Anda di halaman 1dari 29

4.

1 Analisis kedudukan dan peran wilayah perencanaan


Analisis BWP pada wilayah yang lebih luas, dilakukan untuk memahami kedudukan dan
keterkaitan BWP dalam sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi,
lingkungan, sumber daya buatan atau sistem prasarana, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Sistem regional tersebut dapat berupa sistem kota, wilayah lainnya, kabupaten atau kota yang
berbatasan, pulau, dimana BWP tersebut dapat berperan dalam perkembangan regional.
4.1.1 Kedudukan WP Terhadap Provinsi Sulawesi Barat

Berdasarkan RTRW peraturan daerah provinsi sulawesi barat nomor 1 tahun 2014 tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi sulawesi barat tahun 2014 – 2034 kedudukan WP
terhadap provinsi yaitu, Menjadi rencana pengembangan jalan penghubung antar ibukota
kecamatan, menjadi pelabuhan pengumpan lokal, menjadi pengembangan dan pengelolaan
daerah irigasi, menjadi kawasan rawan bencana (gempa, tzunami, rawan banjir dan rawan
abrasi), menjadi kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) yaitu di desa tandung
dengan luas lahan pertanian 1.000 Ha
4.1.2 Kedudukan WP terhadap kabupaten polewali mandar
Berdasarkan peraturan daerah kabupaten polewali mandar No. 2 tahun 2013, tentang rencana
tata ruang wilayah tahun 2013-2033 bahwa secara struktur WP Kecamatan Tinambung
merupakan kawasan perkotaan yang dipromosikan untuk menjadi PKL (PKLp). Fungsi
struktur ruang pada kawasan BWP berdasarkan RTRW kabupaten polewali mandar, Yaitu
Kecamatan Tinambung yang berfungsi sebagai pengembangan kawasan perdagangan dan
jasa, perekonomian untuk skala lokal, pendidikan, kesehatan, peribadatan.
Sistem Jaringan prasarana utama yang melewati wilayah perencanaan:
1. Sistem jaringan transportasi darat
 Jaringan jalan
 Jaringan jalan arteri primer
o ruas jalan batas kota Majene - batas kota Polewali sepanjang
±42,50 kilometer
 jaringan jalan kolektor primer
o ruas jalan Alu - Tinambung sepanjang ±15,19 kilometer
o ruas jalan Sumarrang (batas Majene) - Galunglombok
sepanjang ±14,38 kilometer
 jaringan jalan lokal primer
o Jl. Ammana Wewang - Jl. Dg. Rioso - Tinambung -
Karama – Tammangalle
 Jaringan prasarana lalulintas
 Terminal penumpang tipe c
 Jaringan layanan lalulintas
 trayek penumpang angkutan kota/perdesaan
o Polewali - Ibukota Kecamatan dalam wilayah kabupaten
o Wonomulyo - Mapilli-Campalagian-Balanipa-Tinambung
o Tinambung - Limboro-Alu
o Tinambung – Majene
o Tinambung - Balanipa-Campalagian-Mapilli-Wonomulyo
2. Sistem jaringan transportasi laut
 Pelabuhan pengumpan, Pelabuhan Karama di Kecamatan Tinambung.
 Lintas pelayaran pelabuhan karama
 Karama – Parepare
 Karama – Awerange
 Karama – Mangarabombang
 Karama – Samarinda
 Karama – Balikpapan
 Karama – Bontang
 Karama – Sangata
 Karama – Batulicin
 Karama – Tarakan
 Karama – Nunukan
 Karama – Donggala
 Karama – Pasangkayu
 Karama – Rangas
 Karama – Belangbelang.
3. Sistem jaringan transportasi udara
Tatanan kebandaraan meliputi rencana lokasi bandarudara pengumpan di Kecamatan
Tinambung yang masih perlu kajian lebih lanjut.
Pola ruang wilayah perencanaan:
1. kawasan perlindungan setempat
 Kawasan sempadan pantai
 daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari pasang
air laut tertinggi ke arah darat; atau
 daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya
curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi
fisik pantai.
 Kawasan sempadan sungai
 Ruang terbuka hijau perkotaan
 luas minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
 setiap pusat desa dan kelurahan wajib memiliki alun-alun atau lapangan
sepakbola.
2. Kawasan rawan bencana alam
 Kawasan rawan abrasi dan erosi pantai
 Kawasan rawan gleombang pasang
 Kawasan rawan banjir
3. Kawasan lindung geologi
 Kawasan bencana alam geologi
 Kawasan rawan gempa bumi
 kawasan rawan tsunami adalah kawasan pantai yang berada pada
zona kerawanan tinggi dengan daerah topografi yang landai dengan
ketinggian
 kawasan rawan intrusi air laut
kawasan budidaya wilayah perencanaan:
1. kawasan peruntukan pertanian
 kawasan tanaman pertanian
 kawasan perkebunan
 kakao
 kelapa
 kawasan peternakan
 peternakan kecil (kambing)
 peternakan unggas (ayam, bebek)
2. kawasan peruyntukan perikanan
 kawasan peruntukan perikanan budidaya
 budidaya air payau / tambak ikan bandeng seluas ±5.165,10 hektar
tersebar di Kecamatan: Tinambung, Campalagian, Wonomulyo,
Mapilli, Matakali, Polewali dan Binuang.
 Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
3. Kawasan peruntukan pertambangan
 Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara
 Kawasan peruntukan tambang gibsum
Kawasan peruntukan pariwisata:
1. Kawasan peruntukan wisata budaya
 Wisata budaya tradisional mandar

Kawasan peruntukan permukiman


1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan
2. Kawasan peruntukan permukiman
 bangunan permukiman di pusat kota terutama di PKW, PKL dan PKLp
yang padat penduduk, diarahkan pembangunan perumahannya vertikal;
dan
 bangunan-bangunan perumahan di kawasan permukiman perdesaan
diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah
kebun dengan bangunan berlantai panggung.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
1. Komando Rayon Militer (KORAMIL) 1402-04 terletak diKecamatan Tinambung.
Kawasan strategis WP
1. kawasan lumbung beras provinsi yang merupakan kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi
2. kawasan perkebunan kakao yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan
ekonomi
3. kawasan peruntukan pariwisata budaya tradisional Mandar yang merupakan kawasan
strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya
perbandingan kedudukan dan peran WP terhadap kondisi eksisting masih sesuai dengan pusat
kegiatan yaitu menjadi PKLp.
4.3 Analisis struktur internal wilayah perencanaan
4.3.1 Analisis pusat pelayanan
Analisis pusat pelayanan merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan pusat dan sub
pusat pelayanan wilayah/regional. Pusat pelayanan sebagai penentu suatu daerah
atau jaminan bahwa wilayah tersebut apakah sudah maju ataukah masih terbelakang. P
usat pelayanan merupakan pusat dari segala kegiatan antara lain politik, sosial budaya,
ekonomi, dan teknologi. Kegiatan tersebut dijalankan melalui jasa pelayanan yang
diberikan oleh fasilitas-fasilitas umum maupun sosial yang ada didalamnya. Oleh karena itu,
suatu pusat kota harus memiliki kelengkapan fasilitas yang baik dan memadai. Jika dilihat
dari fungsinya, pusa twilayah merupakan tempat sentral yang bertindak sebagai pusat
pelayanan bagi daerah-daerah di belakangnya dan penyuplai barang dan jasa bagi
wilayah tersebut.
Dalam menganalisis pusat pelayanan dan penentuan sub WP dilakukan dengan menggunakan
Metode Indeks Sentralitas Marshall, dimana analisis ini digunakan untuk menentukan
menentukan Sub WP serta kawasan yang merupakan pusat pelayanan.

NO Fungsi Fasilitas Nama Fasilitas Jumlah


1 Fasilitas TK/sederajat 7
Pendidikan SD/MI 26
SMP/MTs 6
SMA/MA 6
2 Fasilitas Puskesmas 5
kesehatan Poskesdes 3
posyandu 30
3 Fasilitas Masjid 33
peribadatan Mushola 14
4 Fasilitas Pertokoan 2
ekonomi
Warung kelontong 189
Warung / kedai makanan 20
Restoran/ rumah makan 2
Minimarket 1
Pasar umum 2
Bank umum pemerintah 2
Data BPS

Skalogram fungsi permukiman dan perhitungan bobot fasilitas pada masing-masing desa
Untuk melakukan analisis pusat ini maka digunakan rumus perhitungan bobot setiap
fasilitas yang terdapat di Kecamatan Tinambung dengan rumus sebagai berikut:

S
CST= × 100
T
Keterangan :
CST :Nilai Indeks

S :Jumlah Fasilias Pada 1 Sub Wp

T :Jumlah Fasilitas Berdasarkan Jenisnya Pada 1 Sub Wp

Setrlah mendapatkan nilai indeks pada setiap jenis fasilitas selanjutnya mencari nilai
sentralitas untuk menentukan bobot sentralitas yang tertinggi untuk menjadi pusat
pelayanan adapun rumus yang di gunakan untuk mencari nilai sentralitas sebagai
berikut:

x
C=
∑ x X 100
Keterangan :
C :Sentralitas
X :Jumlah Indeks Sentralitas
t
C=
T

 Skalogram fungsi permukiman dan bobot fasilitas pendidikan


Desa/kelurahan TK BB SD BB MI BB SMP BB MTS BB SMA BB MA BB
1 14 2 10 1 20 1 25 - - - - - -
Tandung
- - 2 10 1 20 - - - - - - - -
Sepa Batu
1 14 3 15 - - - - - - - - - -
Tangnga-
Tangnga
1 14 4 20 1 20 1 25 1 33 - - - -
Karama
1 14 1 5 - - - - - - 2 50 - -
Batulaya
2 28 4 20 1 20 1 25 1 33 - - - -
Tinambung
- - 1 5 1 20 - - 1 33 1 25 1 50
Lekopadis
1 14 3 15 - - 1 25 - - 1 25 1 50
Galung
Lombok
Jumlah fungsi 7 20 5 4 3 4 2
Centralitas total 100 100 10 100 100 100 100
0
Bobot 14 5 20 25 33 25 50

Tabel diatas menunjukkan jumlah fungsi dan bobot dari fasilitas pendidikan yaitu sebagai berikut,
TK dengan jumlah fungsi 7 sehingga didapat jumlah bobotnya yaitu 14, SD terdiri dari 25 unit dan
jumlah bobot yang dihasilkan 25, SMP/MTs terdiri dari 7 unit sehingga menghasilkan jumlah bobot 7
dan SMA/MA terdiri atas 6 unit dengan jumlah bobot 75.
Desa/kelurahan puskesmas BB Poskedes BB Posyandu BB
1 20 - - 3 9
 Tandung Skalogram
1 20 - - 4 12 fungsi fasilitas
Sepa Batu dan bobot
- - 1 33 3 9 fasilitas
Tangnga- kesehatan
Tangnga
1 20 - - 3 9
Karama
1 20 1 33 3 9
Batulaya
- - - - 6 18
Tinambung
- - 1 33 4 12
Lekopadis
1 20 - - 4 12
Galung
Lombok
Jumlah fungsi 5 3 30
Centralitas total 100 100 100
Bobot 20 33 3

Tabel diatas menunjukkan jumlah fungsi dan jumlah bobot, yang hasilnya sebagai berikut
puskesmas terdiri dari 5 unit dengan bobot 20, poskesdes dengan jumlah fungsi 3 dengan bobot 33
dan posyandu terdiri atas 30 unit dengan bobot 3.
 Skalogram jumlah fungsi fasilitas dan bobot Fasilitas perdagangan
Desa/ Perto B Waru B War B Resto B Minim B Pas B Bank B
keluraha koan B ng B ung / B ran/ B arket B ar B umum B
n kelon kedai ruma um pemer
tong maka h um intah
nan maka
n
- - 7 3, 2 1 - - - - - - - -
Tandun 5 0
g
- - 10 5 2 1 - - - - - - - -
Sepa 0
Batu
- - 39 19 1 5 - - - - - - - -
Tangng ,5
a-
Tangng
a
- - 36 18 2 1 - - - - 1 5 - -
Karama 0 0
- - 36 18 6 3 - - - - - - - -
Batulay 0
a
2 1 12 6 2 1 2 1 1 1 1 5 2 1
Tinamb 0 0 0 0 0 0
ung 0 0 0 0
- - 26 13 3 1 - - - - - - - -
Lekopa 5
dis
- - 23 11 2 1 - - - - - - - -
Galung ,5 0
Lombok
Jumlah 2 189 20 2 1 2 2
fungsi
Centralita 100 100 100 100 100 100 100
s total
Bobot 50 0,5 5 50 100 50 50
Dari tabel menunjukkan fasilitas perdagangan di kecamatan tinambung terdiri dari pertokoan 2 unit
dengan bobot 50, warung kelontong 189 unit dengan bobot tidak sampai 1, warung kedai makanan
dengan jumlah 28 unit dengan bobot 5, restoran terdiri dari 2 unit dengan bobot 50, minimarket
terdiri hanya dengan 1 unit sehingga menghasilkan ukran bobot 100, pasar umum terdiri dari 2 unit
dengan bobot 50 dan bank umum pemerintahan terdiri dari 2 unit dengan bobot 50.
Desa/kelurahan Masjid BB Musholla BB
4 12 1 7
Tandung
3 9 1 7
Sepa Batu
3 9 2 14
 Tangnga-Tangnga
Skalogram jumlah fungsi fasilitas dan bobot fasilitas Sarana peribadatan

4 12 2 14
Karama
4 12 - -
Batulaya
5 15 2 14
Tinambung
4 12 2 14
Lekopadis
6 18 4 28
Galung Lombok

Jumlah fungsi 31 14
Centralitas total 100 100
Bobot 3 7

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah fungsi dari masjid sebesar 31 unit dengan
bobot 3 dan jumlah fungsi dari musholla sebesar 14 unit dengan bobot keseluruhan 7.

Perhitungan indeks sentralitas kecamatan tinambung


Perhitungan indeks dilakukan dengan menjumlahkan semua angka bobot dari setiap fasilitas.
Fungsi fasilitas
Sarana pendidikan Sarana kesehatan Sarana perdagangan Sarana
peribadata
Desa/ n
kelurah TO
an TA
L
T S M S M S M Pusk Posk Pos Pert War War Rest Mini Pa Bank Ma Mu
K D I M T M A esma esde yan okoa ung ung oran mark sar umu sji shol
P s A s s du n Kelo / / et u m d a
nton ked rum m peme
g ai ah u rinta
mak mak m h
ana an
n
1 1 2 2 - - - 20 - 9 - 4 10 - - - - 12 7 136
Tandu 4 0 0 5
ng
- 1 2 - - - - 20 - 12 - 5 10 - - - - 9 7 93
0 0
Sepa
Batu
1 1 - - - - - - 33 9 - 20 5 - - - - 9 14 119
4 5
Tangn
ga-
Tangn
ga
1 2 2 2 3 - - 20 - 9 - 18 10 - - 50 - 12 14 245
4 0 0 5 3
Kara
ma
1 5 - - - 50 - 20 33 9 - 18 30 - - - - 12 - 191
4
Batula
ya
2 2 2 2 3 - - - - 18 100 6 10 100 100 50 100 15 14 639
8 0 0 5 3
Tinam
bung
- 5 2 - 3 25 5 - 33 12 - 13 15 - - - - 12 14 232
0 3 0
Lekop
adis
1 1 - 2 - 25 5 20 - 12 - 12 10 - - - - 18 28 229
4 5 5 0
Galun
g
Lomb
ok
Central 1 1 1 1 1 10 1 100 100 100 100 100 100 100 100 10 100 10 100
itas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
total 0 0 0 0 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indeks sentralisasi tertinggi berada di kelurahan tinambung
dengan jumlah total yaitu 693 yang juga menjadi pusat kegiatan terbesar di skecamatan tinambung,
sedangkan indeks sentralisasi terendah terdapat di desa sepa batu dengan total keseluruhan bobot 93.
Penentuan Hierarki Pusat Kegiatan Di Kecamatan Tinambung
Menghitung Banyaknya Kelas Interval (k) Dengan Menggunakan Rumus :
K=1+3.3 log n Dimana (n) merupakan banyaknya data satuan
pemukiman atau desa pada wilayah yang di tinjau.
K=1+3.3 log 8
K=1+3.3 (0.9)
K=4
Jadi banyaknya kelas yang ada pada hierarki permukiman di Kecamatan Tinambung sebanyak 4
kelas
Untuk, mengetahui jarak pada tiap-tiap kelas yang ada maka kita harus menghitung panjang interval
kelas/range denga menggunakan rumus berikut.
(nilai index sentralisasitertinggi−nilai index sentralisasiterendah)
R=
Jumlah Kelas
639−93
R=
8
549
R=
8
R=70

Nilai Hierarki
93 s/d 119 VI
136 s/d 191 III
229 s/d 232 II
245 s/d 639 I

Dengan menentukan kelas interval dan jaraknya,maka dapat di ketahui herarki pusat kegiatan yag ada
di kecamatan Tinambung.berikut tabel hirearki pusat kegiatan pada desa/kelurahan di kecamatan
tinambung berdasar kelas interval.

Desa/kelurahan Total kelas


Tandung 136 III
Sepabatu 93 VI
Tangnga-tangnga 119 VI
karama 245 I
Batulaya 191 III
tinambung 639 I
Lekopadis 232 II
Galung lombok 229 II

Dari hasil perhitungan maka didapat 4 kelas interval dikecamatan tinambung, yaitu kelas I
dikelurahan tinambung dan desa karama, kelas II di desa lekopadis dan galung lombok, kelas III di
desa tandung dan desa batulaya dan kelas IV didesa sepa batu dan desa tangnga-tangnga.
Sub pusat pelayanan
Rekomendasi pusat-pusat pelayanan
No. Hirearki Desa/kelurahan Keterangan
1.  Perdagangan dan jasa
Pusat kota Kelurahan tinambung  Pemerintahan
 Permukiman perkotaan
2.  Desa karama
 Desa tangnga-
tangnga
 Desa galung
Pertanian dan perkebunan
Sub 1 lombok
 Desa tandung
 Desa sepabatu
 Desa lekopadis

3. Sub 2 Desa batulaya Pusat pergantian moda


transportasi(Terminal tipe c)
Hasil analisis didapat dari peta penggunaan lahan, pusat-pusat pelayanan terdiri dari pusat kota di
kelurahan tinambung dengan sektor perdagangan , pemerintah dan permukiman didalamnya. Sub
pusat 1 di desa karama, desa tangnga-tangnga, desa galung lombok, desa tandung, desa sepabatu dan
desa lekopadis. Sementara itu sub pusat 2 terdapat di desa batulaya yang menjadi titik pergantian
moda transportasi (terminal tipe c).

Peta pusat pelayanan

4.3.2 Analisis jaringan jalan


Pada wilayah daerah kecamatan tinambung adapun ruas jalan utama yang melewati desa
tandung, kelurahan tinambung, desa karama, desa lekopadis, desa galung lombok, desa
sepabatu, desa batulaya dan desa tangnga-tangnga. Ruas jalan tersebut berfungsi untuk
menghubungkan jalan antar kelurahan/desa. Berikut ini anaisis kesessuaian jalan yang
melewati kecamatan tinambung yang meliputi jalan berdasarkan status jalan dan fungsi jalan.

 Jalan berdasarkan status jalan

 Jalan nasional
Jalan ini menghubungkan antara kabupaten majene dan polewali dengan panjang
32,788 km yang dimulai dari perbatasan majene sampai di jembatan sungai madatte.
Jalan ini melewati beberapa desa yaitu desa batulaya, kelurahan tinambung, desa
tandung, dan desa sepabatu.
-perdagangan
 Jalan provinsi sub pusat -permukiman perkotaan
-pemerintahan

Jalan ini terletak antara kabupaten polman dan majene yang melewati beberapa desa
di kecamatan tinambung diantaranya kelurahan tinambung, desa galung lombok, desa
tandung, dan desa lekopadis.
sub sub pergantian moda
pertanian dan
transportasi
pusat 1 pusat 2 permukiman
(terminal tipe c)
 Jalan kabupaten
Jalan kabupaten yang terdapat di kecamatan tinambung tersebar diseluruh desa
kecamatan tinambung dengan panjang total jalan 35,944 km.
 Jalan desa
Jalan desa tersebar di seluruh wilayah kecamatan tinambung, yang dimana jalan ini
berfungsi menghubungkan dari suatu desa kedesa lain baik dalam penyelenggaraan
pemerintah maupun kegiatan sehari-hari

 Jalan berdasarkan fungsinya

 Jalan arteri primer

keterangan
Desa/ Nama perkerasan kondisi
kelurahan jalan
Tandung Jln. Poros Aspal baik
majene-
mamuju
Tangnga- - - -
tangnga
Karama - - - Jalan arteri primer adalah
Tinambung Jln. Poros Jalan yang
majene- Aspal baik menghubungkan secara
mamuju berdaya guna antarpusat
Batulaya Jln.poros Aspal Baik kegiatan nasional atau
majene- antara pusat kegiatan
mamuju nasional dengan pusat
Sepabatu Jln.poros Aspal Baik kegiatan di suatu wilayah.
majene Tabel disamping
mamuju
merupakan hasil analisis
Lekopadis - - -
peta jaringan jalan yang
Galung - - -
lombok dimana jalan arteri primer
dikecamatan tinambung
melewati desa tandung, kelurahan tinambung, dan desa sepabatu. Kondisi eksisteng
sesuai dengan pengamatan langsung terdiri dari perkerasan berupa aspal dan kondisi
baik.
 Jalan kolektor sekunder

Keterangan
Desa/kelurahan Nama jalan
Perkerasan Kondisi
Tandung Jln.muh.yamin beton baik
Tangnga- - - -
tangnga
Karama - - - jalan kolektor sekunder
Tinambung Jln. baik adalah jalan yang melayani
pendidikan beton angkutan pengumpulan
Batulaya Jl. Lorong beton baik atau pembagian dengan
mawar ciri-ciri perjalanan jarak
Sepabatu sepabatu beton baik sedang, kecepatan rata-rata
Lekopadis - - - sedang, dan jumlah jalan
Galung jln. parasan Beton baik masuk dibatasi, dengan
lombok peranan pelayanan jasa
distribusi untuk masyarakat di dalam kota.
Tabel disamping menunjukan desa yang melalui jalan kolektor sekunder yaitu desa
tandung, kelurahan tinambung, desa batulaya, desa sepabatu dan desa galung lombok

 Jalan kolektor primer

keterangan Jalan kolektor primer adalah jalan yang


Desa/kelurahan Nama jalan dikembangkan untuk melayani dan
Perkerasa Kondisi menghubungkan kota-kota antar pusat
n kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal
Tandung Puawang - Beton baik dan atau kawasan-kawasan berskala kecil
Katitting dan atau pelabuhan pengumpan regional
Tangnga- - - - dan pelabuhan pengumpan lokal.
tangnga
Karama - - - Dari tabel disamping jalan kolektor primer
Tinambung Jl. Ammana Beton baik dikecamatan tinambung melalui desa
Wewang tandung, kelurahan tinambung, desa
Batulaya - - - sepabatu, desa lekopadis dan desa galung
Keterangan
Sepabatu - - - lombok.
Desa/ Nama jalan Perkera Kondisi
Lekopadis Jl. Ammana Beton baik
kelurahan san
Wewang
Tandung Jln.
Galung Sumarrang - Beton baik
Katitting - beton Baik
lombok Galunglombok
Kappungba
ru
Tangnga- Jln.kijang beton baik
tangnga  Jalan lokal
Karama Jln.anoa beton baik
Tinambung Jln.tinambu Dikutip dari UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan
ng karama beton sedang
lokal merupakan jalan umum yang ditujukan
Batulaya Jln.batulaya beton sedang
untuk kendaraan angkutan lokal. Ciri utama
Sepabatu Jln.sepabat Beton Baik
u-para
Lekopadis Jln. Beton Baik
Lekopaddis
- Talolo
Galung Jln.serigala beton Baik
lombok
dari jalan lokal adalah jarak perjalanannya dekat, kecepatan kendaraan tergolong rendah serta adanya
pembatasan pada jalan masuk.
Tabel disamping menunjukan jalan lokal yang melalui kecamatan tinambung yaitu semua desa
dilengkapi jalan lokal dengan kondisi eksisting yang baik dan sedang dengan perkerasan dari beton.

 Jalan lingkungan
Ciri utama dari jalan lingkungan adalah jarak perjalanannya dekat serta kecepatannya rendah. Jalan
lingkungan dibagi menjadi dua, yakni jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder.
Dari tabel disamping dapat diketahui bahwa jalan lingkungan di kecamatan tinambung melewati
seluruh Keterangan desa dengan bentuk
Desa/kelurahan Nama jalan Perkerasan Kondisi perkerasan beton dan
kondisi Tandung Jln.renang Beton baik eksisting baik dan sedang.
Tangnga- Jln.bagian Beton baik
tangnga
Karama Jln. magang Beton baik
Tinambung Jln bb
4.8 Batulaya Jln.nangka Beton baik Analisis transportasi dan
Sepabatu Jln.pinus Beton sedang pergerakan
4.8.1 Lekopadis Jln.murni Beton baik Analisis sistem kegiatan
4.8.1.1Galung Jln. bahu Beton sedang Analisis pergantian
lombok moda
Titik pergantian moda pada wilayah kecamatan tinambung yaitu terminal tipe c
(terminal yang peran utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau
perdesaan). Terminal tepat berada di desa batulaya yang berdekatan dengan pertamina,
SMA 01 tinambung dan pekuburan tamajarra. Kondisi ini membuat letak dari terminal ini
terbilang baik karena berdekatan dengan sekolah yang dapat menjadi tempat menunggu
jemputan anak sekolah.
4.8.1.2 Analisis penggunaan lahan
Desa/kelurahan penggunaan lahan Nama jalan Waktu kegiatan
Tandung Perbatasan kabupaten dan Jln.
kecamatan Bts Majene - Bts
Kota Polewali
Saat jam kerja
Jembatan puppenga Jln.
Puawang -
Katitting

Tangnga-tangnga  Kanto Jln. Saat jam kerja


r Kandemeng -
camat Tangngata
 Kanto
r desa
 Posyandu Angrek Jln.
 Kantor desa Karama Tinambung -
Karama

Karama  SD Jln. Saat jam kerja


 Kantor desa Karama –
Lamasariang

 Posyandu Jln.
 Kantor desa Tinambung –
Karama

 Kantor desa Jln.Karama -


 Kantor camat Tammangalle

Tinambung  Kantor camat Jln. Saat jam kerja


 Kantor desa Kandemeng –
Tangngata

 SD Jln.
 Persimpangan jalan Kandeapi – Talolo

 Perbatasan Jln.
 Pasar Bts Majene - Bts
Kota Polewali

 Posyandu Jln.
 Kantor desa Tinambung -
Karama

 SD Jln.
 posyandu Jl. Daeng Rioso

 lampu jalan Jln.Ammana


 SD Wewang

Batulaya  Kantor camat Jln. Saat jam kerja


 Kantor desa Kandemeng -
Tangngata

 Masjid Jln.
 Persimpangan Talolo - Lemosusu

 SD Jln.
 persimpangan Kandeapi - Talolo

 perbatasan Jln.
 jembatan Bts Majene - Bts
Kota Polewali
 SMA Jln.
 Kantor desa Lamasariang -
Napo

Lekopadis Saat jam kerja

Lampu jalan
Jln. Alu -
tinambung
Sepabatu  Perbatasan Saat jam kerja
 jembatan
Bts Majene - Bts
Kota Polewali
Galung lombok Jembatan Jln.Puawang - Saat jam kerja
Katitting
Kantor desa Jln.Sumarrang -
Galunglombok

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui penggunaan lahan pada wilayah perencanaan Kecamatan
tinambung yang menjadi titik-titik kegiatan, yaitu fasilitas pendidikan, kantor kelurahan, dan pasar.
Waktu dilakukan kegiatan pada penggunaan lahan tersebut, didominasi di waktu hari kerja, dimana
saat pagi hari berangkat ke lokasi tujuan dan siang hari melakukan istirahat siang ataupun pulang dari
kegiatan, dan sore waktu saat pulang kegiatan. 

4.8.2 Analisis sistem jaringan


4.8.2.1 Analisis kesesuaian jalan
Pada wilayah daerah kecamatan tinambung adapun ruas jalan utama yang melewati desa
tandung, kelurahan tinambung, desa karama, desa lekopadis, desa galung lombok, desa
sepabatu, desa batulaya dan desa tangnga-tangnga. Ruas jalan tersebut berfungsi untuk
menghubungkan jalan antar kelurahan/desa. Berikut ini anaisis kesessuaian jalan yang
melewati kecamatan tinambung yang meliputi jalan berdasarkan status jalan dan fungsi jalan.

 Jalan berdasarkan status jalan

 Jalan nasional
Jalan ini menghubungkan antara kabupaten majene dan polewali dengan panjang
32,788 km yang dimulai dari perbatasan majene sampai di jembatan sungai madatte.
Jalan ini melewati beberapa desa yaitu desa batulaya, kelurahan tinambung, desa
tandung, dan desa sepabatu.
 Jalan provinsi
Jalan ini terletak antara kabupaten polman dan majene yang melewati beberapa desa
di kecamatan tinambung diantaranya kelurahan tinambung, desa galung lombok, desa
tandung, dan desa lekopadis.

 Jalan kabupaten
Jalan kabupaten yang terdapat di kecamatan tinambung tersebar diseluruh desa
kecamatan tinambung dengan panjang total jalan 35,944 km.
 Jalan desa
Jalan desa tersebar di seluruh wilayah kecamatan tinambung, yang dimana jalan ini
berfungsi menghubungkan dari suatu desa kedesa lain baik dalam penyelenggaraan
pemerintah maupun kegiatan sehari-hari

 Jalan berdasarkan fungsinya

 Jalan arteri primer


Berdasarkan strandar nasional indonesia no.06-6967-2003 tentang persyaratan umum
sistem jaringan dan geometrik jalan perumahan menjelaskan mengenai jalan arteri
primer memiliki badan jalan minimal 11 meter. Sedangkan berdasarkan pedoman

No Pd T-18-2004-B tentang kontruksi bangunan, menjelaskan jalan arteri primer


memiliki trotoar minimal 2 Meter, dan bahun jalan 2 meter. Berikut
disajikanmengenai analisis kesesuain jalan arteri primer terhadap kondisi eksisting
BWP kecamatan tinambung:

Standar jaringan jalan


Desa/kelurahan Nama Trotoar Bahu Badan perkerasa
jalan (2) jalan jalan n kondisi
(2) (11)
Tandung Jln. Poros - - Aspal baik
majene- 8m
mamuju
Tangnga- - - - - - -
tangnga
Karama - - - - - -
Tinambung Jln. Poros -
majene- 1m 8m Aspal baik
mamuju
Batulaya Jln.poros - - Aspal Baik
majene- 8m
mamuju
Sepabatu Jln.poros - - Aspal Baik
majene 8m
mamuju
Lekopadis - - - - - -
Galung - - - - - -
lombok

Dari tabel diatas terdapat 4 kelurahan/desa yang dilewati jalan arteri primer yaitu desa
tandung, kelurahan tinambung, desa batulaya dan desa sepabatu. Namun, terdapat
ketidaksesuaian ukuran dari jalan tersebut yang dimana ukuran dari bahu jalan dan
badan jalan tidak memenuhi standarnisasi, jln. Poros majene-mamuju badan jalan 8
meter sedangkan standarnya 11 meter dan bahu jalan 1 meter sedangkan standarnya 2
meter.

 Jalan kolektor sekunder


Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No 03-6967-2003 Tentang
PersayaratanUmum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan menjelaskan mengenai
jalankolektor Sekunder memiliki badan jalan minimal 7 meter, ruwasja minimal 7
Meter.Sedangkan berdasarkan pedoman No Pd T-18-2004-B tentang kontruksi
bangunan,menjelaskan jalan kolektor sekunder memiliki trotoar minimal 1,5 Meter,
dan bahun jalan1,5 meter. Berikut disajikan mengenai analisis kesesuain jalan
kolektor sekunder terhadapkondisi eksisting kecamatan tinambung.

Standar jaringan jalan


Desa/kelurahan Nama jalan Trotoar Bahu Badan
(1,5) jalan jalan Perkerasa Kondisi
(1,5) (7) n
Tandung Jln.muh.yami - - beton baik
n 4.6

Tangnga- - - - - - -
tangnga
Karama - -
Tinambung Jln. baik
pendidikan - 1 8 beton

Batulaya Jl. Lorong - - 5 beton baik


mawar
Sepabatu sepabatu - - 5 beton baik

Lekopadis - - - - - -
Galung jln. parasan - - 5 Beton baik
lombok

Dari tabel diatas dapat didiidentifikasi bahwa ukuran standar dan kondisi eksisiting dari prasarana
jalan belum sesuai dengan standar bahkan mlebihi dari standar yang seharusnya, disamping itu
kondisi perkerasannya teridentifikasi masih layak.

 Jalan kolektor primer


Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No 03-6967-2003 Tentang
PersayaratanUmum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan menjelaskan mengenai
jalankolektor primer memiliki badan jalan minimal 9 meter.Sedangkan berdasarkan
pedoman No Pd T-18-2004-B tentang kontruksi bangunan,menjelaskan jalan kolektor
primer memiliki trotoar minimal 1,5 Meter, dan bahun jalan 1,5meter. Berikut
disajikan mengenai analisis kesesuain jalan kolektor primer terhadap kondisieksisting
wilayah kecamatan tinambung.

Standar jaringan jalan


Desa/kelurahan Nama jalan Trotoar Bahu Badan
(1,5) jalan jalan Perkerasa Kondisi
(1,5) (9) n
Tandung Puawang - - - 8m Beton baik
Katitting
Tangnga- - - - - - -
tangnga
Karama - - - - - -
Tinambung Jl. Ammana 8m Beton baik
Wewang
Batulaya - - - - - -
Sepabatu - - -
Lekopadis Jl. Ammana - - 8m Beton baik
Wewang
Galung Sumarrang - - - 8m Beton baik
lombok Galunglombok

 Jalan lokal
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No 03-1733-2004 Tentang Tata
CaraPerencaanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, menjelaskan mengenai jalan
lokalmemiliki badan jalan minimal 6 meter, ruwasja minimal 4 Meter lokal memiliki
trotoarminimal 1,5 Meter, dan bahu jalan 1,5 meter. Berikut disajikan mengenai
analisis kesesuain jalan lokal terhadap kondisi eksisting kecamatan tinambung.

Standar jaringan jalan


Desa/ Nama Trotoar Bahu Badan Perkeras Kondisi
kelurahan jalan (1,2) jalan jalan an
(1,5) (6)
Tandung Jln.
Katitting - 4,5 m beton Baik
Kappungb
aru
Tangnga- Jln.kijang 4 beton baik
tangnga
Karama Jln.anoa 4 beton baik
Tinambung Jln.tinamb
ung 3,4 m beton sedang
karama
Batulaya
Sepabatu Jln.sepabat 3m Beton Baik
u-para
Lekopadis Jln. 1m 4m Beton Baik
Lekopaddi
s - Talolo
Galung Jln.serigal 4m beton Baik
lombok a

 Jalan lingkungan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No 03-1733-2004 Tentang Tata
CaraPerencaanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, menjelaskan mengenai jalanlingkungan
memiliki badan jalan minimal 2 meter, ruwasja minimal 2 Meter lokal memilikitrotoar
minimal 0,5Meter, dan bahu jalan 0,5 meter. Berikut analisis kesesuaian jalan
lingkungan dengan kondisi eksisting.
Standar jaringan jalan
Desa/ Nama jalan Trotoar Bahu jalan Badan Perkerasan Kondisi
kelurahan (0,5) (0,5) jalan
(2)
Tandung Jln.renang - - 2,5 m Beton baik

Tangnga- Jln.bagian - - 2m Beton baik


tangnga
Karama Jln. magang - - 1,5 m Beton baik
Tinambung -
-

Batulaya Jln.nangka - - 1.5 m Beton baik


Sepabatu Jln.pinus - - 1,5 m Beton sedang

Lekopadis Jln.murni - - 2,5 m Beton baik


Galung Jln. bahu - - 2m Beton sedang
lombok

Dari tabel diatas dapat diketahui kondisi eksisisting dan standarnisasi masih belum sesuai, namun
beberapa sudah sesuai dengan standar yang ada.
4.8.2.2 Analisis kebutuhan jaringan jalan
Jaringan jalan merupakan kebutuhan penting dalm kota untuk menghubungkan satu
daerah kedaerah lainnya. Untuk dapat mengetahui kebutuhan jaringan jalan pada
Kecamatan Tinambung maka perlu dilakukan analisis terkait aspek aksessibilitas
hingga 20 tahun yang akan datang. Dalam analisis ini menggunkan kriteria dari
Pedoman standar pelayanan minimal dari departemen permukiman dan sarana tahun
2001. Perhitungan indeks aksessibilitas memerlukan tiga variabel, yaitu proyeksi
penduduk 20 tahun kedepan, luas wilayah, dan panjang jalan eksisting.

 Kepadatan Penduduk
Dalam mencari kepadatan penduduk, dibutuhkan data berupa proyeksi jumlah penduduk
dan luas wilayah. Adapun klasifikasi kepadatan penduduk berdasarkan jumlah
kepadatannya, yaitu:
 >5000 sangat tinggi
 >1000 tinggi
 >500 sedang

Proyeksi penduduk

Luas 2026 2031 2036 2041


wilayah
Kelurahan (km2) Proyeksi Kepadatan Proyeksi Kepadatan Proyeksi Kepadatan Proyeksi Kepadatan
jumlah penduduk jumlah penduduk jumlah Penduduk jumlah Penduduk
penduduk penduduk penduduk penduduk

Tangnga- 0,79 3836 4856 4145 5247 4478 5668 4838 6124
tangnga

Karama 1,7 5592 3289 5618 3305 5644 3320 5671 3335

Tinambung 0,73 4649 6368 4757 6516 4867 6667 4980 6821
Batulaya 3,08 2178 707 2303 748 2437 791 2577 836

lekopadis 1,79 3286 1836 3856 2154 4526 2528 5312 2967

Sepa batu 1,59 2658 1672 2791 1755 2931 1843 3079 1936

Tandung 5,5 2377 432 2578 468 2796 508 3031 551

Galung 6,87 2517 366 2634 383 2757 401 2886 420
lomgbok

Kecamatan 21,99 104704 4761 168117 7645 269933 12275 433414 19709
tinambung

 Indeks aksebilitas
Dalam mencari indeks aksesibilitas, dibutuhkan data berupa panjang jalan
(km) dan luaswilayah (km2).Indeks aksesibilitas memiliki 5
klasifikasi, yaitu >5, >1,5, >0,5, >0,15, dan > 0,05.
Rumus mencari indeks aksebilitas
panjang jalan(km)
indeks aksebilitas=
luas wilayah( km2)

indeks aksebilitas desa tandung= ❑


luas wilayah(km 2)

 Panjang jalan
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah panjang jalan memenuhi
standar pelayanan minimal pada Kecamatan tinambung. Berikut perhitungan untuk
mengetahui panjang jalan dalam memenuhi standar pelayanan minimal.
luas wilayah (km 2)
panjang jalan=
indeks aksebilitas
21,99 km 2
¿
1,5
¿ 14,66 km
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa panjang jalan yang
dibutuhkan pada kecamatan tinambung adalah 14,66 km.

Tabel proyeksi kebutuhan lalu lintas 20 tahun kedepan

Tahun 2021

Kelurahan Luas Panjang Kepadatan Indeks Panjang jalan/ luas Panjang


wilaya jalan penduduk aksesibilitas wilayah (km/km2) jalan
h minimal

Tangnga- 0,79 4,592 4856 Tinggi >5 5,8 memenuhi 5


tangnga >1000

Karama 1,7 7,19 3289 Tinggi >1,5 4,2 memenuhi 7,2


>1000

Tinambung 0,73 58,148 6368 Sangat >5 80 memenuhi 58,15


Tinggi
>5000

Batulaya 3,08 42,146 707 sedang >5 14 memenuhi 42,15


>500

llekopadis 1,79 20,421 1836 Tinggi >5 11,4 memenuhi 20,42


>1000

Sepa batu 1,59 34,393 1672 Tinggi >5 22 memenuhi 34,4


>1000

Tandung 5,5 41,68 432 - >5 8 memenuhi 42

Galung 6,87 25,175 366 - >1,5 4 memenuhi 25,2


lomgbok

Tahun 2026

Kelurahan Luas Panjang Kepadatan Indeks Panjang jalan/ luas Panjang


wilaya jalan penduduk aksesibilitas wilayah (km/km2) jalan
h minimal

Tangnga- 0,79 4,592 4856 Tinggi >5 5,8 memenuhi 5


tangnga >1000

Karama 1,7 7,19 3289 Tinggi >1,5 4,2 memenuhi 7,2


>1000

Tinambung 0,73 58,148 6368 Sangat >5 80 memenuhi 58,15


Tinggi
>5000

Batulaya 3,08 42,146 707 sedang >5 14 memenuhi 42,15


>500

llekopadis 1,79 20,421 1836 Tinggi >5 11,4 memenuhi 20,42


>1000

Sepa batu 1,59 34,393 1672 Tinggi >5 22 memenuhi 34,4


>1000

Tandung 5,5 41,68 432 - >5 8 memenuhi 42

Galung 6,87 25,175 366 - >1,5 4 memenuhi 25,2


lomgbok
Tahun 2031

Kelurahan Luas Panjang Kepadatan Indeks Panjang jalan/ luas Panjang


wilayah jalan penduduk aksesibilitas wilayah (km/km2) jalan
minimal

Tangnga- 0,79 4,592 5247 Sangat >5 5,8 memenuhi 5


tangnga tinggi
>5000

Karama 1,7 7,19 3305 Tinggi >1,5 4,2 memenuhi 7,2


>1000

Tinambung 0,73 58,148 6516 Sangat >5 80 memenuhi 58,15


tinggi
>5000

Batulaya 3,08 42,146 748 sedang >5 14 memenuhi 42,15


>500

llekopadis 1,79 20,421 2154 Tinggi >5 11,4 memenuhi 20,42


>1000

Sepa batu 1,59 34,393 1755 Tinggi >5 22 memenuhi 34,4


>1000

Tandung 5,5 41,68 468 - >5 8 memenuhi 42

Galung 6,87 25,175 383 - >1,5 4 memenuhi 25,2


lomgbok

Tahun 2036

Kelurahan Luas Panjang Kepadatan penduduk Indeks Panjang jalan/ luas wilayah Panjang
wilayah jalan aksesibilitas (km/km2) jalan
minimal

Tangnga- 0,79 4,592 5668 Sangat >5 5,8 memenuhi 5


tangnga tinggi>5000

Karama 1,7 7,19 3320 Tinggi >1,5 4,2 memenuhi 7,2


>1000

Tinambung 0,73 58,148 6667 Sangant >5 80 memenuhi 58,15


tinggi>5000

Batulaya 3,08 42,146 791 sedang >5 14 memenuhi 42,15


>500

llekopadis 1,79 20,421 2528 Tinggi >5 11,4 memenuhi 20,42


>1000

Sepa batu 1,59 34,393 1843 Tinggi >5 22 memenuhi 34,4


>1000

Tandung 5,5 41,68 508 Sedang >5 8 memenuhi 42


>500

Galung 6,87 25,175 401 - >1,5 4 memenuhi 25,2


lomgbok

Tahun 2041

Kelurahan Luas Panjang Kepadatan penduduk Indeks Panjang jalan/ luas wilayah Panjang
wilayah jalan aksesibilitas (km/km2) jalan
minimal

Tangnga- 0,79 4,592 6124 Sangat >5 5,8 memenuhi 5


tangnga tinggi
>5000

Karama 1,7 7,19 3335 Tinggi >1,5 4,2 memenuhi 7,2


>1000

Tinambung 0,73 58,148 6821 Sangat >5 80 memenuhi 58,15


tinggi>5000

Batulaya 3,08 42,146 836 Tinggi >5 14 memenuhi 42,15


>1000

llekopadis 1,79 20,421 2967 Tinggi >5 11,4 memenuhi 20,42


>1000

Sepa batu 1,59 34,393 1936 Tinggi >5 22 memenuhi 34,4


>1000

Tandung 5,5 41,68 551 Sedang >5 8 memenuhi 42


>500

Galung 6,87 25,175 420 - >1,5 4 memenuhi 25,2


lomgbok

Terlihat dari tabel diatas yang merupakan hasil perhitungan bahwa kebutuhan jaringan jalan
kecamatan Tinambung di tahun 2041 mendatang akan terpenuhi dari setiap desa atau kelurahan.

4.8.3 Analisis sistem pergerakan


Tabel sub pelayanan kecamatan tinambung
No. Hirearki Desa/kelurahan Keterangan
1.  Perdagangan dan jasa
Pusat kota Kelurahan tinambung  Pemerintahan
Kecamatan tinambung
 Permukiman perkotaan
2.  Desa karama
 Desa tangnga-
Sekretaris Camat, Kasi Pemerintahan, Kasi Ekbang, Kasi
tangnga
camat  Desa Trantib,galung
dan Kasi Kessos serta Kasi Pemberdayaan
Pertanian dan perkebunan
Sub 1 lombok Masyarakat Desa (PMD).
 Desa tandung
Kepala desa  Desa sepabatu
dan lurah  Desa lekopadis

3. Sub 2 Desa batulaya Pusat pergantian moda


Kepala dusun transportasi(Terminal tipe c)
dan kepala
4.11 lingkungan dan pembiayaan pembangunan
Analisis kelembagaan
4.11.1 Analisis kelembagaan
analisis kelembagaan digunakan untuk mengetahui peran pemerintah, nonpemerintah,
dan pendidikan dalam menyelenggarakan rencana pembangunan.
1. Lembaga pemerintah

Struktur pemerintahan kecamatan tinambung


Kecamatan tinambung terdiri dari 7 desa dan 1 kelurahan, yang kemudian
berfungsi dalam melaksanakan program pelayanan terhadap masyarakat.
Peran dari lembaga pemerintahan terhadap pembangunan daerah yaitu menjadi
pengawas dalam program pembangunan daerah serta menjadi fasilitator dalam
mengarahkan berjalannya program namun disamping itu juga partisipasi
masyarakat sangat dibutuhkan.
2. Lembaga Non-pemerintah
Lembaga Non-pemerintah yang terdapat di majene berdasarkan data BPS yaitu
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dan lembaga kepemudaan,
yang dimana lembaga ini merupakan bagian lembaga terkecil dikecamatan
tinambung. Fungsi lembaga tersebut dalam rencana pembangunan yaitu:
 Peran Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dapat membantu
pemerintah desa dalam mengarahkan masyarakat untuk mendukung
program pembangunan.
 Lembaga kepemudaan sangat diperlukan dalam perencanaan
pembangunan terutama pikiran-pikiran yang kritis yang mampu
mengajak seluruh masyarakat dalam pembangunan.
SMP/MTs
3. Pendidikan SD/MI
Lembaga
Struktur lembaga pendidikan kecamatan tinambung
pendidikan
TK SMA/MA

Lembaga pendidikan di kecamatan tinambung terdiri dari TK, SD, SMP, dan
SMA yang dimana tersebar dibeberapa desa kecamatan tinambung. Peran
lembaga pendidikan terhadap perencanaan pembangunan yaitu mempersiapkan
kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
4.11.2 Analisis pembiayaan
Berdasarkan peraturan bupati polewali mandar no.6 tahun 2021 tentang tata cara
pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap desa tahun anggaran 2021, berikut ini
daftar rincian pembiayaan setiap desa di kecamatan tinambung.

Desa Alokasi dasar Alokasi Alokasi Alokasi Jumlah total


(Rp) afirmasi kinerja formula (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Karama 721,575,000 - - 665,314,000 1,386,889,000
Tangnga- 641,574,000 - - 551,549,000 1,193,123,000
tangnga
lekopadis 641,574,000 - - 285,348,000 926,922,000
Galung 641,574,000 - - 318,402,000 959,976,000
lombok
Tandung 641,574,000 - - 232,158,000 873,732,000
Batulaya 641,574,000 - - 255,793,000 897,367,000
sepabatu 641,574,000 - 288,153,000 211,254,000 1,140,981,000
Total 7,378,990,000

Dari tabel diatas dapat diketahui total dari pembiayaan setiap desa di Kecamatan Tianambung
yaitu Rp 7,378,990,000 yang dimana pembagiannya sebagai berikut.
 Alokasi dasar terdiri dari 50%, yang dimana dana ini digunakan untuk
penyelenggaraan program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan
pembiayaan sarana prasarana pusat kegiatan. Dana ini teralokasi disemua desa dan
desa yang mendapat alokasi terbanyak adalah desa karama
 Alokasi kinerja 10%, dana ini digunakan untuk menambah pendapatan dari suatu desa
dan mengatsi angka kemiskinan. Dana ini hanya dialokasikan di sepa batu menurut
data.
 Alokasi formula 40%, dana ini digunakan untuk penanganan kemiskinan di masing-
masing desa salah satu contoh pemberian BLT (bantuan langsung tunai). Presentasi
alokasi dana terbesar berada di desa karama.

Anda mungkin juga menyukai