Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321706099

EVALUASI SIFAT FISIK DAN KIMIA GLUKOMANAN DARI ILES-ILES


(Amorphophallus oncophillus) Physical and Chemical Chacteristic of
Glucomannan Modified on Iles-Iles Flour

Article · August 2015

CITATIONS READS

0 7,249

2 authors, including:

Agus Suyanto
University of Muhammadiyah of Semarang
29 PUBLICATIONS   93 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

food toxicology from fish View project

heavy metal in food View project

All content following this page was uploaded by Agus Suyanto on 09 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EVALUASI SIFAT FISIK
DAN KIMIA GLUKOMANAN MODIFIKASI
TEPUNG ILES-ILES (Amorphophallus oncophillus)
Physical and Chemical Chacteristic of Glucomannan Modified on Iles-Iles Flour

Agus Suyanto1 dan Joko Teguh Isworo2


1
Prodi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Prodi Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang

Ringkasan
Tanaman Iles-Iles (Amorphallus oncophyllus) yang tersedia melimpah di Indonesia, selama ini kurang
bernilai ekonomis karena dijual dalam bentuk umbi segar atau produk antara yaitu tepung dengan kualitas yang
rendah. Dengan potensi pemanfaatan yang besar baik dalam industri pangan maupun non pangan diharapkan
dapat ditingkatkan nilainya (value added product) sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Manfaat
tepung glukomannan sangat banyak antara lain sebagai bahan pengental dalam industri pangan yang bermanfaat
mencegah kegemukan (obesitas) karena kemampuannya menyerap air lebih banyak sebagai serat pangan. Umbi
Iles-iles diperoleh dari daerah hutan Kabupaten Kendal. Rendemen tepung Iles-iles adalah 28,0 % dari berat
basah dan 66,4% dari berat kering. Hasil ekstraksi glukomannan modifikasi dari Tepung Iles-Iles dengan enzim
menghasil kadar glukomanan paling tinggi yaitu 3,92%, diikuti kontrol 2,45%, dan modifikasi asam 2,17%. Kadar
serat pangan tertinggi glukomannan modifikasi dengan enzim α amilase sebesar 2,28%, kemudian kontrol 1,95%,
dan terendah perlakuan penambahan asam 1,91%. Glukomannan modifikasi dengan enzim dari tanaman Iles-iles
memberikan nilai fisik dan kimia lebih baik, sedang modifikasi dengan asam kurang baik dibandingkan dengan
kontrol.

Kata Kunci : Glukomanan modifikasi, sifat fisik, sifat kimia, Iles-iles

I. PENDAHULUAN sebagai bahan pengental atau pembentuk makanan


juga bernilai gizi tinggi dan pemanfaatan di bidang
Tanaman Iles-iles tergolong pada marga industri lainnya telah mendorong berbagai pihak
Amorphophallus suku talas-talasan (Araceae). Iles- untuk mengembangkan budidaya dan
iles sudah dikenal luas di masyarakat karena banyak pemanfaatannya. Tanaman iles-iles memiliki nilai
tumbuh liar di semak-semak, lereng gunung atau di ekonomi tinggi, baik untuk kepentingan industri
hutan. Tanaman iles-iles memiliki nama daerah dalam negeri maupun permintaan ekspor diantaranya
berbeda-beda seperti umbi porang (Sunda) atau ke Cina, Jepang, Eropa dan Australia. Khususnya
suweg (Jawa). Masyarakat biasa mengkonsumsi negara Jepang glukomannan dari iles-iles menjadi
sebagai makanan kudapan setelah merendamnya bahan baku untuk makanan tradisional yang dikenal
untuk menghilangkan rasa gatal karena kandungan dengan nama Tahu konjaku dan Mie shiritaki yang
kalsium oksalatnya yang tinggi. Sebagainnya kini sudah banyak ditemui makanan tersebut di
memanfaatkan iles-iles dengan menjualnya dalam swalayan-swalayan Indonesia yang diimpor langsung
bentuk umbi segar di pasar dengan harga yang dari Jepang.
murah, namun ada juga yang menjualnya dalam Umbi segar iles-iles setelah dikeringnya
bentuk produk antara dalam bentuk gaplek atau mengandung 13% materi kering yang terdiri dari
tepung. 70% glukomanan dan 30% sisanya adalah pati.
Besarnya manfaat dari tanaman umbi iles- Tingginya kandungan glucomanan dari iles-iles
iles karena kandungan glukomannan yang tinggi menjadikan bahan pangan bernilai fungsional

1
terhadap kesehatan untuk menurunkan obesitas. cara menggilingnya menggunakan multimill yang
Melalui mekanisme penyerapan air hingga 200 kali hasilnya kemudian diayak dengan ayakan bertingkat
volume glukomanan maka konsumsi glukomanan dimana tepung yang dapat melewati ukuran saringan
memberikan rasa kenyang. Glukomanan merupakan 0,212mm tetapi tertahan pada ukuran 0,18mm. Cara
senyawa polisakarida yang mempunyai sifat lain adalah dengan menggunakan pemisahan sistem
istimewa diantaranya adalah membentuk massa blower, dimana kecepatan angin yang digunakan
kental yang lekat dalam air dingin, kemampuan adalah 3,75m/detik (BBIHP, 2001).Cara kimia
membentuk lapisan tipis (film) yang mempunyai sifat dilakukan dengan melarutkan tepung iles-iles
tembus pandang (transparan), elastis kuat, serta dapat ditambahkan dengan air yang dipanaskan sekitar
melarut kembali bila dilarutkan dalam air. 45°C yang kemudian ditambahkan etanol dan
Glukomanan juga memiliki daya dipisahkan endapan yang dihasilkannya. Endapan
mengembang yang besar, dapat membentuk gel, kemudian dikeringan pada suhu 35°C.
dapat membentuk lapisan tipis yang kedap air dengan Umbi iles-iles jarang dikonsumsi langsung
gliserin serta mempunyai sifat dapat mencair seperti karena mengandung kristal kalsium oksalat yang
agar, sehingga bisa digunakan untuk media menyebabkan rasa gatal, sehingga sering dibuat
pertumbuhan mikroorganisme. Pemanfataan gaplek atau tepung. Tepung mannan dari umbi iles-
glukomannan tidak terbatas sebagai bahan baku iles mempunyai kandungan glukomannan yang
industri pangan, tetapi juga banyak digunakan dalam tinggi diantaranya adalah iles-iles kuning
industri non pangan, sebagai bahan baku kertas, (Amorphophallus oncophyllus Pr) yaitu sekitar 55
tekstil, perekat, pita seluloid, cat, bahan negatif film, persen (basis kering) dan iles-iles putih
kosmetik dan juga pembersih (Nunung Harijati dkk, (Amorphophallus variabilis Bl) dengan kandungan
2010). glukomannan sekitar 44 persen (basis kering).
Suatu kajian diperlukan untuk meningkatkan Manfaat tepung mannan sangat banyak
mutu fisik dan kimia dari tepung glukomanan dengan antara lain sebagai bahan pengental dalam industri
perlakuan tertentu untuk memodifikasi mutu yang pangan, sebagai bahan baku dalam industri kertas,
diperlukan. Glukomanan modifikasi yaitu sebagai pengikat dalam pembuatan tablet, sebagai
memberikan perlakuan tertentu dengan tujuan untuk media pertumbuhan mikroba pengganti agar dan
menghasilkan sifat yang lebih baik untuk masih banyak penggunaan lainnya di berbagai
memperbaiki sifat sebelumnya dengan perlakuan industri.
seperti dalam Pati modifikasi mencakup penggunaan Berdasarkan uraian di atas untuk
panas, asam, alkali, zat pengoksidasi atau bahan meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi serta
kimia lainnya yang akan menghasilkan gugus kimia kemudahannya pemanfaatannya secara tepat guna
baru dan atau perubahan bentuk, ukuran serta struktur bagi masyarakat umbi iles-iles dapat diolah menjadi
molekulnya. bentuk lain berupa tepung glukomannan modifikasi.
Pengolahan umbi iles-iles menjadi tepung dapat Hidrolisis glukomannan dengan
dilakukan dengan cara mengiris-iris dengan ketebalan menggunakan enzim dapat memecah glukomannan
setengah sentimeter. Pengirisan yang terlalu tipis menjadi unit-unit yang lebih kecil yaitu dengan
akan menyebabkan umbi lengket sedangkat jika jika memotong ikatan-ikatan glikosidiknya. Salah satu
terlalu tebal proses pengeringannya berjalan lambat. enzim yang dapat memotong ikatan tersebut adalah
Gaplek iles-iles yang sudah kering kemudian digiling enzim α - amilase. Enzim α - amilase (α - 1,4
menjadi tepung iles-iles yang kemudian dipisahkan glukanhidrolase atau EC 3.2.1.1) terdapat pada
tepung glukomannannya dengan mengandalkan tanaman, jaringan mamalia, jaringan mikroba. Alfa
perbedaan partikelnya (Murtinah, 1977). amylase murni dapat diperoleh dari berbagai sumber,
Glukomannan dapat diperoleh dari umbi misalnya dari malt (barley), air berbagai sumber,
iles-iles dengan cara mekanis atau kimia. Cara misalnya dari malt (barley), air liur manusia dan
mekanis yang dilakukan oleh BBIHP adalah dengan

2
pankreas. Dapat juga diisolasi dari Aspergillus oryzae Tepung mannan yang dihasilkan dalam
dan Bacillus subtilis (Reilly, 1985). penelitian diukur rendemennya. Rendemen tepung
mannan dihitung berdasarkan perbedaan berat antara
II. METODOLOGI tepung mannan yang diperoleh dengan bahan mentah
umbi yang digunakan.
Bahan Umbi Iles-iles dari hutan Kendal.
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Warna tepung glukomannan
Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Pengukuran warna tepung mannan dilakukan
Semarang. Target dan keberhasilan indikator dengan menggunakan alat “Color Difference
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Rencana Computer” Model ND-504 DE. Pada alat ini terukur
pelaksanaan penelitian menggunakan alokasi waktu nilai L, a dan b. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai
8 (delapan) bulan. L, a dan b sehingga derajat putih dapat dihitung

A. Pembuatan tepung Glukomannan (Widyotomo, Kekentalan (viskositas) glukomannan


2002) Sebanyak dua gram contoh tepung mannan
Penepungan iles-iles dilakukan mulai dari ditambah 10 ml aquades pada suhu ruang kemudian
pengirisan, perendaman larutan garam, pengeringan, diaduk sampai merata dan ditambah 90 ml air
penggilingan dan pengayakan. Pengirisan dengan mendidih. Campuran dibiarkan dalam penangas air
ketebalan 5 mm untuk mempercepat pengeringan, selama 1 menit selanjutnya didinginkan sampai suhu
perendaman dalam larutan garam 5 persen untuk ruang (28,5 oC).
mencegah pencoklatan (browning) dan penyerapan Pengukuran kekentalan dilakukan dengan
kalsium oksalat, pengeringan dengan pengeringan menggunakan alat Viscometer Model BM, buatan
mekanis hingga kadar air 12%, penggilingan atau Tokyo Keiko Co., Ltd. Alat ini dapat mengukur
penepungan menggunakan mesin penggiling, dan kekentalan sampai batas maksimum 100 000 cP.
terakhir pengayakan menggunakan ukuran 80 mesh. Kekentalan larutan tepung mannan diukur dengan
Modifikasi dengan asam dilakukan menggunakan rotor nomer 1 dan kecepatan putaran
menggunakan asam klorida, yaitu melarutkan tepung 30 rpm. Dengan mengalikan skala yang berbaca
Iles-iles dalam larutan asam klorida pada suhu 37 oC dengan faktor konversi maka diperoleh nilai
dan dipanaskan, dilanjutkan dengan esktraksi dengan kekentalan dalam centipoise.
ethanol 80 persen dan dilakukan pemusingan untuk
memisahkan glukomannan yang telah termodifikasi Penyerapan Air
dari bagian cairan. Endapan glukomannan kemudian Pengukuran penyerapan air dengan
dicuci dengan air sampai bebas ion klorida dan menggunakan cara Sathe dan Salunkhe (1981). Satu
dikeringkan sampai kadar air 10 persen. gram contoh tepung mannan dicampur dengan 10 ml
Modifikasi enzimatis dilakukan aquades selama 10 detik dan dibiarkan pada suhu
menggunakan enzim alfa-amilase, yaitu mencampur ruang (28,5 oC) selama 30 menit. Selanjutnya
tepung Iles-iles yang telah dipanaskan 37 oC disentrifuse pada kecepatan 5000 G selama 30 menit.
kemudian ditambah buffer posfat pH 6,9, lalu Filtrat yang diperlukan ditimbang dan penyerapan air
ditambah larutan enzim alfa-amilase. Selanjutnya dihitung dengan rumus berikut (densitas air
campuran dipanaskan dan ditambah etanol 80 persen. diasumsikan sama dengan 1 gr/ml)
Campuran kemudian disentrifusi dan endapan
mannan yang diperoleh dipisahkan, dicuci dan Gelatinisasi
dikeringkan sampai kadar air 10 persen. Perilaku Lengket dari suspensi glukomannan
diukur menggunakan Brabender Amylograph (model
Rendemen Tepung Iles-iles VS-5) dengan sensitifitas 500 cmg.
Pengoperasiannya dilakukan pada kecepatan 75 rpm,

3
dan temperatur meningkat dari 50ºC hingga 95º Gravimetrik ini, antara lain kertas saring, neraca
dengan kecepatan peningkatan 1.5ºC/min, dan analitik, oven, sudip, erlenmeyer, aluminium foil,
dipertahankan selama 95ºC selama 10 menit, pipet Mohr, pipet tetes, penangas air (waterbath),
diturunkan kembali menjadi 50ºC pada kecepatan pipet mikro, pHmeter, gelas piala, penyaring vakum
penurunan yang sama dan dipertahankan selama 30 (Buchner), dan tanur. Bahan-bahan yang diperlukan,
menit. yaitu pati alami (kontrol), pati Iles-iles modifikasi,
larutan bufer fosfat 0.08 M pH 6.0, termamyl
Volume mengembang (liquid), NaOH 0.275 N, protease (50 mg protease/ml
Volume mengembang ditentukan dengan bufer fosfat), HCl 0.325 N, amiloglukosidase
menimbang 0.5 g tepung glukomannan kedalam 50 (AMG), etanol 78% dan 95%, serta aseton.
ml tabung sentrifugasi dan kemudian ditambahkan 45
ml air destilasi. Sampel dibiarkan pada suhu 25ºC IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
selama 5 menit, kemudian dipanaskan selama 30 Penelitian ini dimulai dari mencari bahan
menit pada temperatur tertentu (55-95ºC) pada Umbi Iles-Iles di daerah pinggiran hutan yaitu di
kondisi pengadukan. Sampel kemudian didinginkan Hutan Kabupaten Kendal, karena tanaman ini
hingga temperatur ruangan dan disentrifus pada 1000 tergolong tanaman liar yang tumbuh di hutan.
g selama 15 menit. Ketinggian dari gel diukur dan Tanaman ini tergolong langka di daerah yang bukan
dikonversi ke volume dari gel per unit berat dari kawasan hutan, namun melimpah di kawasan hutan.
sampel. Karena tergolong tanaman musiman maka petani
memanennya pada musim-musim tertentu.
Kadar Mannan (Mannosa Phenylhydrazone Setelah mendapatkan umbi Iles-iles tahap selanjutnya
Method) dari penelitian ini adalah pembuatan gaplek Iles-iles
Kadar mannan dihitung berdasarkan dengan cara membuat irisan tipis-tipis dan
kandungan mannosa yang terbentuk menurut cara mengeringkannya dengan sinar matahari dan
yang dilakukan oleh Ohtsuki (1968). Satu gram dilanjutkan dengan pengeringan oven suhu 80 oC
cuplikan umbi iles-iles ditimbang denga tepat dan sampai kering. Tahap berikutnya gaplek Iles-iles
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya dibuat menjadi tepung Iles-Iles dengan cara digiling
ditambahkan ke dalam erlenmeyer tersebut 50 ml dengan mesin penepungan dan diayak dengan ayakan
HCl 2 %. Pada erlenmeyer dipasang pendingin balik 80 Mesh. Rendemen tepung Iles-iles adalah 28,0 %
dan dididihkan selama tiga jam kemudian dari berat basah dan 66,4% dari berat kering.
didinginkan dan disaring. Filtrat dinetralkan dengan Tepung umbi Iles-Iles sebelum diekstrak
NaOH dan ditambah arang aktif, lalu disaring lagi. mannannya terlebih dahulu dianalis proksimatnya
Filtrat didestilasi sampai volume 10 ml. Ke dalam sebagai acuan dasar untuk membandingkan dengan
filtrat tersebut ditambahkan 0.4 gram referensi dan memudahkan dalam analisis berikutnya
phenylhydrazine hidrokhlorida dan 0.65 gram Na- utamanya dalam pembahasan hasil penelitian.
asetat dalam 5 ml aquades. Campuran disimpan Analisis Proksimat Iles-Iles meliputi kadar
dalam lemari es selama 24 jam. Kristal mannose kabohidrat, protein, lemak, serat, abu, kalsium
phenylhydrazine disaring lalu ditimbang. Kadar oksalat.
mannan dihitung dengan
rumus berikut:

Pengukuran Kadar Serat Pangan Metode


Enzimatik-Gravimetrik
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
Pengukuran Kadar Serat Pangan Metode Enzimatik-

4
Tabel 1 Analisis Proksimat Tepung Iles-iles Menurut Sumarwoto (2005), disamping
Analisis Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata terdapat pada umbi-umbian seperti umbi
Air (%) 10,6064 10,6301 10,61825 Amorphophallus spp., Glukomannan juga terdapat
Karbohidrat (%) 77,9937 77,9353 77,9645 pada beberapa jenis anggota Orchidaceae dan
Protein (%) 5,7725 5,6728 5,72265 tanaman berkayu (pepohonan) Gymnospermae.
Lemak (%) 1,1663 1,0716 1,11895 Glukomannan merupakan polisakarida utama berupa
Serat kasar (%) 1,5547 1,5789 1,5668 fraksi hemisellulosa komponen sel Gymnospermae,
Abu (%) 2,9064 3,1113 3,00885 terdapat antara 3-12%. Pada tanaman berkayu
Kalsium Oksalat (%) 18,8658 18,9242 18,895 Angiospermae, sekitar 3-5% glukomannan terdapat
Energi (Kal/100gr) 335,4792 333,9716 334,7254 sebagai material matriks dinding sel yang berasosiasi
dengan selulosa dan xylan.

Kandungan karbohidrat yang tinggi (77,9%) Tabel 2. Ekstraksi glukomannan dari Iles-iles
dari tepung iles-iles, demikian juga protein (5,7%), Kadar glukomanan (%)
lemak (1,1%), serat (1,5%), abu 3,0%), dan kalori per Perlakuan U1 U2 Rata-rata
100 gram bahan sebanyak 334,7 Kalori, menjadikan Kontrol 2,1731 2,7229 2,448
iles-iles bisa menjadi pangan potensial yang dapat Penambahan asam 2,1765 2,1569 2,1667
menjadi alternatif pangan pokok disamping beras. (HCl 1%)
Kandungan kalsium oksalat yang masih tinggi yaitu Penambahan enzim 3,9083 3,9279 3,9181
18,9% yang merupakan zat racun yang memberikan (α Amilase 1%)
rasa gatal dapat dihilangkan dengan perendaman
larutan garam pada kondisi umbi basah setelah diiris Tinggi rendahnya rendemen tepung
tipis-tipis. Kadar abu dalam bahan menunjukkan glukomannan dan kadar glukomannan pada tanaman
kandungan mineral yang terdapat pada bahan. iles-iles dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
Menurut Depkes (DKBM, 1981), kandungan mineral lain: jenis tanaman, perlakuan pendahuluan menjelang
pada Iles-iles terdiri dari kalsium 41,5 mg, pospor 46 pengeringan, umur panen, bagian-bagian yang
mg, dan besi 1,3 mg per 100 gram bahan. digiling, alat yang digunakan, kecepatan putaran alat
Ekstraksi glukomanan dari tepung Iles-Iles penggiling dan ulangan waktu penggilingan
dapat dilakukan dengan cara basah dan cara kering. (Sumarwoto, 2004).
Ekstraksi glukomanan cara kering dilakukan dengan
membuat tepung Iles-iles terlebih dahulu (Whistler Tabel 3. Kadar serat pangan glukomannan
and Richards, 1970). Tepung Iles-Iles terlebih dahulu Kadar serat pangan (%)
dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 : 25. Perlakuan U1 U2 Rata-rata
Glukomannan yang bersifat larut dalam air akan Kontrol 1,9833 1,9103 1,9468
terpisah dari pati, dimana pati akan mengendap Penambahan asam 1,8757 1,9526
sedangkan mannan terdispersi dalam larutan. Setelah (HCl 1%) 1,91415
diendapkan selama 24 jam pati akan mengendap Penambahan 2,2266 2,3313
selanjutnya didekantir (endap uapkan), sehingga akan enzim (α Amilase
terpisah komponen pati dan filtrat yang mengandung 7%) 2,27895
glukomannan. Ekstraksi mannan dengan
menggunakan alkohol absolut dengan perbandingan Serat Pangan (dietary fiber), merupakan
1 : 1,5, selanjutnya pemisahan mannan dilakukan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan
dengan sentifuse kecepatan 1000 rpm selama 10 tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat
menit. Hasil sentrifuse mannan akan mengendap resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan
selanjutnya dikeringkan dengan pengeringan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi
menggunakan water bath atau oven vacum. sebagian atau keseluruhan di usus besar. Hasil

5
analisis serat pangan pada glukomannan dari dalam air. Viskositas glukomannan lebih tinggi
tanaman iles-iles menunjukkan bahwa serta pangan daripada bahan pengental alami lainnya dan stabil
tertinggi pada perlakuan dengan penambahan enzim terhadap asam, tidak ada pengendapan walaupun pH
α amilase sebesar 2,27895%, kemudian kontrol diturunkan dibawah 3,3. Larutan glukomannan tahan
1,9468%, dan terendah perlakuan penambahan asam terhadap garam walau pada konsentrasi yang tinggi
1,91415%. (Johnson, 2007).
Serat pangan memiliki banyak manfaat
(www.id.Wikipedia.org/ serat_pangan), yaitu : 1) V. KESIMPULAN DAN SARAN
Memperbesar volume makanan tanpa meningkatkan
kandungan kalori serta menimbulkan rasa kenyang, 1. Iles-iles sebagai tanaman liar yang tumbuh di
2) Menyerap air dan membentuk gel kental selama hutan memiliki potensi besar untuk
proses pencernaan, memperlambat pengosongan dikembangkan sebagai alternatif diversifikasi
perut dan waktu transit pencernaan, melindungi pangan pokok selain beras karena kandungan
karbohidrat dari enzim pencernaan, dan zat gizi yang tinggi terutama karbohidrat (77%).
memperlambat penyerapan glukosa, 3) Meurunkan Rendemen tepung Iles-iles adalah 28,0 % dari
kadar kolesterol secara total dan kadar LDL, 4) berat basah dan 66,4% dari berat kering.
Mengatur gula darah, 5) Memperlancar jalannya 2. Kadar glukomannan Modifikasi dengan enzim
makanan dalam sistem pencernaan, 6) Menambah memberikan kadar mannan lebih tinggi
massa ukuran tinja, 7) Menyeimbangkan pH dibanding yang lain, yaitu 3,92% diikuti
pencernaan dan merangsang fermentasi pencernaan kontrol 2,46%, dan modifikasi asam 2,17%.
untuk memproduksi asam lemak yang lebih 3. Kadar serat pangan tertinggi glukomannan
sederhana. modifikasi dengan enzim α amilase sebesar
Glukomanan sebagai bahan pangan 2,28%, kemudian kontrol 1,95%, dan terendah
memberikan manfaat bagi kesehatan diantaranya perlakuan penambahan asam 1,91%.
efektif menurunkan kadar kolesterol melalui 4. Glukomannan modifikasi dengan enzim dari
mekanisme efek rasa kenyang lebih lama oleh peran tanaman Iles-iles memberikan nilai fisik dan
serat pangan yang terdapat pada glukomanan. kimia lebih baik, sedang modifikasi dengan
Kombinasi glukomanan dengan sterol tanaman asam kurang baik dibandingkan dengan kontrol.
memperbaiki konsentrasi plasma kolesterol LDL.
Makanan yang tinggi kandungan glukomanan DAFTAR PUSTAKA
memperbaiki kontrol glisemik dan profil lemak Anonimus. 2006. Iles-iles dan Hasil Olahannya.
(Vuksan, et al, 2000). Ebookpangan.com
Arifin, M.A. 2001. Pengeringan Keripik Umbi Iles-
Mutu tepung sangat dipengaruhi oleh warna iles secara Mekanik untuk Meningkatkan
tepung yang dihasilkan. Derajat warna keputihan Mutu Keripik Iles. [Tesis]. Bogor: Teknologi
tepung glukomannan dipengaruhi oleh kadar pati, Pasca Panen. PPS IPB.
kalsium oksalat, dan suhu. Warna tepung Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
glukomannan yang dihasilkan biasanya kuning Muwarni, I.A. 1989. Sifat Fisiko Kimia Pati Jagung
kecoklatan. Pencoklatan ini disebabkan oleh reaksi Termodifikasi. Skripsi. Fateta IPB. Bogor.
antara gugus karboksil pada gula reduksi dengan Nunung Harijati, Rodliyati Azrianingsih, Sri
gugus amin pada asam amino (Winarno, 1988). Widyarti. 2010. Eksplorasi Amorphophallus
Rendemen tepung glukomannan terhadap keripik sp endemik Jawa Timur yang tinggi
dipengaruhi oleh umur tanaman dan perlakuan glukomanan dan rendah alergenitasnya,
pendahuluan (Suhirman et al., 1995). Publikasi Nasional 2010 Jurusan iologi,
Glukomannan dapat larut dalam air dan Universitas Brawijaya Malang
dapat menyerap 100 kali dari volumenya sendiri (http://biologi.ub.ac.id/?page_id=646)

6
Sudarmadji SB, Haryono dan Suhardi. 1997.
Prosedur analisis untuk bahan makanan dan
hasil pertanian edisi IV. Liberti, Yogyakarta.
Suhirman, S., S. Yuliani, E. Imanuel,
dan M.P. Laksmanahardja. 1995. Penelitian
pengolahan lanjut dan penganekaragaman
hasil tanaman Iles-iles. Laporan Hasil
Penelitian Tanaman Industri. BALITRO.
Bogor. 62-69 hal.
Sumarwoto. 2004. Beberapa Aspek Agronomi
Iles-iles (Amorphophallus muelleri
Blume). Disertasi. Fakultas Pascasarjana
IPB. Bogor.
Sumarwoto. 2005. Iles-iles (Amorphophallus
muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat
Lainnya. Jurnal Biodiveritas Universitas
Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”
Yogyakarta. volume 6 nomer 3
Sutrisno Koswara. 2009. Teknologi Modifikasi Pati.
EBook pangan.com
Whistler. R. L. and Richards. E.L, (1970),
Hemicelluloses, dalam Pigman, W.D. The
carbohydrates, Chemistry and Biochemistry,
2nd ed. Vol. 2, Academic Press. New York.
Widyotomo Sukrisno. 2002. Pengaruh Proses
Penggilingan terhadap Perubahan Partikel
Tepung Iles-Iles.
Winarno, F. G. 1983. Enzim Pangan. PT Gramedia,
Jakarta.
_______ 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Wirakartakusumah, M.A., Rizal Syarief, Dahrul
Syah. 1989. Pemanfaatan Teknologi Pangan
Dalam Pengolahan Singkong. Buletin
Pusbangtepa, 7 : 18. IPB. Bogor.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai