Anda di halaman 1dari 9

Obat Kulit

Obat yang dioleskan pada kulit dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatal (pruritus),
melumasi dan melembutkan kulit, menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi lokal,
meningkatkan atau menurunkan sekresi dari kulit, memberikan lapisan pelindung pada kulit,
memberikan antibiotik atau antiseptik untuk mengatasi atau mencegah infeksi, untuk
mengurangi inflamasi lokal, atau sebagai jalan masuk obat yang akan diabsorpsi ke dalam
sirkulasi sistemik.
Kecuali dikontraindikasikan oleh program khusus, perawat mencuci dan dengan hati-hati
mengeringkan daerah tersebut sebelum mengoleskan obat kulit. Krusta kulit dan rabas
merupakan sarang mikroorganisme dan dapat menyebabkan infeksi lokal. Krusta dan rabas
tersebut dapat juga mencegah obat kontak dengan daerah yang diobati.
Koyo Transdermal
Suatu tipe khusus sistem pemberian obat kulit adalah koyo transdermal. Sistem ini
menghantarkan obat sustained-action (mis., nitrogliserin, estrogen, dan nikotin) melalui
lapisan tipis multipel berisi obat dan lapisan perekat. Kecepatan penghantaran obat dikontrol
dan bervariasi pada setiap produk (mis., dari 12 jam sampai dengan 1 minggu). Umumnya,
koyo tersebut ditempel pada area kulit yang tidak berambut, dan bersih yang tidak banyak
bergerak atau berkerut (yaitu, batang tubuh atau perut bagian bawah). Koyo juga dapat
ditempel pada bagian samping, punggung bawah, atau bokong. Koyo tidak boleh ditempel
pada daerah yang luka, terbakar, mengalami abrasi, atau pada bagian distal ekstremitas (mis.,
lengan bawah). Bila rambut kemungkinan besar mengganggu penempelan dan pelepasan
koyo, rambut tersebut mungkin perlu dicukur.Kemerahan pada kulit dengan atau tanpa rasa
gatal atau rasa terbakar lokal, dan juga alergi dermatitis kontak, kadang-kadang dapat terjadi.
Pada saat melepas koyo, kemerahan yang sedikit pada kulit biasanya menghilang dalam
beberapa jam. Semua koyo harus diganti secara teratur untuk mencegah iritasi lokal, dan
setiap koyo yang baru harus diletakkan di tempat yang berbeda. Semua klien perlu dikaji
tentang riwayat alerginya terhadap obat dan bahan yang ada dalam koyo sebelum koyo
ditempel.
Pedoman Pemberian Obat Kulit
Bedak
Pastikan permukaan kulit dalam keadaan kering. Regangkan setiap lipatan kulit, dan taburkan
bedak pada tempat yang diinginkan sampai tertutupi dengan lapisan tipis yang adekuat. Tutup
tempat tersebut dengan balutan bila diminta.
Losion Berbasis Suspensi
Kocok wadah sebelum digunakan untuk meratakan partikel suspensi. Tuangkan sedikit losion
pada kasa kecil atau bantalan, dan oleskan losion ke kulit dengan mengusapkannya secara
rata searah pertumbuhan rambut.
Krim, Salep, Pasta, dan Losion Berbasis Minyak
Hangatkan dan lunakkan sediaan pada tangan yang memakai sarung tangan agar mudah
dioleskan dan mencegah kedinginan (bila akan dioleskan pada daerah yang luas). Usapkan
secara merata di atas kulit dengan menggunakan usapan yang panjang searah pertumbuhan
rambut. Jelaskan bahwa kulit mungkin dirasakan agak berminyak setelah pengolesan losion.
Pasang balutan steril bila diprogramkan oleh dokter.
Semprotan Aerosol
Kocok wadah obat dengan baik untuk mencampur isinya. Pegang wadah semprotan pada
jarak yang direkomen- dasikan dari daerah yang akan disemprot (biasanya sekitar 15-30 cm
tetapi cek labelnya dahulu). Tutupi wajah klien dengan handuk bila dada bagian atas atau
leher akan disemprot. Semprotkan obat di atas daerah yang ditetapkan.
Koyo Transderma
Pilih daerah yang bersih, kering, bebas dari rambut dan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Lepaskan lapisan belakang koyo, pegang koyo tanpa menyentuh sisi yang lengket, dan
tempelkan dengan menekan kuat menggunakan telapak tangan sekitar 10 detik. Sarankan
klien untuk menghindari penggunaan bantalan pemanas di atas daerah yang ditempel koyo
guna mencegah peningkatan sirkulasi dan kecepatan absorpsi. Lepaskan koyo pada saat yang
tepat, lipat koyo sehingga sisi yang mengandung obat tertutup.

Proses Keperawatan: Obat Kulit


PENGKAJIAN
Selain pengkajian yang dilakukan oleh perawat berkaitan dengan pemberian setiap obat (lihat
Bab 26), kaji hal berikut ini sebelum memberikan obat kulit:
-Inspeksi daerah kulit atau membran mukosa untuk mengetahui adanya lesi, kemerahan,
eritema, dan kerusakan kulit. Catat ukuran, warna, distribusi, dan konfigurasi lesi (lihat
Teknik 3-2).
-Tentukan adanya gejala iritasi kulit (mis., pruritus, rasa terbakar, nyeri).
-Perhatikan adanya rambut tubuh yang berlebihan sehingga mungkin perlu dicukur sebelum
mengoleskan obat topikal.
PERENCANAAN
Tinjau kembali catatan klien mengenai kondisi daerah kulit yang diberikan obat topikal
sebelumnya. Bila obat diharapkan untuk diabsorpsi secara sistemik, rotasikan daerah yang
diberikan obat kulit.
PENDELEGASIAN
Pemberian obat topikal umumnya tidak didelegasikan kepada UAP karena membutuhkan
pengkajian dan interpretasi status klien. Di beberapa institusi, UAP dapat mengoleskan losion
dan krim yang digunakan terutama untuk meredakan gatal atau mengatasi kekeringan kulit.
Akan tetapi, perawat tetap ber- tanggung jawab untuk mengkaji daerah kulit secara periodik.

IMPLEMENTASI:
TEKNIK 27-1 MEMBERIKAN OBAT KULIT
Perlengkapan:
• Sarung tangan (bersih dan steril bila diperlukan)
• Larutan untuk mencuci daerah kulit bila diindikasikan
• Bantalan kasa berukuran 5x5 cm untuk membersihkan
• Wadah obat
• Slang aplikasi (bila diperlukan)
• Spatel lidah
• Kasa untuk menutupi daerah kulit (bila diperlukan)
Persiapan:
1. Cek catatan pemberian obat
• Cek nama, kekuatan, dan frekuensi yang diprogramkan pada catatan pemberian obat.
• Laporkan setiap ketidaksesuaian kepada perawat atau dokter jaga, sesuai kebijakan institusi.
• Bila catatan pemberian obat tidak jelas atau informasi yang bersangkutan tidak ada,
bandingkan dengan program tertulis yang terbaru dari dokter.
2.Ketahui alasan mengapa klien mendapatkan obat tersebut, klasifikasi obat, kontraindikasi,
rentang dosis yang biasa, efek sampingnya, dan per- timbangan keperawatan dalam
memberikan obat dan mengevaluasi hasil akhir yang diharapkan dari pengobatan.
3. Tentukan apakah daerah kulit akan dicuci atau dicukur sebelum mengoleskan obat.
Pelaksanaan
1.Bandingkan label pada tube atau botol obat dengan catatan obat dan cek tanggal
kedaluwarsanya.
2.Bila diperlukan, hitung dosis obat.
3.Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan,
dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan
dalam merencanakan perawatan atau terapi selanjutnya.
4.Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai. Pasang sarung
tangan bersih bila diperlukan untuk melindungi tangan agar tidak kontak dengan obat.
5.Persiapkan klien.
• Cek gelang pengenal klien, dan tanyakan nama klien. Tindakan ini akan memastikan obat
diberikan kepada klien yang benar.
• Bantu klien ke posisi yang nyaman, baik duduk atau berbaring. Pajankan daerah yang akan
diolesi obat, tetapi perhatikan privasi klien.
6.Olesi obat dan balut dengan kasa sesuai program.
• Ambil sejumlah kecil krim dengan spatel lidah, dan olesi secara merata pada kulit
Atau
• Pasang sarung tangan steril bila diindikasikan. Tuangkan sejumlah losion pada kasa, dan
tepuk-tepukkan pada daerah kulit.
Atau
• Bila menggunakan balsem, gosokkan pada kulit dengan menggunakan usapan yang panjang
dan halus.
• Ulangi pemberian obat sampai daerah kulit tersebut tertutupi seluruhnya.
• Pasang balutan sesuai keperluan.
Atau
• Gunakan koyo transdermal tanpa kemasan (lihat Kotak 27-1).
7.Berikan kenyamanan untuk klien.
• Berikan gaun atau piyama yang bersih setelah pengolesan obat bila obat akan
bersinggungan dengan pakaian.
8. Dokumentasikan semua pengkajian dan intervensi.
• Catat tipe sediaan yang digunakan, tempat pemberian obat, waktu pemberian obat, dan
respons klien, meliputi data tentang tampilan tempat yang diolesi obat, ketidak- nyamanan,
rasa gatal, dan sebagainya.
• Kembali ke ruangan klien saat diperkirakan obat tersebut telah bekerja untuk mengkaji
reaksi (mis., rasa gatal, rasa terbakar, bengkak, atau ketidaknyamanan reda).

Evaluasi
• Lakukan tindak lanjut berdasarkan hasil keefektifan obat atau hasil akhir yang menyimpang
dari yang diharapkan atau normal bagi klien. Hubungkan temuan dengan data sebelumnya
bila tersedia.
• Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.
Obat Mata
Obat dapat diberikan pada mata dengan irigasi atau instilasi. Irigasi mata dilakukan untuk
mencuci kantong konjungtiva. Obat untuk mata diinstilasi dalam bentuk cair atau salep. Tetes
mata dikemas dalam wadah plastik tetesan tunggal yang digunakan untuk me neteskan
sediaan. Salep biasanya tersedia dalam tube kecil. Semua wadah harus menyatakan bahwa
obat digunakan untuk mata. Biasanya digunakan sediaan steril, tetapi teknik steril tidak selalu
diindikasikan. Cairan yang diresepkan biasanya diencerkan (mis., kekuatan kurang dari 1
persen).
Proses Keperawatan: Obat Mata
PENGKAJIAN
Selain pengkajian yang dilakukan oleh perawat berkaitan dengan pemberian setiap obat (lihat
Bab 26), kaji hal berikut ini sebelum memberikan obat mata:
• Tampilan mata dan struktur daerah sekitarnya untuk melihat adanya lesi, eksudat, eritema,
atau pembengkakan.
• Lokasi dan sifat dasar setiap rabas, aliran air mata, dan pembengkakan kelopak mata, atau
pembengkakan kelenjar air mata.
• Keluhan klien (mis., rasa gatal, rasa terbakar, nyeri, penglihatan kabur, dan fotofobia)
• Perilaku klien (mis., memicingkan mata, berkedip yang berlebihan, mengerutkan dahi, atau
menggosok mata)
• Tentukan apakah data pengkajian memengaruhi pemberian obat (yaitu apakah tepat untuk
memberikan obat atau apakah obat perlu ditunda atau dilaporkan kepada dokter?).
PERENCANAAN
Pendelegasian
Pemberian obat mata tidak didelegasikan kepada UAP karena memerlukan pengkajian,
interpretasi status klien, dan penggunaan teknik steril.
IMPLEMENTASI:
TEKNIK 27-2 MEMBERIKAN OBAT MATA
Perlengkapan
• Sarung tangan bersih
• Spons steril yang direndam dalam salin normal steril
• Obat
• Pembalut (bantalan) mata steril bila diperlukan dan plester mata dari kertas untuk
memfiksasinya.
Tambahan alat untuk irigasi:
• Larutan irigasi (mis., salin normal) dan spuit atau slang irigasi
• Spons steril yang kering
• Handuk tahan lembap
• Baskom (mis., piala ginjal)

Persiapan
1.Cek catatan pemberian obat.
• Cek nama obat, dosis, dan kekuatan obat pada catatan pemberian obat. Juga konfirma- sikan
frekuensi instilasi yang diprogramkan dan mata yang akan diobati. Singkatan sering
digunakan untuk mengidentifikasi mata: OD (mata kanan), OS (mata kiri), OU (kedua mata).
• Bila catatan pemberian obat tidak jelas atau informasi terkait tidak ada, bandingkan dengan
program tertulis dokter yang terbaru.
• Laporkan setiap ketidaksesuaian kepada perawat atau dokter jaga, sesuai ketentuan
kebijakan institusi.
2.Ketahui alasan mengapa klien mendapat obat tersebut, klasifikasi obat, kontraindikasi,
rentang dosis obat yang biasa, efek samping, dan per- timbangan keperawatan dalam
memberikan dan mengevaluasi hasil akhir yang diharapkan dari obat.
Pelaksanaan
1. Bandingkan label yang ada pada tube atau botol obat dengan catatan obat dan cek
tanggal kedaluwarsanya.
2. Bila diperlukan, hitung dosis obat.
3. Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Pemberian obat mata biasanya
tidak nyeri. Salep sering menyejukkan mata, tetapi beberapa sediaan cair pada
awalnya dapat menimbulkan perih. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan
dalam merencanakan perawatan atau terapi selanjutnya.
4. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian Infeksi yang sesuai.
5. Beri privasi klien.
6. Persiapkan klien.
• Cek gelang pengenal klien, dan tanyakan nama klien. Tindakan ini memastikan
bahwa obat diberikan kepada klien yang benar.
•Bantu klien ke posisi yang nyaman, baik duduk atau berbaring.
7. Bersihkan kelopak dan bulu mata
• Pasang sarung tangan bersih.
• Gunakan bulatan kapas steril yang telah dibasahi dengan cairan irigasi steril atau
salin normal steril, dan usap dari kantus dalam ke kantus luar. Bila tidak dibersihkan,
benda yang ada pada kelopak dan bulu mata akan terbawa masuk ke dalam mata.
Pembersihan ke arah kantus luar dapat mencegah kontaminasi pada mata lainnya dan
duktus lakrimalis.
8. Berikan obat mata.
• Cek nama, kekuatan, dan jumlah tetesan sediaan obat mata, bila dalam bentuk cair.
Tarik sejumlah tetesan yang diperlukan ke dalam alat tetes, bila menggunakan alat
tetes. Bila menggunakan salep, buang salep yang keluar pertama. Pengecekan data
peng- obatan merupakan hal yang esensial untuk mencegah kesalahan obat. Salep
yang keluar pertama dari tube dianggap terkontaminasi.
• Minta klien untuk melihat ke atas. Berikan spons kering yang steril kepada klien.
Klien kurang berkedip bila melihat ke atas. Saat klien melihat ke atas, sebagian
kornea terlindungi oleh kelopak mata bagian atas. Spons diperlukan untuk menekan
duktus nasolakrimalis setelah meneteskan obat mata cair atau untuk membersihkan
salep yang berlebih pada bulu mata setelah salep diberikan.
• Pajankan kantong konjungtiva bawah dengan meletakkan ibu jari atau jari dari
tangan Anda yang tidak dominan pada tulang pipi klien tepat di bawah mata dan
secara perlahan tarik kulit pipi ke bawah. Bila jaringan meng- alami edema, pegang
jaringan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan. Meletakkan jari pada tulang
pipi dapat meminimalkan kemungkinan menyentuh kornea, meng- hindari penekanan
pada bola mata, dan mencegah klien berkedip atau memicingkan matanya.
• Dekati mata dari samping dan teteskan obat dalam jumlah yang benar pada sepertiga
luar kantong konjungtiva bagian bawah. Pegang alat tetes 1-2 cm di atas kantong
(Gambar 27- 1). Klien kurang dapat mengedip bila obat diteteskan dari samping. Bila
diteteskan ke dalam kantong konjungtiva, tetesan tidak akan membahayakan kornea
seperti bila diteteskan langsung ke atas kornea. Alat tetes tidak boleh menyentuh
kantong konjungtiva atau kornea. Atau
• Pegang tube di atas kantong konjungtiva bawah, pencet tube sehingga keluar salep
sepanjang 2 cm dan masukkan ke kantong
• Konjungtiva bawah, dari arah kantus dalam ke kantus luar (Gambar 27-2).
• Minta klien untuk menutup kelopak mata. Tetapi tidak menutup mata dengan erat.
Menutup mata akan meratakan obat di seluruh bola mata. Menutup mata dengan erat
dapat membuat mata cedera dan mendorong obat keluar.
• Untuk obat mata cair, tekan dengan kuat atau minta klien untuk menekan duktus
naso- lakrimal secara kuat minimal selama 30 detik (Gambar 27-3). Penekanan pada
duktus nasolakrimal mencegah obat keluar dari mata dan masuk ke duktus.
Variasi: Irigasi
• Letakkan bantalan penyerap di bawah kepala, leher, dan bahu. Letakkan piala ginjal
di samping mata untuk menampung drainase.
• Pajankan kantong konjungtiva bawah. Atau, untuk mengirigasi dengan
menggunakan tahapan, pertama tarik kelopak mata bawah ke bawah, kemudian tarik
kelopak mata atas ke atas. Tekan penonjolan tulang pada tulang pipi dan penonjolan
tulang di bawah alis mata agar kelopak mata terpisah. Pemisahan kelopak mata dapat
mencegah refleks kedip. Penekanan pada penonjolan tulang dapat meminimalkan
kemungkinan penekanan bola mata dan menyebabkan ketidaknyamanan.
• Isi dan pegang alat irigasi mata sekitar 2,5 cm di atas mata. Pada ketinggian ini
tekanan dari larutan tidak akan merusak jaringan mata, dan alat irigasi tidak akan
menyentuh mata.
• Lakukan irigasi mata, arahkan larutan ke kantong konjungtiva bagian bawah dan
dari arah kantus dalam ke kantus luar. Mengarah- kan larutan dengan cara ini dapat
mencegah cedera pada kornea dan mencegah cairan serta kontaminan masuk ke dalam
duktus nasolakrimal.
• Lakukan irigasi sampai larutan yang keluar dari mata menjadi jernih (tidak ada
rabas) atau sampai semua larutan telah habis digunakan.
• Minta klien untuk menutup dan menggerak- kan mata secara periodik. Menutup
mata dan menggerakkannya dapat membantu menggerakkan sekresi dari kantong
konjungtiva atas ke bawah.
9. Bersihkan dan keringkan kelopak mata sesuai keperluan. Lap kelopak mata secara
perlahan dari arah kantus dalam ke kantus luar untuk membersihkan obat yang
berlebih.
10. Pasang bantalan mata bila diperlukan, dan tempelkan dengan plester mata dari kertas.
11. Kaji respons klien. Kaji respons segera setelah instilasi atau irigasi dan setelah obat
bekerja.
12. Dokumentasikan semua pengkajian dan intervensi yang relevan. Pendoku- mentasian
meliputi nama obat atau larutan irigasi, kekuatan, jumlah tetesan bila menggunakan
obat mata cair, waktu pelaksanaan, dan respons klien.

PERTIMBANGAN SESUAI USIA


Memberikan Obat Mata
Bayi/Anak
• Jelaskan teknik pemberian obat mata kepada orang tua bayi atau anak.
• Untuk anak yang lebih muda atau bayi, minta bantuan untuk melakukan imobilisasi lengan
dan kepala bayi. Orang tua dapat membantu memegang bayi atau anak yang lebih muda. Hal
ini mencegah cedera yang tidak disengaja selama pemberian obat.
• Untuk anak yang lebih muda, gunakan boneka untuk mendemonstrasikan prosedur. Hal ini
memfasilitasi kerja sama dan menurunkan kecemasan anak.
• Kantong intravena dan slang mungkin digunakan untuk mengalirkan cairan irigasi ke mata
(Gambar 27-4

EVALUASI
• Lakukan tindak lanjut berdasarkan hasil keefektifan pemberian obat atau hasil akhir yang
menyimpang dari yang diharapkan atau dari normal bagi klien. Hubungkan temuan dengan
data sebelumnya bila tersedia.
• Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.

Anda mungkin juga menyukai