Guratan halus di wajah mu terlukis jelas dimakan usia, namun api semangat
senantiasa berkobar menggapai asa dihiasi senyum mawar mu itu.
Ibu....
Engkaulah matahari jiwaku
Sinarmu menerangi tiada henti
Sesekali redup dilintasi kabut
Namun sesaat kembali benderang
Sangat terang memutih
Ibu....
Engkaulah salju
Yang tak pernah cair terbakar api..
Dingin mu putih
Dibgin mu jernih
Dingin mu mampu meredam murka angkara
Ibu...engkau salju di kalbu
Jakarta, 12.12 22
Nur Inayati Fauziyah