Anda di halaman 1dari 20

Judul Artikel

Peranan Guru Sebagai Model Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

Hasil Penelitian
Profesi guru memiliki beberapa keunggulan dari profesi lain. Istilah Jawa
mengatakan bahwa guru adalah seseorang yang digugu ( dipercaya ) dan ditiru
(dicontoh ), merupakan suatu profesi yang patut untuk dihargai dan dijunjung
tinggi. Implementasi dari hal tersebut maka sepatutnya guru harus menjadi model
untuk menjadikan dunia pendidikan yang berbasis karakter, bermoral dan tidak
meninggalkan kearifan budaya lokal. Guru merupakan sarana untuk menanamkan
karakter bangsa pada anak.
Peran guru sebagai model dalam pembentukan karakter siswa/ peserta didik
sangat urgen, karena guru adalah suatu panutan bagi siswa/ peserta didiknya.
Ketika seorang guru menerapkan karakter itu dalam kehidupan sehari-hari maka
sangat besar kemungkinan murid akan mencontoh karakter gurunya. Guru harus
menguasai perkembangan IT seperti aplikasi dasar Ms. Office, pengoperasian
komputer dan laptop, LCD, serta sarana modern lainnya. Di samping
perkembangan teknologi menghasilkan efek negatif, sisi positifnya harus
dimaksimalkan oleh guru melalui proses pendidikan. Inilah tantangan yang
dihadapi guru sebagai model dalam pembentukan karakter siswa/ peserta didik.
Hasil penelitian deskripsi kualitatif ini menunjukan bahwa guru memiliki tugas
dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, guru
tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan, memiliki
pengetahuan dan keterampilan mengajar, guru juga dituntut untuk memiliki
akhlak, karakter dan kepribadian yang dapat dijadikan suri teladan bagi peserta
didik.
Daftar Pustaka
Azhar, Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Nasution M.A.2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Prenada Media Group
Parkay W, Forrest. 2010. Menjadi seorang Guru. Jakarta: Permata puri Media
Rusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Supriadi Didi dkk. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Uzer, Usman Moh. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

Judul Artikel
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SDN
JIGUDAN THIHARJO PANDAK BANTUL TAHUN PELAJARAN
2014/2015

Hasil Penelitian
Guru SDN Jigudan dapat menjadi teladan yang baik untuk para siswanya, yang
ditandai dengan mampu melaksanakan perannya sebagai seorang sosok teladan
yang baik. Sosok guru SDN Jigudan mampu menjalankan perannya sebagai guru
inspirator bagi peserta didiknya. Guru di SDN Jigudan menjalankan perannya
dengan dengan baik, dan melakukan berbagai macam cara untuk memotivasi
peserta didiknya sehingga peserta didiknya memiliki semangat berprestasi. Guru
di SDN Jigudan dalam menjalankan perannya sebagai sosok dinamisator belum
sepenuhnya maksimal sehingga perlu ditingkatkan lagi dalam menjalankan
perannya sebagai sosok dinamisator. Sosok guru sebagai evaluator sangat melekat
di hati para guru di SDN Jigudan, pembelajaran dan pelayanan pendidikan
semakin hari semakin baik dan ada peningkatan.
Temuan Penelitian Berdasarkan pada paparan data penelitian dapat dikemukakan
beberapa temuan penelitian diantaranya yaitu bahwa guru memiliki peran penting
dalam membentuk karakter siswa karena guru adalah orang yang paling
menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran maupun pendidikan
karakter. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengembangan nilai-nilai karakter
melalui setiap mata pelajaran, melalui pengembangan diri, dan melalui budaya
sekolah. Ini artinya, gurulah yang paling berperan dalam membentuk karakter
sehari-hari, triangulasi dikenal dengan istilah cek dan ricek yaitu pengecekan data
menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter
di
Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press.
Dharma Kesuma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktis di
Sekolah.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ghufron, Anik. 2010. “Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan
Pembelajaran” Jurnal Ilmiah Pendidikan, (Online), Edisi Khusus Dies
Natalis UNY Tahun XXIX, ISSN: 0216-1370 (http://uny.ac.id, diunduh 02
Maret 2015).
Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.
Sarosa, Samiaji. 2011. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Yuliana, E. Dewi. 2010. “Pentingnya Pendidikan Karakter Bangsa Guna
Merevitalisasi Karakter Bangsa” Jurnal Udayana Mengabdi, (Online),
Volume 9,No. 2, ISSN: 1412-0925(https://www.mysciencework.com,
diunduh 10 Juni 2015).
Judul artikel
PERAN GURU DALAM MEMEBENTUK KARAKTER SISWA KELAS V
DI SDN TANJUNGHARJO NANGGULAN KULON PROGO 2016/2017

Hasil Penelitian
Guru kelas V di SDN Tanjungharjo berperan sebagai penyayang dimana ia
menempatkan dirinya layaknya keluarga dan teman sendiri bagi siswa. Guru kelas
V di SDN Tanjungharjo juga berperan sebagai model bagi siswa dimana guru
selalu memberi ataupun mencari contoh yang diambil dari dalam lingkungan
sekolah atapun di luar lingkungan sekolah. Selain itu, guru juga berperan sebagai
mentor dimana guru memberikan bimbingan, motivasi dan evaluasi kepada siswa
baik mengenali pembelajaran ataupun mengenai moral.
Karakter yang terbentuk pada siswa kelas V di SDN Tanjungharjo adalah religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab. Faktor penghambat yang dirasakan guru adalah lebih
kepada muncul dari dirinya sendiri, bukan dari siswanya. Faktor tersebut yaitu
tugas sampingan, waktu, emosi, dan kurang konsistennya apa yang diajarkan
dengan kenyataan.
Temuan PenelitianBerdasarkan pada paparan data
Penelitian dapat dikemukakan beberapa temuan penelitian yaitu guru
memegang peranan penting dalam membentuk karakter siswa. Guru kelas adalah
orang yang paling lama bertatap langsung dengan siswa selama di sekolah.
Apapun yang dilakukan guru sedikit banyak mempengaruhi pembentukan
karakter pada siswanya. Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam membentuk
karakter siswa, selain melalui pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar tapi
juga melalui budaya sekolah. Dalam pembelajaran, guru berusaha untuk
mengambil nilai moral dari sudut pandang yang sekiranya dapat dikaitkan dengan
materi yang sedang dipelajari. Sedangkan, pembentukan karakter melalui budaya
sekolah adalah membiasakan siswa untuk disiplin, peduli dengan diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
Daftar Pustaka
Agus Wibowo. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Busra Bumbungan. “Peran Guru Dalam Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
Di
SMP Negeri 1 BUA Ponrang Kabupaten Luwu”. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional (Online), Volume 02, Nomor 1,
(http://journal.uncp.ac.id/index.php/p roceding/article/view/393 diunduh
pada 10 April 2017 pukul 15:14 WIB).
Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo.Lickona, Thomas. 1991. Educating For Character.
Terjemahan oleh Juma Abdu Wamaungo, 2016. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.____. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
R&D.Bandung: AlfabetaUndang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Guru
dan Dosen. 2007.
Yogyakarta: Pustaka Merah Putih.Undang-undang Guru dan Dosen. 2006.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Usman, H., dan Akbar P, S. 2004. Metodologi
Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara.W.J.S. Poerwadarminta 2006. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Judul Artikel
Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Menghadapi Abad Milenial

Hasil Penelitian
Peran guru merupakan suatu yang menggambarkan guru sebagai komunikator,
sahabat yang dapat memberikan nasehatnasehat, motivator sebagai pemberi
dorongan dan inspirasi, pembimbing dalam mengembangkan sikap, tingkah laku
menjadi bertanggung jawab dan mandiri serta serta nilainilai moral, dan
menguasai bahan bahan ajar yang akan diajarkan.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa karakter siswa di SMAN 1 Krueng Sabee sebanyak 77%
orang guru menjawab bahwa karakter siswa di SMAN 1 Krueng Sabee bervariasi
dari yang aktif seperti dalam proses pembelajaran mereka sering bertanya dan
sering menjawab pertanyaan yang guru berikan dan tidak aktif yaitu siswa susah
untuk di ajak komunikasi untuk bertanya ataupun menjawab ketika guru-guru
memberi pertanyaan, religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan selalu hidup rukun dengan temanteman yang lain
dan juga ada yang sebaliknya sebaliknya, serta disiplin yaitu mematuhi aturan
sekolah seperti datang sekolah sebelum bel masuk, pakaian rapi bagi yang laki-
laki ujung bawah baju dimasukkan dalam pinggang celana dan bagi yang
perempuan memakai baju yang sopan, dan yang tidak disiplin seperti telat datang
kesekolah, baju tidak rapi baik segi pakaian taupun segi fisik bagi laki-laki
terutama bagian rambut. Sedangkan 8% guru menjawab karakter siswa baik-baik
saja yaitu semua siswa tadang kesekolah tepat waktu, di kelas rapi baik dari fisik
maupun pakaian, selalu patuh dalam proses belajar mengajar dan mudah bagi guru
untuk mengajarkan materi, sebanyak 8% menjawab sebagian besar siswa di
SMAN 1 Krueng Sabee memiliki karakter yang baik sehingga membuat guru
lebih mudah dalam menerapkan materi pelajaran, dan sisanya menjawab masih
jauh dari harapan seperti susah untuk diajak kerjasama dalam melakukan proses
belajarmengajar
Daftar Pustaka
Depdiknas. (2000). Standar Kompetensi Dasar Guru. Jakarta: Ditjen Dikti.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta:Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta:Rineka Cipta.
Gunawan, Adi. W. (2003). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum.
Hasanah, Meutia, P. D. (2017). Hubungan pendidik dan peserta didik dalam
perspektif hadits. SEMDI UNAYA 2017, (November), 231–239. Retrieved
from http://ocs.abulyatama.ac.id/%0AHUBUNGAN
Kartono, Kartini. (2005). Teori Kepribadian.Bandung: Mandar Maju.
Lestari, Sri. (2013). Psikolog Keluarga Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik
dalam Keluarga. Jakarta: Kencana.
Lickona, Thomas. (2012). Educating For Character How Our School Can Teach
Respect and Responsibility. Jakarta:Bumi Aksara.
Majid, Abdul, Dian Andayani. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung:Remaja Rosda Karya.
Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta:Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono. (2002). Teori Peranan. Jakarta : Bumi
Aksara.Rahmawati,Destiana. (2018). Generasi Millennials and I-Generation Life.
Yogyakarta.
Sujarweni, V.Wiratna. (2014). Metode Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Sukadi. (2006). Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung:
Kolbu.Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Tamarli dan Akhyar. (2019). Analisis Pemahaman Siswa terhadap Materi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Alat
Peraga dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Serambi Ilmu, 20(1), 137-159
Yusuf, Rusli. (2017). Pendidikan Karakter Kebangsaan: Seri Praktis
Pembangunan Karakter di Perguruan Tinggi dalam Upaya Mewujudkan
Pemerintahan yang Baik. Banda Aceh: Bina Karya Akademik.
Zacky AR Akhmad. (2016). Kode Etik Guru dalam Meningkatkan
Profesionalisme
Pendidik; Reaktualisasi dan Pengembangan Kode Etik Guru di Madrasah
Aliyah Darul Amin Pamekasan. Jurnal Pendidikan Agama Islam. 4(2)
Zuriah, Nurul. (2011). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam
PrespektifPerubahan. Jakarta:Bumi Aksara.
Judul Artikel
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK
MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN NURUL
HARAMAIN NAHDHATUL WATON

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan di Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren Nurul Harmain Desa Saitem Ciburayut Cigombong, memiliki misi
menanamkan Ahlaqul Karimah, membangun karakter dan menjadi media
transformasi nilainilai luhur serta Ilmu pengetahuan, dalam rangka mengisi
kemerdekaan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. dengan
memadukan dan mengintegrasikan nilai-nilai ajaran Islam dan pengetahuan
umum, serta keterampilan life skill. lembaga pendidikan ini diharapkan mampu
menjadi small Islamic environment. Sebuah Lembaga Pendidikan Islam Modern
yang dapat mencetak generasi penerus Umat Islam yang memiliki IPTEK dan
Imtak. Dapat diketahui dari pengamatan bahwa seluruh peserta didik di madrasah
tsanawiyah diasramakan. Pada saat pembelajaran di kelas bahwa semua guru
sebelum melalukan pembelajaran dari mulai pukul 04.00 mengajak peserta didik
untuk melakukan sholat subuh berjamaah di masjid pondok pesantren Madrasah
Tsanawiyah Nurul Haramain, kegiatan dilanjutkan dengan tadarusan bersama-
sama kemudian mempersiapkan untuk masuk ke kelas.
Sebelum memulai pengajaran di dalam kelas, semua guru mengajak semua peserta
didik didalam kelas untuk membaca doa serta tahfidz Al-Qur’an. Setelah berdoa
baru dilakukan pembelajaran. Pada proses pembelajaran, guru tidak hanya
memberikan materi ajar namun guru memberikan secara implisit nilai-nilai
kejujuran, kemandirian, tanggungjawab kepada peserta didik. Hal ini dilihat dari
penyampaian materi yang disampaikan oleh guru, pemberian tugas mandiri
ataupun
kelompok yang memiliki makna menanamkan nilai-nilai moral, agama dan budi
pekerti kepada peserta didik.
Daftar Pustaka
Dyah, Kusumaningrum Yunita. Peran Guru dalam Membentuk Karakter
Kepemimpinan Peserta Didik di SMA AL-Hikmah Surabaya. Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan Vol. 4 No. 4 April 2014 . hal 190-200.
Fauzi, Ariyanto, Solihatin. (2013). Peran Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik.
Jurnal PPKN UNY Online. Vol.1, No.2 Hal 1-14.
Kurniasih, Imas. (2017). Pendidikan Karakter Internalisasi dan Metode
Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kata Pengantar
Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di
Zaman Modern. Jakarta: PT Grasindo
Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mu’in, Fathul. (2011). Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik dan Praktik.
Jakarta : Ar-Ruzz Media.
Muslich, Masnur. (2013). Pendidikan Karakter Menjawab Tentang Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nur Amalia, Faizah. (2017). Fungsi Guru dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik di Sekolah. Seminar Nasional Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Univeristas Negeri Malang Hal 169-180.
Rina dan Marzuki. (2017). Peran Guru dalam Pengembangan Karakter Peserta
Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok Sleman. Jurnal
PendidikanKarakter . Tahun VII No. 1 April hal 109-123.
Undang-Undang Sisdiknas RI No.20 Tahun 2003.
Zaini.2013.Pilar-pilarPendidikan Karakter Islam. Bandung : Gunung Djati Press.
Judul Artikel
Peran Guru dalam Pendidikan Karakter Selama Pandemi Covid-19 di SMP
Negeri 1 Sumbang

Hasil Penelitian
Pendidikan karakter adalah sebuah gerakan yang dilakukan oleh setiap satuan
pendidikan untuk membangun moral setiap siswa-siswinya. Pelaksanaan
pendidikan karakter dilakukan lebih khususnya pada lingkungan kelas online, di
sini guru memiliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter
terhadap siswa sebagai bentuk perhatian guru untuk mengembangkan karakter
siswa agar dalam setiap proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik. Guru
sebagai perancang pembelajaran memiliki peranan untuk merencanakan kegiatan
belajar mengajar dengan materi yang relevan dan sistematis dengan demikian
karakter yang diharapkan dari siswa yakni karakter nasionalisme terdapat dalam
isi perencanaan yang dibuat oleh guru, dengan demikian perencanaan yang dibuat
adalah bentuk peranan guru sebagai perancang pembelajaran. Guru sebagai
pengelola pembelajaran memiliki peranan untuk membimbing setiap tingkah laku
siswa serta kepribadiannya melalui pengelolaan kelas yang baik dengan demikian
karakter yang muncul dari siswa adalah karakter mandiri, mandiri dalam
mengerjakan tugasnya tanpa bergantung pada guru . Serta guru sebagai pengarah
pembelajaran memiliki peranan untuk memberikan motivasi dan dorongan
terhadap siswa untuk terus giat belajar sehingga karakter siswa yang mempunyai
rasa integritas yang tinggi serta gotong royong sehingga dapat terbentuk secara
bertahap sesuai dengan harapan guru.
Dan guru sebagai evaluator dan konselor memiliki peranan untuk melihat hasil
kerja siswa serta mengetahui masalah-masalah yang dialami oleh siswa, dengan
evaluasi, guru mengikuti perkembangan siswa secara terus menerus dan jika
masih ada hambatan yang terjadi pada siswa guru melakukan konselor sebagai
tindak lanjut dari atau masalah yang sedang dialami siswa, sehingga guru dapat
memperbaiki karakter pada diri individu siswa menjadi individu yang berkarakter
disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Dengan demikian peranan guru dalam
setiap proses pembelajaran sangat menentukan hasil dari pembentukan karakter
yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya di kelas.
Daftar Pustaka
Undang-Undang Sisdiknas, Undang-undang No. 20 tahun 2003, (Pasal
1).Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Kesuma, Dharma, dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Hamzah B, (2007). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
KBBI, 2020. Kamus Besar Bahasa Indonesia,(KBBI). [Online} Available at:
http://kbbi.web.id/peran [Diakses 20 Desember 2020].
Depdikbud (1985). Tugas Guru Manajemen Kelas dan Metode Mengajar.
Bandung. Kanwil Propinsi jawa Barat

Judul Artikel
PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR SETELAH MASA PANDEMI COVID-19

Hasil penelitian
Hasil penelitian penulis di 4 sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah tentang Bagaimana Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik Pasca Covid-19 sangatlah berperan melalui berbagai macam model
pendidikan Karater yang diterapkan guru baik dalam proses pembelajaran maupun
ketika di luar jam pelajaran diantaranya ialah:
1. Keteladanan, jadi guru dengan menampilkan al-akhlâq al-mahmûdah, yakni
seluruh tindakan terpuji kepada peserta didik seperti tawadhu’, sabar, ikhlas, jujur,
dan tidak melakukan alakhlâq al-madzmûmah, akhlak tercela seperti, dendam,
dengki, pemarah dan lain sebagainya. Terlebih setelah lama melakukan
pembelajaran daring, ketika tatap muka guru sangat berusaha menampilkan
karakter-karakter baik agar siswa dapat mengamati dan meneladani.
2. Metode Pembiasaan, jadi guru menerapkan pembiasaan karakter yang terus
berulang-ulang sehingga menjadi hal yang biasa dilakukan oleh siswa, misalnya
karakter disiplin, tanggung jawab, mandiri, religious dan lain sebagainya. Pada
pembelajaran pasca covid-19, guru kembali membiasakan siswa untuk menjaga
kedisiplinan, seperti dengan memperhatikan jam belajar serta tugas-tugas sekolah;
juga mulai lagi membiasakan siswa untuk mengembangkan sikap tanggung jawab
seperti dengan merutinkan dan mengawasi tugas piket; membiasakan siswa
memperhatikan dan menjaga barang-barang pribadi, dan lain sebagainya.
3. Metode Mau'izhah dan Nasehat yakni guru memberi pelajaran akhlak/karakter
yang terpuji serta memotivasi pelaksanaannya kepada peserta didik dan
menjelaskan akhlak/karakter yang tercela serta memperingatkannya atau
meningkatkan kebaikan dengan apa-apa yang melembutkan hati jadi guru disini
lebih menekankan pendidikan heart to heart yaitu pendidikan dari hati ke hati
kepada peserta didik untuk melembutkan hati peserta didik sehingga guru dengan
mudah menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik.
4. Metode Qashash (Kisah) Guru di 4 sekolah kabupaten Hulu Sungai Tengah
hampir semuanya menerpkan metode kisah kepada peserta didik dengan
menceritakan cerita-cerita inspiratif tentang pendidikan karakter utamanya cerita
Rasulullah bagaiman beliau adalah sebaik-baiknya suri tauladan bagi umat
manusia baik dari kesabaran, keikhlasan, kecersasan, kepemimpinan, tanggung
jawab, religius dls.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peran guru dalam pendidikan karakter
siswa pada pembelajaran pasca covid-19, atau setelah lama melaksanakan
pembelajaran daring, diantaranya adalah dengan mulai kembali membangun
rutinitas seperti sebelum pandemic, seperti kembali merutinkan piket,
mendisiplinkan jam belajar, mengawasi siswa dalam mengerjakan tugas. Selain
itu guru juga menjadi lebih berusaha tampil sebagai figure yang dapat dicontoh
oleh siswa. Guru juga berusaha memberi variasi dalam mengajar, memperbanyak
kegiatan yang membutuhkan interaksi antar siswa, karena kehidupan social di
sekolah lah yang selama pembelajaran daring, justru tidak bisa dirasakan siswa.
Daftar Pustaka
Bahri, Syamsul. (2022). “Konsep Pendidikan Karakter Anak Dalam Keluarga Di
Era Pasca Pandemi.” Jurnal Pendidikan Tambusai 6 (1).
Buchari, Agustini. (2018). “Peran Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran.”
Jurnal
Ilmiah Iqra’12 (2).
Darmadi, Hamid. (2016). “Tugas, Peran, Kompetensi, Dan Tanggung Jawab
Menjadi Guru Professional.” Edukasi: Jurnal Pendidikan 13 (2).
Faturohman, Nandang, and Agus Gunawan. (2021). “Tantangan Lembaga
Pendidikan Dasar Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Pasca Pandemi
Covid-19 Di Kabupaten Serang.” Genelogi PAI: Jurnal Pendidikan Agama
Islam 8 (2).
Hadisi, La. (2015). “Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini.” Jurnal At-
Ta’dib
8 (2).
Hamid, Abdul. (2017). “Guru Profesional.” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman
Dan Kemasyarakatan 17 (2).
Jannah, Miftahul. (2019). “Metode Dan Strategi Pembentukan Karakter Religius
Yang Diterapkan Di SDTQ An-Najah Pondok Pesantren Cindai Alus
Martapura.” AlMadrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 4 (1).
Moelong, Lexi J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mujiburrahman. (2013). Bercermin Ke Barat Pendidikan Islam Antara Ajaran
Dan
Kenyataan. Banjarmasin: Jendela.
Prasetyo, Danang, and Dwi Riyanti. (2019). “Pentingnya Pendidikan Karakter
Melalui Keteladanan Guru.” Harmony 4 (1).
Sinaga, Rida. (2018). “Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini.” Societas Dei:
Jurnal Agama Dan Masyarakat 5 (2).
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif,
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wardhani, Novia Wahyu, and Margi Wahono. (2017). “Keteladanan Guru
Sebagai
Penguat Proses Pendidikan Karakter.” Untirta Civic Education Journal 2
(1).
Wulandari, Endah, Marhan Taufik, and Kuncahyono. (2018). “Analisis
Implementasi Full Day School Sebagai Upaya Pembentukan Karakter
Siswa Di SD Muhammadiyah 4 Kota Malang.” Jurnal Pemikiran Dan
Pengembangan Sekolah Dasar 6 (1).

Judul Artikel
Upaya Guru Mengembangkan Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar
Melalui Pendidikan Ramah Anak

Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian pada beberapa jurnal, dapat disimpulkan bahwa peran guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik melalui pendidikan ramah anak
sangat penting dalam membantu mengembangkan karakter peserta didik. Hal itu
diwujudkan dengan berbagai indikator pendukung, seperti dari pemaparan visi
dan misi sekolah, sarana dan prasarana yang mendukung, budaya sekolah,
program ekstrakurikuler,pembelajaran pembiasaan, sarana bermain, minat bakat
dan berbagai indikator yang lainnya. Nilai-nilai kemanusiaan dituangkan ke dalam
visi sekolah yang kemudian disosialisasikan kepada warga sekolah, mereka
kemudian membangun komitmen bersama untuk mewujudkan visi. Berdasarkan
pada visi tersebut kemudian disusunlah program kegiatan pembelajaran nilai dan
karakter melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan di sekolah yakni melalui
proses pembelajaran di kelas, kebiasaan di lingkungan sekolah, dan hal lainnya.
Kegiatan yang dilakukan guru meliputi:
1) Guru selalu memberikan senyuman dan salam ketika bertemu peserta didik
baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
2) Melakukan baris berbaris di depan kelas sebelum masuk kelas dan dipimpin
oleh salah satu peserta didik, selalu mengucapkan salam dan berdoa ketika
memulai dan mengakhiri pembelajaran, guru dapat menerapkan sikap tersenyum
kepada peserta didik ketika sedang menjelaskan materi agar peserta didik nyaman
dan tidak tertekan ketika pembelajaran berlangsung, terbuka kepada peserta didik
ketika peserta didik ingin menanyakan materi yang belum ia pahami,
menggunakan model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran,dapat mengembangkan karakter tanggungjawab, tolong-
menolong, kerjasama dengan orang lain dan menggunakan media (alat) yang
nyata dalam pembelajaran.
3) Tidak melakukan tindakan kekerasan, diskriminasi, dan bullying, supaya anak
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
4) Seorang peserta didik yang meminta tolong baik kepada guru, pegawai harus
dilayani dengan sepenuh hati dan jangan membedabedakan.
Daftar Pustaka
Cahyo, R. S. (2017). Peran Guru Dalam Penerapan Sekolah Ramah Anak Di Sd
Muhammadiyah 16 Surakarta .
Ichsan, A., & Bahrul, U. (n.d.). KONSEP PENDIDIKAN RAMAH ANAK DALAM
MEMBANGUN KARAKTER SISWA KELAS RENDAH DI SD
MUHAMMADIYAH. Prosiding SENASGABUD (Seminar Nasional
Lembaga Kebudayaan), 78.
Jalil, A. (2012). Karakter Pendidikan untuk Membentuk Pendidikan Karakter
Nadwa. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6, Nomor 2.
Kurniawan, M. I. (2015). MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER
SISWA
SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas guru Dalam Mendidik Siswa
berkarakter Pribadi yang Baik. JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833
Volume. 4 No. 2.
Nuri , R., & Endang , H. (2017). Kajian Program Sekolah Ramah Anak Dalam
Pembentukan Karakter Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar Nasional
PGSD.
Rachmadyanti, P. (2017). PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI
SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KEARIFAN LOKAL. JPSD Vol. 3
No. 2, 204.
Sa'dun , A., Ahmad, S., Muh. , A., & Layli , H. (2014). MODEL PENDIDIKAN
KARAKTER YANG BAIK (STUDI LINTAS SITUS BESTS PRACTICES)
PENDIDIKAN KARAKTER DI SD.
Saifurrohman. (2014). PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER. Jurnal Tarbawl
Vol.
II. No. 2., 48.
senowarsito, & Arisul, U. (n.d.). IMPLEseMENTASI PENDIDIKAN RAMAH
ANAK DALAM KONTEKS MEMBANGUN KARAKTER SISWA DI
SEKOLAH
DASAR NEGERI DI KOTA SEMARANG.
Siska, Y. (2018). MPLEMENTASI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI
SEKOLAH DASAR NEGERI 4 KOTAKARANG BANDARLAMPUNG.
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar.
Yulianto, A. (2016). Pendidikan Ramah Anak: Studi Kasus SDIT Nur Hidayah
Surakarta. Volume. 1, No. 2.

Judul Artikel
Peran Guru Dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter

Hasil Penelitian
Menurut (Habel, 2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau
status. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya guru dan
peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia
pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya
peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses
perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
Guru adalah seorang pendidik yang profesional, guru merupakan salah satu faktor
utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa.
Menurut (Djamarah, Aswan, 2016: 281) Guru adalah seseorang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia
dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Sebagai sosok
profesional yang melaksanakan aktivitas di dalam institusi pendidikan, guru
adalah individu yang menjadi bagian dari organisasi sekolah. Hal ini mengandung
makna bahwa komitmen guru terhadap sekolah berarti sama artinya komitmen
guru terhadap organisasi. Komitmen organisasi, menurut (Alwi, 2001) adalah
sikap karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya-
upaya mencapai misi,
nilainilai dan tujuan organisasi. Pengertian tersebut dapat dipaparkan bahwa
komitmen merupakan suatu bentuk loyalitas yang lebih konkret yang dapat dilihat
dari sejauh mana guru mencurahkan perhatian, gagasan, dan tanggung jawab
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Banyak peranan yang diperlukan dari
guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru.
Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti
1) Keteladanan, guru sebagai seorang teladan harus berhati-hati dalam
penampilannya dimana guru harus terlepas dari kesalahankesalahan sehingga
siswa-siswanya tidak akan meniru tingkah laku yang salah;
2) Inspirator, guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara
belajar yang baik.
3) Motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar mengajar;
4) Dinamisator artinya, seorang guru yang tidakhanya membangkitkan semangat,
tetapi juga menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong kearah tujuan dengan
kecepatan, kecerdasan, kearifan yang tinggi;
5) Evaluator,guru harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan,
sepak terjang dan perjuangan yang digariskan, dan agenda yang direncanakan
(Zulkarnain, 2019: 28-29)
Daftar Pustaka
Agus Wibowo. (2013). Managemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Alwi, S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan
Kompetitif. BPFE UGM, Yogyakarta.
Amri, S. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.
Arifin, Muzayyin. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Surabaya: Al Ikhlas.
Burhanuddin, A. (2019). Membangun Karakter Siswa, Guru Dapat Lakukan 7
Hal
Berikut. https://siedoo.com/berita-24826-membangun-karakter-siswa-guru-
dapat-lakukan-7-hal-berikut/
Djamarah, Z. A. (2016). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Habel. (2015). Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V
Sekolah Dasar 005 di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir
Kabupaten Malinau. Jurnal Sosiologi, Vol 3, No. 2, 2015: 14-27.
Haryanto. (2012). pengertian pendidikan menurut para ahli.
http://belajarpsikologi.com
Maksudin. (2013). PendidikanKarakterNon-Dikotomik. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.2013.
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich Masnur. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Samani, Muchlas, Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Usman, M. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda Karya. W, N. A.
(2012). Manajemen Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya di
Sekolah. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.
Zubaedi. (2012). Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam
lembaga pendidikan. Jakarta: Kencana h.19.
Zulkarnain, D. (2019). Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pada
Siswa Kelas X Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Palangka Raya. Jurnal
Civic Education: Media Kajian Pancasila Dan Kewarganegaraan, 3(1), 27.

Judul Artikel
Peran Guru dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Kelas V SDN 42
Ampenan

Hasil penelitian
Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode wawancara dan
dokumentasi, peneliti dapat menganalisis hasil penelitian dengan teknik data
kualitatif deskriptif, artinya peneliti menggambarkan, menguraikan dan
menginterpretasi data yang telah terkumpul sehingga akan memperoleh gambaran
secara umum dan menyeluruh tentang hal yang sebenarnya, maka akan
dipaparkan secara sekilas hasil yang telah diperoleh dari lokasi penelitian di SDN
42 Ampenan yang berkaitan dengan rumusan masalah.Bentuk Karakter Disiplin
Siswa di SDN 42 Ampenan Bentuk-bentuk Karakter disiplin diantaranya adalah
disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan, disiplin sikap dan disiplin dalam
beribadah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Jiwandono
(Jiwandono & Khairunisa, 2020) disiplin adalah menaati peraturan, tanggung
jawab terhadap diri sendiri, Mengamalkan peraturan yang sudah ada.Adapun
bentuk-bentuk karakter yang terdapat di SDN 42 Ampenan yaitu disiplin waktu,
disiplin menegakkan aturan, dan disiplin beribadah. Berdasarkan hasil penelitian,
disiplin waktu ditunjukan dengan tidak terlambat berangkat ke sekolah, masuk ke
kelas tepat waktu,
mengikuti kegiatan ibadah (wudhu, sholat berjamaah) di sekolah dengan tertib
dan tepat waktu. Istirahat tepat waktu sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
Mengumpulkan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu. Tidak terlambat.
Daftar Pustaka
Kurniawan, S. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya Secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, & Masyarakat. Ar
Ruzz Media.
Miles, M, Huberman, S. (2014). Analisis Data Kualitatif ; Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru (Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi). UI-PRESS.
Moleong, L. J. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Muhammad, N. (2016). Manajemen Strategik Pendidikan Karakter Bagi Anak
Usia
Dini. Gava Media.
Supardi. (2013). Sekolah Efektif (Konsep Dasar & Praktiknya). Rajawali
Press.
Tulus Tu’u. (2008). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai