Artikel Inovatif 2
Artikel Inovatif 2
PURWADHI
ABSTRACT: “Innovative Learning in Forming the Student Characters”. Innovative learning in the schools
is a learning strategy that emphasizes the delivery of learning material to students, in the form of expository,
inquiry, problem-based learning, increased thinking ability, cooperative learning, contextual learning,
affective learning, and scientific approaches. The formation of student character that needs to be developed
in the pillar of national education is referring to the processing of values in the domains of mind, feeling,
physical, and processing of the heart, which becomes the spirit of moving thoughts, feelings, and will; or
known as thought, taste, care, and exercise. The formation of student character must also be developed, among
others, the character of tolerance and peace of mind to be more highlighted, because of the diversity of the
nation and state of Indonesia. The value of honesty and responsibility is also very urgent, when the Indonesian
nation currently is facing various the corruption cases. By using qualitative methods and approaches, as well
as literature studies or reviews, this article tries to elaborate on innovative learning and its relation to student
character formation. Inside it is reviewed and analyzed about Innovative Learning; Formation of Student
Characters; and the Character Education Strengthening Movement in Indonesia.
KEY WORD: Innovative Learning; Formation of Student Characters; Character Education Strengthening
Movement in Indonesia.
About the Author: Dr. Purwadhi adalah Dosen Senior dan sekarang menjabat sebagai Rektor Universitas BSI (Bina Sarana
Informatika), Jalan Terusan Sekolah No.1-2 Antapani, Cicaheum, Kiaracondong, Bandung 40282, Jawa Barat, Indonesia.
Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: purwadhi@bsi.ac.id
Suggested Citation: Purwadhi. (2019). “Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa” in MIMBAR
PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4(1), Maret, pp.21-34. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia
University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online).
Article Timeline: Accepted (December 27, 2018); Revised (February 15, 2019); and Published (March 30, 2019).
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 21
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
22 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(1), Maret 2019
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 23
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
24 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(1), Maret 2019
peserta didik, dengan maksud agar peserta dengan membuat konfrontasi kepada
didik dapat menguasai materi pembelajaran peserta didik, dengan masalah-masalah
secara optimal. Pembelajaran ekspositori ini praktis, dapat berbentuk ill-structured,
dengan ciri utamanya adalah: penyampaian atau open ended, melalui stimulus dalam
secara verbal, dimana proses bertutur belajar. Pembelajaran berbasis masalah
secara lisan merupakan alat utama dalam merupakan suatu pendekatan pembelajaran,
melakukan strategi ini; materi pelajarannya dimana peserta didik mengerjakan
sudah jadi, seperti data atau fakta; serta permasalahan yang autentik dengan maksud
strategi pembelajaran berorientasi kepada untuk menyusun pengetahuan mereka
guru atau teacher centered (cf Komara, sendiri. Mengembangkan pembelajaran
2014; Mudlofir & Rusydiyah, 2017; dan berbasis masalah dimaksudkan untuk
Randa, Lumbantoruan & Putra, 2018). mengembangkan keterampilan berpikir
Kedua, Pembelajaran Inkuiri, yang tingkat lebih tinggi, mengembangkan
merupakan kegiatan pembelajaran dengan kemandirian, dan percaya diri siswa (Dasna
melibatkan secara maksimal seluruh & Sutrisno, 2007; Komara, 2014; dan
kemampuan peserta didik untuk mencari dan Mudlofir & Rusydiyah, 2017).
menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau Ciri utama pembelajaran berbasis
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, dan masalah, antara lain, belajar dimulai
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan dengan suatu masalah dan masalah yang
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diberikan berhubungan dengan dunia
diri. Proses berpikir itu sendiri biasanya nyata peserta didik; mengorganisasikan
dilakukan melalui tanya-jawab antara guru pelajaran seputar masalah, bukan di
dan peserta didik. Strategi pembelajaran seputar disiplin ilmu atau interdisipliner;
inkuiri sering juga dinamakan strategi memberikan tanggung jawab yang besar
heuric, yang berasal dari Bahasa Yunani, kepada peserta didik dalam membentuk dan
yang berarti “saya menemukan” (Komara, menjalankan secara langsung proses belajar
2014; Burhanuddin, 2017; dan Mudlofir & mereka sendiri, dalam kerangka berpikir
Rusydiyah, 2017). ilmiah; serta menuntut peserta didik untuk
Ciri utama pembelajaran inkuiri adalah: mendemonstrasikan apa yang telah mereka
menekankan kepada aktivitas peserta pelajari dalam bentuk kerangka berpikir
didik secara maksimal untuk mencari dan ilmiah (Dasna & Sutrisno, 2007; Komara,
menemukan, dengan demikian strategi ini 2014; dan Mudlofir & Rusydiyah, 2017).
menempatkan peserta didik sebagai subjek Keempat, Pembelajaran Berpikir Kritis,
belajar; seluruh aktivitas yang dilakukan yakni peningkatan kemampuan berpikir,
peserta didik diarahkan untuk mencari dan yang merupakan strategi pembelajaran
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu dengan bertumpu kepada pengembangan
yang dipertanyakan; tujuan pembelajaran kemampuan berpikir peserta didik melalui
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan telaahan fakta atau pengalaman anak sebagai
berpikir secara sistematis, kritis, logis, dan bahan untuk memecahkan masalah yang
analitis; pembelajaran berbasisi masalah diajukan. Ciri utama strategi pembelajaran
(problem based learning) dan merupakan berpikir kritis, antara lain: menekankan
salah satu model pembelajaran inovatif yang kepada proses mental peserta didik secara
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada maksimal dan menghendaki aktivitas
peserta didik (Komara, 2014; Lahadisi, 2014; peserta didik dalam proses berpikir;
dan Mudlofir & Rusydiyah, 2017). dibangun dalam nuansa dialogis dan
Ketiga, Pembelajaran Berbasis proses tanya-jawab secara terus-menerus,
Masalah. Pendekatan pembelajaran ini dimana proses pembelajaran melalui
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 25
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
26 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(1), Maret 2019
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 27
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
merespon situasi secara bermoral yang dan berkembang melalui proses panjang
dimanifestasikan dalam tindakan nyata latihan dan kedisiplinan yang dilakukan
melalui perilaku yang memiliki kemampuan setiap hari, sehingga menjadi kokoh dan
interpersonal (berhubungan dengan dirinya kuat. Di sisi lain, pengkategorian nilai
sendiri) dan antarpersonal (berhubungan didasarkan pada pertimbangan bahwa
dengan orang lain), serta kemampuan pada hakikatnya, perilaku seseorang yang
menggunakan logika (akal pikiran) dan berkarakter merupakan perwujudan fungsi
dapat merasa (cf Zubaedi, 2011; Komara, totalitas psikologis yang mencakup seluruh
2014; dan Hidayat, 2015). Tinjauan filosofis potensi individu manusia (kognitif, afektif,
pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara dan psikomotorik), dan fungsi totalitas
(2011), sebagaimana dikutip oleh H. social cultural dalam konteks interaksi
Suparlan (2015), menegaskan tentang (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan
perilaku berkarakter, yang merupakan masyarakat) yang berlangsung sepanjang
keterpaduan antara olah-hati, olah-pikir, hayat (Suwirta, Saripudin & Abdulkarim
olah-rasa, dan olah-raga (Dewantara, 2011; eds., 2008; Komara, 2014; dan Arfin, 2017).
dan Suparlan, 2015). Konfigurasi karakter dalam koteks
Tinjauan teoritis perilaku berkarakter, totalitas proses spikologis, sosial, dan
secara psikologis, merupakan perwujudan kultural dapat dikelompokkan dalam olah-
dari potensi IQ (Intelligence Quotient), hati (spiritual and emotional development);
EQ (Emotional Quotient), SQ (Spiritual olah-pikir (intellectual development); serta
Quotient), dan AQ (Adverse Quotient), yang olah-raga dan karsa (affective and creativity
dimiliki oleh seseorang (Muttaqiyathun, development). Keempat proses psiko-
2010; dan Al-Ahyadi, 2015). Menurut sosial tersebut secara holistik dan koheren
pandangan agama Islam, orang berkarakter memiliki saling keterkaitan dan saling
pada dirinya terkandung potensi-potensi, melengkapi, serta masing-masing proses
yaitu: sidiq, amanah, fathonah, dan psiko-sosial secara konseptual merupakan
tabligh (Tasbih, 2014; dan Alhasan, gugus nilai luhur yang didalamnya
2017). Sementara itu, menurut pandangan terkandung sejumlah nilai (Lickona, 1991
Sosiologi dikenal dengan potensi: thinker, dan 2013; Zubaedi, 2011; dan Wahyuni,
believer, doer, dan networker. Artinya 2014). Seperti juga yang dijelaskan oleh
bahwa seseorang yang berkarakter memiliki Kemdiknas RI (Kementerian Pendidikan
kemampuan berpikir, memiliki keyakinan/ Nasional Republik Indonesia), pada tahun
komitmen, mampu melakukan, dan bisa 2011, sebagai berikut:
membangun jaringan kerja (Lickona, 1991
dan 2013; dan Komara, 2014). Sedangkan Olah-pikir, yang meliputi: cerdas, kritis,
menurut teori pendidikan dari Benjamin S. kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka,
produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.
Bloom et al. (1956), dan sarjana lainnya, Olah-hati: beriman dan bertakwa, jujur,
orang berkarakter memiliki potensi amanah, adil, bertanggung jawab, berempati,
kogniitif, afektif, dan psikomotor (cf Bloom berani mengambil resiko, pantang menyerah,
et al., 1956; Sukmadinata, 2005; dan rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
Suyitno, 2009). Olah-raga: bersih dan sehat, disiplin,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
Pembentukan karakter di sekolah bersahabat, kooperatif, determinatif,
dituntut dapat menciptakan suasana sekolah kompetitif, ceria, dan gigih.
yang menyenangkan dengan memasukan Olah-rasa/karsa: ramah, saling
nilai-nilai karakter dasar, seperti yang menghargai, toleran, peduli, suka menolong,
dikemukakan di atas. Karakter ibarat otot gotong-royong, nasionalis, kosmopolit,
mengutamakan kepentingan umum, bangga
yang sudah terbentuk pada binaragawan
28 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(1), Maret 2019
menggunakan bahasa dan produk Indonesia, agama dan kepercayaan lain, serta hidup
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja rukun dan damai dengan pemeluk lain.
(Kemdiknas RI, 2011).
Nilai karakter religius ini meliputi tiga
Di antara berbagai jenis nilai yang dimensi relasi religius, yaitu hubungan
dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya individu dengan Tuhan, individu dengan
dimulai dari sedikit, yang esensial, yang sesama, dan individu dengan alam semesta
sederhana, dan yang mudah dilaksanakan atau lingkungan (Komara, 2014; dan
sesuai dengan kondisi masing-masing Kemdikbud RI, 2017).
sekolah/wilayah, misalnya: jujur, Nailai karakter religius juga ditunjukkan
bertanggung jawab, cerdas, kreatif, bersih, dalam perilaku mencintai dan menjaga
disiplin, peduli, dan suka menolong. Dalam keutuhan ciptaan Tuhan. Sub-nilai
konteks ini, Kemdiknas RI (Kementerian religius, antara lain: cinta damai, toleransi,
Pendidikan Nasional Republik Indonesia), menghargai perbedaan agama dan
pada tahun 2011, mengidentifikasi bahwa kepercayaan, teguh pendirian, percaya
ada 18 nilai didalam pendidikan budaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
dan karakter bangsa, yang bersumber dari kepercayaan, anti-buli dan kekerasan,
agama, Pancasila, budaya, dan tujuan persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
pendidikan nasional, yaitu: religius, jujur, kehendak, mencintai lingkungan, serta
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, melindungi yang kecil dan tersisih
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, (Komara, 2014; Kemdikbud RI, 2017; dan
semangat kebangsaan, cinta tanah air, Kusnoto, 2017).
menghargai prestasi, bersahabat atau Kedua, Nasionalis. Nilai karakter
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, nasionalis merupakan cara berpikir,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan bersikap, dan berbuat yang menunjukan
tanggung jawab (cf Kemdiknas RI, 2011; kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
Alawiyah, 2012; dan Sunarya, 2016). yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
Gerakan Penguatan Pendidikan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
Karakter di Indonesia. Gerakan ini, bangsa; serta menempatkan kepentingan
biasa disingkat GPPK, dicanangkan oleh bangsa dan negara di atas kepentingan diri
Kemdikbud RI (Kementerian Pendidikan dan kelompoknya. Sub-nilai nasionalis,
dan Kebudayaan Republik Indonesia) pada antara lain: apresiasi budaya bangsa sendiri,
tahun 2017, yang mengidentifikasi lima menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
nilai utama karakter yang saling berkaitan berkorban, unggul dan berprestasi, cinta
dan membentuk jejaring nilai yang perlu tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,
dikembangkan sebagai prioritas, yaitu: disiplin, serta menghormati keragaman
religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, budaya, suku, dan agama (Koesoema, 2010;
dan integritas (Kemdikbud RI, 2017). Kemdikbud RI, 2017; dan Kusnoto, 2017).
Uraian kelima nilai utama karakter bangsa Ketiga, Mandiri. Nilai karakter mandiri
itu dapat dijelaskan, sebagai berikut: merupakan sikap dan perilaku yang
Pertama, Religius. Nilai karakter religius tidak bergantung pada orang lain dan
mencerminkan keberimanan terhadap mempergunakan segala tenaga, pikiran, serta
Tuhan Yang Maha Esa, yang diwujudkan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi,
dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan cita-cita. Sub-nilai mandiri, antara lain:
dan kepercayaan yang dianut, menghargai etos kerja (kerja keras), tangguh dan tahan
perbedaan agama, menjunjung tinggi banting, daya juang, profesional, kreatif,
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah keberanian, serta menjadi pembelajar
sepanjang hayat (Komara, 2014; Kemdikbud
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 29
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
30 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(1), Maret 2019
eprints.walisongo.ac.id/5030/1/113111099.pdf uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/
[diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 28 article/viewFile/5762/4997 [diakses di Bandung,
Oktober 2018]. Jawa Barat, Indonesia: 9 Oktober 2018].
Alawiyah, Faridah. (2012). “Kebijakan dan Christy, Rehmenda. (2017). “Pembelajaran Inovatif
Pengembangan Pembangunan Karakter melalui Bernuansa Kontekstual” dalam Prosiding Seminar
Pendidikan di Indonesia” dalam Aspirasi, Vol.3, Nasional Tahunan, yang diselenggarakan oleh
No.1 [Juni], hlm.87-101. Fakultas Ilmu Sosial UNIMED [Universitas
Alhasan, Dian Na’imatul Fauzia. (2017). “Menggali Negeri Medan]. Tersedia secara online juga
Sifat Shidiq, Amanah, Fathanah, Tabligh (SAFT) di: http://semnasfis.unimed.ac.id/wp-content/
melalui Layanan Bimbingan Konseling Islami uploads/2017/06/PEMBELAJARAN-INOVATIF-
di SDIT Ar-Risalah Kartasura, Tahun Ajaran BERNUANSA-KONTEKSTUAL.pdf [diakses di
2016/2017”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 1 Oktober 2018].
Surakarta: FKIP UMS [Fakultas Keguruan dan Dalyono, Bambang. (2016). “Strategi Pembelajaran
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Inovatif untuk Mencapai Kompetensi
Surakarta]. Tersedia secara online juga di: http:// Pembelajaran” dalam Prosiding TING (Temu
eprints.ums.ac.id/51838/1/naskah%20publikasi. Ilmiah Nasional Guru) VIII. Tersedia secara
pdf [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: online juga di: http://repository.ut.ac.id/6471/1/
28 Oktober 2018]. TING2016ST1-01.pdf [diakses di Bandung, Jawa
Amri, Sofan & Ii Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Barat, Indonesia: 1 Oktober 2018].
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Darmadi. (2017). Pengembangan Metode
Kelas: Metode, Landasan Teoritis, Praktis, dan Pembelajaran: Dasar Dinamika Belajar Siswa.
Penerapannya. Jakarta: Prestasi Pustaka. Jakarta: Penerbit Depublish.
Annisa, Akmala. (2015). “Teori Belajar Humanisme” Dasna, I Wayan & Sutrisno. (2007). “Pembelajaran
dalam KOMPASIANA: Byond Blogging, Berbasis Masalah”. Tersedia secara online di:
tanggal 26 Juni. Tersedia secara online juga https://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/
di: https://www.kompasiana.com/akmala- pembelajaran-berbasis-masalah/ [diakses di
04/5508e7368133118c1cb1e1fd/teori-belajar- Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 9 Oktober 2018].
humanisme [diakses di Bandung, Jawa Barat, Dewantara, Ki Hadjar. (2011). Pendidikan: Bagian
Indonesia: 9 Oktober 2018]. Pertama. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan.
Aqib, Zainal. (2002). Profesionalisme Guru dalam Fahrudi, Erista Zulki & Dheny Wiratmoko. (2016).
Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia. “Peran Pendidikan sebagai Pondasi Penumbuhan
Arfin, Muhammad. (2017). “Implementasi Nilai- Karakter Bangsa Indonesia” dalam Prosiding
nilai Pendidikan Karakter pada SD Negeri Seminar Nasional Reforming Pedagogy. Tersedia
Mannuruki Makassar”. Tesis Magister Tidak secara online juga di: https://www.usd.ac.id/
Diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana seminar/snrp2016/wp-content/uploads/2017/01/
UIN [Universitas Islam Negeri] Alauddin. SNRP52.pdf [diakses di Bandung, Jawa Barat,
Tersedia secara online juga di: http://repositori. Indonesia: 1 Oktober 2018].
uin-alauddin.ac.id/3425/1/tesis%20yula%20band. Fatimah, Enung. (2006). Psikologi Perkembangan:
pdf [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka
28 Oktober 2018]. Setia.
Berns, R.G. & P.M. Ericson. (2001). “Contextual Hamalik, Oemar. (2002). Pendidikan Guru
Teaching and Learning: Preparing Students Berdasarkan Pembelajaran Inovatif. Bandung:
for the New Economy” in The Highlightzone Bumi Aksara.
Research @ Work, No.5. Hasan, Yunani. (2009). “Pentingnya Inovasi Guru
Bloom, Benjamin S. et al. (1956). Taxonomy of dalam Proses Kegiatan Belajar dan Mengajar”.
Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Tersedia secara online di: http://eprints.unsri.
Domain. New York: David McKay. ac.id/3972/1/Pentingnya_Inovasi_Guru_Dalam_
Burhanuddin, Afid. (2014). “Konsep Dasar Proses_Kegiatan_Belajar_Dan_Mengajar.pdf
Pembelajaran Inovatif”. Tersedia secara [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 17
online di: https://afidburhanuddin.wordpress. Oktober 2018].
com/2014/02/05/konsep-dasar-pembelajaran- Hidayat, Muhammad Fajar. (2015). “Metode
inovatif/ [diakses di Bandung, Jawa Barat, Pembentukan Karakter Anak di Rumah Tahfidz
Indonesia: 9 Oktober 2018]. Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah Yogyakarta”.
Burhanuddin, H. (2017). “Pengaruh Pembelajaran Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Yogyakarta:
Inkuiri terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Didik”. Tersedia secara online di: http://journal. [Universitas Islam Negeri] Sunan Kalijaga.
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 31
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
32 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(1), Maret 2019
© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 33
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
PURWADHI,
Pembelajaran Inovatif
34 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik