Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

MESIN LISTRIK
MOTOR DC

Oleh :
KELOMPOK 3
Anggota :
1. 102119013 – M. Zidane Wahyudi
2. 102119017 – Muhammad Sabili Zamzami
3. 102119048 – Jafar Shiddiq
4. 102119023 – Malvin Zapata
5. 102119071 – Abdul Rahim
6. 102119057 – M. Zalfa Dhiya Ulhaq

PROGRAM STUDI TEKNIK


ELEKTRO FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2023
1. MOTOR DC EKSITASI TERPISAH
Sebelum melakukan pengukuran kecepatan pada motor dc eksitasi terpisah, maka
nameplate ditentukan terlebih dahulu, berikut nameplate pada motor dc eksitasi
terpisah:

Gambar 1.1 nameplate pada motor dc eksitasi terpisah


Maka parameter pada motor dc eksitasi terpisah di PSIM seperti berikut :

Gambar 1.2 Parameter pada motor dc eksitasi terpisah

Kemudian dirangkai rangkaian sperti pada gambar 1.3 pada PSIM


Gambar 1.3 rangkaian motor dc eksitasi terpisah

Tabel 1.1 Hasil dari percepatan pada motor dc eksitasi terpisah


Ra 15 25 35 45
Speed 61.374706 -69845.557 -400.94198 -164.96806

Rf 15 25 35 45
Speed 61.374706 -29.888639 -227.8918 -533.13391

Va 120 240 360 480


Speed 61.374706 247.55779 433.86935 621.02573

Berikut grafik pada saat nilai Ra =15, speed nya 61.374 dan VA = 120

Gambar 1.4 grafik pada saat nilai Rf = 15 dan speed 61.374


Dapat dilihat pada gambar bahwa garis pada torsi menunjukkan sifat penguatan atau terpisah
dan kecepatannya steady state.

Gambar 1.5 grafik pada saat nilai Ra = 25 dan speed -69845.557


Gambar 1.6 Grafik pada saat nilai RA = 35

Gambar 1.7 Grafik pada saat nilai RA = 45

Plot pada grafik Ra percepatan pada motor dc eksitasi terpisah seperti berikut :

Ra-Kecepatan
10.000
0
0 10 20 30 40 50
-10.000
-20.000
kecepatan

-30.000
-40.000 Series1
-50.000
-60.000
-70.000
-80.000
Ra

Gambar 1.8 Plot Grafik pada Ra

Berikut grafik pada saat nilai Rf = 15 dan 25, serta nilai VA = 120
Gambar 1.9 grafik saat nilai RF = 15

Gambar 1.10 grafik saat nilai RF= 25

Berikut grafik pada saat nilai Rf = 35 dan 45, nilai speed nya -227.8918 dan -
533.13391, serta nilai VA = 120

Gambar 1.11 grafik saat nilai Rf = 35 dan speednya -227.8918

Gambar 1.12 grafik saat nilai Rf = 45 dan speed nya 533.13391


Maka plot pada grafik Rf seperti berikut;

Rf-Kecepatan
100

0
0 1 2 3 4 5
-100

-200
Speed

-300 Series1

-400

-500

-600
Rf

Gambar 1.13 plot pada Grafik Rf

Maka grafik pada Va, dengan RA dan RF = 15 dapat dilihat seperti berikut

Gambar 1.14 grafik saat VA = 120

Gambar 1.15 grafik saat nilai Va = 240


Gambar 1.16 grafik saat nilai VA = 360

Gambar 1.17 grafik saat nilai Va = 480

Maka plot grafik pada Va seperti berikut :

Va - Kecepatan
700

600

500
Kecepatan

400

300
Series1
200

100

0
0 100 200 300 400 500 600
Va

Gambar 1.18 plot pada Grafik Va


Pada gambar 1.12 plot grafik dapat dilihat nilai pada speeddan Va linear.

Untuk menghitung nilai Vf agar kecepatan nya sesuai dengan rating dapat dilakukan
seperti persamaan 1.1 berikut :
𝑉𝐹
𝐼𝐹 = 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝐹
𝑅𝐹
𝑉𝐹 = 𝑅𝐹 × 𝐼𝐹 (1.1)

Diketahui dari parameter bahwa nilai RF = 15 dan IF = 1 maka nilai VF nya adalah 15V
Maka kita dapat menghitung nilai RA seperti persamaan 1.2 berikut :
VT = VA
𝑉𝑡−𝐸𝑎
𝑅𝐴 = 𝐼𝑎
(1.2)
Sebelumnya dicari nilai EA terlebih dahulu nilai EA didapatkan dengan menggunakan
persamaan 1.3 berikut
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 (𝑅𝑎) (1.3)
𝐸𝑎 = 380 − 15.54 (15)
= 146.9 V
Maka nilai Ra dapat dihitung menggunakan persamaan 1.2
𝑉𝑡−𝐸𝑎
𝑅𝐴 = 𝐼𝑎
380−146.9
=
15.54

= 15
Dapat dilihat bahwa nilai pada Ra di simulasi maupun perhitungan hasilnya sama.
Nilai pada Va dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 1.3
146.9 = 𝑉𝑎 − 15.54 (15)
146.9 = 𝑉𝑎 − 233.1
𝑉𝑎 = 146.9 + 233.1
𝑉𝑎 = 380
Dapat dilihat bahwa nilai pada Va disimulasi maupun perhitungannya hasilnya sama.
2. MOTOR DC SERI
2.1. MOTOR DC SERI Dengan Metode Field Divertes
Untuk mensimulasikan motor dc dengan metode field divertes dapat digunakan
parameter seperti gambar 1.2 diatas, dan kemudian dirangkai pada PSIM seperti
pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 rangkaian motor dc seri dengan metode field divertes

Tabel 2.1 motor dc dengan metode field divertes


Torsi 23
Hambatan 15 25 35 45
Diverters
Speed (rpm) -985.45469 -1095.9825 -1156.7348 -1195.8305

Maka dapat diperoleh grafik pada hambatan diverters seperti berikut:


Saat hambatan diverters = 15 dan nilai speed nya -985, 45469

Gambar 2.2 saat hambatan diverters 15


Dapat dilihat pada gambar 2.2 bahwa grafik pada torsi bersifat penguatan bebas atau
terpisah dihasilkan nilai konstan, dan dengan kecepatan seri namun terjadi kenaikan sedikit di
-1000.

Saat hambatan diverters = 25 dan speed nya = =109,9825 maka grafik pada hambatan seperti
berikut:
Gambar 2.3 saat hambatan diverters 25

Dapat dilihat pada gambar 2.3 grafik diatas bahwa torsi yang dihasilkan konstan dan
kecepatan nya makin besar diverters nya maka semakin turun

Saat hambatan diverters = 35 dan speed nya = -1156.7348 maka grafik pada hambatan seperti
berikut:

Gambar 2.4 saat hambatan diverters 35


Dapat dilihat pada gambar 2.4 bahwa grafik kecepataan nya makin besar diverters
nya maka makin turun nilai nya, untuk torsi nilai nya konstan.

Saat hambatan diverters = 45 dan speed nya = -1195.8305maka grafik pada hambatan seperti
berikut:

Gambar 2.5 saat hambatan diverters 45


Dapat dilihat pada gambar 2.5 bahwa grafik diatas bahwa grafik pada torsi konstan
dan grafik pada tegangan seri mengalami penurunan di -1000rpm.
2.2. MOTOR DC SERI Dengan Metode ARMATURE DIVERTERS
Untuk mensimulasikan motor dc dengan metode armature divertes dapat
digunakan parameter seperti gambar 1.2 diatas, dan kemudian dirangkai pada
PSIM seperti pada gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.6 rangkaian dengan metode armature divertes

Tabel 2.2 motor dc dengan metode armature divertes


Torsi 23
Armature 15 25 35 45
Diverters
Speed (rpm) -177.30427 -222.19914 -251.80973 -273.13204

Saat armature diverters = 15 dan speed nya = -177.30427 maka grafik pada hambatan seperti
berikut:

Gambar 2.7 Saat armature diverters = 15


Dapat dilihat bahwa pada gambar 2.7 dapat dilihat nilai torsi konstan, dan kemudian nilai
kecepatan pararel namun terjadi kenaikan disekitar -155 rpm.

Saat armature diverters = 25 dan speed nya = -222.19914 maka grafik pada hambatan seperti
berikut:
Gambar 2.8 Saat armature diverters = 25
Dapat dilihat bahwa pada gambar 2.8 pada grafik torsi menghasilkan konstan, namun pada
tegangan pararel mengalami kenaikan di -210 rpm.

Saat armature diverters = 35 dan speed nya = -251.80973 maka grafik pada hambatan seperti
berikut:

Gambar 2.9 Saat armature diverters = 35


Dapat dilihat bahwa pada gambar 2.9 grafik tegangan pararel mengalami kenaikan di -
250rpm, dapat dilihat bahwa semakin besar nilai armature maka semakin besar angka
kenaikannya.

Saat armature diverters = 45 dan speed nya = -273.13204 maka grafik pada hambatan seperti
berikut:

Gambar 2.10 Saat armature diverters = 45


Dapat dilihat bahwa pada gambar 2.10, grafik tegangan pararel mengalami kenaikan di -
250rpm, dapat dilihat bahwa semakin besar nilai armature maka semakin besar angka
kenaikannya.
Dapat diperoleh plot pada motor dc seri dengan metode field diverters dan armature diverters
Maka plot pada motor dc seri dengan metode field diverters seperti berikut:

Field Divertres
0
0 10 20 30 40 50
-200

-400
speed (rpm)

-600

-800 Series1

-1.000

-1.200

-1.400
hambatan diverters

Gambar 2.11 plot grafik pada motor dc seri dengan metode field diverters

Maka plot pada motor dc seri dengan metode armature diverters seperti berikut:

Armature Diverters
0
0 10 20 30 40 50
-50

-100
speed

-150
Series1
-200

-250

-300
armature diverters

Gambar 2.12 plot grafik pada motor dc seri dengan metode armature diverters

Anda mungkin juga menyukai