Berdasarkan RTRW peraturan daerah provinsi sulawesi barat nomor 1 tahun 2014 tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi sulawesi barat tahun 2014 – 2034 kedudukan WP
terhadap provinsi yaitu, Menjadi rencana pengembangan jalan penghubung antar ibukota
kecamatan, menjadi pelabuhan pengumpan lokal, menjadi pengembangan dan pengelolaan
daerah irigasi, menjadi kawasan rawan bencana (gempa, tzunami, rawan banjir dan rawan
abrasi), menjadi kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) yaitu di desa tandung
dengan luas lahan pertanian 1.000 Ha
4.1.2 Kedudukan WP terhadap kabupaten polewali mandar
Berdasarkan peraturan daerah kabupaten polewali mandar No. 2 tahun 2013, tentang rencana
tata ruang wilayah tahun 2013-2033 bahwa secara struktur WP Kecamatan Tinambung
merupakan kawasan perkotaan yang dipromosikan untuk menjadi PKL (PKLp). Fungsi
struktur ruang pada kawasan BWP berdasarkan RTRW kabupaten polewali mandar, Yaitu
Kecamatan Tinambung yang berfungsi sebagai pengembangan kawasan perdagangan dan
jasa, perekonomian untuk skala lokal, pendidikan, kesehatan, peribadatan.
Sistem Jaringan prasarana utama yang melewati wilayah perencanaan:
1. Sistem jaringan transportasi darat
Jaringan jalan
Jaringan jalan arteri primer
o ruas jalan batas kota Majene - batas kota Polewali sepanjang
±42,50 kilometer
jaringan jalan kolektor primer
o ruas jalan Alu - Tinambung sepanjang ±15,19 kilometer
o ruas jalan Sumarrang (batas Majene) - Galunglombok
sepanjang ±14,38 kilometer
jaringan jalan lokal primer
o Jl. Ammana Wewang - Jl. Dg. Rioso - Tinambung -
Karama – Tammangalle
Jaringan prasarana lalulintas
Terminal penumpang tipe c
Jaringan layanan lalulintas
trayek penumpang angkutan kota/perdesaan
o Polewali - Ibukota Kecamatan dalam wilayah kabupaten
o Wonomulyo - Mapilli-Campalagian-Balanipa-Tinambung
o Tinambung - Limboro-Alu
o Tinambung – Majene
o Tinambung - Balanipa-Campalagian-Mapilli-Wonomulyo
2. Sistem jaringan transportasi laut
Pelabuhan pengumpan, Pelabuhan Karama di Kecamatan Tinambung.
Lintas pelayaran pelabuhan karama
Karama – Parepare
Karama – Awerange
Karama – Mangarabombang
Karama – Samarinda
Karama – Balikpapan
Karama – Bontang
Karama – Sangata
Karama – Batulicin
Karama – Tarakan
Karama – Nunukan
Karama – Donggala
Karama – Pasangkayu
Karama – Rangas
Karama – Belangbelang.
3. Sistem jaringan transportasi udara
Tatanan kebandaraan meliputi rencana lokasi bandarudara pengumpan di Kecamatan
Tinambung yang masih perlu kajian lebih lanjut.
Pola ruang wilayah perencanaan:
1. kawasan perlindungan setempat
Kawasan sempadan pantai
daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari pasang
air laut tertinggi ke arah darat; atau
daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya
curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi
fisik pantai.
Kawasan sempadan sungai
Ruang terbuka hijau perkotaan
luas minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
setiap pusat desa dan kelurahan wajib memiliki alun-alun atau lapangan
sepakbola.
2. Kawasan rawan bencana alam
Kawasan rawan abrasi dan erosi pantai
Kawasan rawan gleombang pasang
Kawasan rawan banjir
3. Kawasan lindung geologi
Kawasan bencana alam geologi
Kawasan rawan gempa bumi
kawasan rawan tsunami adalah kawasan pantai yang berada pada
zona kerawanan tinggi dengan daerah topografi yang landai dengan
ketinggian
kawasan rawan intrusi air laut
kawasan budidaya wilayah perencanaan:
1. kawasan peruntukan pertanian
kawasan tanaman pertanian
kawasan perkebunan
kakao
kelapa
kawasan peternakan
peternakan kecil (kambing)
peternakan unggas (ayam, bebek)
2. kawasan peruyntukan perikanan
kawasan peruntukan perikanan budidaya
budidaya air payau / tambak ikan bandeng seluas ±5.165,10 hektar
tersebar di Kecamatan: Tinambung, Campalagian, Wonomulyo,
Mapilli, Matakali, Polewali dan Binuang.
Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
3. Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara
Kawasan peruntukan tambang gibsum
Kawasan peruntukan pariwisata:
1. Kawasan peruntukan wisata budaya
Wisata budaya tradisional mandar
Skalogram fungsi permukiman dan perhitungan bobot fasilitas pada masing-masing desa
Untuk melakukan analisis pusat ini maka digunakan rumus perhitungan bobot setiap
fasilitas yang terdapat di Kecamatan Tinambung dengan rumus sebagai berikut:
S
CST= × 100
T
Keterangan :
CST :Nilai Indeks
Setrlah mendapatkan nilai indeks pada setiap jenis fasilitas selanjutnya mencari nilai
sentralitas untuk menentukan bobot sentralitas yang tertinggi untuk menjadi pusat
pelayanan adapun rumus yang di gunakan untuk mencari nilai sentralitas sebagai
berikut:
x
C=
∑ x X 100
Keterangan :
C :Sentralitas
X :Jumlah Indeks Sentralitas
t
C=
T
Tabel diatas menunjukkan jumlah fungsi dan bobot dari fasilitas pendidikan yaitu sebagai berikut,
TK dengan jumlah fungsi 7 sehingga didapat jumlah bobotnya yaitu 14, SD terdiri dari 25 unit dan
jumlah bobot yang dihasilkan 25, SMP/MTs terdiri dari 7 unit sehingga menghasilkan jumlah bobot 7
dan SMA/MA terdiri atas 6 unit dengan jumlah bobot 75.
Desa/kelurahan puskesmas BB Poskedes BB Posyandu BB
1 20 - - 3 9
Tandung Skalogram
1 20 - - 4 12 fungsi fasilitas
Sepa Batu dan bobot
- - 1 33 3 9 fasilitas
Tangnga- kesehatan
Tangnga
1 20 - - 3 9
Karama
1 20 1 33 3 9
Batulaya
- - - - 6 18
Tinambung
- - 1 33 4 12
Lekopadis
1 20 - - 4 12
Galung
Lombok
Jumlah fungsi 5 3 30
Centralitas total 100 100 100
Bobot 20 33 3
Tabel diatas menunjukkan jumlah fungsi dan jumlah bobot, yang hasilnya sebagai berikut
puskesmas terdiri dari 5 unit dengan bobot 20, poskesdes dengan jumlah fungsi 3 dengan bobot 33
dan posyandu terdiri atas 30 unit dengan bobot 3.
Skalogram jumlah fungsi fasilitas dan bobot Fasilitas perdagangan
Desa/ Perto B Waru B War B Resto B Minim B Pas B Bank B
keluraha koan B ng B ung / B ran/ B arket B ar B umum B
n kelon kedai ruma um pemer
tong maka h um intah
nan maka
n
- - 7 3, 2 1 - - - - - - - -
Tandun 5 0
g
- - 10 5 2 1 - - - - - - - -
Sepa 0
Batu
- - 39 19 1 5 - - - - - - - -
Tangng ,5
a-
Tangng
a
- - 36 18 2 1 - - - - 1 5 - -
Karama 0 0
- - 36 18 6 3 - - - - - - - -
Batulay 0
a
2 1 12 6 2 1 2 1 1 1 1 5 2 1
Tinamb 0 0 0 0 0 0
ung 0 0 0 0
- - 26 13 3 1 - - - - - - - -
Lekopa 5
dis
- - 23 11 2 1 - - - - - - - -
Galung ,5 0
Lombok
Jumlah 2 189 20 2 1 2 2
fungsi
Centralita 100 100 100 100 100 100 100
s total
Bobot 50 0,5 5 50 100 50 50
Dari tabel menunjukkan fasilitas perdagangan di kecamatan tinambung terdiri dari pertokoan 2 unit
dengan bobot 50, warung kelontong 189 unit dengan bobot tidak sampai 1, warung kedai makanan
dengan jumlah 28 unit dengan bobot 5, restoran terdiri dari 2 unit dengan bobot 50, minimarket
terdiri hanya dengan 1 unit sehingga menghasilkan ukran bobot 100, pasar umum terdiri dari 2 unit
dengan bobot 50 dan bank umum pemerintahan terdiri dari 2 unit dengan bobot 50.
Desa/kelurahan Masjid BB Musholla BB
4 12 1 7
Tandung
3 9 1 7
Sepa Batu
3 9 2 14
Tangnga-Tangnga
Skalogram jumlah fungsi fasilitas dan bobot fasilitas Sarana peribadatan
4 12 2 14
Karama
4 12 - -
Batulaya
5 15 2 14
Tinambung
4 12 2 14
Lekopadis
6 18 4 28
Galung Lombok
Jumlah fungsi 31 14
Centralitas total 100 100
Bobot 3 7
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah fungsi dari masjid sebesar 31 unit dengan
bobot 3 dan jumlah fungsi dari musholla sebesar 14 unit dengan bobot keseluruhan 7.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indeks sentralisasi tertinggi berada di kelurahan tinambung
dengan jumlah total yaitu 693 yang juga menjadi pusat kegiatan terbesar di skecamatan tinambung,
sedangkan indeks sentralisasi terendah terdapat di desa sepa batu dengan total keseluruhan bobot 93.
Penentuan Hierarki Pusat Kegiatan Di Kecamatan Tinambung
Menghitung Banyaknya Kelas Interval (k) Dengan Menggunakan Rumus :
K=1+3.3 log n Dimana (n) merupakan banyaknya data satuan
pemukiman atau desa pada wilayah yang di tinjau.
K=1+3.3 log 8
K=1+3.3 (0.9)
K=4
Jadi banyaknya kelas yang ada pada hierarki permukiman di Kecamatan Tinambung sebanyak 4
kelas
Untuk, mengetahui jarak pada tiap-tiap kelas yang ada maka kita harus menghitung panjang interval
kelas/range denga menggunakan rumus berikut.
(nilai index sentralisasitertinggi−nilai index sentralisasiterendah)
R=
Jumlah Kelas
639−93
R=
8
549
R=
8
R=70
Nilai Hierarki
93 s/d 119 VI
136 s/d 191 III
229 s/d 232 II
245 s/d 639 I
Dengan menentukan kelas interval dan jaraknya,maka dapat di ketahui herarki pusat kegiatan yag ada
di kecamatan Tinambung.berikut tabel hirearki pusat kegiatan pada desa/kelurahan di kecamatan
tinambung berdasar kelas interval.
Dari hasil perhitungan maka didapat 4 kelas interval dikecamatan tinambung, yaitu kelas I
dikelurahan tinambung dan desa karama, kelas II di desa lekopadis dan galung lombok, kelas III di
desa tandung dan desa batulaya dan kelas IV didesa sepa batu dan desa tangnga-tangnga.
Sub pusat pelayanan
Rekomendasi pusat-pusat pelayanan
No. Hirearki Desa/kelurahan Keterangan
1. Perdagangan dan jasa
Pusat kota Kelurahan tinambung Pemerintahan
Permukiman perkotaan
2. Desa karama
Desa tangnga-
tangnga
Desa galung
Pertanian dan perkebunan
Sub 1 lombok
Desa tandung
Desa sepabatu
Desa lekopadis
Jalan nasional
Jalan ini menghubungkan antara kabupaten majene dan polewali dengan panjang
32,788 km yang dimulai dari perbatasan majene sampai di jembatan sungai madatte.
Jalan ini melewati beberapa desa yaitu desa batulaya, kelurahan tinambung, desa
tandung, dan desa sepabatu.
-perdagangan
Jalan provinsi sub pusat -permukiman perkotaan
-pemerintahan
Jalan ini terletak antara kabupaten polman dan majene yang melewati beberapa desa
di kecamatan tinambung diantaranya kelurahan tinambung, desa galung lombok, desa
tandung, dan desa lekopadis.
sub sub pergantian moda
pertanian dan
transportasi
pusat 1 pusat 2 permukiman
(terminal tipe c)
Jalan kabupaten
Jalan kabupaten yang terdapat di kecamatan tinambung tersebar diseluruh desa
kecamatan tinambung dengan panjang total jalan 35,944 km.
Jalan desa
Jalan desa tersebar di seluruh wilayah kecamatan tinambung, yang dimana jalan ini
berfungsi menghubungkan dari suatu desa kedesa lain baik dalam penyelenggaraan
pemerintah maupun kegiatan sehari-hari
keterangan
Desa/ Nama perkerasan kondisi
kelurahan jalan
Tandung Jln. Poros Aspal baik
majene-
mamuju
Tangnga- - - -
tangnga
Karama - - - Jalan arteri primer adalah
Tinambung Jln. Poros Jalan yang
majene- Aspal baik menghubungkan secara
mamuju berdaya guna antarpusat
Batulaya Jln.poros Aspal Baik kegiatan nasional atau
majene- antara pusat kegiatan
mamuju nasional dengan pusat
Sepabatu Jln.poros Aspal Baik kegiatan di suatu wilayah.
majene Tabel disamping
mamuju
merupakan hasil analisis
Lekopadis - - -
peta jaringan jalan yang
Galung - - -
lombok dimana jalan arteri primer
dikecamatan tinambung
melewati desa tandung, kelurahan tinambung, dan desa sepabatu. Kondisi eksisteng
sesuai dengan pengamatan langsung terdiri dari perkerasan berupa aspal dan kondisi
baik.
Jalan kolektor sekunder
Keterangan
Desa/kelurahan Nama jalan
Perkerasan Kondisi
Tandung Jln.muh.yamin beton baik
Tangnga- - - -
tangnga
Karama - - - jalan kolektor sekunder
Tinambung Jln. baik adalah jalan yang melayani
pendidikan beton angkutan pengumpulan
Batulaya Jl. Lorong beton baik atau pembagian dengan
mawar ciri-ciri perjalanan jarak
Sepabatu sepabatu beton baik sedang, kecepatan rata-rata
Lekopadis - - - sedang, dan jumlah jalan
Galung jln. parasan Beton baik masuk dibatasi, dengan
lombok peranan pelayanan jasa
distribusi untuk masyarakat di dalam kota.
Tabel disamping menunjukan desa yang melalui jalan kolektor sekunder yaitu desa
tandung, kelurahan tinambung, desa batulaya, desa sepabatu dan desa galung lombok
Jalan lingkungan
Ciri utama dari jalan lingkungan adalah jarak perjalanannya dekat serta kecepatannya rendah. Jalan
lingkungan dibagi menjadi dua, yakni jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder.
Dari tabel disamping dapat diketahui bahwa jalan lingkungan di kecamatan tinambung melewati
seluruh Keterangan desa dengan bentuk
Desa/kelurahan Nama jalan Perkerasan Kondisi perkerasan beton dan
kondisi Tandung Jln.renang Beton baik eksisting baik dan sedang.
Tangnga- Jln.bagian Beton baik
tangnga
Karama Jln. magang Beton baik
Tinambung Jln bb
4.8 Batulaya Jln.nangka Beton baik Analisis transportasi dan
Sepabatu Jln.pinus Beton sedang pergerakan
4.8.1 Lekopadis Jln.murni Beton baik Analisis sistem kegiatan
4.8.1.1Galung Jln. bahu Beton sedang Analisis pergantian
lombok moda
Titik pergantian moda pada wilayah kecamatan tinambung yaitu terminal tipe c
(terminal yang peran utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau
perdesaan). Terminal tepat berada di desa batulaya yang berdekatan dengan pertamina,
SMA 01 tinambung dan pekuburan tamajarra. Kondisi ini membuat letak dari terminal ini
terbilang baik karena berdekatan dengan sekolah yang dapat menjadi tempat menunggu
jemputan anak sekolah.
4.8.1.2 Analisis penggunaan lahan
Desa/kelurahan penggunaan lahan Nama jalan Waktu kegiatan
Tandung Perbatasan kabupaten dan Jln.
kecamatan Bts Majene - Bts
Kota Polewali
Saat jam kerja
Jembatan puppenga Jln.
Puawang -
Katitting
Posyandu Jln.
Kantor desa Tinambung –
Karama
SD Jln.
Persimpangan jalan Kandeapi – Talolo
Perbatasan Jln.
Pasar Bts Majene - Bts
Kota Polewali
Posyandu Jln.
Kantor desa Tinambung -
Karama
SD Jln.
posyandu Jl. Daeng Rioso
Masjid Jln.
Persimpangan Talolo - Lemosusu
SD Jln.
persimpangan Kandeapi - Talolo
perbatasan Jln.
jembatan Bts Majene - Bts
Kota Polewali
SMA Jln.
Kantor desa Lamasariang -
Napo
Lampu jalan
Jln. Alu -
tinambung
Sepabatu Perbatasan Saat jam kerja
jembatan
Bts Majene - Bts
Kota Polewali
Galung lombok Jembatan Jln.Puawang - Saat jam kerja
Katitting
Kantor desa Jln.Sumarrang -
Galunglombok
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui penggunaan lahan pada wilayah perencanaan Kecamatan
tinambung yang menjadi titik-titik kegiatan, yaitu fasilitas pendidikan, kantor kelurahan, dan pasar.
Waktu dilakukan kegiatan pada penggunaan lahan tersebut, didominasi di waktu hari kerja, dimana
saat pagi hari berangkat ke lokasi tujuan dan siang hari melakukan istirahat siang ataupun pulang dari
kegiatan, dan sore waktu saat pulang kegiatan.
Jalan nasional
Jalan ini menghubungkan antara kabupaten majene dan polewali dengan panjang
32,788 km yang dimulai dari perbatasan majene sampai di jembatan sungai madatte.
Jalan ini melewati beberapa desa yaitu desa batulaya, kelurahan tinambung, desa
tandung, dan desa sepabatu.
Jalan provinsi
Jalan ini terletak antara kabupaten polman dan majene yang melewati beberapa desa
di kecamatan tinambung diantaranya kelurahan tinambung, desa galung lombok, desa
tandung, dan desa lekopadis.
Jalan kabupaten
Jalan kabupaten yang terdapat di kecamatan tinambung tersebar diseluruh desa
kecamatan tinambung dengan panjang total jalan 35,944 km.
Jalan desa
Jalan desa tersebar di seluruh wilayah kecamatan tinambung, yang dimana jalan ini
berfungsi menghubungkan dari suatu desa kedesa lain baik dalam penyelenggaraan
pemerintah maupun kegiatan sehari-hari
Dari tabel diatas terdapat 4 kelurahan/desa yang dilewati jalan arteri primer yaitu desa
tandung, kelurahan tinambung, desa batulaya dan desa sepabatu. Namun, terdapat
ketidaksesuaian ukuran dari jalan tersebut yang dimana ukuran dari bahu jalan dan
badan jalan tidak memenuhi standarnisasi, jln. Poros majene-mamuju badan jalan 8
meter sedangkan standarnya 11 meter dan bahu jalan 1 meter sedangkan standarnya 2
meter.
Tangnga- - - - - - -
tangnga
Karama - -
Tinambung Jln. baik
pendidikan - 1 8 beton
Lekopadis - - - - - -
Galung jln. parasan - - 5 Beton baik
lombok
Dari tabel diatas dapat didiidentifikasi bahwa ukuran standar dan kondisi eksisiting dari prasarana
jalan belum sesuai dengan standar bahkan mlebihi dari standar yang seharusnya, disamping itu
kondisi perkerasannya teridentifikasi masih layak.
Jalan lokal
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No 03-1733-2004 Tentang Tata
CaraPerencaanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, menjelaskan mengenai jalan
lokalmemiliki badan jalan minimal 6 meter, ruwasja minimal 4 Meter lokal memiliki
trotoarminimal 1,5 Meter, dan bahu jalan 1,5 meter. Berikut disajikan mengenai
analisis kesesuain jalan lokal terhadap kondisi eksisting kecamatan tinambung.
Jalan lingkungan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia No 03-1733-2004 Tentang Tata
CaraPerencaanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, menjelaskan mengenai jalanlingkungan
memiliki badan jalan minimal 2 meter, ruwasja minimal 2 Meter lokal memilikitrotoar
minimal 0,5Meter, dan bahu jalan 0,5 meter. Berikut analisis kesesuaian jalan
lingkungan dengan kondisi eksisting.
Standar jaringan jalan
Desa/ Nama jalan Trotoar Bahu jalan Badan Perkerasan Kondisi
kelurahan (0,5) (0,5) jalan
(2)
Tandung Jln.renang - - 2,5 m Beton baik
Dari tabel diatas dapat diketahui kondisi eksisisting dan standarnisasi masih belum sesuai, namun
beberapa sudah sesuai dengan standar yang ada.
4.8.2.2 Analisis kebutuhan jaringan jalan
Jaringan jalan merupakan kebutuhan penting dalm kota untuk menghubungkan satu
daerah kedaerah lainnya. Untuk dapat mengetahui kebutuhan jaringan jalan pada
Kecamatan Tinambung maka perlu dilakukan analisis terkait aspek aksessibilitas
hingga 20 tahun yang akan datang. Dalam analisis ini menggunkan kriteria dari
Pedoman standar pelayanan minimal dari departemen permukiman dan sarana tahun
2001. Perhitungan indeks aksessibilitas memerlukan tiga variabel, yaitu proyeksi
penduduk 20 tahun kedepan, luas wilayah, dan panjang jalan eksisting.
Kepadatan Penduduk
Dalam mencari kepadatan penduduk, dibutuhkan data berupa proyeksi jumlah penduduk
dan luas wilayah. Adapun klasifikasi kepadatan penduduk berdasarkan jumlah
kepadatannya, yaitu:
>5000 sangat tinggi
>1000 tinggi
>500 sedang
Proyeksi penduduk
Tangnga- 0,79 3836 4856 4145 5247 4478 5668 4838 6124
tangnga
Karama 1,7 5592 3289 5618 3305 5644 3320 5671 3335
Tinambung 0,73 4649 6368 4757 6516 4867 6667 4980 6821
Batulaya 3,08 2178 707 2303 748 2437 791 2577 836
lekopadis 1,79 3286 1836 3856 2154 4526 2528 5312 2967
Sepa batu 1,59 2658 1672 2791 1755 2931 1843 3079 1936
Tandung 5,5 2377 432 2578 468 2796 508 3031 551
Galung 6,87 2517 366 2634 383 2757 401 2886 420
lomgbok
Kecamatan 21,99 104704 4761 168117 7645 269933 12275 433414 19709
tinambung
Indeks aksebilitas
Dalam mencari indeks aksesibilitas, dibutuhkan data berupa panjang jalan
(km) dan luaswilayah (km2).Indeks aksesibilitas memiliki 5
klasifikasi, yaitu >5, >1,5, >0,5, >0,15, dan > 0,05.
Rumus mencari indeks aksebilitas
panjang jalan(km)
indeks aksebilitas=
luas wilayah( km2)
Panjang jalan
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah panjang jalan memenuhi
standar pelayanan minimal pada Kecamatan tinambung. Berikut perhitungan untuk
mengetahui panjang jalan dalam memenuhi standar pelayanan minimal.
luas wilayah (km 2)
panjang jalan=
indeks aksebilitas
21,99 km 2
¿
1,5
¿ 14,66 km
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa panjang jalan yang
dibutuhkan pada kecamatan tinambung adalah 14,66 km.
Tahun 2021
Tahun 2026
Tahun 2036
Kelurahan Luas Panjang Kepadatan penduduk Indeks Panjang jalan/ luas wilayah Panjang
wilayah jalan aksesibilitas (km/km2) jalan
minimal
Tahun 2041
Kelurahan Luas Panjang Kepadatan penduduk Indeks Panjang jalan/ luas wilayah Panjang
wilayah jalan aksesibilitas (km/km2) jalan
minimal
Terlihat dari tabel diatas yang merupakan hasil perhitungan bahwa kebutuhan jaringan jalan
kecamatan Tinambung di tahun 2041 mendatang akan terpenuhi dari setiap desa atau kelurahan.
Lembaga pendidikan di kecamatan tinambung terdiri dari TK, SD, SMP, dan
SMA yang dimana tersebar dibeberapa desa kecamatan tinambung. Peran
lembaga pendidikan terhadap perencanaan pembangunan yaitu mempersiapkan
kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
4.11.2 Analisis pembiayaan
Berdasarkan peraturan bupati polewali mandar no.6 tahun 2021 tentang tata cara
pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap desa tahun anggaran 2021, berikut ini
daftar rincian pembiayaan setiap desa di kecamatan tinambung.
Dari tabel diatas dapat diketahui total dari pembiayaan setiap desa di Kecamatan Tianambung
yaitu Rp 7,378,990,000 yang dimana pembagiannya sebagai berikut.
Alokasi dasar terdiri dari 50%, yang dimana dana ini digunakan untuk
penyelenggaraan program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan
pembiayaan sarana prasarana pusat kegiatan. Dana ini teralokasi disemua desa dan
desa yang mendapat alokasi terbanyak adalah desa karama
Alokasi kinerja 10%, dana ini digunakan untuk menambah pendapatan dari suatu desa
dan mengatsi angka kemiskinan. Dana ini hanya dialokasikan di sepa batu menurut
data.
Alokasi formula 40%, dana ini digunakan untuk penanganan kemiskinan di masing-
masing desa salah satu contoh pemberian BLT (bantuan langsung tunai). Presentasi
alokasi dana terbesar berada di desa karama.