Anda di halaman 1dari 11

JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

Open Access

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGRAAN BERBASIS KARAKTER BAGI
PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DI SMA
Hadi Rianto

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia


E-mail: hdrianto@in.com

Abstract: Implementation Civics Lessons of Character-Based for Students


Independence Developing On Senior Hight School.
This research for development aspects of autonomy through learning Civics
character-based, with the aim to obtaining factual overview of the learning process
implementation at school. This study used a qualitative approach with descriptive
methods. Collected data through observation, interviews, literature studies and
documentation. This research studies starting from the preparation of the planning,
execution, and results are displayed behaviors and attitudes of students after
participating in the learning process. From this study it was found that participants
were able to show the reflects of behavioral autonomy aspects throught behavior and
attitude in school, family and community.

Keywords: Autonomy, Learning Civics, Character

Abstrak: Implemetasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis


Karakter bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik di SMA.
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan aspek-aspek kemandirian melalui
pembelajaran PKn berbasis karakter, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
faktual dari pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melalui observasi,
wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Penelitian ini mengkaji mulai dari
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil yang ditampilkan siswa melalui
perilaku dan sikap setelah mengikuti proses pembelajaran. Dari penelitian ini
ditemukan bahwa peserta mampu menunjukkan aspek kemandirian berperilaku dan
sikap di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Kata Kunci: Kemandirian, Pembelajaran PKn, Karakter.

Membangun karakter untuk meningkatkan selayaknya seluruh komponen bangsa ini bahu
kualitas nilai dan moral masyarakat bangsa membahu untuk mewujudkan terciptanya
Indonesia sudah merupakan wacana yang masyarakat Indonesia yang berkarakter.
sejak lama berkembang. Mulai dari masa Karakter yang dimaksudkan yaitu karakter
kerajaan hingga bangsa Indonesia menjadi yang mengandung nilai-nilai yang sesuai
republik yang merdeka upaya pembangunan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
karakter sudah ada. Oleh karena itu, sudah

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 23


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

Sejak masa pemimpin pertama Republik attending the construction of knowledge and
Indonesia telah dicanangkan slogan the roles of the participants in the learning
kemandirian. Ir. Soekarno (1930), dalam process. Istilah kemandirian selanjutnya dapat
pidatonya mengatakan bahwa “jika bangsa ini di bagi menjadi lima macam dilihat dari
ingin menjadi bangsa yang maju dan menjadi beberapa situasi yang menjadikan kemandirian
bangsa yang merdeka, maka seluruh itu terbentuk. Dalam hal ini Benson & Voller,
komponen yang ada dalam bangsa ini harus (Thanasoulas, 2000) menegaskan bahwa
memiliki karakter yang mencerminkan nilai- kelima hal tersebut adalah sebagai berikut:
nilai kemandirian” (Sapriya dalam 1. For situations in which learners study
Budimansyah dan Komalasari, 2012: 137). entirely on their own;
“Nilai kemandirian sebagai bangsa Indonesia 2. For a set of skills which can be learned
yang dikenal sebagai bangsa pejuang sangat and applied in self-directed learning;
penting di era kehidupan global sekarang ini, 3. For an inborn capacity which is
menurutnya, era globalisasi pada hakikatnya suppressed by institutional education;
adalah era persaingan walaupun dikemas 4. For the exercise of learners'
dalam masyarakat dunia dimana batas antar responsibility for their own learning;
negara-bangsa sudah semakin samar dan 5. For the right of learners to determine
kabur” (Sapriya dalam Budimansyah dan the direction of their own learning.
Komalasari, 2012: 137). Dari pendapat tersebut dapat
Pembentukan karakter kemandirian disimpulkan bahwa kemandirian merupakan
sangat diperlukan dalam menghadapi langkah awal bagi pendidikan sebagai proses
perkembangan dunia global, sebab dengan pendidikan remaja. Selanjutnya kemandirian
kemandirian tersebut, masyarakat Indonesia itu sendiri akan terbentuk sesuai dengan
menjadi lebih unggul dalam mempertahankan keadaan situasi dan kondisi yang dapat
keberadaannya. Apabila kemandirian tersebut mempengaruhi terbentuknya kemandirian itu
tidak mampu untuk dipertahankan, bangsa ini sendiri. Situasi yang dimaksudkan adalah; (1)
akan menjadi bangsa yang bergantung dan Situasi dimana peserta didik belajar untuk
selalu mengharapkan bantuan dari bangsa lain. kebutuhannya sendiri, (2) Memperoleh
Oleh karena itu, mengembangkan kemandirian seperangkat keterampilan yang dapat
peserta didik pada masa sekarang ini tentunya dipelajari dan diterapkan secara mandiri, (3)
menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebab, Untuk kapasitas bawaan yang ditekankan oleh
tersebut dapat menghindari masalah yang sebuah lembaga pendidikan, (4) Pelaksanaan
sering muncul pada siswa di sekolah seperti tanggung jawab peserta didik untuk belajar
kurang mampu mengembangkan cara lebih mandiri, dan (5) Untuk memperoleh hak
belajarnya, mudah menyerah terhadap masalah menentukan arah pembelajaran mereka
kecil bersifat pribadi yang berdampak pada sendiri.
keengganan untuk masuk sekolah, tidak Dengan tindakan mengembangkan
percaya diri dalam menghadapi tes baik itu kemandirian pada siswa untuk menghadapi
ulangan harian maupun ujian semester yang segala permasalahan yang sedang dihadapinya
berakibat pada munculnya tindakan mencotek, bukan merupakan suatu hal yang dianggap
dan suka meniru trend terbaru seperti bergaya sulit karena siswa akan terus berusaha untuk
modis di sekolah yang berakibat pada imitasi memecahkannya sendiri, walau pada akhir
yang kurang baik di kalangan pelajar. tingkat keberhasilannya dalam memecahkan
Kemandirian (autonomy) merupakan masalah tersebut siswa mengharapkan bantuan
awal dari pendidikan sebagai proses sosial. dari orang dewasa sebagai penasehat, namun
Mengutip dari pandangan Thanasoulas (2000) harapan kedepan adalah dengan
yang menyatakan bahwa “It is noteworthy that mengembangkan kemandirian dalam diri
autonomy can be thought of in terms of a siswa yang telah terbentuk akan menciptakan
departure from education as a social process, generasi penerus yang tidak cengeng, mudah
as well as in terms of redistribution of power prustasi, cepat menyerah, generasi yang selalu

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 24


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

bergantung pada kemampuan dan kekuasaan berbasis karakter ini dapat mengembangkan
orang lain sedangkan dalam dirinya sendiri kemandirian peserta didik. Implementasi
memiliki potensi untuk lebih berkembang dari pembelajaran PKn yang dimaksudkan disini
keadaannya saat ini. adalah suatu usaha pengimplementasian
Proses pembelajaran mencakup proses pembelajaran yang berdasarkan pada
beberapa kegiatan penting, diantaranya adalah pendidikan karakter bagi pengembangan
transfer ilmu pengetahuan (Knowledge), nilai perilaku dan sikap. Adapun yang menjadi
(Values), dan budaya (Culture). Pembelajaran aspek-aspeknya adalah Pre-planning (aktivitas
pendidikan kewarganegaraan bukan saja sebelum proses pembelajaran), menciptakan
memberikan pemahaman tentang bagaimana lingkungan belajar yang positif,
menjadi warga negara yang baik, namun lebih mengembangkan rencana pembelajaran,
dalam lagi, pendidikan kewarganegaraan mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang
mestinya dapat membentuk karakter generasi sesuai, melaksanakan kegiatan pembelajaran
penerus yang baik. Artinya bukan sekedar dan monitoring, dan mengevaluasi hasil
menciptakan generasi penerus yang memiliki pembelajaran individu. Sementara aspek aspek
pengetahuan, namun seharusnya dapat juga kemandirian yang akan dikembangkan melalui
menciptakan generasi penerus yang proses pembelajaran tersebut adalah
berkarakter dan memiliki ciri khas yaitu ciri kemandirian emosi, kemandirian nilai,
bangsa Indonesia yang selalu berpegang teguh kemandirian belajar, kemandirian bertindak,
pada ideologi bangsa yaitu Pancasila. kemandirian sosial, dan kemandirian
Dalam proses pembelajaran guru bukan menentukan masa depan.
sekedar membelajarkan materi-materi
pelajaran yang dibebankan kepada siswa METODE PENELITIAN
namun lebih jauh lagi, seharusnya guru Adapun metode yang digunakan dalam
mampu menjadikan siswa sebagai individu- memecahkan masalah masalah yang terdapat
individu yang memiliki karakter mandiri. Ada dalam penelitian ini menggunakan metode
banyak cara yang dapat dikembangkan oleh deskriptif analitik dengan pendekatan
guru dalam mengem-bangkan kemandirian, kualitatif. Penelitian kualitatif ini mengacu
salah satunya adalah melalui pembelajaran pada latar belakang alami sebagai suatu
pendidikan kewarganegaraan berbasis keseluruhan yang mengandalkan manusia
karakter. sebagai alat penelitian, mengadakan analisis
Pendidikan kewarganegaraan pada secara induktif, mengarahkan sasaran
hakikatnya merupakan pendidikan yang penelitian pada usaha untuk menemukan teori
mengarah pada pembentukan warga negara dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan
yang baik dan bertanggung jawab. Secara proses daripada hasil, membatasi kajian
konseptual dan epistemologis, pendidikan penelitian dengan fokus masalah, memiliki
kewarganegaraan memiliki misi seperangkat kriteria untuk memeriksa
menumbuhkan potensi individu agar memiliki keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai sementara, dan hasil penelitiannya disepakati
warga negara yang berwatak dan berperadaban kedua belah pihak yaitu peneliti dan subjek
baik. Selanjutnya pendidikan penelitian (Moleong, 2003: 3)
kewaraganegaraan merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang
wujud dari pendidikan karakter yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengajarkan etika personal dan nilai-nilai observasi partisipatif, wawancara mendalam,
kebajikan (Best dalam Winataputra, 2007). dokumentasi, triangulasi dan studi literatur
Dari beberapa uraian tersebut di atas, (Sugiono, 2011: 225). Sementara itu analisis
upaya mengembangkan kemandirian melalui data yang digunakan dalam penelitian ini
pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter adalah reduksi data, display data, verifikasi
dianggap penting. Melalui implementasi dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dan Huberman, 2007).

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 25


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga dapat mempengaruhi pemikiran,


Perencanaan Pembelajaran Pendidikan perasaan dan perilaku siswa dalam
Kewarganegaraan Berbasis Karakter di kehidupannya. Berikut akan digambarkan
Sekolah bagan mekanisme perencanaan pelaksanaan
Dari proses pembelajaran yang pembelajaran yang dilakukan oleh guru PKn
berkesinambungan tersebut proses identifikasi melalui perencanaan yang meluputi silabus
nilai karakter dapat digali secara menyeluruh, dan RPP.
.

Gambar 1
Bagan Mekanisme Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan pendidik. Untuk membuat perencanaan


bahwa dalam membuat perencanaan guru telah pembelajaran yang baik, maka guru harus
memperhatikan silabus dan kurikulum yang memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan
berlaku. Berkaitan dengan hal ini, dalam PP. rencana pembelajaran seperti yang
Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional diamanatkan dalam Permendiknas Nomor 41
pendidikan pada Bab IV pasal 20 dinyatakan tahun 2007.
“Perencanaan proses pembelajaran meliputi Implementasi pendidikan karakter yang
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran terintegrasis dalam KBM dianggap sebagai
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan salah satu inovasi dalam pembelajaran, hal
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, tersebut dikarenakan pelaksanaan KBM dapat
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. berlangsung di dalam dan di luar kelas.
Selanjutnya pada pasal 21 ayat (1) Dengan cara mengajar yang baik dan
memperjelas maksud dari pasal 19 ayat 3 yaitu penyampaian materi yang menarik tentu saja
“Pelaksanaan proses pembelajaran dapat mengembangkan kreatifitas belajar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat siswa. Dengan pengalaman baru yang
(3) harus memperhatikan jumlah maksimal diperoleh tersebut, siswa akan menjadi
peserta didik per kelas dan beban mengajar termotivasi untuk belajar. Melalui pengalaman
maksimal per pendidik, rasio maksimal buku belajar yang diperoleh siswa melalui KBM
teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio tentu saja akan berpengaruh terhadap
maksimal jumlah peserta didik setiap kemampuan siswa dalam memahami materi

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 26


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

pelajaran. Pengalaman tersebut dapat Pelaksanaan proses pembelajaran tersebut


dijadikan sebagai acuan berinteraksi dalam dapat diuraikan berikut ini.
kehidupan sehari-hari. 1. Kegiatan pendahuluan
Selain melalui pembelajaran di kelas, Untuk dapat mengembangkan aspek
upaya memberikan contoh-contoh keteladanan kemandirian emosi peserta didik, dalam
dilakukan dengan menampilkan etika dalam kegiatan pendahuluan ini, guru dapat
sikap dan perilaku yang dibarengi dengan membiasakan sikap dan perilaku siswa dalam
nilai-nilai kesopanan dan kejujuran juga dapat kelas sebelum memulai kegiatan belajar.
mempengaruhi penanaman nilai-nilai karakter Beberapa hal yang dapat dilakukan
yang baik pada peserta didik. Perwujudan diantaranya adalah berdoa bersama,
perilaku tersebut dilakukan dengan cara memberikan arahan agar siswa bersikap
menunjukkan karakter baik melalui perilaku sebagai individu yang membutuhkan
dengan bertanggung jawab, semangat bekerja bimbingan dari orang dewasa (guru), serta
keras, bersahabat dan komunikatif, peduli memberikan pengertian bahwa peserta didik
lingkungan, kreatif, dan mandiri. Perwujudan harus menyadari perbedaan setiap individu.
perilaku yang memberikan keteladanan, sopan Pengembangan aspek kemandirian
dalam bersikap, bertutur kata yang baik nilai dalam kegiatan pendahuluan ini dapat
dengan teman sejawat, siswa, dan siapa saja dilakukan dengan memberikan pemahaman
yang berada di lingkungan sekolah maupun di agar siswa percaya bahwa segala sesuatu yang
luar sekolah merupakan suatu pembiasaan disampaikan guru akan bermanfaat bagi
nilai-nilai karakter, dengan pembiasaan yang peserta didik. Melalui pengembangan aspek
dilakukan tersebut nilai-nilai karakter akan kemandirian nilai ini pula guru dapat
terus tertanam dalam diri setiap peserta didik. mengembangkan kemandirian belajar, hal
tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
Pelaksanaan Pembelajaran PKn Berbasis nasehat kepada seluruh siswa agar selalu
Karakter Bagi Pengembangan belajar dirumah dalam rangka persiapan untuk
Kemandirian Peserta Didik mengikuti pelajaran yang akan dihadapi di
Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan sekolah, dan memberikan motivasi untuk
PKn berbasis karakter bagi upaya mengerjakan tugas yang diberikan guru.
pengembangan kemandirian peserta didik Mengembangkan kemandirian
yang telah disesuaikan dengan rencana bertindak yang dilaksanakan di kelas
program pengajaran yang dirancang guru dan tercermin dari perilaku memberikan bantuan
disesuaikan dengan prinsip-prinsip pendidikan pada sesama siswa yang belum memahami
karakter. Agar pelaksanaan pendidikan materi yang telah disampaikan guru. Melalui
karakter dapat berjalan dengan baik maka perilaku tersebut akan membantu
pelaksanaannya harus dilakukan secara pengembangan kemandirian sosial peserta
bertahap dan berlangsung secara terus didik. Kemandirian sosial ini dapat dilakukan
menerus baik melalui KBM di kelas maupun dengan cara memberikan pemahaman untuk
pembinaan di luar kelas. Dengan demikian dapat berbagi dan senantiasa membantu orang
transfer nilai-nilai yang terdapat dalam lain yang membutuhkan. Dalam kegiatan
pendidikan karakter benar-benar melekat belajar di kelas perilaku tersebut dapat
dalam diri siswa, sehingga nilai-nilai karakter dicontohkan dengan meminjamkan buku
tersebut dapat diwujudkan dalam kehidupan pelajaran pada teman yang membutuhkan
sehari baik dalam berperilaku maupun sumber pelajaran.
bersikap. Dari kelima pengembangan aspek
Berdasarkan hasil temuan penelitian, kemandirian tersebut di atas, aspek
guru telah melaksanakan program pengajaran kemandirian yang terakhir adalah kemandirian
berdasarkan sistematika rencana program menentukan masa depan. Aspek kemandirian
pengajaran yang telah disusun sebelumnya. ini tercermin dari perilaku peserta didik yang
telah menunjukkan kesiapan diri untuk

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 24


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

mengikuti pelajaran, karena belajar merupakan kelas merupakan cerminan


kebutuhan untuk menentukan masa depan kemandirian belajar. Kemandirian
yang lebih baik. bertindak siswa dalam kegiatan
2. Kegiatan inti elaborasi ini ini ditampilkan dengan
Melalui kegiatan inti dalam proses menunjukkan perilaku yang positif
pembelajaran di kelas perwujudan perilaku dalam setiap kegiatan belajar di kelas.
dan sikap yang mencerminkan aspek- Agar proses KBM lebih bermakna
aspek kemandirian dapat diuraikan sebagai siswa senantiasa membantu teman lain
berikut: yang mengalami kesulitan belajar, dan
a. Kegiatan eksplorasi hal tersebut merupakan cerminan
Dalam kegiatan eksplorasi ini perilaku perilaku yang mancerminkan
yang ditampilkan siswa dalam kemandirian sosial. Melalui
mengembangkan kemandirian emosi kemampuan siswa menunjukkan
adalah belajar di kelas dengan tertib. keterampilan belajar di kelas, maka
Dengan berpartisipasi aktif dalam pengembangan aspek kemandirian
menumbuhkan interaksi belajar yang menentukan masa depan telah tercapai.
positif siswa telah mengembangkan c. Kegiatan konfirmasi
kemandirian nilai dengan Aktifitas belajar siswa yang mampu
mendengarkan dan mencatat menerima kritikan sebagai perbaikan
penjelasan yang disampaikan guru, adalah cerminan dari kemandirian
serta membentuk kelompok belajar emosi, dengan kemandirian nilai yang
secara mandiri tanpa ditentukan oleh dimilikinya, siswa akan menampilkan
guru merupakan cerminan perilaku perilaku rela menjadi perwakilan
yang menunjukkan kemandirian kelompok dalam menyampaikan hasil
belajar. Terciptanya suasana kelas diskusi. Kemandirian belajar dalam
yang nyaman dan penuh kehangatan kegiatan konfirmasi ini ini tampak
adalah wujud perilaku dan sikap pada perilaku siswa yang mampu
kemandirian bertindak. Memberikan memberikan tanggapan dan
bantuan pemahaman pada sesama menyampaikan pertanyaan dengan
siswa yang belum memahami materi baik dalam kegiatan tanya jawab.
yang disampaikan guru adalah bentuk Sebagai bentuk kemandirian
dari kemandirian sosial. Dan yang bertindaknya, siswa memberikan
terakhir adalah menampilkan sikap tanggapan terhadap pertanyaan yang
yang siap menerima pengarahan yang disampaikan oleh siswa lain maupun
disampaikan guru merupakan wujud guru. Memberikan kesempatan kepada
dari kemandirian menentukan masa siswa lain untuk memberikan
depan. tanggapan terhadap pertanyaan yang
b. Kegiatan elaborasi disampaikan, merupakan cerminan dari
Dalam kegiatan elaborasi, kemandirian kemandirian sosial. Dan dalam
emosi dapat ditampilkan dengan tindak kegiatan ini siswa mampu
mengganggu teman yang sedang menampilkan kecakapan diri namun
belajar, dan menghargai pendapat tidak bertujuan untuk unjuk kebolehan
teman yang berbeda. Selalu bekerja merupakan perwujudan perilaku dan
sama dengan siswa lain merupakan sikap kemandirian menentukan depan.
perwujudan dari kemandirian nilai. 3. Kegiatan penutup
Menyibukkan diri dengan membaca Dalam kegiatan ini guru melaksanakan
buku, membuat laporan/ringkasan evaluasi untuk mengukur pencapaian hasil
informasi yang diperoleh, dan belajar siswa dalam menguasai materi
mendiskusikan perolehan informasi pelajaran, selain itu pula guru dapat
tersebut dalam kegiatan belajar di mengetahui perubahan sikap dan perilaku

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 25


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

siswa setelah pembelajaran selesai problem sosial yang lebih


dilaksanakan. Kegiatan evaluasi ini kompleks. Jika anak ragu-ragu atau
biasanya dilaksanakan dengan takut cobalah menemaninya
memberikan tes berbentuk essay, dan terlebih dahulu, sehingga anak
sesekali guru memberikan tes dalam tidak terpaksa;
bentuk lisan. Soal tes yang diberikan guru h. Untuk anak yang lebih besar, mulai
disesuaikan dengan soal tes yang terdapat ajak anak untuk mengurus rumah
dalam RPP. misalnya dengan menyiram taman,
Mengembangkan kemandirian dalam diri membersihkan meja, menyapu dan
siswa sangatlah penting. Untuk lain-lain. Hal ini bisa dilakukan
mengembangkan kemandirian tersebut, ketika anak sudah mulai tertarik
maka terlebih dahulu ada beberapa hal untuk melakukan sesuatu yang
yang harus ditumbuhkembangkan dalam dilakukan orang tuanya;
diri siswa, menurut Tim Pustaka Familia i. Ketika anak mulai memahami
(2006: 49) terdapat beberapa cara yang konsep waktu dorongan mereka
dapat dilakukan dalam mengembangkan untuk mengatur jadwal pribadinya,
kemandirian anak. Cara-cara yang misalnya kapan akan belajar,
dimaksud adalah sebagai berikut: bermain, les dan sebagainya. Orang
a. Anak-anak didorong agar mau tua bisa mendapingi dengan
melakukan sendiri kegiatan sehari- menanyakan alasan-alasan
hari yang ia jalani seperti gosok pengaturan waktunya;
gigi, makan sendiri, bersisir, j. Anak juga perlu diberikan
berpakaian dan lain sebagainya tanggung jawab dan
segera setelah mereka mampu konsekuensinya bila tidak
melakukannya sendiri; memenuhi tanggung jawabnya. Hal
b. Anak diberikan kesempatan ini akan membantu anak
sesekali mengambil keputusan mengembangkan rasa keberartian
sendiri, misalnya memilih baju sekaligus displin;
yang akan dipakainya; k. Kesehatan dan kekuatan biasanya
c. Anak diberi kesempatan untuk berkaitan juga dengan
bermain sendiri tanpa ditemani kemandirian, sehingga berikan
sehingga terlatih untuk menu yang sehat pada anak dan
mengembangkan ide dan berpikir ajak anak untuk berolahraga atau
untuk dirinya. Agar tidak terjadi melakukan aktivitas fisik.
kecelakaan maka atur ruangan Melalui bimbingan dan arahan yang diberikan
tempat bermain anak sehingga guru, kemandirian emosi, kemandirian nilai,
tidak ada barang yang berbahaya; kemandirian belajar, kemandirian bertindak,
d. Biarkan anak mengerjakan segala kemandirian sosial, dan kemadirian
sesuatu sendiri, walaupun sering menentukan masa depan dapat direalisasikan
membuat kesalahan; siswa dalam kehidupannya melalui
e. Ketika bermain bersama implementasi pembelajaran PKn berbasis
bermainlah sesuai keinginan anak, karakter di kelas.
jika anak tergantung pada kitamaka
beri dorongan untuk berinisiatif Hasil Pembelajaran Pendidikan
dan mendukung keputusannya; Kewarganegaraan Berbasis Karakter
f. Dorong anak untuk Dalam Mengembangkan Kemandirian
mengungkapkan perasaan dan Peserta Didik
idenya. Berdasarkan data yang diperoleh dalam
g. Latihlah anak untuk bersosialisasi, penelitian ini, hasil implementasi
sehingga anak belajar menghadapi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 26


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

pengembangan kemandirian peserta didik 3. Tindakan moral (moral action)


dapat dilihat melalui aspek pengetahuan moral Aktivitas belajar yang ditampilkan siswa
(moral knowing), sikap moral (moral feeling), bermula dari motivasi dan kemauan sendiri,
dan tindakan moral (moral action). Hasil pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri
implementasi pembelajaran tersebut dapat tanpa tekanan maupun paksaan dari orang lain
dijabarkan sebagai berikut: serta mampu mempertanggung jawabkan
1. Pengetahuan moral ( moral knowing) tindakannya. Siswa dikatakan telah mampu
Pengetahuan moral yang dimiliki peserta didik belajar secara mandiri apabila ia telah mampu
tampak ketika siswa dapat membedakan baik melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan
dan buruk dalam hal bersikap dan berperilaku, dengan orang lain. Kemandirian belajar
mengetahui hak dan kewajiban sehingga tersebut dapat digambarkan dengan
peserta didik dapat menikmati haknya sebagai munculnya inisiatif belajar yang lebih baik,
siswa dan menjalankan segala kewajiban yang lebih berani mengemukakan pendapat, dan
dibebankan dengan penuh tanggung jawab, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
dan belajar dengan sungguh-sungguh untuk disampai-kan guru maupun pertanyaan dari
memperoleh pengetahuan. Dari anggapan ini siswa lain yang berhubungan dengan materi
sudah dapat dipastikan bahwa siswa telah pelajaran. Pengembangan kemandirian akan
memiliki pengetahuan moral yang baik berhasil ketika peserta didik dapat merancang
sehingga hasil yang peroleh melalui belajarnya sendiri sesuai dengan keperluan
pembelajaran PKn berbasis karakter tersebut atau tujuan individu yang bersangkutan,
benar-benar meresap dan tertanam dalam diri memilih strategi dan melaksanakan rancangan
siswa. belajarnya, dan dapat mengetahui kemajuan
2. Sikap moral (moral feeling) belajarnya sendiri, apabila sikap tersebut dapat
Sikap moral yang ditampilkan peserta didik di siswa wujudkan dalam kegiatan belajar di
lingkungan sekolah/kelas berupa menjalin sekolah maupun di rumah, maka
hubungan baik dengan sesama siswa, serta pengembangan kemandirian belajar yang
menjaga kestabilan emosi agar tidak dilaksanakan oleh guru PKn dapat dikatakan
merugikan diri pribadi dan orang lain. berhasil. Mandiri dalam tingkah laku berarti
Menjalin hubungan baik dengan sesama siswa bebas untuk bertindak/berbuat sendiri tanpa
jika dikaitkan dengan social cognition theory terlalu bergantung pada
yang dipelopori oleh Albert Bandura maka bimbingan/pertolongan dari orang lain.
kan timbul perhatian diantara sesama siswa, Kemandirian untuk berbuat sesungguhnya
melakukan segala sesuatu bersama siswa yang telah dimulai sejak dari adanya sebuah
dalam rangka mengyelesaikan segala macam kewewenang yang diberikan oleh orangtua
bentuk tugas yang diberikan guru, dengan terhadap anaknya untuk berbuat atau
kemudahan-kemudahan yang diperoleh melakukan sesuatu dengan sendiri. Secara
melalui kebersamaan tersebut, tentunya siswa psikologis, seorang remaja ingin mendapatkan
akan menjadi lebih termotivasi untuk belajar kemandirian dalam hal bertingkah laku secara
(Huitt, 2004). Temuan data berikutnya adalah perlahan-lahan.
timbulnya sikap kepedulian terhadap kesulitan
orang lain. Sikap peduli atau empati ini di SIMPULAN
tampilkan siswa melalui perilaku yang suka Berdasarkan hasil dan analisis data penelitian
memberikan pertolongan kepada teman yang yang dilakukan maka secara umum dapat
membutuhkan seperti memberikan penjelasan disimpulkan bahwa implementasi
ketika teman kurang memahami materi atau pembelajaran PKn berbasis karakter bagi
sumber bacaan, membantu teman yang pengembangan kemandirian siswa di SMA
mengalami musibah (kecelakaan bermotor). telah dilaksanakan dan berdampak baik bagi
Selain itu pula wujud sikap moral yang paling pengembangan kemandirian siswa.
jelas terlihat adalah siswa memiliki tanggung Pertama Perencanaan pembelajaran PKn
jawab dan disiplin. berbasis karakter di sekolah telah dirancang

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 27


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

dengan baik. Dikatakan baik karena membentuk kelompok belajar, menciptakan


Perancangan tersebut disesuaikan dengan susana edukatif di kelas, mengarahkan siswa
ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah untuk bekerja sama secara posistif dalam
seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. menyelesaikan setiap tugas yang diberikan,
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. dan berani atau percaya diri dalam
Perencanaan tersebut direalisasikan dengan menyampaikan hasil kerja kelompok, dan
merumuskan RPP mengacu pada silabus, dalam kegiatan penutup, pengembangan
mencantumkan identitas mata pelajaran, aspek-aspek kemandirian dilakukan dengan
mengutip standar kompetensi yang terdapat bersama-sama peserta didik membuat
dalam silabus, mengembangkan standar rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan
kompetensi kedalam kompetensi dasar, penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan
merumuskan indikator pencapaian, yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
merumuskan tujuan pembelajaran yang akan terprogram, memberikan umpan balik
dicapai, mengembangkan materi ajar, terhadap proses dan hasil pembelajaran.
menentukan metode dan media pembelajaran Ketiga Hasil pembelajaran pendidikan
yang tepat dalam setiap pertemuan di kelas, kewarganegaraan berbasis karakter dalam
menentukan skenario pembelajaran yang mengembangkan kemandirian peserta didik
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dari dapat dikatakan baik karena implementasi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan pembelajaran PKn berbasis karekter
penutup yang mengacu pada RPP yang telah menjadikan individu yang memiliki
dibuat secara sistematis, menentukan jenis dan kemandirian emosi, kemandirian nilai,
alat penilaian yang digunakan dalam kemandirian belajar, kemandirian bertindak,
melakukan evaluasi, dan memperkaya sumber kemandirian sosial, dan kemandirian
belajar agar memperkaya pengetahuan siswa menentukan masa depan yang baik. Untuk
terhadap materi yang disampaikan guru. memperoleh kemandirian tersebut ada
Kedua Pelaksanaan pembelajaran pendidikan beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu
kewarganegaraan berbasis karakter bagi upaya dengan melaksanakan evaluasi pada setiap
pengembangan kemandirian peserta didik akhir KBM, memberikan keteladanan dalam
telah dilaksanakan secara sistematis bersikap dan berperilaku agar aspek-aspek
berdasarkan perencanaan pembelajaran yang kemandirian tersebut dapat terwujud dalam
telah dirancang guru sebelum melaksanakan sikap dan perilaku, dan menciptakan interaksi
kegiatan belajar mengajar di kelas. yang komunikatif sehingga siswa menjadi
Pengembangan kemandirian peserta didik termotivasi untuk belajar.
dalam kegiatan pembelajaran lebih banyak
dilakukan dalam kegiatan pendahulua, DAFTAR RUJUKAN
kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, Benson, N C & Grove, S (Alih bahasa:
elaborasi dan konfirmasi, serta kegiatan Medina Khodijah). 2000. Mengenal
penutup. Dalam pelaksanaannya Psikologi For Beginners. Bandung:
pengembangan kemandirian dalam KBM Mizan.
dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan, Budimansyah, D. dan Komalasari, K. 2011.
pengembangan aspek kemandirian dilakukan Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi
dengan cara memberikan pemahaman, Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa;
nasehat, motivasi, terhadap kebermanfaatan Penghargaan dan Penghormatan 70
materi yang sedang dipelajari, dalam kegiatan tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri,
inti, pengembangan aspek-aspek kemandirian M.Ed, Bandung: Widya Aksara Press.
dilakukan guru dengan dengan memberikan Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi.
pengarahan untuk mengikuti pelajaran dengan Jakarta: Rajawali Press.
tertib, mendengarkan penjelasan yang Djoehaeni H. 2009. Hakikat Perencanaan
disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang Pembelajaran, Slide Presentasi.
dianggap penting dari penjelasan tersebut,

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 28


JURNAL SOSIORELIGI Volume 14 Nomor 1, Edisi Maret 2016

Agus, DS. 2009. Tips Jitu Mind Map untuk meraih prestasi,
Mendongeng.Yogyakarta, Kanisius. Jakarta, PT. Elex Media Komputindo
Huitt, W. 2004. Observational (social) Kelompok Gramedia.
learning: An overview. Educational Winataputra, U.S dan Budimansyah, D. 2007.
Psychology Interactive. Valdosta, GA: Civic Education : Landasan, Konteks,
Valdosta State University. Bahan ajar dan Kultur Kelas, Bandung :
Huitt, W. 2001. Motivation to Learn: An Prodi pendidikan kewarganegaraan SPS
Overview. Educational Psychology UPI
Interactive. Valdosta, Valdosta State
University.
Huitt, W. 1997. Socioemotional development.
Educational Psychology Interactive.
Valdosta, GA: Valdosta State
University.
Joyce B, Weil M, Calhoun E, 2011. Models of
Teaching; Eighth Edition. Boston,
Pearson Education International,
Prentice Hall, for sale in Asia Only.
Moleong, L. J. 2003. Metode Penelitian
Kualitatif. Edition Indonesia Language.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 20 Tahun 2007, tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006, tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tentang
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah.
Sugiyono 2007, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Thanasoulas, D. 2000. What is Learner
Autonomy and How Can It Be
Fostered?, dapat dilihat pada
(http://iteslj.org/Articles/Thanasoulas-
Autonomy.html). Di unduh pada 19
Januari 2013.
Tim Pustaka Familia 2006. Membuat Prioritas,
Melatih anak Mandiri, Yogyakarta,
Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta, Asa Mandiri.
Sutanto, W BLI. 2008. Brain Management
Series For Learning Strategy: MIND
MAP Langkah demi Langkah: cara
paling mudah dan benar mengajarkan
dan membiasakan anak menggunakan

Hadi Rianto – Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewargenegaraan…. 29

Anda mungkin juga menyukai