Anda di halaman 1dari 25

UAS IPA 2

I. FISIKA
1) TEKANAN
A. PENGERTIAN
- Tekanan adalah besarnya gaya yang diberikan per luas permukaan
B. HUBUNGAN ANTARA LUAS DENGAN TEKANAN
a. Luas permukaan berbanding balik dengan tekanannya
- Jika luasnya kecil maka tekanannya besar
- Jika luasnya besar maka tekanannya kecil
b. Gaya sebanding dengan tekanan
- Jika gaya yang diberikan besar , tekanan besar
- Jika gaya yang diberikan kecil , tekanan kecil
C. FAKTOR MEMENGARUHI TEKANAN
a. Besar gaya yang diberikan
b. Luas permukaan
D. RUMUS Note :
F
P= Untuk menghitung luas , harus mencari luas dari
A
bagian yang menempel pada tanah
Ket :
P = tekanan (N/m2 atau Pa) 1 bar = 100.000 Pa
F = gaya (N)
A = luas (m)
2) TEKANAN HIDROSTATIS
A. PENGERTIAN
- Tekanan hidrostatis adalah tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh berat zat itu sendiri
B. FAKTOR MEMENGARUHI BESARNYA TEKANAN HIDROSTATIS
a. Massa air
b. Kedalaman air
c. Percepatan gravitasi
Kedalaman / ketinggian air diukur dari permukaan
C. RUMUS
air , bukan dari dasar wadah.
PH = p.g.h
Ket : Semakin dalam , maka semakin jauh jaraknya dan
PH = tekanan hidrostatis (Pa atau N/m2) semakin besar tekanannya
p (rho) = massa zat cair (kg/m3 atau g/cm3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian / kedalaman air (m)
- cara mengubah 1 g/cm3 - kg/m3 :
1 1
=
1000 1000 000
1 1000 000
=
1000 1
= 1000 kg/m3
3) HUKUM ARCHIMENDES
A. Bunyi
jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair sebagian atau seluruhnya , akan mendapatkan gaya tekan ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut .
B. RUMUS BERAT BENDA DI AIR
Fa = wbu – wba Note :
Ket :
Zat yang dapat mengalir disebut
Fa = gaya apung/angkat (N)
flurida
wbu = berat benda di udara (N)
wba = berat benda di air (N)
C. RUMUS MENENTUKAN BESAR GAYA ARCHIMENDES
Fa = Pc . g . Vcp
Ket :
Fa = gaya apung (N)
Pc = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vcp = volume zat cair (m3)
D. POSISI
a. Terapung = P benda < P cair
b. Melayang = P benda = P cair
c. Tenggelam = P benda > P cair
E. ALAT YANG BEKERJA BERDASARKAN PRINSIP HUKUM ARCHIMENDES
1. Kapal laut
2. Hydrmoneter
3. Kapal selam
4. Jembatan ponton
5. Balon udara
4) HUKUM PASCAL
A. BUNYI
- Gaya yang bekerja pada suatu zat cair dalam ruang tertutup , tekanannya diteruskan oleh zat cair itu kesegala arah
sama besar
B. RUMUS
1. Padat :
F1 F2
=
A1 A 2
Ket :
F1 : gaya 1 (N)
A1 : luas penampang 1 (m2)
F2 : gaya 2 (N)
A2 : luas penampang 2 (m2)
C. ALAT YANG BEKERJA BERDASARKAN PRINSIP HUKUM PASCAL

1. Alat pengangkat mobil 5. Pompa hidrolik


2. Tensimeter (sphygmomanometer) 6. Kempa hidrolik
3. Dongkrak hidrolik 7. Teko
4. Rem hidrolik

5) HUKUM BEJANA BERHUBUNGAN / PIPA U


A. PENGERTIAN
- Bejana berhubungan sederhana membentuk U
B. RUMUS
p1 . h1 = p2 . h2
ket :
p1 : massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
h1 : ketinggian zat cair 1 (m)
p2 : massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
h2 : ketinggian zat cair 2 (m)
6) TEKANAN GAS
A. PENGERTIAN
- Tekanan gas disebut juga dengan tekanan udara
B. HUBUNGAN KETINGGIAN TEMPAT DAN TEKANAN
- Semakin tinggi suatu tempat , semakin rendah tekanan
- Semakin rendah suatu tempat , semakin tinggi tekanan

C. RUMUS

Po−P Po−P
1. h= . 10 mHg h= . 100 cmHg
1 1

ket :
- h : ketinggian pada tempat (m , cm) 1 atm = 76 cmHg
- Po : tekanan udara di atas permukaan laut (cmHg , mHg)
1 atm = 101.300 Pa / 101, 3 KPa
- P : tekanan udara di suatu ketinggian (cmHg , mHg)
D. CONTOH PERISTIWA Po (tekanan udara di atas permukaan laut) biasanya 76
1. Ruang tertutup cmHg / 0.76 mHg
Balon udara (menggunakan sistem archimendes)
- balon udara bisa terbang / mengangkasa karena tekanan udaranya diturunkan 
- Cara menurunkan tekanan udara : memanaskan balon udara.
- Setelah dipanaskan, volume balon udara akan meningkat sementara tekanan udaranya menurun.
- Balon udara bisa terbang / mengangkasa juga , karena :
 Massa jenis gas mengisi lebih besar dari pada massa jenis udara
 Gaya ke atas pada balon oleh udara lebih besar daripada berat balon.
Sistem pernapasan manusia

- Saat inspirasi - Saat ekspirasi


 Diafragma otot antar tulang  Diafragma otot antar tulang
rusuk kontraksi rusuk relaksasi
 Volume rongga dada membesar  Volume rongga dada mengecil
 P = kecil  P = besar
 Udara masuk ke paru – paru  Udara keluar dari paru – paru

2.
Ruang terbuka
Angin laut dan angin darat
- Angin laut terjadi saat siang hari
Tekanan udara di laut lebih besar dari pada di daratan sehingga udara bertiup dari lautan ke daratan
- Angin darat terjadi di malam hari
Tekanan udara di daratan lebih besar dari pada di laut sehingga udara bertiup dari daratan ke lautan
Peristiwa ketika memasak air
- Saat memasak air , di pegunungan lebih cepat mendidih dibandingkan di pantai. 
- Hal ini terjadi karena tekanan udara di pegunungan lebih rendah daripada di pantai sehingga air lebih mudah
menguap.
Naik ke puncak gunung
- Ketika naik ke puncak gunung / landing pesawat , telinga terasa berdenging
Hal ini terjadi karena telinga menekuk keluar akibat perbedaan tekanan udara di dalam dan luar telinga
Di dalam : tekanan udara tinggi
Di luar : tekanan udara rendah
- Ketika naik ke puncak gunung , kesulitan bernapas
Hal ini terjadi karena tekanan udara di puncak gunung sangat rendah
E. ALAT UNTUK MENGUKUR TEKANAN ZAT GAS
1. Alat untuk mengukur tekanan gas pada ruang tertutup : manometer
2. Alat untuk mengukur tekanan gas pada ruang terbuka (atmosfer) : barometer
7) HUKUM BOYLE
- BUNYI
- Pada suhu tetap , tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding balik dengan volume
- HUBUNGAN ANTARA VOLUME DAN TEKANAN
- Jika volume suatu wadah diperkecil , maka tekanan gas membesar
- Jika volume suatu wadah diperbesar , makan tekanan gas mengecil
- RUMUS
1. p . V = c
Ket :
p : tekanan gas (Pa , N/m2)
V = volume gas (m3)
c = bilangan konstanta
2. p1 . V1 = p2 . V2
ket :
p1 : tekanan gas 1 (atm , Pa , N/m2)
V1 : volume gas 1 (m3)
p2 : tekanan gas 2 (atm , Pa , N/m2)
V2 : volume gas 2 (m3)
- ALAT YANG BEKERJA BERDASARKAN PRINSIP HUKUM BOYLE
1. Pompa sepeda
2. Alat suntik
8) KAPILARITAS
A. PENGERTIAN
- Kapilaritas adalah gejala / peristiwa meresapnya zat cair melalui
Air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
celah – celah sempit / pipa kapiler
partikel air dengan kaca lebih besar daripada
- Gejala kapiler disebabkan adanya gaya kohesi dan gaya adhesi
kohesi
antara zat cair dengan dinding celah itu
- Akibatnya , bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat cair , Air dalam pipa kapiler turun karena kohesi antara
permukaan menjadi tidak sama partikel air dengan kaca lebih besar dibandingkan
B. GAYA TARIK – MENARIK adhesi
1. Gaya adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel – partikel zat
yang tidak sejenis
2. Gaya kohesi
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel – partikel zat yang sejenis
C. CONTOH PERISTIWA
1. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor
2. Naiknya air dari akar ke daun
3. Cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis dan kertas isap
4. Naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah
5. Naiknya air pada dinding tembok sehingga bertumbuhnya lumut di tembok
6.
9) GETARAN
A. PENGERTIAN
- Getaran adalah gerakan bolak balik secara teratur melalui titik seimbang
- Ket :
1. A – B = ¼ getaran
2. A – B – C = ½ getaran
3. A – B – C – B = ¾ getaran
4. A – B – C – B – A = 1 getaran
5. A – B / B – C = amplitudo (A)
B. FAKTOR MEMENGARUHI PERIODE DAN FREKUENSI

1. Besar sudut simpangan - Semakin besar simpangan :


 Periode semakin besar - Semakin panjang tali :
 Frekuensi semakin kecil  Periode semakin besar
- Semakin kecil simpangan :  Frekuensi semakin kecil
 Periode semakin kecil - Semakin pendek tali :
 Frekuensi semakin besar  Periode semakin kecil
2. Panjang tali  Frekuensi semakin besar

C. RUMUS

1. Frekuensi getaran
n
f=
t
2. Periode getaran
t
T=
n

- Ket :
 f = frekuensi (Hz)
 T = periode (S)
 t = waktu (S)
 n = banyak getaran
D. BESARAN DALAM GETARAN
- Amplitudo (A) : simpangan terbesar dari titik seimbang
- Frekuensi getaran (f) : jumlah getaran yang terjadi tiap sekon
- Periode getaran (T) : waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan penuh
E. HUBUNGAN PERIODE DAN FREKUENSI

1 1
- f= - T=
T f

F. CONTOH

a. Getaran beban yang digantung ujung pegas e. Getaran pada saat burung mengepak
b. Gerakan senar gitar pada saat dipetik sayapnya
c. Getaran pada bandul sederhana f. Gerakan pada ayunan
d. Getaran pada ujung penggaris g. Gerakan pada ayunan bandul jam

10) GELOMBANG
A. PENGERTIAN
- Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
B. MACAM – MACAM GELOMBANG
a. Berdasarkan medium perambatan
 Gelombang mekanik
- Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat
- Contoh : gelombang tali , gelombang permukaan air , gelombang bunyi
 Gelombang elektromagnetik
- Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium untuk merambat
- Contoh : gelombang cahaya , gelombang radar , gelombang radio
b. Berdasarkan arah perambatan
 Gelombang transversal
- Gelombang transversal adalah gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya
- Contoh : gelombang tali , gelombang permukaan air ,
gelombang elektromagnetik
- Ket :
1. λ : panjang gelombang terdiri atas 1 bukit dan 1 lembah
2. b – b : amplitudo gelombang
 Gelombang longitudinal
- Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya sejajar / berimpir dengan arah rambatnya
- Contoh : gelombang bunyi
- Ket :
1. λ : panjang gelombang terdiri atas regangan dan rapatan
2. amplitudo dapat diambil dari ½ regangan maupun
rapatan

C. RUMUS

1. Frekuensi gelombang V=λ.f


n Ket :
f=
t f : frekuensi gelombang (Hertz)
2. Periode gelombang T : periode gelombang (S)
t t : waktu (S)
T= n : banyak gelombang
n
3. Cepat rambat gelombang (kecepatan) λ : panjang gelombang (m , cm)
λ V : cepat rambat gelombang (m/s)
V=
T

D. BESARAN DALAM GELOMBANG

- Amplitudo (A) : simpangan terbesar dari titik seimbang


- Frekuensi gelombang (f) : jumlah gelombang yang terjadi tiap sekon
- Periode gelombang (T) : waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gelombang penuh
- Cepat rambat gelombang (V) : jarak yang ditempuh tiap satuan waktu
E. HUBUNGAN PERIODE DAN FREKUNSI

1 1
- t= - F=
T f

11) BUNYI
A. PENGERTIAN
- Bunyi adalah hasil getaran dari suatu benda
- Berdasarkan arah getar dan arah rambat gelombang , bunyi termasuk gelombang longitudinal
- Berdasarkan medium perambatannya , bunyi termasuk gelombang mekanik karena bunyi merambat memerlukan zat
perantara (medium)
B. SIFAT – SIFAT BUNYI
1. Bunyi merambat memerlukan zat perantara (padat , cair , gas)
- Urutan zat perantara dari paling cepat – lambat : padat – cair – gas
2. Bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa
3. Cepat rambat bunyi di udara begantung pada suhu udara
- Semakin tinggi suhu udara , semakin besar cepat rambat bunyi
4. Bunyi dapat dipantulkan
5. Bunyi dapat dibelokkan
C. JENIS – JENIS BUNYI
1. Infrasonik
- Infrasonik yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz
- Contoh : Jangkrik , anjing
2. Audiosonik
- Audiosonik yaitu bunyi yang frekuensinya antara 20 – 20.000 Hz
- Contoh : manusia
3. Ultrasonik
- Ultrasonik yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz
- Contoh : lumba-lumba , kelelawar , anjing
D. KARAKTERISTIK BUNYI
1. Tinggi rendah nada / bunyi ditentukan oleh frekuensi bunyi dan periode bunyi

- Semakin tinggi bunyi / nada :


Bunyi yang memiliki frekuensi getaran teratur
 Frekuensi semakin besar
disebut nada
 Periode semakin kecil
- Semakin rendah bunyi / nada Bunyi yang memiliki frekuensi getaran yang tidak
 Frekuensi semakin kecil teratur disebut desah
 Periode semakin besar

2. Kuar lemahnya nada / bunyi ditentukan oleh amplitudo


- Semakin besar amplitudo , nada / bunyi semakin kuat
- Semakin kecil amplitudo , nada / bunyi semakin lemah
E. PEMANTULAN BUNYI
 Hukum pemantulan bunyi :
- Arah bunyi datang , bunyi pantul , dan garis normal terletak pada
satu bidang datar
- Besarnya sudut datang (i) sama dengan besarnya sudut pantul (r)
 Pemantulan bunyi terdiri atas :
1. Resonansi
- Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda Berbicara di ruang kecil , suara yang
karena pengaruh sumber lainnya terdengar lebih besar daripada di ruang
- Syarat terjadinya resonansi : terbuka
a. Frekuensi benda yang bergetar sama dengan frekuensi
sumber getar Hal ini terjadi karena jarak sumber bunyi
b. Adanya selaput tipis , misalnya udara dan dinding pemantulan itu dekat sehingga
c. Resonansi dapat terjadi pada kolom udara selang waktu perambatan kecil
Panjang kolom udara merupakan bilangan ganjil dari ¼
panjang gelombang
2. Gaung / kerdam
- Gaung / kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli tidak
jelas
- Untuk mencegah , dinding ruangan dapat dilengkapi perendam suara (karet busa , karton tebal , karpet , dll)
- Perendam suara biasa digunakan di gedung bioskop , studio TV / radio , aula , dll
3. Gema
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli
- Biasanya terjadi di lereng gunung / ruang terbuka
- Gema terjadi karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan dipantulkan dari dinding tebing memerlukan
waktu perambatan
F. RUMUS

1. Jarak yang ditempuh bunyi v .t


h=
s=v.t 2
2. Jarak sumber bunyi dan dinding pemantul 4. Cepat rambat bunyi
v .t λ
s= V=
2 T
3. Kedalaman laut V=λ.f
Ket : t : waktu bunyi (S)
s : jarak ditempuh bunyi (m) λ : panjang bunyi (m)
h : kedalaman zat cair (m , cm) T : periode bunyi (S)
V : kecepatan (m/s) f : frekuensi bunyi (Hertz)

G. MANFAAT
1. Menentukan kedalaman laut
2. Mendeteksi benda – benda di bawah laut
3. Menentukan cepar rambat bunyi di udara
4. Menentukan ketebalan bendaa
5. Mendeteksi cacat dan retak pada logam
6. Melihat bagian dalam tubuh
7. Menghancurkan batu ginjal
8. Memantau detak jantung
H. MEKANISME PERDENGARAN MANUSIA
 Fungsi :
I. Bagian luar
- Daun telinga : mengumpulkan gelombang suara ke saluran
telinga
- Saluran telinga (menghasilkan minyak serumen) : menangkap
debu yang masuk ke saluran telinga dan mencegah hewan
berukuran kecil masuk ke dalam telinga
II. Bagian tengah
- Gendang telinga / membran timpani : menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi getaran yang
diteruskan ke tulang telinga
- Tulang telinga (maleus / martil , inkus / landasan , stapes / sanggurdi) : meneruskan getaran dari gendang
telinga ke rumah siput
III. Bagian dalam
- Saluran eustachius (menghubungkan ruang telinda dengan rongga mulut / faring) : menjaga tekanan udara
antara telinga tengah dengan saluran di telinga luar agar seimbang
 Tekanan udara yang terlalu rendah / tinggi dapat mengakibatkan gendang telinga tertekan kuat sehingga
sobek
- Rumah siput (koklea) :
 di dalam kolea terdapat organ korti yang merupakan fonoreseptor
 organ korti yang berisi ribuan sel rambut yang peka terhadap tekanan getaran.
 Getaran akan diubah menjadi impuls saraf dan diteruskan oleh saraf ke otak
- Saluran gelang (labirin) : terdiri saluran setengah lingkaran yang berfungsi untuk mengetahui posisi tubuh
(alat keseimbangan )
 Proses mendengar
- Lubang telinga menerima gelombang dari sumber suara
- Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan menggetarkan gendang telinga
- Getaran gendang telinga ditransmisikan melintasi telinga tengah (tulang martil , landasan , sanggurdi)
- Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh saluran eustachius
- Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui membaran jendela oval ke koklea
- Di dalam koklea terdapat organ korti yang berisi sel sel rambut
- Sel – sel rambut akan bergetar ketika ada getaran sehingga menstimulasi getaran diteruskan oleh saraf auditori ke
otak
12) CAHAYA
A. PENGERTIAN
- Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik karena cahaya merambat lurus tanpa memerlukan zat perantara
(medium)
- Cepat rambat cahaya : 3 × 108
- Berdasarkan arah rambar dan arah getarnya gelombang , cahay termasuk gelombang transversal
B. SIFAT – SIFAT CAHAYA
1. Cahaya merambat lurus
- Biasanya dimanfaatkan oleh laser
2. Cahaya dapat dipantulkan
- Pemantulan cahaya :
a. Pemantulan baur : terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang
yang tidak rata (aspal , tembok , kayu)
b. Pemantulan teratur : terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang
yang rata (cermin datar)
- Hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh Snellius :
a. Sinar datang , garis normal , dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar
b. Besar sudut datang (∠ i) sama besar dengan sudut pantul (∠ r)
3. Cahaya dapat dibiaskan
- Cahaya akan dibiaskan ketika melalui 2 medium yang memiliki kerapatan
optic yang berbeda
- Kecepatan cahaya akan menurun saat dari udara memasuki air / medium
lebih rapat
- Pembiasan akan tidak terjadi saat cahaya masuk dengan posisi tegak
lurus bidang batas kedua medium
4. Cahaya dapat menembus benda bening
- Contoh : cahaya bola lampu menembus permukaan bening
5. Cahaya dapat diuraikan (dispersi)
- Dispersi merupakan peristiwa terurainya cahaya polikromatik (putih) menjadi monokromatik (mejikuhibiniu).
- Contoh : pelangi
6. Cahaya mengalami interferensi
7. Cahaya mengalami difraksi
8. Cahaya mengalami polarisasi
13) CERMIN DATAR
Bayangan nyata terjadi apabila titik potongnya
A. SIFAT BAYANGAN
diperoleh dari perpotongan sinar – sinar pantul
- Maya , tegak , dan sama besar
yang kovergen (mengumpul)
B. RUMUS 3600
360° Bayangan maya terjadi apabila titik potongnya
- n= -1
oc diperoleh dari perpotongan sinar – sinar pantul
ket : yang divergen (menyebar)
n : banyak bayangan
oc : besar sudut Titik bayangan : titik potong berkas sinar – sinar
pantul

14) CERMIN LENGKUNG


A. PENGERTIAN
- Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya melengkung
B. UNSUR – UNSUR
1. Pusat kelenkungan cermin (M)
- Pusat kelengkungan cermin merupakan titik di pusat bola yang diiris menjadi cermin
2. Vertex (O)
- Vertex adalah titik di permukaan cermin dimana sumbu utama bertemu dengan cermin
3. Titik api (fokus / F)
- Titik api adalah titik bertemunya sinar – sinar pantul yang sejajar dengan sumbu utama (terletak antara O dan M)
4. Jari – jari kelengkungan cermin (R)
- Jari – jari kelengkungan cermin adalah jarak dari vertex (O) ke pusat kelengkungan cermin (M)
5. Jarak fokus (f)
- Jarak fokus adalah jarak dari vertex ke titik api
C. JENIS - JENIS CERMIN
1. Cermin silinder
2. Cermin bola
a. Cermin cekung
b. Cermin cembung
15) CERMIN CEKUNG
A. PENGERTIAN
- Cermin cekung adalah irisan permukaan bola bagian mengilapnya terdapat di
dalam
- Sifat cermin cekung adalah mengumpulkan sinar pantul (konvergen)
B. PEMANTULAN PADA CERMIN CEKUNG

- Jika sinar datang ke B :


a. Garis normal : MB
b. Sudut datang : ∠ α0
c. sudut pantul : sinar BC Garis normal pada cermin
- Jikas sinar datang ke D : cekung berubah – ubah
a. Garis normal : MD tergantung pada titik jatuh sinar
b. Sudut datang : ∠ β0
c. Sudut pantul : sinar DC

C. SUDUT – SUDUT ISTIMEWA


1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin
D. SIFAT BAYANGAN
1. Benda di R I : maya , semu , diperbesar , dan bayangan terletak di R IV
2. Benda di R II : nyata , terbalik , diperkecil , dan bayangan terletak di R III
3. Benda di R III : nyata , terbalik , diperkecil , dan bayangan terletak di R II
4. Benda di f : tidak terjadi bayangan
5. Benda di M : nyata , terbalik , sama besar , dan bayangan terletak di M
E. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan

R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin
1 1 1
= +
f s s'
3. Menentukan pebesaran
h' s'
M= =
h s
Ket :
S (+) : benda di depan cermin
f : jarak fokus (m)
s : jarak benda ke cermin (m) S’ (+) : nyata di depan cermin
s’ : jarak bayangan ke cermin (m)
h : tinggi benda S’(-) : maya di belakang cermin
h’ : tinggi bayangan
16) CERMIN CEMBUNG f (+)
A. PENGERTIAN
h’ (+) : bayangan maya dan tegak
- Cermin cembung adalah cermin yang irisan permukaan bola bagian mengilapnya terdapat di luar
- Sifat cermin cembung adalah menyebarkan sinar pantul (divergen) h’ (-) : bayangan nyata dan terbalik
B. SINAR – SINAR ISTIMEWA
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah – olah dari fokus (F)

2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin seolah – olah dipantulkan berasal dari titik pusat
kelengkungan

C. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin
1 1 1
= +
f s s'
3. Menentukan pebesaran
h' s'
M= =
h s
Ket :
f : jarak fokus (m)
s : jarak benda ke cermin (m)
s’ : jarak bayangan ke cermin (m)
h : tinggi benda
h’ : tinggi bayangan
17) LENSA CEKUNG
A. PENGERTIAN S (+) : benda di depan cermin
- Lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis dari pinggir
S’ (+) : nyata di depan cermin
- Sifat lensa cekung : menyebarkan sinar bias (divergen)
- Lensa cekung digunakan untuk kacamata miopia dan lensa okuler padaS’(-) teropong
: mayapanggung
di belakang cermin
B. SINAR – SINAR ISTIMEWA
f (-) fokus aktif (F) di depan lensa
1. Sinar datang sejajar sumbu utama seolah – olah dibiaskan berasal dari titik

h’ (+) : bayangan maya dan tegak

h’ (-) : bayangan nyata dan terbalik

2. Sinar datang seolah – olah menuju titik fokus pasif (F) di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui pusat optik lensa (O) akan diterukan tanpa dibiaskan

C. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin
1 1 1
= +
f s s'
3. Menentukan pebesaran
h' s'
M= =
h s
S (+) : benda di depan lensa
Ket :
f : jarak fokus (m) S’ (+) : nyata di belakang lensa
s : jarak benda ke cermin (m)
s’ : jarak bayangan ke cermin (m) S’(-) : maya di depan lensa
h : tinggi benda
f (-)
h’ : tinggi bayangan
D : kekuatan lensa
18) LENSA CEMBUNG
A. PENGERTIAN
- Lensa cembung bagian tengahnya lebih tebal dari pinggir
- Sifat lensa cembung : mengumpulkan sinar bias (konvergen)
- Lensa cembung digunakan untuk mikroskop , lup , kacamata hipermetropia , kamera , teropong
B. SINAR – SINAR ISTIMEWA
1. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus (F) di belakang lensa
2. Suatu sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Suatu sinar datang melalui pusat optic lensa (O) akan diteruskan tanpa bias

C. SIFAT BAYANGAN
1. Benda di R I : maya , semu , diperbesar , dan bayangan terletak di R IV
2. Benda di R II : nyata , terbalik , diperbesar , dan bayangan terletak di R III
3. Benda di R III : nyata , terbalik , diperkecil , dan bayangan terletak di R II
4. Benda di f : tidak terjadi bayangan
5. Benda di M : nyata , terbalik , sama besar , dan bayangan terletak di M
D. RUMUS
1. Menentukan letak benda / bayangan S (+) : benda di depan lensa
R benda + R bayangan = 5
2. Menentukan panjang fokus , jarak benda / bayangan ke cermin S’ (+) : nyata di belakang lensa
1 1 1
= + S’(-) : maya di depan lensa
f s s'
3. Menentukan pebesaran f (+)
h' s'
M= =
h s
Ket :
f : jarak fokus (m)
s : jarak benda ke cermin (m)
s’ : jarak bayangan ke cermin (m)
h : tinggi benda
h’ : tinggi bayangan
19) INDRA PENGLIHATAN MANUSIA
A. FUNGSI BAGIAN MATA
1. Otot mata : mengerakkan bola mata
2. Otot lensa : mengatur pupil mata
3. Iris (selaput pelangi) : mengatur pupil mata
4. Kornea (selaput bening) memiliki lengkung tajam : menerima cahaya
5. Aquaeous humor (cairan pengisi antara kornea dan lensa) : memberi
bentuk dari kekukuhan mata
6. Lensa mata (kenyal , berserat , bahan bening) : membiaskan cahaya
7. Pupil (celah berbentuk lingkaran) : mengatur intesitas cahaya
8. Vitreous humor (cairan bola mata) : meneruskan pembiasan cahaya dari lensa mata
9. Retina : menerima bayangan dari hasil pembiasan
B. BAGIAN MATA
1. Lapisan sklera (lapisan terluar)
2. Lapisan koroid (lapisan tengah) Sifat bayangan mata : nyata , terbalik , dan
3. Retina (lapisan dalam) diperkecil
C. DAYA OKOMODASI
PP (punctum proxium) = titik dekat
- Daya okomodasi adalah kemampuan mata untuk
mencembungkan atau memipihkan lensa mata PR (punctum remotum) = titik jauh
- Ketika melihat benda jauh :
a. Otot siliaris akan mengalami relaksasi
b. Lensa mata menipis
Hal ini menyebabkan lensa mata menjadi datar / melihat tanpa berakomodasi
- Ketika melihat benda dekat :
a. Otot siliaris akan mengalami kontraksi
b. Lensa mata menebal
Hal ini menyebabkan lensa mata menjadi cembung
D. PROSES MASUK CAHAYA
1. Cahaya masuk ke mata melewati kornea
2. Setelah masuk ke kornea , cahaya akan menuju ke pupil
- Pupil adalah bagian warna hitam yang merupakan jalan masuknya cahaya ke dalam mata
3. Setelah melewati pupil , cahaya merambat menuju ke lensa
4. Cahaya selanjutnya membentuk bayangan yang ditangkap oleh retina
- Retina terdiri atas 2 fotoreseptor :
a. Sel batang
 Sel batang akan menunjukkan responnya ketika berada di tempat yang redup
 Sel batang mampu menerima ransang sinar tidak berwarna
 Jumlah : 125 juta
b. Sel kerucut
 Sel kerucut akan menunjukkan responnya ketika berada di tempat yang terang
 Sel kerucut mampu menerima ransang sinar yang kuat dan warna
 Jumlah : 6,5 – 7 juta
- Sel – sel tersebut akan mengubah bayangan menjadi sinyal elektrik (impuls)
- Sinyal elektrik akan ditransfer ke otak dan diterjemahkan sebagai objek / benda yang dilihat
E. GANGGUAN
1. Rabun dekat (hipermetropi)
- Penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda berada jarak dekat dengan jelas karena bayangan yang
terbentuk di belakang retina
- Penanganan : mengunakan lensa cembung
2. Rabun jauh (miopi)
- Penderita rabun jauh tidak dapat meliha bendaa beradad jarak jauh dengan jelas Karena bayangan yang terbentuk
di depan retina
- Penanganan : menggunakan lensa cekung
3. Buta warna
- Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang disebabkan ketidakmampuan sel – sel kerucut mata untuk
menangkap suatu warna tertentu
- Buta warna terdiri atas
a. Buta warna total (hanya dapat melihat warna hitam dan putih)
b. Buta warna sebagian (tidak dapat melihat warna merah , biru , hijau)
- Gambar yang dipakai untuk menguji buta warna disebut uji ishikara
4. Rabun tua (presbiopi)
- Presbiopi disebut juga rabun jauh dan rabun dekat
- Kelainan ini disebabkan berkurangnya daya akomodasi mata
- Penanganan : kacamata rangkap yang terdiri lensa cekung bagian atas dan lensa cembung bagian bawah
5. Astigmatisma (silinder)
- Astigmatisma / silinder adalah sebuah gangguan pada mata karena penyimpangan dalam pembentukkan
bayangan
- Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak memberikan gambaran / bayangan garis vertikal maupun horizontal
bersamaan
- Ciri ciri :
a. lensa mata bergelombang vertikal : melihat benda dengan bentuk garis – garis tegak
penanganan : lensa berbentuk tabung silinder yang diletakkan vertikal
b. lensa mata bergelombang horizontal : melihat benda dengan bentuk garis – garis mendatar
penanganan : lensa berbentuk tabung silinder yang diletakkan secara mendatar
F. RUMUS
1. Kekuatan lensa

1 Ket :
D=
f - D : kekuatan lensa (dioptri / D)
Kalau dalam cm - f : jarak fokus (m , cm )
100 - PH : daya lensa untuk hipermetropi (D /
D= dioptri)
f
2. Daya lensa mata rabun dekat (hipermetropi) - s : jarak benda di depan kacamata (m ,
100 100 cm)
PH = - - PP (Punctum Proxium) : titik dekat
s PP
seorang mata (selalu 25 cm)
3. Daya lensa mata rabun jauh (miopi)
- PM : daya lensa untuk miopi (D / dioptri)
100
PM = - - PR (Punctum Remotum) : titik jauh
PR seorang mata (m, cm)

20) ALAT OPTIK


A. KAMERA
- Sifat bayangan kamera : nyata , terbalik , dan diperkecil
- Cara kerja kamera :
 Cahaya dipantulkan dari benda tersebut dan masuk ke lensa kamera
 Untuk mendapatkan foto / gambar yang jelas , harus mengatur shutter
(diafragma dan pengatur cahaya)
Shutter berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam
lensa
 Cahaya yang melalui lensa kamera tersebut memfokuskan bayangan
benda pada film foto
- Prinsip kerja kamera memiliki kemiripan dengan mata , perbedaan :

Keterangan Mata Kamera


Tempat bayangan Retina Film
Pengatur bayangan iris Diafragma
Jarak bayangan Tetap Berubah sesuai jarak benda
Jarak fokus Berubah sesuai jarak benda tetap
B. KACA PEMBESAR (LUP)
- Lup / kaca pembesar adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda – benda kecil agar tampak lebih besar
- Lup menggunakan lensa cembung
- Sifat bayangan : maya , tegak , diperbesar
- Rumus :
a. Perbesaran bayangan dengan mata tidak berakomodasi
Sn
M= +1
f
b. Perbesaran bayangan dengan mata berakomodasi
Sn
M=
f
Ket :
M : perbesaran (m , cm)
Sn : jarak baca normal (25 cm)
f : jarak fokus (m , cm)
C. MIKROSKOP
- Mikroskop merupakan alat optic yang digunakan untuk mengamati benda – benda yang sangat kecil (berukuran mikro)
agar tampak lebih jelas
- Mikroskop memiliki 2 lensa utama :
a. Lensa objektif (dekat objek)
b. Lensa okuler (dekat mata)
- Prinsip kerja :
a. Benda yang diamati ditempatkan pada sebuah kaca objek dan cahaya disinari dari bawah
b. Cahaya melalui lensa objektif , membentuk bayangan nyata dan diperbesar
c. ketika melalui lensa okuler , bayangan bersifat maya dan diperbesar
- rumus :

1. perbesaran mikroskop Sn
Mtotal = Mob . Mok Mok =
f ok
2. perbesaran lensa objektif
Ket :
S ' ob - Mtotal : perbesaran mikroskop
Mob =
S ob - Mob : perbesaran lensa objektif
3. perbesaran lensa okuler untuk mata - Mok : perbesaran lensa okuler
berakomodasi - Sob : jarak benda terhadap lensa objektif
Sn (m)
Mok = +1 - S’ob : jarak bayangan terhadap lensa
f ok
objektif (m)
4. perbesaran lensa okuler untuk mata
- Sn : jarak baca normal (selalu 25 cm)
tidak berakomodasi
- fok : titik fokus lensa okuler (m)

D. TEROPONG BINTANG
- Teropong digunakan untuk mengamati benda – benda yang letaknya sangat jauh agar kelihatan lebih dekat dan lebih
jelas
- Teropong bintang terdiri atas lensa objektif dan lensa okuler
- Sifat bayangan : maya , diperbesar , dan terbalik
- Rumus :

1. Perbesaran teropong
f ob Ket :
M= - M : perbesaran teropong
f ok
- fob : fokus lensa objektif (cm , m)
2. Panjang teropong
- fok : fokus lensa okuler (cm , m)
d = fob + fok
- d : panjang teropong (cm , m)

II. BIOLOGI
1) RESPIRASI
A. PENGERTIAN
- Respirasi adalah proses pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup
B. PENGELOMPOKKAN RESPIRASI
a. Respirasi internal : pertukaran gas-gas antara darah di dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel/jaringan
tubuh
b. Respirasi eksternal : pertukaran gas-gas antara alveolus paru-paru dengan darah di dalam pembuluh kapiler udara
C. PENGELOMPOKKAN SISTEM PERNAPASAN
1. Secara strukrutal , sistem pernapasan dikelompokkan menjadi
a. Sistem pernapasan bagian atas
Meliputi hidung dan faring
b. Sistem pernapasan bagian bawah
Meliputi laring , trakea , bronkus , bronkiolus , alveolus
2. Secara fungsional , sistem pernapasan dikelompokkan menjadi
a. Zona penghubung
Fungsi : menyaring , menghangatkan , melembapkan udara , menyalurkan udara menuju paru-oaru
Bagian penghubung meliputi hidung , faring , laring , trakea , bronkus , bronkiolus
b. Zona respirasi
Fungsi : pertukaran gas
Bagian respirasi yaitu alveolus
D. ORGAN PENAPASAN
1. Hidung
a. Rambut hidung : menyaring partikel debu/kotoran yang masuk bersama udara
b. Selaput lender : perangkap benda asing yang masuk saat bernapas
c. Konka : menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru
2. Faring
a. Fungsi :
a. Sebagai jalur masuk udara dan makanan
b. Ruang resonasi udara
c. Tempat tonsil yang berpatisipan pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing
b. Faring memiliki panjang 5-13 cm
3. Laring (pangkal tenggorokan)
a. Epiglotis : untuk menutup laring sewaktu menelan makanan dan minuman .
Jika ada partikel kecil (debu , asap , makanan/minuman) yang masuk ke dalam laring akan terjadi refleks batuk
untuk mengekuarkan partikel kecil tersebut
b. Pita suara : menghasilkan gelombang suara
c. Jakun
4. Trakea (batang tenggorokan)
a. Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dan bronkus
b. Memiliki panjang 10-12 cm dan lebar 2 cm
c. Terdapat :
a. Cincin tulang rawan
b. Selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia . silia di trakea berfungsi menyaring benda-benda
asing masuk ke dalam saluran pernapasan
5. Bronkus (cabang batang tenggorokan)
 Bronkus merupakan percabangan trakea
 Struktur :
a. Hampir sama trakea hanya lebih sempit
b. Bentuk tulang tidak teratur
c. Berselang seling dengan otot polos
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan bronkus
7. Alveolus
Alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah (pembuluh darah) dengan udara bebas
8. Paru-paru
 Paru-paru terdiri atas :
a. Paru paru kanan (pulmo dekster) yang memiliki 3 lobus
b. Paru paru kiri (pulmo sinister) yang memiliki 2 lobus
 Paru-paru terdapat pleura yang berisi cairan limfa
 Pleura merupakan pembungkus paru paru
 Fungsi pleura : Melindungi paru paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis
E. MEKANISME PERNAPASAN

1. Pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot tulang rusuk

a. Saat inspirasi b. Saat ekspirasi


 Otot antar tulang berkontraksi  Otot antar tulang berelaksasi
(tegang) (kendur)
 Volume rongga dada membesar  Volume rongga dada mengecil
 Paru-paru mengembang  Paru-paru kembali normal
 P = lebih kecil  P = lebih besar
 Udara masuk ke paru-paru  Udara keluar dari paru-paru

2. Pernapasan perut terjadi karena kontraksi otot diafragma

a. Saat inspirasi b. Saat ekspirasi


 Otot diafragma kontraksi (tegang)  Otot diafragma relaksasi (kendur)
 Diafragma mendatar  Diafragma melengkung ke atas
 Volume rongga dada membesar  Volume rongga dada mengecil
 P = lebih kecil  P = lebih besar
 Udara masuk ke paru-paru  Udara keluar dari paru-paru

F. FAKTOR MEMENGARUHI PERNAPASAN


1. Umur
- Semakin bertambah umur seseorang , maka semakin rendah frekuensi pernapasannya .
2. Jenis kelamin
- Pada umumnya , laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak memerlukan energi .
- Semakin membutuhkan energi semakin meningkat frekuensinya
3. Suhu tubuh
- Semakin tinggi suhu tubuh , maka semakin cepat frekuensi pernapasannya.
4. Posisi tubuh
- Semakin membutuhkan energi , maka semakin meningkat frekuensinya
- Pada posisi tubuh berdiri , otot-otot akan berkontraksi untuk menghasilkan tenaga . Maka frekuensinya
meningkat
- Pada posisi tubuh duduk/baring , berat badan disangga oleh sebagian besar tubuh .Maka frekuensinya menurun
5. Aktivitas/kegiatan tubuh
- Ketika tubuh memerlukan banyak energy , maka tubuh perlu
lebih banyak oksigen sehingga frekuensi pernapasan meningkat .
G. VOLUME UDARA PERNAPASAN
1. Volume Tidal (tidal volume)
 Tidal merupakan volume udara yang keluar masuk paru-paru saat
tubuh melakukan inspirasi/ekspirasi biasa
 Volume = 500 mL
2.Cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume) / udara suplementer
 Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa
 Volume = 1500 mL
3. Cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume) / udara komplementer
 Volume udara yang masih dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi biasa
 Volume = 1500 mL
4. Volume residu (residual volume)
 Volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi maksimal
 Jumlah = 1000 mL
5. Kapasitas vital
 Penjumlahan dari volume tidal , cadangan inspirasi , dan cadangan ekspirasi
 Jumlah = 3500 mL
6. Volume total paru-paru (total lung volume)
 Penjumlahan antara kapasitas vital dan volume residu
 Jumlah = 4500 mL
H. GANGGUAN
1. Influenza
Penyebab : influenza virus
Gejala : demam suhu lebih dari 390c , pilek , bersin , batuk , sakit kepala , sakit otot , rongga hidung gatal
Virus menular ketika menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan orang tersebut menyentuh mulut dan
mata
Upaya : menggunakan masker ketika berkendaraan dan mencuci tangan dengan sabun
2. Tonsillitis
Penyebab :
 Virus : adenovirus , rhinovirus , influenza , dan corona
virus
 Bakteri : streptococcus
 Daya tahan tubuh yang lemah
Sebab secara normal , tonsil (amandel) menyaring virus
ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan/udara .
Jika tubuh lemah , maka akan terinfeksi.
Gejala : sakit tenggorokan , tonsil mengalami peradangan , batu , sakit kepala , sakit bagian leher/telinda , demam
3. Faringtis
Faringtis adalah infeksi faring oleh kuman penyakit , virus , bakteri maupun jamur.
Penyebab :
 Virus : adenovirus , orthomyxorius , rhinovirus , corona virus
 Bakteri : streptococcus pygogenes
 Zat kimia yang dapat mengiritasi jaringan pada faring
Gejala : sakit tenggorokan , radang tonsil (amandel)
Penanganan : memberi antibiotic dan antifungsi
4. Preumonia
Preumonia adalah infeksi pada bronkiolus dan alveolus
Penyebab : streptococcus preumonia
Para penderita preumonia terdapat cairan kental yang menganggu pertukaran gas
pada paru-paru .
Hal ini membuat oksigen yang diserap darah menjadi berkurang.
Gejala : demam , batuk berdahak , tidak enak badan , sakit bagian dada , terkadang
kesulitan bernapas
Penanganan : antibiotic , obat membuat saluran napas menjadi
lebar , terapi oksigen , penyedotan cairan pada paru-paru
5. TBC (tuberculosis)
Penyebab : bakteri mycobacterium tuberculosis
Ketika bakteri tersebut masuk ke dalam paru-paru , bakteri akan menyebabkan infeksi sehingga memicu sistem
imun bergerak menuju area terinfeksi dan segera memakan bakteri tersebut agar tidak menyebar luas.
Jika imun tubuh lemah , maka bakteri akan masuk ke dalam peredaran daras dan sistem limfa untuk menginfeksi
organ lain
Gejala : mudah lelah , berat badan turun , lesu , hilang nafsu makan , demam , berkeringat di malam hari , sulit
bernapas , sakit bagian dada , batuk berdarah
Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi tulang dan menyebabkan penyakit TBC Tulang
6. Asma
Penyebab : faktor lingkungan menyebabkan asma adalah zat pemicu alergi
(allergen ) akan menghasilkan senyawa kimia (prostaglandin dan histamin)
Contoh zat pemicu alergi (allergen) adalah asap rokok , debu , bulu hewan ,
dll
Senyawa kimia dapat memicu penyempitan saluran pernapasan sehingga
sulit menghirup oksigen .
Gejala : batuk , napas berbunyi , napas pendek , sesak napas
7. Kanker paru-paru
Penyebab : pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali
Jika sel-sel tidak ditangani , dapat menyebar ke seluruh paru-paru
Gejala : batuk berdarah , berat badan berkurang , napas pendek ,
sakit bagian dada
Sekitar 85% kasus paru-paru disebabkan merokok dalam jangka
waktu yang lama dan 15% terjadi orang yang tidak pernah merokok .
Kanker paru-paru pada orang tidak merokok dapat diakibatkan
karena kombinasi faktor keturunan dan faktor lingkungan . contoh :
menghirup debu asbes , udara terpolusi , perokok pasif
2) EKSKRESI
A. PENGERTIAN
- Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa hasil dan kegiatan metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
B. ORGAN SISTEM EKSKRESI
1. Ginjal

 Ginjal menghasilkan urine


 Sel ginjal disebut nefron
 Ginjal terdiri atas
a. Korteks (kulit ginjal)
Terdiri dari badan malphigi dalamnya ada glomerulus dan kapsula bowman
b. Medula (sumsum ginjal)
Terdiri dari lengkung henle dan Tubulus kolektivus
c. Pelvis (rongga ginjal)
d. Arteri
e. Vena
 Mekanisme pembentukkan urine :
a. Filtrasi :
 Darah akan mengalir ke glomerulus melalui arteriola afferen dan keluar melalui arteri efferen
 Selama darah mengalir , karena pengaruh tekanan menyebabkan molekul-molekul kecil di dalam darah
terdorong keluar dari glomerulus melalui ruang antar sel sedangkan protein , lemak , dan darah tidak
dapat melewati ruang antar sel dan tetap pada glomerulus sehingga molekul-molekul kecil yang tersaring
akan berada di kapsula bowman
 Hasil filtrasi : urine primer (air , urea , amonia , glukosa , asam amino , urobilin , ion-ion seperti natrium ,
klor , kalsium , kalium , kreatinin)
b. Reabsorpsi
 Reabsorpsi : penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna yang ada di urine primer
 Terjadi di Tubulus Kontortus Proksimal
 Hasil reabsorpsi : urine sekunder (air , garam , amonia , urea , dan urobilin)
 Zat yang dapat digunakan tubuh : air , glukosa , asam amino , ion-ion seperti natrium , klor , kalsium ,
kalium , kreatinin
 Lengkung henle dibagi menjadi :
1. Lengkung descendent (daerah turun) akan mengalami reabsorpsi
2. Lengkung ascendant (daerah naik) akan mengalami augmentasi
c. Augmentasi
 Augmentasi : penambahan zat-zat tidak berguna ke dalam urine
 Terjadi di Tubulus Kontortus Distal
 Hasil augmentasi : urine sesungguhnya (air , garam , urea , urobilin , ammonia , hormon yang tidak
digunakan lagi , zat antibiotic , zat obat-obatan )
 Zat yang tidak berguna adalah hormon yang tidak digunakan lagi , zat antibiotic , dan zat obat-obatan
 Urine akan masuk ke tubulus kolektivitus yang akan menuju ke pelvis dan dikeluarkan melalui ureter
menuju ke kantung kemih
2. Kulit

 Kulit menghasilkan keringat terdiri atas air dan garam


 Keringat dihasilkan ketika kapiler pembuluh darah bawah kulir melebar karena pengaruh panas/pengaruh hormonal
dan lainnya . Darah akan melewati pembuluh darah bawah kulit (subkutan) lebih banyak. Sebagian air dan garam
mineral akan berfusi ke kelenjar keringat kemudian akan menghasilkan keringat.
 Pada suhu di luar tubuh lebih panas :Maka tubuh akan merespon dengan mengeluarkan keringat untuk menurunkan
suhu tubuh akibat suhu lingkungan yang tinggi menjadi normal kembali
 Pada suhu di luar tubuh lebih dingin : pembuluh darah menyempit untuk mencegah panas tubuh berkurang dan
terkadang mengigil untuk menambah panas tubuh
 Fungsi kulit :
a. Melindungi jaringan dibawahnya dari kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan , penyinaran , kuman dan zat
kimia berbahaya
b. Mengurangi kehilangan air dalam tubuh
c. Mengatur suhu tubuh
d. Menerima ransangan dari luar
 Kulit dibagi menjadi :
a. Epidermis
 Berisi epitel-epitel kukit
 Terdapat :
1. Stratum Korneum (lapisan tanduk): lapisan sel kulit mati (kulit ari)
2. Stratum Granulosum (lapisan granula) : mengandung pigmen melanin (penentu warna kulit)
3. Germinativum : sel aktif membelah
b. Dermis
 Terdapat :
1. Kelenjar minyak (subasea) biasanya terdapat di akar rambut
2. Kelenjar keringat (sudarifera) biasanya langsung muara ke kulit
3. Pembuluh darah
4. Sel-sel saraf penerima ransangan panas , dingin , sentuhan , dan tekanan
c. Hipodermis/ lapisan subkutan (jaringan bawah kulit)
 Terdapat jaringan adiposa (lemak) berfungsi menumpuk lemak untuk cadangan makanan dan menjaga suhu
tubuh agar tetap hangat
3. Paru-paru
 Paru paru menghasilkan CO2 dan uap air (H2O)
 Mekanisme :
C6H12O6 (glukosa) + O2 (oksigen) = CO2 (karbon dioksida) + H2O (uap air)
4. Hati
 Hati menghasilkan bilirubin dan urea
 Fungsi hati secara umum :
a. Mengubah glukosa menjadi glikogen (cadangan glukosa dalam tubuh)
b. Mentralisir racun
 Fungsi hati sebagai sistem ekskresi :
a. Perombakkan eritrosit (sel darah merah) tua menjadi :
Pewarna empedu (biliverdin)
Pewarna urine (bilirubin) dihasilkan dari hemogoblin
b. Perombakkan kelebihan protein melalui siklus ornithin menjadi urea
 Proses perombakkan eritrosit (sel darah merah) tua :
 Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu hidup antara 100-120 hari karena sel darah merah tidak
memiliki inti sel dan membran selnya selalu bergesekan dengan pembuluh darah kapiler
 Sel darah merah tidak memiliki inti sel sehingga tidak dapat membentuk komponen baru untuk mengantikan
komponen sel yang rusak
 Sel darah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam hati dan limpa
 Hemogoblin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi :
a. Zat besi : dibawa menuju sumsum merah tulang untuk membentuk hemogoblin baru
b. Globin : dipecah menjadi asam amino untuk digunakan dalam pembentukan protein lain
c. Hemin : diubah biliverdin (warna hijau), biliverdin diubah menjadi bilirudin (warna kuning oranaye)
 Bilirubin keluar bersama getah empedu yang akan dikeluarkan di usus dua belas jari dan menuju usus besar
 Di usus besar bilirubin menjadi uribilinogen diubah menjadi :
a. Urobilin : pigmen kuning pada urine
b. Sterkobilin : pigmen cokelat pada feses
C. GANGGUAN
1. Nefritis (radang ginjal)
 Nefritis adalah penyakit rusaknya nefron terutama pada bagian glomerulus
 Dikarenakan glomerulus rusak maa penyaringan darah terganggu
 Penyebab : bakteri streptococcus
 Nefritis mengakibatkan
1. Masuknya kembali asam urat dan urea ke pembuluh darah (uremsa)
2. Adanya penimbunan air di kaki karena reabsoprsi air terganggu (kaki
bengkak)
2. Batu ginjal
 Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuk endaapannya garam kalsium di dalam perlvis
 Efek pada tubuh adalah batu ginjal tersebut akan menyumbat saluran kencing
 Penyebab :
1. Sering menahan kencing
2. Terlalu banyak mengonsumsi garam
3. Kurang minum air
3. Albuminuria
 Albuminuria adalah penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan
pada glomerulus dalam proses filtrasi sehingga pada urine ditemukan
protein
4. Hematuria
 Hematuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya sel darah
merah pada urine
 Penyebab :
1. Gesekan dengan batu ginjal
2. Infeksi saluran kemih karena sering menahan air kencing
5. Diabetes insipidus
 Diabetes insipidus adalah penyakit yang disebabkan karena seseorang
kekurangan hormon antidiuretik (ADH)
 Dikarenakan ADH tidak berfungsi , maka zat-zat yang masih berguna tidak
diserap seperti glukosa dan asam amino
 Akibatnya , urine tersebut mengandung glukosa dan asam amino
 Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap air yang masuk ke dalam tubuh.
 Efek : penderita akan sering buang air kecil
6. Kanker ginjal
 Kanker ginjal merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel-sel ginjal
yang tidak terkontrol di sepanjang tubulus dalam ginjal.
 Hal ini menyebabkan adanya darah dalam urine , kerusakan ginjal , dan
memengaruhi kerja organ lainnya
 Upaya : menghindari penggunaan bahan bahan kimia memicu kanker
7. Jerawat
 Jerawat (acne vulgaris) merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan terjadinya penyumbatan dan
peradangan pada kelenjar sebasea/minyak .
 Jerawat timbul karena :
1. Kurang menjaga kebersihan kulit sehingga terjadi penumpukkan kotoran dan kulit
mati
2. Faktor hormonal
3. Penggunaan komestik berlebihan dan mengandung minyak
4. Konsumsi makanan berlemak
 Jerawat biasanya muncul pada bagian wajah , leher , punggung
8. Biang keringat
 Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati
sehingga tidak terbuang secara sempurna
 Keringat yang terperangkap menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan
disertai gatal
 Penyebab : sel-sel kulit mati , debu , dan komestik
 Biang keringat muncul pada bagian leher , punggung , dada
9. Diabetes mellitus
 Diabetes mellitus adalah penyakit yang berlangsung lama/ kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah
yang tinggi atau di atas nilai normal.
D. UJI URINE
1. Benedict (uji glukosa)
Jika merah bata , terkena penyakit
- (-) = biru jernih/sedikit kehijauan dan agak keruh
diabetes mellitus
- 1+ = hijau kekuningan /keruh
- 2+ = kuning kehijauan /keruh (0.5 – 1%)
- 3+ = jingga / lumpur keruh (2 - 3.5%)
- 4+ = merah bata /keruh (> 3.5%)
2. Lugol/biuret (menguji protein)
Jika warna ungu , terkena penyakit
albuminuria

3. Amonia (bau)
Secara normal , baunya menyengat
4. PH
Nilai normal : 7
Rata-rata 5.0 – 6.0
5. Asam sulfosalisilat
- Negatif : jernih
- 1+ = kekeruhan ringan tanpa butir-butiran (0.01-0.05 g/dl)
- 2+ = kekeruhan mudah dapat dilihat dan tampak butir-butiran (0.05-0.2 g/dl)
- 3+ = jelas keruh dan kekeruhannya berkeping-keping (0.2-0.5 g/dl)
- 4+ = sangat keruh dan bergumpal (>0,5 g/dl)

Anda mungkin juga menyukai