Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia
(Bagian I)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Semua Semua UMB008 Tim MKDU Bahasa Indonesia
Nori Purwanasari, S.Pd., M.Hum.
Widi Astuti, S.Pd.
Anggit Tiyas Fitra R., S.Pd., M.Pd.

04 Tri Ratna Herawati, S.Pd., M.Hum.


Dr. Irsasri, M.Pd.
Latief Setia Nugraha, S.Pd., M.A.
Kusuma Prasetyo Putro, S.Pd.,
M.Hum.
Panduan e-learning Bagi Dosen Pengampu
Universitas Mercu Buana Yogyakarta Page 2
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
LATIHAN.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

2019 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/ 3
PEMBAHASAN

Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan


penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Dalam perkembangan bahasa
Indonesia, ada beberapa ejaan yang pernah berlaku. Pertama, Ejaan Van Ophuijen atau
dikenal juga dengan Ejaan Balai Pustaka. Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu
dengan huruf latin yang ditetapkan pada tahun 1901 berdasarkan rancangan Ch. A. van
Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim.
Kedua, Ejaan Republik atau dikenal juga dengan Ejaan Soewandi. Pada tahun 1947
Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan
dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, Nomor 264/Bhg.A bahwa perubahan
ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih
sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik.
Ketiga, Ejaan yang Disempurnakan. Ejaan yang Disempurnakan resmi digunakan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972,
Nomor 03/A.I/72. Pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga, tepatnya 17 Agustus
1972, diresmikanlah aturan ejaan berdasarkan Surat Keputusan Presiden, Nomor 57,
Tahun 1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Keempat, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Penyempurnaan
terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut
menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Peraturan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan
dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kaidah-kaidah dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia mencakup kaidah pemakaian huruf, penulisan
2019 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/ 4
kata, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan, unsur serapan, dan pemakaian
tanda baca.
A. Kaidah Pemakaian Huruf
1. Kaidah Pemakaian Huruf Kapital
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh:
1) Dia sedang menulis surat.
2) Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh:
1) Nori Purwanasari
2) Rudolf Diesel
3) Alessandro Volta
4) Jenderal Kancil
5) Dewa Pedang
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan
nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
1) ikan mujair
2) 5 ampere
3) mesin diesel
d. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Contoh:
1) Siti Fatimah binti Salim
2) Indani boru Sitanggang
3) Charles Adriaan van Ophuijsen
4) Ayam Jantan dari Timur
e. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh:

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 5 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
1) Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
2) Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
1) Allah
2) Tuhan
3) Alquran
4) Weda
5) Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh:
1) Sultan Hasanuddin
2) Haji Agus Salim
3) Nabi Ibrahim
4) Raden Ajeng Kartini
5) Doktor Mohammad Hatta
6) Agung Permana, Sarjana Hukum
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.
Contoh:
1) Selamat datang, Yang Mulia.
2) Semoga berbahagia, Sultan.
3) Terima kasih, Kiai.
4) Selamat pagi, Dokter.

2018 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


6
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
1) Wakil Presiden Adam Malik
2) Perdana Menteri Nehru
3) Profesor Supomo
4) Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
5) Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
6) Gubernur Jawa Tengah
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Contoh:
1) suku Jawa
2) bangsa Indonesia
3) bahasa Sunda
k. Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh:
1) pengindonesiaan kata asing
2) keinggris-inggrisan
3) kejawa-jawaan
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya.
Contoh:
1) tahun Hijriah
2) tarikh Masehi
3) bulan Agustus
4) bulan Maulid
5) hari Jumat

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 7 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
6) hari Galungan
7) hari Lebaran
8) hari Natal
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh:
1) Konferensi Asia Afrika
2) Perang Dunia II
3) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
1) Bukit Barisan
2) Jawa Barat
3) Dataran Tinggi Dieng
4) Danau Toba
5) Jalan Sulawesi
6) Gunung Semeru
7) Kecamatan Berbah
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh:
1) Republik Indonesia
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
p. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
1) Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

2018 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


8
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/
2) Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
3) Dia agen surat kabar Kedaulatan Rakyat.
q. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
Contoh:
1) S.H. sarjana hokum
2) S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
3) S.S. sarjana sastra
4) M.A. master of arts
5) M.Hum. magister humaniora
6) Dg. daeng
7) Dt. datuk
8) Ny. nyonya
9) Sdr. saudara
r. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh:
1) “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
2) Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
3) “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
s. Huruf kapital dipakai untuk menulis kata ganti Anda.
Contoh: Terima kasih atas perhatian Anda.
2. Kaidah Pemakaian Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan termasuk daftar pustaka.
Contoh:
1) Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
2) Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
3) Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 9 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
4) Kurniawan, K. 2012. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Refika Aditama.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh:
1) Huruf terakhir kata abad adalah d.
2) Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
3) Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
4) Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau
kata/ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contoh:
1) Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
2) Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
3) Mesin utama pesawat itu mengalami trouble.
3. Kaidah Pemakaian Huruf Tebal
a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Contoh:
1) Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa
Indonesia.
2) Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
b. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul
buku, bab, atau subbab.
Contoh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah

B. Kaidah Penulisan Kata

2018 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


10
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
a. Saya pergi ke sekolah.
b. Buku itu sangat tebal.
2. Kata Berimbuhan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh:
1) berjalan
2) berkelanjutan
3) mempermudah
4) gemetar
5) lukisan
b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
1) multifungsi
2) adidaya
3) swalayan
4) pascasejarah
5) antikarat
6) tunarungu
7) antarkota
8) nonformal
c. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan
yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
1) non-Indonesia
2) pan-Afrikanisme
3) pro-Barat

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 11 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
4) non-ASEAN
5) anti-PKI
d. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan
ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh:
1) Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
2) Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
e. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Contoh:
1) Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
2) Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
3. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.
Contoh:
a. anak-anak
b. lauk-pauk
c. surat kabar → surat-surat kabar
d. kereta api cepat → kereta-kereta api cepat
4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah.
Contoh:
1) duta besar
2) rumah sakit jiwa
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
1) anak-istri pejabat

2018 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


12
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/
2) buku-sejarah baru
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat
awalan atau akhiran.
Contoh:
1) bertepuk tangan
2) bertanggung jawab
3) garis bawahi
d. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh:
1) mempertanggungjawabkan
2) menggarisbawahi
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Contoh:
1) acapkali
2) kacamata
3) kilometer
5. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
a. Di mana di tinggal?
b. Ayah pergi ke kantor.
c. Ia berasal dari Cilacap.
6. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
1) Bacalah buku itu baik-baik!
2) Apakah yang tersirat dalam surat itu?
3) Siapakah gerangan dia?
4) Apatah gunanya bersedih hati?

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 13 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Partikel pun yang
merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Contoh:
1) Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
2) Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepatpada waktunya.
c. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
1) Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
2) Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
3) Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
7. Kata Ganti
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -
ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
1) Rumah itu telah kujual.
2) Majalah ini boleh kaubaca.
3) Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
4) Rumahnya sedang diperbaiki.
8. Kata Sandang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
1) Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
2) Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
3) Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.
C. Kaidah Penulisan Singkatan dan Akronim
1. Singkatan
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu.

2018 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


14
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/
Contoh:
1) W.R. Supratman
2) S.Sos.
3) Kol. Darmawati
b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
PBB  Perserikatan Bangsa-Bangsa

WHO  World Health Organization

PGRI  Persatuan Guru Republik Indonesia

c. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
1) PT  perseroan terbatas
2) MAN  madrasah aliah negeri
3) SD s ekolah dasar
4) KTP  kartu tanda penduduk
5) SIM  surat izin mengemudi
6) NIP  nomor induk pegawai
d. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
1) hlm.  halaman
2) dll.  dan lain-lain
3) dsb.  dan sebagainya
4) dst.  dan seterusnya
e. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat
masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
1) a.n.  atas nama

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 15 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
2) d.a.  dengan alamat
3) u.b.  untuk beliau
4) u.p.  untuk perhatian
5) s.d.  sampai dengan
f. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
1) Cu  kuprum
2) cm  sentimeter
3) kVA  kilovolt-ampere
4) l  liter
5) kg  kilogram
6) Rp  rupiah
2. Akronim
a. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
1) ABRI  Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
2) LIPI  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh:
1) Akabri  Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
2) Bulog  Badan Urusan Logistik
c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau
gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
1) iptek
2) pemilu
3) rapim

2018 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


16
Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/
4) puskesmas

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 17 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
LATIHAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Perbaiki penulisan berikut!
Laksamana muda udara husein sastranegara lahir pada Bulan Agustus.
2. Perbaiki penulisan berikut!
Negara-negara non ASEAN tidak terlibat dala acara itu.
3. Perbaiki penulisan berikut!
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
4. Perbaiki penulisan berikut!
Surat kabar-surat kabar di Indonesia harus memiliki ijin terbit.
5. Perbaiki penulisan berikut!
seminar itu dihadiri oleh nur rahman mpd

2019 Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


Tim MKDU Bahasa Indonesia http://mercubuana-yogya.ac.id/ 18
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 19 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai