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat
mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(Notoatmodjo,2010). Menurut Lawrance green dalam Notoatmodjo (2010) ada dua
determinan masalah kesehatan yakni behavioral factors (faktor perilaku) dan non-
behavioral factors (faktor non-perilaku). Selanjutnya Green menganalisis, bahwa
faktor perilaku ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu :
a. pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku
Faktor predisposisi, yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau
mempresdisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang memungkinkan
atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor
kesehatan.
16
F. Media Sosial
1. Media
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “media” merupakan alat atau sarana
komunikasi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk.
Sedangkan “media massa” adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi
untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Teori media
menjelaskan bagaimana media berpengaruh dalam menyebarkan informasi baik
secara fisik maupun psikologis. Teori ini bermanfaat dalam memahami tentang
berbagai media dan bagaimana masing-masing media dapat bermanfaat dalam
mendistribusikan informasi (Afifah 2019).
2. Media Sosial
Sosial media atau media sosial, sesuai namanya merupakan media yang
memungkinkan penggunanya untuk saling bersolisasi dan berinteraksi, berbagai
informasi maupun menjalin kerja sama (Rohmadi 2016). Media sosial merupakan
representasi teknologi atau aplikasi yang digunakan orang untuk menciptakan
ataupun menjaga jaringan sosial mereka. Contohnya ialah melalui fasilitas chatting
di internet. Saat sekarang hampir semua web berbasis interaktif dan memungkinkan
pertukaran pesan dalam jarak jauh ini. (Arifianto dan Christiany 2017).
Menurut Nasrullah (2015), bahwa media sosial memiliki kelebihan dibadingkan
dengan media konvensional, antara lain: a) Kesederhanaan, karena sangat mudah
digunakan, bahkan untuk orang yang tidak memiliki latar belakang IT pun dapat
mengaksesnya, b) Membangun Hubungan, karena menawarkan kesempatan tak
tertandingi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan membangun hubungan, c)
Jangkauan Global, dimana informasi dapat dikomunikasikan dalam sekejap, terlepas
dari lokasi geografis, d) Terukur, dengan system tracking yang mudah, pengiriman
pesan dapat terukur dan relative waktu yang singkat.
3. Whatsapp
Whatsapp adalah media sosial berbentuk aplikasi chating yang dapat digunakan
di smartphone dan hampir mirip BlackBerry Messenger. Media sosial Whatsapp
adalah aplikasi pesan instant yang berfungsi untuk mengirim dan menerima pesan,
tanpa dikenakan biaya pulsa seperti SMS dan Telepon seluler. Hal ini dikarena
whatsapp menggunakan paket data internet yang sama dengan aplikasi lainnya.
Jaringan data internet yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi whatsapp ialah
18
koneksi 3G atau WiFi. Fitur- fiur yang dapat digunakan pada whatsapp yaitu,
melakukan personal /group chat (online), mengirim dokumen, mengirim foto, video,
audio, lokasi. (Lubis, 2017).
Menurut Rohmadi (2016) dalam bukunya yang berjudul Tips Produktif Bersocial
Media, kriteria indikator penggunaan Whatsapp yaitu: Group Whatsapp untuk reuni,
Group Whatsapp untuk diskusi, Mengirim undangan acara, Menelepon, Berbagi
lokasi, Whastapp Web.
Fitur- Fitur Whatsapp
Whatsapp mempunyai beberapa fitur-fitur, antara lain sebagai berikut : a) Mengirim
pesan teks, b) Menerima dan mengirim foto dari kamera langsung maupun album, c)
Mengirim video, d) Bertukar dokumen baik dokumen berupa file maupun yang
lainnya, e) Melakukan panggilan telepon dan panggilan video ataupun mengirim
rekaman suara secara langsung, f) Dapat menggati foto profil, tulisan status,
mencadangkan pesan, g) menggati nomer dan menjaga keamanan akun dan mengatur
privasi dalam menggunakan whatsapp pada fitur pengaturan (Lubis, 2017)
Kelebihan Whatsapp menurut Lubis (2017) menyebutkan beberapa kelebihan yang
dimiliki Whatsapp adalah : a) Tidak memerlukan uang untuk memasang aplikasi
whatsapp ditelpon pintar dan biayanya percuma, b) Boleh menghantar message,
gambar, video, audio dan pesan suara dengan mudah, c) Dapat melakukan obrolan
dengan orang lain dengan kuota lebih dari 70 orang dalam satu chat group, d)
Penggunaan data yang kecil berbanding aplikasi-aplikasi lain.
Penggunaan Whatsapp menurut Nitisusastro (2012) menjelaskan ada faktor- faktor
yang bisa mempengaruhi kita dalam menggunakan suatu produk, yang dimaksud
adalah whatsapp. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Pengetahuan Tentang Karakteristik
Pengetahuan tersebut meliputi segala tentang whatsapp, versi, kemampuan,
bagaimana cara mendownload dan menggunakannya, serta biaya yang
dipakai untuk mengaksesnya.
b. Manfaat. Kita harus tahu manfaat dari whatsapp itu sendiri seperti apa,
keunggulan serta kelemahannya dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
d. Penggunaan. Penggunaan disini lebih mengarah pada segi waktu, yaitu
berapa lama whatsapp bisa digunakan jika tersambung dengan koneksi
internet dan tujuan menggunakan whatsapp.
19
G. Kerangka Teori
1. Teori Laswell Model
Komunikasi adalah penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain (Effendy,2005). Komunikasi memiliki peran penting dalam promosi kesehatan.
Menurut Laswell komunikasi akan berjalan dengan baik jika melalui lima tahap.
Kelima tahapan itu adalah:
a. Who: Siapa orang yang menyampaikan komunikasi (komunikator).
b. Say what: Apa pesan yang disampaikan.
c. In which channel: Saluran atau media apa yang digunakan.
d. To whom: Siapa penerima pesan (komunikan).
e. With what effect: Perubahan apa yang terjadi ketika komunikan.
Lima unsur itu merupakan elemen pokok komunikasi yang tidak boleh ditinggalkan
dalam melakukan komunikasi dengan siapa saja termasuk komunikasi dalam promosi
kesehatan. Komunikasi dapat bekerja secara sistematis sehingga hasilnya tepat
sasaran.
To Who
Who Say what In which
channel
With what
effect
Organisme :
Perhatian
Stimulus
Pengertian
Penerimaan
Respon :
Perubahan sikap
Promotor
Kesehatan
Promosi
Kesehatan
METODE PENELITIAN
O1 X O2
Keterangan :
B. Kerangka Konsep
Variabel penelitian ini meliputi variabel independent (variabel bebas) yaitu
promosi kesehatan tentang PHBS melalui media group whatsapp (variabel
independen), sedangkan variabel dependent (variabel terikat) yaitu pengetahuan dan
sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada Ibu (variabel dependen)
21
22
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional
1. Pengetahuan Skor Kuesioner Menggunakan Skor tertinggi: Rasio
tentang Pengetahuan kuesioner 10
perilaku responden yang Skor terendah:
hidup bersih tentang berjumlah 10 0
dan sehat Perilaku pertanyaan
Hidup Bersih pilihan
dan Sehat jawaban
(PHBS), 0 = jika
Pengertian, jawaban salah
manfaat, 1 = jika
waktu jawaban benar
pelaksanaan
2. Sikap tentang Skor sikap Kuesioner Berisi 10 Setiap Rasio
perilaku responden pernyataan pernyataan
hidup bersih tentang dengan empat positif
dan sehat perilaku pilihan diberikan skor
hidup bersih jawaban (SS) = 4
dan sehat (S) = 3
(TS) = 2
(STS) = 1
Sedangkan
pada
pernyataan
negatif
diberikan skor
kebalikannya
3. Media Merupakan Media group Mereview Ada pengaruh -
group aplikasi whatsapp kembali media group
Whatsapp media sosial (text mengenai whatsapp
untuk berbagi bergambar) materi yang tentang PHBS
informasi diberikan di tatanan
melalui dengan rumah tangga
media digital memberikan
tentang pertanyaan
perilaku
hidup bersih
dan sehat.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah 235 ibu di kelurahan Talang Saling Wilayah kerja Puskesmas Tais
Kabupaten Seluma.
1. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Notoatmodjo, 2012). Cara pengambilan sampel non-probability sampling dengan
menggunakan teknik purposive sampling.
Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria
tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Responden bersedia diambil menjadi sampel dengan mengisi lembar
kesediaan menjadi sampel.
b. Bisa berkomunikasi dengan baik.
c. Ibu yang mempunyai aplikasi Whatsapp.
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Kriteria eksklusi penelitian ini adalah ibu yang tidak hadir
pada saat penelitian atau atau mengalami gangguan kesehatan.
Dengan demikian teknik pengambilan sampel menggunakan Rumus besar
sampel (Dahlan, 2014):
[ ]
Ket :
σ : Estimasi standar deviasi dari beda mean pretest dan
post test berdasarkan literatur.
Z1- α/2 : Standar normal deviasi untuk α (standar deviasi α = 0,05
=1,96)
Z1-β : Standar normal deviasi untuk β (standar deviasi β = 1,28)
24
[ ]
= 25,87
= 26+10% (antisipasi drop out 10%)
= 29 dibulatakan 30
Sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
sampel.
H. Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan akan dilakukan proses pengolahan.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Editing (pemeriksaan data)
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan dan melengkapi serta memperbaiki data yang
telah ada secara keseluruhan.
2. Coding (pengkodean data)
Data-data yang sudah diedit di lakukan pengkodean guna untuk memudahkan
dalam pengolahan data.
3. Tabuling (tabulasi data)
Setelah dilakukan coding maka di lakukan tabulasi data dengan memberikan skor
masing-masing jawaban responden.
4. Entry (Memasukkan data)
Memasukkan data yang telah dilakukan editing dan coding tersebut ke dalam
komputer.
5. Cleaning (pembersihan data)
Setelah data disusun dan selesai maka dilakukan pemeriksaan kembali untuk
memastikan apakah semua data sudah benar dan siap di analisis.
26
I. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan yaitu mengelola data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan serta dapat diuji secara statistik, kebenaran
hipotesis yang telah ditetapkan. Analisa data dilakukan secara bertahap yaitu analisa
data univariat dan bivariat :
1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk menentukan rerata skor variabel
independent (Promosi Kesehatan) terhadap variabel dependent (Pengetahuan dan
Sikap) mengenai PHBS ditatanan rumah tangga. Data dianalisis untuk menguji
hipotesis dari sampel yang diberikan intervensi dan melihat rata-rata skor yang
didapatkan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan dengan media
ssosial Group Whatsapp terhadap pengetahuan dan sikap tentang “perilaku hidup
bersih dan sehat di tatanan rumah tangga” pada ibu.
Nilai proporsi yang didapat dalam bentuk presentase yang dinterpretasikan
dengan menggunakan kategori :
0 : Tidak Satupun
1%-25% : Sebagian Kecil
26%-49% : Hampir Sebagian
50%- : Setengan dari Kejadian
51%-75% : sebagian Besar
76%-99% : Hampir Penuh
100% : Seluruh
(Arikunto, 2013)
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
(Notoatmodjo, S. 2010). Data yang diperoleh, diolah, dianalisa dalam suatu
pembahasan, dan disajikan dalam bentuk tabel. Sebelum melakukan uji bivariat
dilakukan terlebih dahulu uji kenormalan data menggunakan uji Kolmogorof
Smirnof terhadap hasil pre-test dan post-test. Jika distribusi data normal maka uji
yang digunakan adalah paired sampel T-test, namun jika distribusi data tidak
normal maka uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
27
J. Alur Penelitian
Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, peneliti melakukan tahapan
penelitian yang dimulai dari seleksi sampling untuk menentukan kelompok intervensi.
dapat dilihat dari bagan berikut.
Gambar 3.4 Alur Penelitian
Inform consent pada ibu di Kelurahan Talang Saling Wilayah Kerja Puskesma
Tais Kabupaten Seluma
K. Etika Penelitian
Notoadmojo (2012) mengatakan penelitian kesehatan pada umumya menggunakan
manusia sebagai objek yang diteliti disatu sisi, dan sisi yang lain manusia sebagai yan
melakukan penelitian. Oleh karena itu maka dalam pelakasanaan penelitian kesehatan
harus memperhatikan hubungan antara kedua belah pihak ini secara etika yang disebut
etika penelitian. Dimana hak dan kewajiban antara peneliti dan yang akan diteliti
(informan) adalah sebagai berikut:
1. Hak dan Kewajiban Responden
a. Hak untuk dihargai privacy-nya
Privacy adalah hak setiap orang. Semua orang berhak mempunyai privacy
dan kebebasan pribadinya. Begitu juga dengan responden sebagai objek
penelitian ditempat kediamannya masing-masing.
b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan
Informasi yang berikan oleh responden adalah miliknya sendiri. Tetapi
diperlukan dan diberikan kepada peneliti, maka kerahasiaan informasi tersebut
perlu dijamin oleh peneliti, yaitu dengan merahasiakan informasi dari masing-
masing responden makan nama responden yang akan di jadikan penlitian tidak
perlu dicantumkan, cukup dengan kode – kode tertentu saja.
c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan
Apabila informasi yang diberikan itu membawa dampak terhadap keamanan
atau keselamatan bagi diri atau keluarga dari responden tersebut maka peneliti
harus bertanggung jawab terhadap akibat tersebut.
d. Hak memperoleh imbalan atau kompensasi
Apabila semua kewajiban telah dilakukan, dalam arti telah memberikan
informasi yang diperlukan oleh penelitian atau pewawancara, responden berhak
menerima imbalan atau kompensasi dari pihak pengambil data atau informasi.
e. Kewajiban Responden
Setelah adanya inform concent dari responden atau informan artinya
responden sudah mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi yang
diperlukan peneliti. Tetapi selama belum ada inform concent responden tidak
ada kewajiban apapun terhadap peneliti.
29
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan mengurus izin penelitian, yang di lakukan
pertama ialah membuat surat izin penelitian dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu
yang ditujukan kepada Kesbangpol Kabupaten Seluma, selanjutnya surat dari
Kesbangpol ditujukan kepada DPMPTSP Kabupaten Seluma, dan surat dari
DPMPTSP ditujukan ke Puskesmas Tais Kabupaten Seluma untuk mendapatkan
izin melakukan penelitian. Penelitian ini di laksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Tais Kabupaten Seluma pada bulan Mei sampai bulan Juni 2021. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata pengetahuan dan sikap ibu di wilayah
kerja puskesmas Tais Kabupaten Seluma tentang PHBS di tatanan rumah tangga
menggunakan media group whatsapp yang berjumlah 30 orang responden. Dan
sudah menggunakan etik penelitian yaitu No.KEPK.M/083/06/2021, Pelaksanaan
penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap yang meliputi tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan, yaitu sebagai berikut :
a. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian ini meliputi beberapa proses antara lain
menyiapkan instrument penelitian berupa kuesioner yang telah diujivaliditasnya,
ujian proposal skripsi dan mengurus surat izin penelitian.
b. Pembuatan Media
Media yang digunakan adalah media sosial Group Whatsapp dengan cara
mengirim gambar ke dalam Group Whatsapp berupa edukasi tentang PHBS
tatanan rumah tangga. Peneliti membuat media berupa gambar dengan tulisan
yang berisi tentang 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga, pemilihan materi
diambil dari buku dan kemenkes. Sebelum menggunakan media, peneliti
melakukan uji validitas media kepada ahli media, setelah dilakukan validasi
untuk mendapatkan penilaian dan saran dari ahli mengenai kesesuaian materi
dan tampilan media. Setelah dilakukan validasi media sebanyak satu kali
terdapat kesalahan seperti kesederhanaan pemilihan kata dan terdapat ruang
yang membatasi gambar dengan teks sehingga tidak terkesan berdesak-desakan.,
maka saran perbaikan dari ahli media adalah memilih kata yang sederhana agar
30
31
mudah dimengerti, gambar dibuat sesuai dengan ruang agar tidak terlihat
memaksa untuk dimasukan, sedangkan pada validasi materi terdapat kesalahan
yaitu ada kalimat yang sulit dipahami , maka saran perbaikan dari ahli materi
adalah perjelas materi sehingga mudah untuk dipahami oleh yang membaca,
hasil yang didapat setelah melakukan uji validitas dengan ahli media dan ahli
materi adalah media layak untuk di uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
c. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menentukan sampel. Cara
pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan secara porposiv
sampling pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu
pada elemen populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu di
wilayah kerja puskesmas Tais Kabupaten Seluma berjumlah 235 orang. Setelah
itu proses pengambilan data yang diambil melalui proses Lembar kuesioner
diberikan untuk menilai skor pre-test serta post-test pada ibu terhadap
pengetahuan dan sikap tentang PHBS di tatanan rumah tangga. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Juni sampai 17 Juni di wilayah kerja puskesmas
Tais Kabupaten Seluma.
1. Tahap pertama yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
melakukan kunjungan kerumah warga yang masuk kriteria menjadi
responden. Selanjutnya menjelaskan maksud tujuan penelitian ini dan
menjelaskan bahwa terjaminnya kerahasiaan identitas responden selama
berlangsungnya penelitian ini, peneliti lalu memberikan lembar permohonan
menjadi responden, selanjutnya mengisi inform consent bagi yang bersedia
untuk menjadi responden. Setelah itu diberikan lembar kuesioner untuk
menilai skor pre test pada ibu di wilayah kerja puskesmas Tais Kabupaten
Seluma terhadap pengetahuan dan sikap tentang PHBS di tatanan rumah
tangga. Setelah ibu selesai mengisi kuesioner, peneliti memberikan arahan
terhadap responden tentang jalannya penelitian yang akan dilakukan
peneliti, yaitu satu hari setelah diberikan kuesuiner tersebut akan dilakukan
promosi kesehatan menggunakan media sosial group whatsapp tentang
PHBS di tatanan rumah tangga.
2. Tahap kedua, memberikan promosi kesehatan menggunakan media group
whatsapp tentang “PHBS di tatanan dirumah tangga”. Di dalam grup
tersebut merupakan responden penelitian yang berjumlah 30 orang dan
32
2. Hasil Penelitian
a. Analisa univariat pada penelitian ini untuk melihat karakteristik responden
dan nilai rata rata pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah di
berikan intervensi di wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma.
Dengan penjelasan sebagai berikut.
33
Tabel 4.1
Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
No Variabel F %
1. Umur responden
Muda (<37 Tahun) 24 80.0
Tua (≥ 37 Tahun) 6 20.0
Jumlah 30 100
Berdasarkan hasil Tabel 4.1 didapat bahwa distribusi ibu rumah tangga
berdasarkan karakteristik umur dibagi menjadi dua kategori yaitu muda dan tua.
Pembagian kategori tersebut berdasarkan rata-rata (mean) umur ibu. Ibu yang
berumur lebih kecil (>) dari 37 tahun termasuk dalam kategori muda yaitu hampir
seluruh (80.0). Sementara ibu yang berumur lebih besar atau minimal 37 tahun
(≥37) termasuk dalam kategori umur tua yaitu sebagian kecil (20.0).
Tabel 4.2
Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
No Variabel F %
1. Pendidikan
SD 4 13.3
SMP 6 20.0
SMA 15 50.0
PT 5 16.7
Jumlah 30 100
Tabel 4.3
Rerata Pengetahuan Ibu Tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga
Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Group Whatsapp Pada
Ibu di WilayahKerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
Tabel 4.4
Distribusi Persentase Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberikan
Media Group Whatsapp Tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga
Pada Ibudi Wilayah Kerja Puskesmas
Tais Kabupaten Seluma
Tabel 4.5
Rerata Sikap Ibu Tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga Sebelum dan
Sesudah Diberikan Media Group Whatsapp Pada Ibu Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
Berdasarkan tabel 4.4 Didapatkan skor sikap sebelum yaitu 29.40 dan
sesudah yaitu 36.93 dengan selisih mean yaitu 7,5333 dan selisih standar
deviation 2,89748 dari 30 responden yang diberikan media group whatsapp
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga, yang
berarti ada perubahan antara sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
36
Tabel 4.6
Distribusi Persentase Sikap Sebelum dan Sesudah diberikan Media
Group Whatsapp Tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga Pada
Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
No Sebelum (%) Sesudah (%)
Sikap
SS S TS STS SS S TS STS
1. Jika ibu hamil apakah 23.3 66.7 10.0 0 86.7 13.3 0 0
menurut ibu persalinan
harus dibantu oleh tenaga
kesehatan
dokter/bidan/perawat?
2. Jika ibu memiliki bayi 6.7 46.7 46.7 0 0 23.3 33.3 43.3
apakah menurut ibu boleh
memberikan ASI ditambah
dengan makanan
tambahan(susu formula,
bubur, pisang) sebelum
bayi berusia 6 bulan?
3. Jika ibu memiliki bayi 36.7 50.0 13.3 0 96.7 3.3 0 0
apakah menurut ibu berat
badan bayi harus dilakukan
sekali sebulan?
4. Menurut anggota keluarga 33.3 56.7 10.0 0 90.0 10.0 0 0
harus menggunakan
sumber air dari
sumur/PAM untuk
masak/minum?
5. Menurut anggota keluarga 0 36.7 46.7 16.7 0 13.3 26.7 60.0
boleh mencuci tangan tidak
menggunakan sabun?
6. Menurut anggota keluarga 30.0 36.7 33.3 0 80.0 20.0 0 0
harus buang air besar/kecil
menggunakan WC/jamban
keluarga (sendiri) yang
menggunakan septic tank
dan leher angsa/toilet?
7. Menurut anggota keluarga 26.7 56.7 16.7 0 73.3 23.3 3.3 0
menguras dan menyikat
tempat penampungan air
secara rutin?
8 Menurut anggota keluarga 13.0 46.7 40.0 0 50.0 46.7 3.3 0
mengkonsumsi sayur dan
buah dilakukan setiap hari?
9. Menurut anggota keluarga 26.7 56.7 16.7 0 83.3 16.7 0 O
melakukan aktifitas
fisik/olahraga dilakukan
setiap hari?
10. Menurut anggota keluarga 0 33.3 63.3 3.3 0 0 26.7 73.3
boleh merokok di dalam
rumah?
37
b. Analisis Bivariat
Sebelum melakukan uji bivariat dilakukan terlebih dahulu uji normalitas
menggunakan uji kolmogorof smirnof dan didapatkan bahwa hasil data pengetahuan
dan sikap berdistribusi tidak normal, sehingga analisis bivariat pada penelitian ini
38
menggunakan uji wilcoxson signed rank test untuk hasil pengetahuan dan sikap
sebelum dan sesudah diberikan intervensi media group whatsapp Hasil pengolahan
data disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Distribusi frekuensi pengaruh pengetahuan dan sikap sebelum dan
sesudah diberikan media group whatsapp tentang PHBS
di tatanan rumah tangga wilayah kerja
Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan hasil uji data pengetahuan dan sikap
menggunakan uji Wilcoxon signed rank test diperoleh nilai p=0.000 ≤ 0,05 maka Ha
diterima berarti ada pengaruh media group whatsapp terhadap pengetahuan dan sikap
tentang PHBS di tatanan rumah tangga pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Tais
Kabupaten Seluma.
B. Pembahasan
Pada pembahasan akan di uraikan tentang makna hasil penelitian serta
membandingkannya dengan teori atau penelitian sebelumnya yang terkait, serta
mendiskusikan hasil yang telah diuraikan sesui dengan tujuan penelitian, maka
pembahasan hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui rerata pengetahuan dan sikap
ibu tentang PHBS di tatanan rumah tangga antara sebelum dan sesudah diberikan
edukasi menggunakan media group whatsapp pada ibu di wilayah kerja Puskesmas
Tais Kabupaten Seluma, hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata
pengetahuan dan sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma
tentang PHBS di tatanan rumah tangga menggunakan media group whatsaap.
a. Karakteristik Responden
Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden menunjukan bahwa hampir
seluruhnya (80,00%) berumur <37 tahun yaitu sebanyak 24 orang ibu, hal ini
sejalan dengan penelitian (Mulyani dan Subandi, 2017) di dapatkan sebagian besar
68,75% responden adalah berusia 20-35 tahun yaitu sebnyak 11 orang, berbeda
39
dengan penelitian Olsa, dkk (2017) didapatkan dari 232 responden sebagian besar
(63,45) responden berumur 30-39 tahun sebanyak 147 orang.
Hasil penelitian dari 138 responden di dapatkan responden lebih dari setengah
yaitu usia 15-35 tahun, 76 responden (55,1%), oleh sebab itu semakin cukup usia ,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Namun dalam memberikan respon setiap orang berbeda-beda karena
dipengaruhi faktor-faktor internal dan eksternal dari orang itu sendiri. Salah satu
faktor yang mempengaruhi orang tersebut untuk mengambil keputusan berperilaku
tertentu yaitu umur, semakin tinggi umur seseorang maka akan semakin matang
daya berfikirnya dan banyak berpengalaman untuk berperilaku, termasuk perilaku
kesehatan. Faktor usia yang lebih tua menyebabkan lebih sulit dalam meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat (Mulyani dan Andi, 2020).
Pada tingkat pendidikan responden didapatkan hasil bahwa dari 30 responden
yang diteliti sebagian besar (50,0%) adalah ibu dengan tingkat pendidikan SMA
sebanyak 15 orang. Hal ini sejalan dengan penelitian Olsa, (2017) yang
menyebutkan hasil penelitian yaitu pada tingkat pendidikan responden terbanyak
adalah SMA sebanyak (56,0%).
Pendidikan diperlukan untuk menunjang hidup seseorang dimana semakin tinggi
pendidikan semakin mudah menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan
dengan pengetahuan, semakin tinggi pendidikan seseorang,maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya, pendidikan sebagai suatu proses dalam
rangkaian mempengaruhi dan dengan demikian dapat diharapkan menimbulkan
perubahan pada dirinya, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula
menerima informasi kesehatan, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sesorang terhadap penerimaan informasi
kesehatan dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Nachrawy, dkk 2018).
b. Pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi
Hasil analisis pengetahuan sebelum diberikan media group whatsapp tentang
PHBS tatanan di rumah tangga pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Tais
Kabupaten Seluma yaitu sebagian kecil 5.43. sedangkan pengetahuan sesudah
diberikan intervensi dengan media group whatsapp yaitu sebagian kecil 8.90. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan meningkat sesudah diberikan media
group whatsapp tentang PHBS di tatanan rumah tangga, dilihat dari nilai mean
pengetahuan sesudah diberikan media group whatsapp tentang PHBS di tatanan
40
berarti ada pengaruh edukasi tentang rokok melalui media whatsapp terhadap
peningkatan sikap remaja tentang rokok di SMA Negeri 13 Medan.
d. Pengaruh penggunaan media group whatssapp terhadap pengetahuan dan sikap
tentang PHBS di tatanan rumah tangga pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Tais
Kabupaten Seluma.
Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai p-value = 0.000 ≤
0.05 yang berarti ada pengaruh penggunaan media group whatsapp terhadap
pengetahuan dan sikap ibu tentang PHBS di tatanan rumah tangga di wilayah kerja
Puskesmas Tais Kabupaten.
Promosi kesehatan yang diberikan melalui media group whatsapp dapat
memberikan pengaruh terhadap pengetahuan responden, dikarenakan informasi
atau pun materi yang diberikan oleh peneliti dalam group whatsapp yang telah
dibuat dapat ditangkap oleh responden karena padat dan jelas.
Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Ermitha dan Yuniarti, (2020)
menunjukan bahwa rerata pengetahuan ibu menyusui sebelum diberikan pendidikan
kesehatan dengan media whatsapp adalah 45,40 dengan nilai terendah pada saat
pretest 33 dan nilai tertinggi pretest adalah 93, sedangkan rerata pengetahuan ibu
menyusui setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media whatsapp adalah
87,87 dengan nilai terendah pada saat pretest 73 dan nilai tertinggi postets adalah
100 didapatkan nilai p=0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
melalui whatsapp.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Nehru, 2019), menunjukkan Peningkatan rata-
rata pengetahuan setelah diberikan intervensi melalui media sosial WhatsApp yaitu
dengan rata-rata skor pengetahuan 150,09 dengan p value 0,000 pada kelompok
intervensi yang diartikan bahwa ada pengaruh setelah diberikan edukasi melalui
Whatsapp. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan pada kelompok kontrol yaitu
134,57 dengan p value 0,004 yang diartikan bahwa terdapat perubahan setelah
diberikan link informasi. Sama halnya dengan penelitian (Aldo, 2019),
menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan siswa bahwa nilai rata-rata
pengetahuan siswa sebelum diberiperlakuan media whatsapp yaitu 5,95 dan setelah
diberi perlakuan dengan media whatsapp diperoleh 6,95 yang artinya ada
peningkatan pengetahuan siswa setelah diberi perlakuan dengan media whatsapp.
43
Media sosial merupakan salah satu media dimana para penggunanya dapat
mencari informasi, saling berkomunikasi dan menjalin pertemanan secara online
seperti diketahui ragam media social, yakni adalah facebook, twitter, line,
bbm,whatsapp, instagram, path, linkedin, snapchat dan beberapa media sosial yang
lain (Trisnani, 2017)
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian
media sosial group whatsapp berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan
sikap ibu tentang PHBS di tatanan rumah tangga.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneltian ini tentang pengaruh promosi kesehatan melalui media group
whatsapp terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang PHBS di tatanan rumah tangga
wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma masih memiliki keterbatasan
diantaranya:
1. Tidak ada Monev bahwa pesan yang diberikan telah dibaca.
2. Masih terdapat responden yang tidak membaca edukasi tentang PHBS
tatanan rumah tangga di group whatsapp tepat waktu sehingga peneliti
mengirim pesan secara pribadi untuk mengingatkan responden.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang pengaruh promosi kesehatan melalui media
group whatsapp terhadap pengetahuan dan sikap ibu ttentang PHBS di tatanan rumah
tangga wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma, maka dapat di ambil
kesimpulan bahwa:
1. Ibu berdasarkan kategori umur ibu hampir seluruh berumur <37 tahun, dan sebagian
besar pendidikan ibu adalah SMA.
2. Ibu di wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma sebelum diberikan promosi
kesehatan menggunakan media group whatsapp tentang PHBS di tatanan rumah
tangga sebagian besar pengetahuannya kurang, sesudah diberikan promosi kesehatan
menggunakan media group whatsapp tentang PHBS di tatanan rumah tangga hampir
seluruh pengetahuan ibu baik.
3. Ibu di wilayah kerja Puskesmas Tais Kabupaten Seluma sebelum diberikan promosi
kesehatan menggunakan media group whatsapp tentang PHBS di tatanan rumah
tangga hampir setengahnya sikap ibu kurang, sesudah diberikan promosi kesehatan
menggunakan media group whatsapp tentang PHBS di tatanan rumah tangga
sebagian besar sikap ibu baik.
4. Ada Perbedaan rerata peningkatan skor pengetahuan dan sikap ibu yang diberikan
edukasi tentang PHBS di tatanan rumah tangga sebelum dan sesudah diberikan
media group whatsapp.
B. Saran
1. Bagi jurusan Promosi Kesehatan
Sebagai instansi pendidikan di bidang kesehatan diharapkan dapat mengembangkan
media group whatsapp dalam pemberian informasi kepada ibu mengenai PHBS atau
materi lainnya dan media ini dapat digunakan pada kegiatan penyuluhan atau
pengabdian masyarakat.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Sebagai media promosi kesehatan untuk menambah informasi tentang PHBS di
tatanan rumah tangga agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu.
44
45
Afifah, N., Ningrum, P., Pramonojati, T. (2019). Pengaruh Penggunaan Aplikasi Whatsapp
Terhadap Efektivitas Komunikasi Organisasi Di Lingkungan Pegawai Dinas
Pariwisata Diy The Effect Of Whatsapp Use For The Effectiveness Of Organizational
Communication In Yogyakarta Special Region Tourism Authority Staff. Bandung : e-
Proceeding of management Vol.6 No.1
Al gafi, W. 2019. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Whatsapp dan Booklet Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Siswa Tentang Rokok di SMA Negeri 13. Medan : Jurnal
Muara Sains, Teknologi Kedokteran dan ilmu Kesehatan.
Arifianto, J. 2017. Komunikasi Di Era Digital. Jakarta: Aswaja Persindo.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2016. Penetrasi dan Perilaku
Pengguna Internet Indonesia. Jakarta: APJII.
Bella A. 2018. Hubungan Sikap dan Motivasi Dngan Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukit
Tinggi Tahun 2018. Padang : Stikes Perintis Padang.
Carolina, et al. 2016. Hubungan tingkat pengetahuan dan sumber informasi dengan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) pada keluarga di wilayah kerja
pustu pahandut seberang kota palangka raya tahun 2016. EnviroScienteae vol 12 (3)
: 330 – 337
Dahlan, Sopiyudin. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Edisi 6. Jakarta,
Salemba Medika.
Damayanti, R, Zahroh, S. 2017. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang PHBS
Tatanan Rumah Tangga (ASI Eksklsif) Di Kabupaten Sambas Mealui Media Leaflet
Berbahasa Daerah. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
Dinkes Kabupaten Seluma.2020. Profil Kesehatan Kabupaten seluma Tahun 2020. Bengkulu.
Dinkes Kota Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2017. Bengkulu.
Effendi. 2003. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Ekadinata, N., & Widyandana, D. 2017. Promosi Kesehatan menggunakan gambar dan teks
dalam aplikasi Whatsapp pada kader posbindu. Berita Kedokteran Masyarakat.
Ermitha,Yuniarti. 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet dan
Whatsapp Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Menyusui. Mahakam Midwifery
Journal
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hootsuite and We Are Social. 2018. Digital in 2019: Essential Insights Into Internet, Social
Media, Mobile, and E-Commerce Use Around The World.
46
Kemenkes RI. 2016. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Diakses dari Promkes. Kemenkes.go.id
Kemenkes RI. 2018. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Diakses dari Promkes. Kemenkes.go.id
Layya, Imran. 2016. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dalam Tatanan Rumah
Tangga Berbasis Kerusakan Akibat Tsunami Di Wilayah Kota Banda. Banda Aceh :
Fakultas Universitas Syiah Kuala
Lubis, E. E. 2017. Penggunaan Media Online Whatsapp dalam Aktivitas Komunitas ODOJ
dalam Meningkatkan Minat Tilawah ODOJER di Kota Pekanbaru. Pekanbaru : JOM
Fisip Vol 2 No.1
Maryunani. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : CV. Trans Info Media
Nachrawy, Edwin A. 2018. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat di Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo Kabupaten
Halmahera Barat. Fakultas Kedokteran Universitas Khairun.
Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan.
Bandung : Alfabeta
Notoatmodjo S 2007. pendidikan dan perilaku kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2012. Metode Penelitian Kesehatan (Revisi 2). Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, Hartati. 2019. Pengaruh Edukasi Menstruasi Melalui WhatsApp Terhadap Self
Care Disminore Pada Remaja Putri SMA Di Kota Bengkulu. Bengkulu : journal of
Nursing and Public Health.
Olsa, Edwin. 2017. Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada
Anak Baru Sekolah Dasar di Kecamatan Nanggalo. Jurnal Fk UNAND: Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Promkes. 2016. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
http://promkes.depkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-disekolah.
47
Proverawati, A. 2016. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Cetakan Kedua.Yogyakarta: Nuha
Medika
48
L
N
Lampiran 1
ORGANISASI PENELITIAN
A. Pembimbing
NIP : 196301031983121002
Jabatan : Pembimbing I
NIP : 197410091999032004
Jabatan : Pembimbing II
B. Peneliti
NIM : P05170017048
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Detri Yunita
NIM : P05170017 048
Prodi : Sarjana Terapan Promosi Kesehatan
Dengan hormat saya memberitahukan bahwa pada saat ini saya sedang menyelesaikan
skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan (Str) Program
Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan judul “Pengaruh Promosi
Kesehatan Melalui media group whatsapp Terhadap Pengetahuan dan sikap ibu tentang
PHBS di tatanan rumah tangga wilayah kerja puskesmas Tais Kabupaten Seluma”.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang penting untuk disampaikan:
1. Mohon saudara berkenan menjawab atau mengisi kuesioner ini secara lengkap sesuai
dengan keadaan saudara yang sebenarnya.
2. Kuesioner ini digunakan untuk melengkapi data penelitian dan kesediaan saudara
dalam mengisi Kuesioner ini merupakan bantuan yang sangat berharga bagi saya
secara pribadi.
3. Pengisian Kuesioner ini tidak ada kaitannya dengan nama baik dan prestasi saudara.
4. Hasil isian Kuesioner saudara akan terjaga kerahasiaannya.
Atas bantuan dan kesediaan saudara untuk menjawab Kuesioner ini secara jujur dan apa
adanya, saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Detri Yunita
NIM. P05170017048
Lampiran 3
Nama :
Usia :
Setelah membaca penjelasan yang diberikan oleh peneliti, saya bersedia ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa DIV Promosi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan judul “Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui media
group whatsapp Terhadap Pengetahuan dan sikap ibu tentang PHBS di tatanan rumah tangga
Saya menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara sukarela dan
tidak akan merugikan saya. Saya menyadari bahwa segala informasi pada penelitian ini adalah
rahasia dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian. Dengan demikian saya bersedia menjadi
responden penelitian.
(………………………………)
Responden
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
a. Dokter umum
c. Bidan
d. Dukun beranak
a. 1 bulan
b. 4 bulan
c. 6 bulan
d. 8 bulan
a. 1 bulan sekali
b. 2 bulan sekali
c. 3 bulan sekali
d. 6 bulan sekali
4. Syarat-syarat air bersih adalah?
a. Tidak berasa
b. Tidak bewarna
a. Air bersih
d. Air sabun
6. Salah satu syarat jamban sehat adalah tidak mencemari sumber air, jarak sumber air dengan
septic tank sebaiknya adalah?
a. Minimal 1 meter
b. minimal 3 meter
c. minimal 5 meter
d. minimal 10 meter
7. Salah satu memberantas nyamuk adalah 3M plus, yang dimaksud 3M plus adalah?
a. 5 menit sehari
b. 30 menit sehari
c. 10 menit sehari
d. 30 menit seminggu
a. Di luar rumah
b. Di dalam kamar
c. Di dalam rumah
d. Dimana saja
Hari Ke-1
Hari Ke-5
Pemberian edukasi tentang
Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun dan
Menggunakan jamban sehat
Hari Ke-6
Pemberian edukasi tentang
Memberantas jentik nyamuk
dirumah, Makan buah dan
sayur setiap hari
Hari Ke-7
pemberian edukasi tentang
Melakukan aktivitas fisik
setiap hari, Tidak merokok di
dalam rumah
HASIL INTERVENSI