5560 10965 1 SM
5560 10965 1 SM
Open Access
Membangun karakter untuk meningkatkan selayaknya seluruh komponen bangsa ini bahu
kualitas nilai dan moral masyarakat bangsa membahu untuk mewujudkan terciptanya
Indonesia sudah merupakan wacana yang masyarakat Indonesia yang berkarakter.
sejak lama berkembang. Mulai dari masa Karakter yang dimaksudkan yaitu karakter
kerajaan hingga bangsa Indonesia menjadi yang mengandung nilai-nilai yang sesuai
republik yang merdeka upaya pembangunan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
karakter sudah ada. Oleh karena itu, sudah
Sejak masa pemimpin pertama Republik attending the construction of knowledge and
Indonesia telah dicanangkan slogan the roles of the participants in the learning
kemandirian. Ir. Soekarno (1930), dalam process. Istilah kemandirian selanjutnya dapat
pidatonya mengatakan bahwa “jika bangsa ini di bagi menjadi lima macam dilihat dari
ingin menjadi bangsa yang maju dan menjadi beberapa situasi yang menjadikan kemandirian
bangsa yang merdeka, maka seluruh itu terbentuk. Dalam hal ini Benson & Voller,
komponen yang ada dalam bangsa ini harus (Thanasoulas, 2000) menegaskan bahwa
memiliki karakter yang mencerminkan nilai- kelima hal tersebut adalah sebagai berikut:
nilai kemandirian” (Sapriya dalam 1. For situations in which learners study
Budimansyah dan Komalasari, 2012: 137). entirely on their own;
“Nilai kemandirian sebagai bangsa Indonesia 2. For a set of skills which can be learned
yang dikenal sebagai bangsa pejuang sangat and applied in self-directed learning;
penting di era kehidupan global sekarang ini, 3. For an inborn capacity which is
menurutnya, era globalisasi pada hakikatnya suppressed by institutional education;
adalah era persaingan walaupun dikemas 4. For the exercise of learners'
dalam masyarakat dunia dimana batas antar responsibility for their own learning;
negara-bangsa sudah semakin samar dan 5. For the right of learners to determine
kabur” (Sapriya dalam Budimansyah dan the direction of their own learning.
Komalasari, 2012: 137). Dari pendapat tersebut dapat
Pembentukan karakter kemandirian disimpulkan bahwa kemandirian merupakan
sangat diperlukan dalam menghadapi langkah awal bagi pendidikan sebagai proses
perkembangan dunia global, sebab dengan pendidikan remaja. Selanjutnya kemandirian
kemandirian tersebut, masyarakat Indonesia itu sendiri akan terbentuk sesuai dengan
menjadi lebih unggul dalam mempertahankan keadaan situasi dan kondisi yang dapat
keberadaannya. Apabila kemandirian tersebut mempengaruhi terbentuknya kemandirian itu
tidak mampu untuk dipertahankan, bangsa ini sendiri. Situasi yang dimaksudkan adalah; (1)
akan menjadi bangsa yang bergantung dan Situasi dimana peserta didik belajar untuk
selalu mengharapkan bantuan dari bangsa lain. kebutuhannya sendiri, (2) Memperoleh
Oleh karena itu, mengembangkan kemandirian seperangkat keterampilan yang dapat
peserta didik pada masa sekarang ini tentunya dipelajari dan diterapkan secara mandiri, (3)
menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebab, Untuk kapasitas bawaan yang ditekankan oleh
tersebut dapat menghindari masalah yang sebuah lembaga pendidikan, (4) Pelaksanaan
sering muncul pada siswa di sekolah seperti tanggung jawab peserta didik untuk belajar
kurang mampu mengembangkan cara lebih mandiri, dan (5) Untuk memperoleh hak
belajarnya, mudah menyerah terhadap masalah menentukan arah pembelajaran mereka
kecil bersifat pribadi yang berdampak pada sendiri.
keengganan untuk masuk sekolah, tidak Dengan tindakan mengembangkan
percaya diri dalam menghadapi tes baik itu kemandirian pada siswa untuk menghadapi
ulangan harian maupun ujian semester yang segala permasalahan yang sedang dihadapinya
berakibat pada munculnya tindakan mencotek, bukan merupakan suatu hal yang dianggap
dan suka meniru trend terbaru seperti bergaya sulit karena siswa akan terus berusaha untuk
modis di sekolah yang berakibat pada imitasi memecahkannya sendiri, walau pada akhir
yang kurang baik di kalangan pelajar. tingkat keberhasilannya dalam memecahkan
Kemandirian (autonomy) merupakan masalah tersebut siswa mengharapkan bantuan
awal dari pendidikan sebagai proses sosial. dari orang dewasa sebagai penasehat, namun
Mengutip dari pandangan Thanasoulas (2000) harapan kedepan adalah dengan
yang menyatakan bahwa “It is noteworthy that mengembangkan kemandirian dalam diri
autonomy can be thought of in terms of a siswa yang telah terbentuk akan menciptakan
departure from education as a social process, generasi penerus yang tidak cengeng, mudah
as well as in terms of redistribution of power prustasi, cepat menyerah, generasi yang selalu
bergantung pada kemampuan dan kekuasaan berbasis karakter ini dapat mengembangkan
orang lain sedangkan dalam dirinya sendiri kemandirian peserta didik. Implementasi
memiliki potensi untuk lebih berkembang dari pembelajaran PKn yang dimaksudkan disini
keadaannya saat ini. adalah suatu usaha pengimplementasian
Proses pembelajaran mencakup proses pembelajaran yang berdasarkan pada
beberapa kegiatan penting, diantaranya adalah pendidikan karakter bagi pengembangan
transfer ilmu pengetahuan (Knowledge), nilai perilaku dan sikap. Adapun yang menjadi
(Values), dan budaya (Culture). Pembelajaran aspek-aspeknya adalah Pre-planning (aktivitas
pendidikan kewarganegaraan bukan saja sebelum proses pembelajaran), menciptakan
memberikan pemahaman tentang bagaimana lingkungan belajar yang positif,
menjadi warga negara yang baik, namun lebih mengembangkan rencana pembelajaran,
dalam lagi, pendidikan kewarganegaraan mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang
mestinya dapat membentuk karakter generasi sesuai, melaksanakan kegiatan pembelajaran
penerus yang baik. Artinya bukan sekedar dan monitoring, dan mengevaluasi hasil
menciptakan generasi penerus yang memiliki pembelajaran individu. Sementara aspek aspek
pengetahuan, namun seharusnya dapat juga kemandirian yang akan dikembangkan melalui
menciptakan generasi penerus yang proses pembelajaran tersebut adalah
berkarakter dan memiliki ciri khas yaitu ciri kemandirian emosi, kemandirian nilai,
bangsa Indonesia yang selalu berpegang teguh kemandirian belajar, kemandirian bertindak,
pada ideologi bangsa yaitu Pancasila. kemandirian sosial, dan kemandirian
Dalam proses pembelajaran guru bukan menentukan masa depan.
sekedar membelajarkan materi-materi
pelajaran yang dibebankan kepada siswa METODE PENELITIAN
namun lebih jauh lagi, seharusnya guru Adapun metode yang digunakan dalam
mampu menjadikan siswa sebagai individu- memecahkan masalah masalah yang terdapat
individu yang memiliki karakter mandiri. Ada dalam penelitian ini menggunakan metode
banyak cara yang dapat dikembangkan oleh deskriptif analitik dengan pendekatan
guru dalam mengem-bangkan kemandirian, kualitatif. Penelitian kualitatif ini mengacu
salah satunya adalah melalui pembelajaran pada latar belakang alami sebagai suatu
pendidikan kewarganegaraan berbasis keseluruhan yang mengandalkan manusia
karakter. sebagai alat penelitian, mengadakan analisis
Pendidikan kewarganegaraan pada secara induktif, mengarahkan sasaran
hakikatnya merupakan pendidikan yang penelitian pada usaha untuk menemukan teori
mengarah pada pembentukan warga negara dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan
yang baik dan bertanggung jawab. Secara proses daripada hasil, membatasi kajian
konseptual dan epistemologis, pendidikan penelitian dengan fokus masalah, memiliki
kewarganegaraan memiliki misi seperangkat kriteria untuk memeriksa
menumbuhkan potensi individu agar memiliki keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai sementara, dan hasil penelitiannya disepakati
warga negara yang berwatak dan berperadaban kedua belah pihak yaitu peneliti dan subjek
baik. Selanjutnya pendidikan penelitian (Moleong, 2003: 3)
kewaraganegaraan merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang
wujud dari pendidikan karakter yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengajarkan etika personal dan nilai-nilai observasi partisipatif, wawancara mendalam,
kebajikan (Best dalam Winataputra, 2007). dokumentasi, triangulasi dan studi literatur
Dari beberapa uraian tersebut di atas, (Sugiono, 2011: 225). Sementara itu analisis
upaya mengembangkan kemandirian melalui data yang digunakan dalam penelitian ini
pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter adalah reduksi data, display data, verifikasi
dianggap penting. Melalui implementasi dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dan Huberman, 2007).
Gambar 1
Bagan Mekanisme Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Agus, DS. 2009. Tips Jitu Mind Map untuk meraih prestasi,
Mendongeng.Yogyakarta, Kanisius. Jakarta, PT. Elex Media Komputindo
Huitt, W. 2004. Observational (social) Kelompok Gramedia.
learning: An overview. Educational Winataputra, U.S dan Budimansyah, D. 2007.
Psychology Interactive. Valdosta, GA: Civic Education : Landasan, Konteks,
Valdosta State University. Bahan ajar dan Kultur Kelas, Bandung :
Huitt, W. 2001. Motivation to Learn: An Prodi pendidikan kewarganegaraan SPS
Overview. Educational Psychology UPI
Interactive. Valdosta, Valdosta State
University.
Huitt, W. 1997. Socioemotional development.
Educational Psychology Interactive.
Valdosta, GA: Valdosta State
University.
Joyce B, Weil M, Calhoun E, 2011. Models of
Teaching; Eighth Edition. Boston,
Pearson Education International,
Prentice Hall, for sale in Asia Only.
Moleong, L. J. 2003. Metode Penelitian
Kualitatif. Edition Indonesia Language.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 20 Tahun 2007, tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006, tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tentang
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah.
Sugiyono 2007, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Thanasoulas, D. 2000. What is Learner
Autonomy and How Can It Be
Fostered?, dapat dilihat pada
(http://iteslj.org/Articles/Thanasoulas-
Autonomy.html). Di unduh pada 19
Januari 2013.
Tim Pustaka Familia 2006. Membuat Prioritas,
Melatih anak Mandiri, Yogyakarta,
Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta, Asa Mandiri.
Sutanto, W BLI. 2008. Brain Management
Series For Learning Strategy: MIND
MAP Langkah demi Langkah: cara
paling mudah dan benar mengajarkan
dan membiasakan anak menggunakan