Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMAKAIAN MESIN LISTRIK

A. MOTOR ARUS SEARAH

Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus
Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah
atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan
pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti
Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.Prinsip kerja dari mesin listrik ini memanfaatkan
prinsip dari gaya Lorentz dimana jika sebuah kumparan yang berada dalam medan magnet
dialiri arus listrik maka pada tiap sisi dari kumparan tersebut akan timbul suatu gaya yang
diakibatkan dari sebuah batang besi yang di simpan diantara medan magnet. Gaya ini
menimbulkan arah yang ditentukan dengan aturan tangan kiri yang mana jika garis gaya
menusuk telapak tangan, jari jari yang direntangkan menunjukkan arus, maka ibu jari
menunjukkan arah gaya yang timbul. Sedangkan untuk garis gaya yang terjadi pada sekeliling
kumparan jangkar akan menimbulkan sebuah momen. Apabila resultan dari momen lebih besar
daripada momen lawan maka motor akan bergerak.

Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya
dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam
maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut
dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik
DC memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional
dari 1,5V hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan tegangan yang
lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat.

Jika motor berputar, maka kumparan-kumparan di dalam jangkar akan menimbulkan ggl,
namun arahnya berlawanan arah dengan arus yang masuk ke dalam motor, maka ggl yang terjadi
di sebut ggl lawan (back emf). Agar bisa melewatkan arus pada ggl lawan maka kita membutuhkan
daya listrik. Daya ini lah yang nantinya diubah oleh motor menjadi gerak atau daya mekanik.
Secara konstruksi generator dan motor hamper sama namun memiliki perbedaan antara tegangan
jepit dan ggl yang dihasilkan, berikut perbedaannya:

GENERATOR: MOTOR:
E>V 𝑉−𝐼𝑎.𝑅𝑎
E<V n=
𝑐.ɸ
E = V + Ia.Ra
E = V - Ia.Ra
V = E – Ia.Ra
E = c.n.ɸ

V = E + Ia.Ra

PERSAMAAN DAYA PADA MOTOR:

V = E + Ia.Ra

V . Ia = E . Ia + Ia2 . Ra

V.Ia = DAYA YANG DIAMBIL OLEH JALA – JALA DARI MOTOR

E.Ia = DAYA LISTRIK YANG DIUBAH MENJADI DAYA MEKANIK

Ia2 . Ra = RUGI-RUGI DAYA


KOPEL/MOMEN :
M = C’ . Ia . ɸ M = f (Ia)
Akan dibuktikan jika M . 𝜔 = E.Ia
M . 𝜔 = C’ . Ia . ɸ

M . 𝜔 = C’ . Ia . ɸ. n. 2𝜋⁄60

C’ . Ia . ɸ = c
M . 𝜔 = C . n . ɸ .Ia
M . 𝜔 = E .Ia
A.1 Macam – macam Motor Arus Searah :
- Motor Arus Searah Berpenguatan Bebas
Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk kumparan medan
(field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker (armature coil) pada rotor
seperti terlihat pada gambar diatas ini. Karena adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber
daya tambahan untuk pasokan arus listrik, Motor DC jenis ini menjadi lebih mahal sehingga jarang
digunakan. Separately Excited Motor DC ini umumnya digunakan di laboratorium untuk penelitian dan
peralatan-peralatan khusus.

I = Ia + If Rf (field) = TAHANAN PENGUAT M = C’ . Ia . ɸ

I = ARUS DARI JALA JALA Ra = TAHANAN JANGKAR M ~ C . Ia


(𝑉−𝐼𝑎).𝑅𝑎
If = ARUS PENGUAT If = V / Rf n= 𝐶. ɸ

Ia = ARUS JANGKAR V TETAP MAKA If TETAP DAN ɸ JUGA TETAP Ra << Rf


-Motor Arus Searah Berpenguatan Sendiri
Pada Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini, kumparan medan
(field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun kombinasi seri-paralel dengan kumparan
angker (armature winding). Motor DC Sumber Daya Sendiri ini terbagi lagi menjadi 3 jenis Motor DC
yaitu Shunt DC Motor, Series DC Motor dan Compound DC Motor.

A.1.1 Motor Shunt

Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC tipe Shunt ini merupakan tipe Motor DC yang
sering digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC Shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan
meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila mencapai torsi (torque)
tertentu). Karena Kumparan Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara paralel, maka total
arus listrik merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus yang melalui
kumparan jangkar.

Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan secara seri


dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker. Jika resistor/tahanan tersebut
dipasangkan secara seri dengan kumparan medan maka kecepatannya akan berkurang, sedangkan
apabila resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan angker maka
kecepatannya akan bertambah.

I = Ia + If Rf (field) = TAHANAN PENGUAT M = C’ . Ia . ɸ

I = ARUS DARI JALA JALA Ra = TAHANAN JANGKAR M ~ C . Ia


(𝑉−𝐼𝑎).𝑅𝑎
If = ARUS PENGUAT If = V / Rf n= 𝐶. ɸ

Ia = ARUS JANGKAR V TETAP MAKA If TETAP DAN ɸ JUGA TETAP Ra << Rf

Apabila beban naik maka Ia juga akan naik IaRa naik. Kenaikan arus armature akan
menyebabkan reaksi jangkar naik dan memperlemah ɸ. Perputaran motor shunt hampir konstan pada
berbagai beban jika v konstan. Oleh karena itu motor dc shunt ini diaplikasikan untuk menggerakkan
pompa pompa, lift / elevator, menggerakkan pengubah energi pada arus searah.
A.1.2 Motor Seri
Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara seri dengan kumparan angker
(armature winding). Dengan hubungan seri tersebut, arus listrik pada kumparan medan adalah sama
dengan arus listrik pada kumparan angker. Kecepatan pada Motor DC tipe seri ini akan berkurang
seiring dengan penambahan beban yang diberikan pada motor DC tersebut. Motor DC jenis ini tidak
boleh digunakan tanpa ada beban yang terpasang karena akan berputar cepat tanpa terkendali.

PERSAMAAN PADA MOTOR DC SERI: V = E + Ia(Ra + Rf)

I = If = Ia (ɸ SEBAGAI FUNGSI DARI If DAN Ia) E = C .n. ɸ

M = C’ . Ia. ɸ ɸ ~ 𝐼𝑓 ~ 𝐼𝑎 V tetap, apabila ia naik nilai E turun, apabila E


turun ɸ naik maka n akan turun. Tetapi jika V
KARENA NILAI FLUKS SETARA IA MAKA M = C’ . Ia2
tetap Ia turun, Nilai E akan mendekati Harga U
M ~ Ia2
E = C .n. ɸ (E naik ɸ turun maka n naik)

t
Bila beban bertambah besar, maka harga Ia, I akan menjadi naik dan ggl turun sehingga
perputaran akan turun dengan cepat namun apabila yang terjadi sebaliknya maka perputaran akan
meningkat sangat cepat. Maka pada motor jenis ini kita harus menggunakan roda gigi sebagai
media penghubung agar tidak menimbulkan gaya sentrifugal yang besar dan dapat menyebabkan
penghubung bisa putus. Perputaran motor ini sangat bergantung pada beban sehingga jenis motor
ini cocok untuk diaplikasikan pada alat pengangkut, kereta listrik dan juga pada traksi (transportasi
listrik).
A.1.3 Motor Kompon

Compound DC Motor atau Motor DC tipe Gabungan ini adalah gabungan Motor DC jenis Shunt
dan Motor DC jenis Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan ini, Terdapat dua Kumparan Medan (Field
Winding) yang masing-masing dihubungkan secara paralel dan Seri dengan Kumparan Angker
(Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel tersebut, Motor DC jenis Compound
ini mempunyai karakteristik seperti Series DC Motor yang memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan
karakteristik Shunt DC Motor yang berkecepatan hampir konstan.

Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor) ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis
yaitu Long Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel dengan
kumparan angkernya saja dan dan Short Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya secara
paralel dengan kombinasi kumparan medan seri dan kumparan angker (bentuk rangkaiannya dapat
dilihat pada gambar atas).

A.KOMPON PANJANG B. KOMPON PENDEK

RUMUS – RUMUS MOTOR DC RUMUS – RUMUS MOTOR DC


KOMPON PENDEK: KOMPON PENDEK:
E = V + Is.Rs + Ia.Ra E = V + Is.Rs + Ia.Ra
Ia = Ish + IL Ia = Ish + IS
Ia = Is Is = IL

Anda mungkin juga menyukai