I. FISIKA
1) TEKANAN
A. PENGERTIAN
- Tekanan adalah besarnya gaya yang diberikan per luas permukaan
B. HUBUNGAN ANTARA LUAS DENGAN TEKANAN
a. Luas permukaan berbanding balik dengan tekanannya
- Jika luasnya kecil maka tekanannya besar
- Jika luasnya besar maka tekanannya kecil
b. Gaya sebanding dengan tekanan
- Jika gaya yang diberikan besar , tekanan besar
- Jika gaya yang diberikan kecil , tekanan kecil
C. FAKTOR MEMENGARUHI TEKANAN
a. Besar gaya yang diberikan
b. Luas permukaan
D. RUMUS Note :
F
P= Untuk menghitung luas , harus mencari luas dari
A
bagian yang menempel pada tanah
Ket :
P = tekanan (N/m2 atau Pa) 1 bar = 100.000 Pa
F = gaya (N)
A = luas (m)
2) TEKANAN HIDROSTATIS
A. PENGERTIAN
- Tekanan hidrostatis adalah tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh berat zat itu sendiri
B. FAKTOR MEMENGARUHI BESARNYA TEKANAN HIDROSTATIS
a. Massa air
b. Kedalaman air
c. Percepatan gravitasi
Kedalaman / ketinggian air diukur dari permukaan
C. RUMUS
air , bukan dari dasar wadah.
PH = p.g.h
Ket : Semakin dalam , maka semakin jauh jaraknya dan
PH = tekanan hidrostatis (Pa atau N/m2) semakin besar tekanannya
p (rho) = massa zat cair (kg/m3 atau g/cm3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian / kedalaman air (m)
- cara mengubah 1 g/cm3 - kg/m3 :
1 1
=
1000 1000 000
1 1000 000
=
1000 1
= 1000 kg/m3
3) HUKUM ARCHIMENDES
A. Bunyi
jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair sebagian atau seluruhnya , akan mendapatkan gaya tekan ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut .
B. RUMUS BERAT BENDA DI AIR
Fa = wbu – wba Note :
Ket :
Zat yang dapat mengalir disebut
Fa = gaya apung/angkat (N)
flurida
wbu = berat benda di udara (N)
wba = berat benda di air (N)
C. RUMUS MENENTUKAN BESAR GAYA ARCHIMENDES
Fa = Pc . g . Vcp
Ket :
Fa = gaya apung (N)
Pc = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vcp = volume zat cair (m3)
D. POSISI
a. Terapung = P benda < P cair
b. Melayang = P benda = P cair
c. Tenggelam = P benda > P cair
E. ALAT YANG BEKERJA BERDASARKAN PRINSIP HUKUM ARCHIMENDES
1. Kapal laut
2. Hydrmoneter
3. Kapal selam
4. Jembatan ponton
5. Balon udara
4) HUKUM PASCAL
A. BUNYI
- Gaya yang bekerja pada suatu zat cair dalam ruang tertutup , tekanannya diteruskan oleh zat cair itu kesegala arah
sama besar
B. RUMUS
1. Padat :
F1 F2
=
A1 A 2
Ket :
F1 : gaya 1 (N)
A1 : luas penampang 1 (m2)
F2 : gaya 2 (N)
A2 : luas penampang 2 (m2)
C. ALAT YANG BEKERJA BERDASARKAN PRINSIP HUKUM PASCAL
C. RUMUS
Po−P Po−P
1. h= . 10 mHg h= . 100 cmHg
1 1
ket :
- h : ketinggian pada tempat (m , cm) 1 atm = 76 cmHg
- Po : tekanan udara di atas permukaan laut (cmHg , mHg)
1 atm = 101.300 Pa / 101, 3 KPa
- P : tekanan udara di suatu ketinggian (cmHg , mHg)
D. CONTOH PERISTIWA Po (tekanan udara di atas permukaan laut) biasanya 76
1. Ruang tertutup cmHg / 0.76 mHg
Balon udara (menggunakan sistem archimendes)
- balon udara bisa terbang / mengangkasa karena tekanan udaranya diturunkan
- Cara menurunkan tekanan udara : memanaskan balon udara.
- Setelah dipanaskan, volume balon udara akan meningkat sementara tekanan udaranya menurun.
- Balon udara bisa terbang / mengangkasa juga , karena :
Massa jenis gas mengisi lebih besar dari pada massa jenis udara
Gaya ke atas pada balon oleh udara lebih besar daripada berat balon.
Sistem pernapasan manusia
2.
Ruang terbuka
Angin laut dan angin darat
- Angin laut terjadi saat siang hari
Tekanan udara di laut lebih besar dari pada di daratan sehingga udara bertiup dari lautan ke daratan
- Angin darat terjadi di malam hari
Tekanan udara di daratan lebih besar dari pada di laut sehingga udara bertiup dari daratan ke lautan
Peristiwa ketika memasak air
- Saat memasak air , di pegunungan lebih cepat mendidih dibandingkan di pantai.
- Hal ini terjadi karena tekanan udara di pegunungan lebih rendah daripada di pantai sehingga air lebih mudah
menguap.
Naik ke puncak gunung
- Ketika naik ke puncak gunung / landing pesawat , telinga terasa berdenging
Hal ini terjadi karena telinga menekuk keluar akibat perbedaan tekanan udara di dalam dan luar telinga
Di dalam : tekanan udara tinggi
Di luar : tekanan udara rendah
- Ketika naik ke puncak gunung , kesulitan bernapas
Hal ini terjadi karena tekanan udara di puncak gunung sangat rendah
E. ALAT UNTUK MENGUKUR TEKANAN ZAT GAS
1. Alat untuk mengukur tekanan gas pada ruang tertutup : manometer
2. Alat untuk mengukur tekanan gas pada ruang terbuka (atmosfer) : barometer
7) HUKUM BOYLE
- BUNYI
- Pada suhu tetap , tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding balik dengan volume
- HUBUNGAN ANTARA VOLUME DAN TEKANAN
- Jika volume suatu wadah diperkecil , maka tekanan gas membesar
- Jika volume suatu wadah diperbesar , makan tekanan gas mengecil
- RUMUS
1. p . V = c
Ket :
p : tekanan gas (Pa , N/m2)
V = volume gas (m3)
c = bilangan konstanta
2. p1 . V1 = p2 . V2
ket :
p1 : tekanan gas 1 (atm , Pa , N/m2)
V1 : volume gas 1 (m3)
p2 : tekanan gas 2 (atm , Pa , N/m2)
V2 : volume gas 2 (m3)
- ALAT YANG BEKERJA BERDASARKAN PRINSIP HUKUM BOYLE
1. Pompa sepeda
2. Alat suntik
8) KAPILARITAS
A. PENGERTIAN
- Kapilaritas adalah gejala / peristiwa meresapnya zat cair melalui
Air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
celah – celah sempit / pipa kapiler
partikel air dengan kaca lebih besar daripada
- Gejala kapiler disebabkan adanya gaya kohesi dan gaya adhesi
kohesi
antara zat cair dengan dinding celah itu
- Akibatnya , bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat cair , Air dalam pipa kapiler turun karena kohesi antara
permukaan menjadi tidak sama partikel air dengan kaca lebih besar dibandingkan
B. GAYA TARIK – MENARIK adhesi
1. Gaya adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel – partikel zat
yang tidak sejenis
2. Gaya kohesi
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel – partikel zat yang sejenis
C. CONTOH PERISTIWA
1. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor
2. Naiknya air dari akar ke daun
3. Cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis dan kertas isap
4. Naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah
5. Naiknya air pada dinding tembok sehingga bertumbuhnya lumut di tembok
6.
9) GETARAN
A. PENGERTIAN
- Getaran adalah gerakan bolak balik secara teratur melalui titik seimbang
- Ket :
1. A – B = ¼ getaran
2. A – B – C = ½ getaran
3. A – B – C – B = ¾ getaran
4. A – B – C – B – A = 1 getaran
5. A – B / B – C = amplitudo (A)
B. FAKTOR MEMENGARUHI PERIODE DAN FREKUENSI
C. RUMUS
1. Frekuensi getaran
n
f=
t
2. Periode getaran
t
T=
n
- Ket :
f = frekuensi (Hz)
T = periode (S)
t = waktu (S)
n = banyak getaran
D. BESARAN DALAM GETARAN
- Amplitudo (A) : simpangan terbesar dari titik seimbang
- Frekuensi getaran (f) : jumlah getaran yang terjadi tiap sekon
- Periode getaran (T) : waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan penuh
E. HUBUNGAN PERIODE DAN FREKUENSI
1 1
- f= - T=
T f
F. CONTOH
a. Getaran beban yang digantung ujung pegas e. Getaran pada saat burung mengepak
b. Gerakan senar gitar pada saat dipetik sayapnya
c. Getaran pada bandul sederhana f. Gerakan pada ayunan
d. Getaran pada ujung penggaris g. Gerakan pada ayunan bandul jam
10) GELOMBANG
A. PENGERTIAN
- Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
B. MACAM – MACAM GELOMBANG
a. Berdasarkan medium perambatan
Gelombang mekanik
- Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat
- Contoh : gelombang tali , gelombang permukaan air , gelombang bunyi
Gelombang elektromagnetik
- Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium untuk merambat
- Contoh : gelombang cahaya , gelombang radar , gelombang radio
b. Berdasarkan arah perambatan
Gelombang transversal
- Gelombang transversal adalah gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya
- Contoh : gelombang tali , gelombang permukaan air ,
gelombang elektromagnetik
- Ket :
1. λ : panjang gelombang terdiri atas 1 bukit dan 1 lembah
2. b – b : amplitudo gelombang
Gelombang longitudinal
- Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya sejajar / berimpir dengan arah rambatnya
- Contoh : gelombang bunyi
- Ket :
1. λ : panjang gelombang terdiri atas regangan dan rapatan
2. amplitudo dapat diambil dari ½ regangan maupun
rapatan
C. RUMUS
1 1
- t= - F=
T f
11) BUNYI
A. PENGERTIAN
- Bunyi adalah hasil getaran dari suatu benda
- Berdasarkan arah getar dan arah rambat gelombang , bunyi termasuk gelombang longitudinal
- Berdasarkan medium perambatannya , bunyi termasuk gelombang mekanik karena bunyi merambat memerlukan zat
perantara (medium)
B. SIFAT – SIFAT BUNYI
1. Bunyi merambat memerlukan zat perantara (padat , cair , gas)
- Urutan zat perantara dari paling cepat – lambat : padat – cair – gas
2. Bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa
3. Cepat rambat bunyi di udara begantung pada suhu udara
- Semakin tinggi suhu udara , semakin besar cepat rambat bunyi
4. Bunyi dapat dipantulkan
5. Bunyi dapat dibelokkan
C. JENIS – JENIS BUNYI
1. Infrasonik
- Infrasonik yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz
- Contoh : Jangkrik , anjing
2. Audiosonik
- Audiosonik yaitu bunyi yang frekuensinya antara 20 – 20.000 Hz
- Contoh : manusia
3. Ultrasonik
- Ultrasonik yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz
- Contoh : lumba-lumba , kelelawar , anjing
D. KARAKTERISTIK BUNYI
1. Tinggi rendah nada / bunyi ditentukan oleh frekuensi bunyi dan periode bunyi
G. MANFAAT
1. Menentukan kedalaman laut
2. Mendeteksi benda – benda di bawah laut
3. Menentukan cepar rambat bunyi di udara
4. Menentukan ketebalan bendaa
5. Mendeteksi cacat dan retak pada logam
6. Melihat bagian dalam tubuh
7. Menghancurkan batu ginjal
8. Memantau detak jantung
H. MEKANISME PERDENGARAN MANUSIA
Fungsi :
I. Bagian luar
- Daun telinga : mengumpulkan gelombang suara ke saluran
telinga
- Saluran telinga (menghasilkan minyak serumen) : menangkap
debu yang masuk ke saluran telinga dan mencegah hewan
berukuran kecil masuk ke dalam telinga
II. Bagian tengah
- Gendang telinga / membran timpani : menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi getaran yang
diteruskan ke tulang telinga
- Tulang telinga (maleus / martil , inkus / landasan , stapes / sanggurdi) : meneruskan getaran dari gendang
telinga ke rumah siput
III. Bagian dalam
- Saluran eustachius (menghubungkan ruang telinda dengan rongga mulut / faring) : menjaga tekanan udara
antara telinga tengah dengan saluran di telinga luar agar seimbang
Tekanan udara yang terlalu rendah / tinggi dapat mengakibatkan gendang telinga tertekan kuat sehingga
sobek
- Rumah siput (koklea) :
di dalam kolea terdapat organ korti yang merupakan fonoreseptor
organ korti yang berisi ribuan sel rambut yang peka terhadap tekanan getaran.
Getaran akan diubah menjadi impuls saraf dan diteruskan oleh saraf ke otak
- Saluran gelang (labirin) : terdiri saluran setengah lingkaran yang berfungsi untuk mengetahui posisi tubuh
(alat keseimbangan )
Proses mendengar
- Lubang telinga menerima gelombang dari sumber suara
- Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan menggetarkan gendang telinga
- Getaran gendang telinga ditransmisikan melintasi telinga tengah (tulang martil , landasan , sanggurdi)
- Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh saluran eustachius
- Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui membaran jendela oval ke koklea
- Di dalam koklea terdapat organ korti yang berisi sel sel rambut
- Sel – sel rambut akan bergetar ketika ada getaran sehingga menstimulasi getaran diteruskan oleh saraf auditori ke
otak
12) CAHAYA
A. PENGERTIAN
- Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik karena cahaya merambat lurus tanpa memerlukan zat perantara
(medium)
- Cepat rambat cahaya : 3 × 108
- Berdasarkan arah rambar dan arah getarnya gelombang , cahay termasuk gelombang transversal
B. SIFAT – SIFAT CAHAYA
1. Cahaya merambat lurus
- Biasanya dimanfaatkan oleh laser
2. Cahaya dapat dipantulkan
- Pemantulan cahaya :
a. Pemantulan baur : terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang
yang tidak rata (aspal , tembok , kayu)
b. Pemantulan teratur : terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang
yang rata (cermin datar)
- Hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh Snellius :
a. Sinar datang , garis normal , dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar
b. Besar sudut datang (∠ i) sama besar dengan sudut pantul (∠ r)
3. Cahaya dapat dibiaskan
- Cahaya akan dibiaskan ketika melalui 2 medium yang memiliki kerapatan
optic yang berbeda
- Kecepatan cahaya akan menurun saat dari udara memasuki air / medium
lebih rapat
- Pembiasan akan tidak terjadi saat cahaya masuk dengan posisi tegak
lurus bidang batas kedua medium
4. Cahaya dapat menembus benda bening
- Contoh : cahaya bola lampu menembus permukaan bening
5. Cahaya dapat diuraikan (dispersi)
- Dispersi merupakan peristiwa terurainya cahaya polikromatik (putih) menjadi monokromatik (mejikuhibiniu).
- Contoh : pelangi
6. Cahaya mengalami interferensi
7. Cahaya mengalami difraksi
8. Cahaya mengalami polarisasi
13) CERMIN DATAR
Bayangan nyata terjadi apabila titik potongnya
A. SIFAT BAYANGAN
diperoleh dari perpotongan sinar – sinar pantul
- Maya , tegak , dan sama besar
yang kovergen (mengumpul)
B. RUMUS 3600
360° Bayangan maya terjadi apabila titik potongnya
- n= -1
oc diperoleh dari perpotongan sinar – sinar pantul
ket : yang divergen (menyebar)
n : banyak bayangan
oc : besar sudut Titik bayangan : titik potong berkas sinar – sinar
pantul
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin
D. SIFAT BAYANGAN
1. Benda di R I : maya , semu , diperbesar , dan bayangan terletak di R IV
2. Benda di R II : nyata , terbalik , diperkecil , dan bayangan terletak di R III
3. Benda di R III : nyata , terbalik , diperkecil , dan bayangan terletak di R II
4. Benda di f : tidak terjadi bayangan
5. Benda di M : nyata , terbalik , sama besar , dan bayangan terletak di M
E. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin
1 1 1
= +
f s s'
3. Menentukan pebesaran
h' s'
M= =
h s
Ket :
S (+) : benda di depan cermin
f : jarak fokus (m)
s : jarak benda ke cermin (m) S’ (+) : nyata di depan cermin
s’ : jarak bayangan ke cermin (m)
h : tinggi benda S’(-) : maya di belakang cermin
h’ : tinggi bayangan
16) CERMIN CEMBUNG f (+)
A. PENGERTIAN
h’ (+) : bayangan maya dan tegak
- Cermin cembung adalah cermin yang irisan permukaan bola bagian mengilapnya terdapat di luar
- Sifat cermin cembung adalah menyebarkan sinar pantul (divergen) h’ (-) : bayangan nyata dan terbalik
B. SINAR – SINAR ISTIMEWA
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah – olah dari fokus (F)
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin seolah – olah dipantulkan berasal dari titik pusat
kelengkungan
C. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin
1 1 1
= +
f s s'
3. Menentukan pebesaran
h' s'
M= =
h s
Ket :
f : jarak fokus (m)
s : jarak benda ke cermin (m)
s’ : jarak bayangan ke cermin (m)
h : tinggi benda
h’ : tinggi bayangan
17) LENSA CEKUNG
A. PENGERTIAN S (+) : benda di depan cermin
- Lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis dari pinggir
S’ (+) : nyata di depan cermin
- Sifat lensa cekung : menyebarkan sinar bias (divergen)
- Lensa cekung digunakan untuk kacamata miopia dan lensa okuler padaS’(-) teropong
: mayapanggung
di belakang cermin
B. SINAR – SINAR ISTIMEWA
f (-) fokus aktif (F) di depan lensa
1. Sinar datang sejajar sumbu utama seolah – olah dibiaskan berasal dari titik
2. Sinar datang seolah – olah menuju titik fokus pasif (F) di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui pusat optik lensa (O) akan diterukan tanpa dibiaskan
C. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin
1 1 1
= +
f s s'
3. Menentukan pebesaran
h' s'
M= =
h s
S (+) : benda di depan lensa
Ket :
f : jarak fokus (m) S’ (+) : nyata di belakang lensa
s : jarak benda ke cermin (m)
s’ : jarak bayangan ke cermin (m) S’(-) : maya di depan lensa
h : tinggi benda
f (-)
h’ : tinggi bayangan
D : kekuatan lensa
18) LENSA CEMBUNG
A. PENGERTIAN
- Lensa cembung bagian tengahnya lebih tebal dari pinggir
- Sifat lensa cembung : mengumpulkan sinar bias (konvergen)
- Lensa cembung digunakan untuk mikroskop , lup , kacamata hipermetropia , kamera , teropong
B. SINAR – SINAR ISTIMEWA
1. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus (F) di belakang lensa
2. Suatu sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Suatu sinar datang melalui pusat optic lensa (O) akan diteruskan tanpa bias
C. SIFAT BAYANGAN
1. Benda di R I : maya , semu , diperbesar , dan bayangan terletak di R IV
2. Benda di R II : nyata , terbalik , diperbesar , dan bayangan terletak di R III
3. Benda di R III : nyata , terbalik , diperkecil , dan bayangan terletak di R II
4. Benda di f : tidak terjadi bayangan
5. Benda di M : nyata , terbalik , sama besar , dan bayangan terletak di M
D. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan S (+) : benda di depan lensa
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin S’ (+) : nyata di belakang lensa
1 1 1
= + S’(-) : maya di depan lensa
f s s'
3. Menentukan pebesaran f (+)
h' s'
M= =
h s
Ket :
f : jarak fokus (m)
s : jarak benda ke cermin (m)
s’ : jarak bayangan ke cermin (m)
h : tinggi benda
h’ : tinggi bayangan
19) INDRA PENGLIHATAN MANUSIA
A. FUNGSI BAGIAN MATA
1. Otot mata : mengerakkan bola mata
2. Otot lensa : mengatur pupil mata
3. Iris (selaput pelangi) : mengatur pupil mata
4. Kornea (selaput bening) memiliki lengkung tajam : menerima cahaya
5. Aquaeous humor (cairan pengisi antara kornea dan lensa) : memberi
bentuk dari kekukuhan mata
6. Lensa mata (kenyal , berserat , bahan bening) : membiaskan cahaya
7. Pupil (celah berbentuk lingkaran) : mengatur intesitas cahaya
8. Vitreous humor (cairan bola mata) : meneruskan pembiasan cahaya dari lensa mata
9. Retina : menerima bayangan dari hasil pembiasan
B. BAGIAN MATA
1. Lapisan sklera (lapisan terluar)
2. Lapisan koroid (lapisan tengah) Sifat bayangan mata : nyata , terbalik , dan
3. Retina (lapisan dalam) diperkecil
C. DAYA OKOMODASI
PP (punctum proxium) = titik dekat
- Daya okomodasi adalah kemampuan mata untuk
mencembungkan atau memipihkan lensa mata PR (punctum remotum) = titik jauh
- Ketika melihat benda jauh :
a. Otot siliaris akan mengalami relaksasi
b. Lensa mata menipis
Hal ini menyebabkan lensa mata menjadi datar / melihat tanpa berakomodasi
- Ketika melihat benda dekat :
a. Otot siliaris akan mengalami kontraksi
b. Lensa mata menebal
Hal ini menyebabkan lensa mata menjadi cembung
D. PROSES MASUK CAHAYA
1. Cahaya masuk ke mata melewati kornea
2. Setelah masuk ke kornea , cahaya akan menuju ke pupil
- Pupil adalah bagian warna hitam yang merupakan jalan masuknya cahaya ke dalam mata
3. Setelah melewati pupil , cahaya merambat menuju ke lensa
4. Cahaya selanjutnya membentuk bayangan yang ditangkap oleh retina
- Retina terdiri atas 2 fotoreseptor :
a. Sel batang
Sel batang akan menunjukkan responnya ketika berada di tempat yang redup
Sel batang mampu menerima ransang sinar tidak berwarna
Jumlah : 125 juta
b. Sel kerucut
Sel kerucut akan menunjukkan responnya ketika berada di tempat yang terang
Sel kerucut mampu menerima ransang sinar yang kuat dan warna
Jumlah : 6,5 – 7 juta
- Sel – sel tersebut akan mengubah bayangan menjadi sinyal elektrik (impuls)
- Sinyal elektrik akan ditransfer ke otak dan diterjemahkan sebagai objek / benda yang dilihat
E. GANGGUAN
1. Rabun dekat (hipermetropi)
- Penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda berada jarak dekat dengan jelas karena bayangan yang
terbentuk di belakang retina
- Penanganan : mengunakan lensa cembung
2. Rabun jauh (miopi)
- Penderita rabun jauh tidak dapat meliha bendaa beradad jarak jauh dengan jelas Karena bayangan yang terbentuk
di depan retina
- Penanganan : menggunakan lensa cekung
3. Buta warna
- Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang disebabkan ketidakmampuan sel – sel kerucut mata untuk
menangkap suatu warna tertentu
- Buta warna terdiri atas
a. Buta warna total (hanya dapat melihat warna hitam dan putih)
b. Buta warna sebagian (tidak dapat melihat warna merah , biru , hijau)
- Gambar yang dipakai untuk menguji buta warna disebut uji ishikara
4. Rabun tua (presbiopi)
- Presbiopi disebut juga rabun jauh dan rabun dekat
- Kelainan ini disebabkan berkurangnya daya akomodasi mata
- Penanganan : kacamata rangkap yang terdiri lensa cekung bagian atas dan lensa cembung bagian bawah
5. Astigmatisma (silinder)
- Astigmatisma / silinder adalah sebuah gangguan pada mata karena penyimpangan dalam pembentukkan
bayangan
- Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak memberikan gambaran / bayangan garis vertikal maupun horizontal
bersamaan
- Ciri ciri :
a. lensa mata bergelombang vertikal : melihat benda dengan bentuk garis – garis tegak
penanganan : lensa berbentuk tabung silinder yang diletakkan vertikal
b. lensa mata bergelombang horizontal : melihat benda dengan bentuk garis – garis mendatar
penanganan : lensa berbentuk tabung silinder yang diletakkan secara mendatar
F. RUMUS
1. Kekuatan lensa
1 Ket :
D=
f - D : kekuatan lensa (dioptri / D)
Kalau dalam cm - f : jarak fokus (m , cm )
100 - PH : daya lensa untuk hipermetropi (D /
D= dioptri)
f
2. Daya lensa mata rabun dekat (hipermetropi) - s : jarak benda di depan kacamata (m ,
100 100 cm)
PH = - - PP (Punctum Proxium) : titik dekat
s PP
seorang mata (selalu 25 cm)
3. Daya lensa mata rabun jauh (miopi)
- PM : daya lensa untuk miopi (D / dioptri)
100
PM = - - PR (Punctum Remotum) : titik jauh
PR seorang mata (m, cm)
1. perbesaran mikroskop Sn
Mtotal = Mob . Mok Mok =
f ok
2. perbesaran lensa objektif
Ket :
S ' ob - Mtotal : perbesaran mikroskop
Mob =
S ob - Mob : perbesaran lensa objektif
3. perbesaran lensa okuler untuk mata - Mok : perbesaran lensa okuler
berakomodasi - Sob : jarak benda terhadap lensa objektif
Sn (m)
Mok = +1 - S’ob : jarak bayangan terhadap lensa
f ok
objektif (m)
4. perbesaran lensa okuler untuk mata
- Sn : jarak baca normal (selalu 25 cm)
tidak berakomodasi
- fok : titik fokus lensa okuler (m)
D. TEROPONG BINTANG
- Teropong digunakan untuk mengamati benda – benda yang letaknya sangat jauh agar kelihatan lebih dekat dan lebih
jelas
- Teropong bintang terdiri atas lensa objektif dan lensa okuler
- Sifat bayangan : maya , diperbesar , dan terbalik
- Rumus :
1. Perbesaran teropong
f ob Ket :
M= - M : perbesaran teropong
f ok
- fob : fokus lensa objektif (cm , m)
2. Panjang teropong
- fok : fokus lensa okuler (cm , m)
d = fob + fok
- d : panjang teropong (cm , m)
II. BIOLOGI
1) RESPIRASI
A. PENGERTIAN
- Respirasi adalah proses pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup
B. PENGELOMPOKKAN RESPIRASI
a. Respirasi internal : pertukaran gas-gas antara darah di dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel/jaringan
tubuh
b. Respirasi eksternal : pertukaran gas-gas antara alveolus paru-paru dengan darah di dalam pembuluh kapiler udara
C. PENGELOMPOKKAN SISTEM PERNAPASAN
1. Secara strukrutal , sistem pernapasan dikelompokkan menjadi
a. Sistem pernapasan bagian atas
Meliputi hidung dan faring
b. Sistem pernapasan bagian bawah
Meliputi laring , trakea , bronkus , bronkiolus , alveolus
2. Secara fungsional , sistem pernapasan dikelompokkan menjadi
a. Zona penghubung
Fungsi : menyaring , menghangatkan , melembapkan udara , menyalurkan udara menuju paru-oaru
Bagian penghubung meliputi hidung , faring , laring , trakea , bronkus , bronkiolus
b. Zona respirasi
Fungsi : pertukaran gas
Bagian respirasi yaitu alveolus
D. ORGAN PENAPASAN
1. Hidung
a. Rambut hidung : menyaring partikel debu/kotoran yang masuk bersama udara
b. Selaput lender : perangkap benda asing yang masuk saat bernapas
c. Konka : menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru
2. Faring
a. Fungsi :
a. Sebagai jalur masuk udara dan makanan
b. Ruang resonasi udara
c. Tempat tonsil yang berpatisipan pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing
b. Faring memiliki panjang 5-13 cm
3. Laring (pangkal tenggorokan)
a. Epiglotis : untuk menutup laring sewaktu menelan makanan dan minuman .
Jika ada partikel kecil (debu , asap , makanan/minuman) yang masuk ke dalam laring akan terjadi refleks batuk
untuk mengekuarkan partikel kecil tersebut
b. Pita suara : menghasilkan gelombang suara
c. Jakun
4. Trakea (batang tenggorokan)
a. Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dan bronkus
b. Memiliki panjang 10-12 cm dan lebar 2 cm
c. Terdapat :
a. Cincin tulang rawan
b. Selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia . silia di trakea berfungsi menyaring benda-benda
asing masuk ke dalam saluran pernapasan
5. Bronkus (cabang batang tenggorokan)
Bronkus merupakan percabangan trakea
Struktur :
a. Hampir sama trakea hanya lebih sempit
b. Bentuk tulang tidak teratur
c. Berselang seling dengan otot polos
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan bronkus
7. Alveolus
Alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah (pembuluh darah) dengan udara bebas
8. Paru-paru
Paru-paru terdiri atas :
a. Paru paru kanan (pulmo dekster) yang memiliki 3 lobus
b. Paru paru kiri (pulmo sinister) yang memiliki 2 lobus
Paru-paru terdapat pleura yang berisi cairan limfa
Pleura merupakan pembungkus paru paru
Fungsi pleura : Melindungi paru paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis
E. MEKANISME PERNAPASAN
3. Amonia (bau)
Secara normal , baunya menyengat
4. PH
Nilai normal : 7
Rata-rata 5.0 – 6.0
5. Asam sulfosalisilat
- Negatif : jernih
- 1+ = kekeruhan ringan tanpa butir-butiran (0.01-0.05 g/dl)
- 2+ = kekeruhan mudah dapat dilihat dan tampak butir-butiran (0.05-0.2 g/dl)
- 3+ = jelas keruh dan kekeruhannya berkeping-keping (0.2-0.5 g/dl)
- 4+ = sangat keruh dan bergumpal (>0,5 g/dl)