Anda di halaman 1dari 16

1.5.

Nilai – Nilai Dasar PNS


1.5.1. Akuntabilitas
1.5.1.1. Apa yang dimaksud dengan akuntabilitas
` Akuntabilitas mengacu pada harapan bahwa keputusan atau
tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan hasil
evaluasinya dapat berupa penghargaan atau hukuman. Seorang ASN
dapat dikatakan akuntabel apabila mampu mengatasi masalah masalah
seperti transparansi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan
sumber daya milik Negara dan konflik kepentingan, mampu dalam
artian mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.

1.5.1.2. Konsep akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,


kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah yang dimaksud adalah amanah sebagai
seorang ASN dalam menjamin terwujudnya nilai-nilai publik
1.5.1.3. Pentingnya akuntabilitas
Seorang ASN perlu merubah citranya menjadi pelayan
masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai akuntabilitas untuk
membentuk sikap, dan perilaku ASN dengan mengedepankan
kepentingan publik, imparsial, dan berintegritas. Menurut Bovens,
2007, akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu : 1.
Menyediakan kontrol demokratis; 2. Mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan; 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
1.5.1.4. Tingkatan akuntabilitas
Akuntabilitas dibagi menjadi 5 tingkatan yang berbeda
yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu,
akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi dan
akuntabilitas stakeholder.
1.5.1.5. Nilai-nilai dasar akuntabilitas
Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas memiliki nilai-
nilai dasar diantaranya kepemimpinan, transparansi, integritas,
tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan dan konsistensi.
1.6. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Adapun pengertian dari
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila.
1.6.1. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
Peraturan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik di atur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Kebijakan publik yang di maksud adalah
segala hal yang merupakan tindakan pemerintah maupun
diamnya pemerintah terhadap sesuatu. Berangkat dari
pengertian di atas, ASN sebagai bagian dari permerintah
memiliki kewajiban melaksanakan kebijakan publik. Dengan
demikian, ASN adalah eksekutor atau pelaksana segala
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan.
1.6.2. ASN sebagai pelayan publik
Pelayan publik adalah segala bentuk pelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk
barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam
pelayanan publik, yaitu:
1.6.2.1. Tugas pelayanan
merupakan suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh aparat pemerintah.

1.6.2.2. Yang menjadi objek layanan adalah masyarakat


atau publik.
1.6.2.3. Bentuk layanan yang diberikan dapat
berupa barang dan jasa sesuai
kebutuhan masyarakat dan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik pasal 1 ayat 1 pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan atau pelayanan administrative yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Yang
disebut sebagai penyelenggara pelayanan publik adalah setiap
institusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga
independen, yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hokum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Sedangkan yang disebut dengan pelaksana pelayanan publik
adalah pejabat, pegawai, petugas dan setiap orang yang
bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan
publik.
1.6.3. ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
Bagi seorang ASN, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI
adalah sesuatu yang final dan harga mati. Dia siap
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan
keutuhan Negara Indonesia.
Pentingnya peran ASN senabagi salah satu pemersatu
bangsa, secara implisit disebutkan dalam UU No. 5 Tahun 2014
terkait asas, prinsip, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku,
dimana pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa asas asas dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN ada 13, salah
satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. Hal ini berarti,
seorang PNS atau ASN dalam menjalankan tugas-tugasnya
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan
harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.
1.6.4. Nilai-nilai dasar nasionalisme
Nilai-nilai dasar nasionalisme tercermin pada nilai
dasar Pancasila. Dalam nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
Pancasila bermakud

menjadikan nilai-nilai moral ketuhanan sebagai landasan


pengelolaan kehidupan dalam konteks masyarakat majemuk,
tanpa menjadikan salah satu agama tertentu mendikte Negara.
Nilai kemanusiaan bermaksud memberikan prinsip
kepada aparatur Negara bahwa dalam bertindak atau
beperilaku, seorang ASN tidak boleh bertentangan dengan nilai
kemanusiaan seperti melakukan kekerasan, kemiskinan,
ketidakadilan, dan kesenjangan sosial. Sehingga aparatur
Negara perlu bahu membahu menghapuskan masalah tersebut
dari kehidupan berbangsa.
Nilai persatuan Indonesia dan musyawarah mufakat
mencerminkan seorang ASN harus menjaga peratuan dan
kesatuan bangsa, dan dalam menyelesaikan masalah harus
mengutamakan musyawarah mufakat.
Dalam nilai keadilan sosial, seorang ASN harus
mencerminkan sosok yang sederhana, tidak menuntut untuk
dilayani tetapi lebih menunjukan kinerja untuk Negara dan
bangsa. Seorang ASN dituntut untuk tidak meminta berbagai
macam fasilitas terhadap Negara, melainkan memberikan
kontribusi dengan sekuat tenaga terhadap Negara.
1.7. Etika Publik
1.7.1. Pengertian Etika
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau
buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar. Etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
1.7.2. Pengertian kode etik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandanganya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis.

1.7.3. Kode etik aparatur sipil negara (ASN)


Kode etik dan kode perilaku ASN menurut Undang-Undang ASN
adalah sebagai berikut:

1.7.3.1. melaksanakan tugasnya dengan jujur,


bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
1.7.3.2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
1.7.3.3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan.
1.7.3.4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
1.7.3.5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
1.7.3.6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkur kebijakan
Negara.
1.7.3.7. Menggunakan kekayaan dan barang
milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
1.7.3.8. Menjaga agar tidak terjadi konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
1.7.3.9. Memberikan informasi secara benera dan
tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
1.7.3.10. Tidak menyalahgunakan informasi intern
Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
1.7.3.11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN.
1.7.3.12. Melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

1.7.4. Nilai-nilai dasar etika publik


Nilai-nilai dasar etika publik tercantum dalam Undang-Undang ASN
yaitu:
1.7.4.1. memegang teguh nilai-nilai dalam ideology Negara
Pancasila.
1.7.4.2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1.7.4.3. Menjalankan tugas secara professional dan tidak
berpihak.
1.7.4.4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
1.7.4.5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

1.7.4.6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.


1.7.4.7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
1.7.4.8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah.
1.7.4.9. Memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna dan santun.
1.7.4.10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
1.7.4.11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
1.7.4.12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.
1.7.4.13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
1.7.4.14. Meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
1.7.5. Dimensi etika publik
Dimensi etika publik dibagi menjadi tiga yaitu dimensi
kualitas pelayanan publik, dimensi modalitas, dan dimensi
tindakan integritas publik.

1.8. Komitmen Mutu


1.8.1. Konsep dasar dan pengertian mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk atau jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan
sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk atau
jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai
pesaing.
1.8.2. Manajemen mutu
Menurut Goetsch dan Davis dalam modul komitmen
mutu (2015), manajemen mutu terpadu terdiri atas kegiatan
perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam
organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk
meningkatkan kinerja pada setiap level organisasi.

Bill creech dan Alexander Sindoro dalam modul


komitmen mutu (2015) memperkenalkan lima pilar dalam
manajemen mutu terpadu yaitu : Produk, proses, organisasi,

pemimpin, dan komitmen.

Gambar 1. Lima Pilar TQM

1.8.3. Perbaikan Mutu


Mutu bersifat dinamis, sehingga setiap organisasi dituntut
untuk memperbaiki kinerjanya secara terus menerus. Adapun
beberapa metode perbaikan mutu diantaranya:
1.8.3.1. Metode Plan Do Check Act (PDCA)

Gambar 2. Plan Do Check Action

1.8.3.2. Diagram sebab dan akibat (cause and effect


diagram)

Gambar 3. Diagram Fishbone

1.8.4. Nilai-nilai dasar orientasi mutu


Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan
pelayanan prima sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal
berikut :
1.8.4.1. mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients.
1.8.4.2. Memberikan layanan yang menyentuh hati,
untuk menjaga dan memelihara agar
customers/clients tetap setia.
1.8.4.3. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas
tinggi: tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan
tidak ada pemborosan.
1.8.4.4. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,
baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan
dan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi.
1.8.4.5. Menggunakan pendekatan ilmiah dan
inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
1.8.4.6. Melakukan upaya perbaikan secara
berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan
ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

1.9. Anti Korupsi


1.9.1. Tindak pidana korupsi
Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang diancam
dengan pidana oleh Undang-Undang, bertentangan dengan
hokum, dilakukan dengan kesalahan oleh seseorang yang
mampu bertanggungjawab.

Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang


artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Dalam bahasa
yunani corruption adalah perbuatan yang tidak baik, buruk,
curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma- norma agama, material, mental
dan umum. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan tindak
pidana korupsi adalah tindak pidana yang dilakukan dengan
cara korupsi.
1.9.2. Jenis-jenis korupsi
Menurut Syed Husein Alatas dalam modul KPK,
terdapat tujuh jenis korupsi yaitu:
1.9.2.1. korupsi transaktif
1.9.2.2. korupsi ekstroaktif
1.9.2.3. korupsi investif
1.9.2.4. korupsi nepotistic
1.9.2.5. korupsi autogenic
1.9.2.6. korupsi suportif
1.9.2.7. korupsi defensif
1.9.3. Tunas Integritas
Tunas integritas merupakan terjemahan dari konsep
yang berprinsip bahwa manusia sebagai faktor kunci
perubahan, dan pendekatan yang seutuhnya terkait manusia
sebagai mahluk dengan aspek jasmani dan rohani, serta maluk
sosial yang harus berinteraksi dengan lingkungannya, maka
pembangunan integritas perlu dimulai dari upaya membangun
integritas individu yang selaras dengan integritas organisasi dan
bangsa.
1.9.4. Nilai-nilai dasar anti korupsi
Menurut KPK dan para pakar, ada Sembilan nilai-nilai
dasar anti korupsi sebagai berikut: 1) jujur, 2) peduli, 3)
mandiri, 4) disiplin,
5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil.

1.10. Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI


Pada bagian ini penulis mengelaborasi kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI dan mengaitkannya dengan manajemen
ASN, whole of goverment dan pelayanan publik.

1.10.1. Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan selalu
tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
1.10.2. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 tahun 2014, pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota ataupun pengurus partai politik. Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah dan luar negeri, akan tetapi pegawai
ASN tetap merupakan satu kesatuan.
1.10.3. Peran ASN
Peran ASN di yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa, selanjutnya
pegawai ASN bertugas untuk 1) melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan, 2) memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas, 3) mempererat
persatuan dan kesatuan Negara kesatuan.
1.10.4. Hak dan Kewajiban ASN
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik serta meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN, maka setiap ASN diberikan hak.
Hak PNS diantaranya adalah 1) gaji, tunjangan dan fasilitas, 2)
cuti, 3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua, 4)
perlindungan, 5) pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK
berhak memperoleh 1) gaji dan tunjangan, 2) cuti, 3)
perlindungan, 4) pengembangan kompetensi.
Adapun kewajiban ASN bersifat kontraktual, dengan
kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.
Kewajiban ASN berdasarkan UU ASN adalah:
1.10.4.1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan pemerintah yang sah
1.10.4.2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
1.10.4.3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan
pejabat pemerintah yang berwenang
1.10.4.4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
1.10.4.5. Melaksanakan tugas kedinasan
dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
1.10.4.6. Menunjukkan integritas dan keteladanan
dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan
1.10.4.7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
1.10.4.8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI
1.10.5. Kode etik dan kode perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku ASN di atur dalam UU ASN agar pegawai
ASN :
1.10.5.1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
1.10.5.2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
1.10.5.3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan
1.10.5.4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan
1.10.5.5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
1.10.5.6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
Negara
1.10.5.7. Menggunakan kekayaan dan barang milik
Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien
1.10.5.8. Menjaga agar tidak terjadi
konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya

1.10.5.9. Memberikan informasi secara benar dan


tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
1.10.5.10. Tidak menyalahgunakan informasi intern
Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain
1.10.5.11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN
1.10.5.12. Melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN

1.11. Whole of Government


1.11.1. Pengertian Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
1.11.2. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam
pelayanan terintegrasi
Praktek WoG dalam pelayanan dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal
yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:
1.11.2.1. Pelayanan yang bersifat administratif
1.11.2.2. Pelayanan jasa
1.11.2.3. Pelayanan barang
1.11.2.4. Pelayanan regulative

1.12. Pelayanan Publik


1.12.1. Konsep Pelayanan Publik
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009
tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau
pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
yaitu unsur pertama adalah organisasi penyelenggara
pelayanan publik, unsur kedua adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepintingan, dan unsur ketiga adalah kepuasan yang
diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
1.12.2. Prinsip – Prinsip Pelayanan Publik.
Sebagai ASN, kita wajib mengetahui prinsip-prinsip
pelayanan publik agar tercipta pelayanan publik yang baik.
Prinsip nya antara lain: partisipatif, transparan, responsif, tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai