Anda di halaman 1dari 3

Moderator :

Kesetaraan gender: Kondisi perempuan dan laki-laki menikmati status yang setara dan memiliki kondisi
yang sama untuk mewujudkan secara penuh hakhak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala
bidang kehidupan. Definisi dari USAID menyebutkan bahwa kesetaraan gender memberi kesempatan
baik pada perempuan maupun lakilaki untuk secara setara/sama/sebanding menikmati hak-haknya
sebagai manusia, secara sosial mempunyai benda-benda, kesempatan, sumberdaya dan menikmati
manfaat dari hasil pembangunan

Perlukah kesetraan gender itu dan apa pengaruhnya pada budaya di masyarakat?

Argument pembuka afirmatif :

kebudayaan yang dimotori oleh budaya patriarki menafsirkan perbedaan biologis ini menjadi indikator
kepantasan dalam berperilaku yang akhirnya berujung pada pembatasan hak, akses, partisipasi, kontrol
dan menikmati manfaat dari sumberdaya dan informasi. Akhirnya tuntutan peran, tugas, kedudukan dan
kewajiban yang pantas dilakukan oleh laki-laki atau perempuan dan yang tidak pantas dilakukan oleh
laki-laki atau perempuan sangat bervariasi

Tuntutan” bagi perempuan untuk bisa melakukan pekerjaan domestik seperti mencuci dan memasak
masih sering kita jumpai di Indonesia. Tak hanya itu, ketika ada di antara mereka yang tidak memiliki
kemampuan tersebut, sudah pasti cibiran menjadi suatu hal yang tak terhindarkan. Lantas, apakah hal
tersebut merupakan suatu hal yang benar? Jika tidak, mengapa hal tersebut masih kental tertanam di
dalam masyarakat, khususnya Indonesia?

ini menunjukan bahwa budaya partiarki sudah mendarah daging di lingkup masyarakat di
indonesia,maka adanya kesetaraan gender perlu di edukasi dan di realisasi pada masyarakat agar tidak
adanya tuntutan atau standar tertentu bagi setiap orang khususnya perempuan

argumen pembuka oposisi:

maksud dari kesetraan gender yang dimaksud oleh tim afirmatif hanya sebatas suatu keinginan
kebebasan bagi kaum perempuan karena adanya perbedaan dari gender itu sendiri yang membuat kita
lupa bahwa adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan
ruang tempat dimana manusia beraktivitas baik dalam ekonomi budaya sosial dan politik Sedemikian
rupanya perbedaan gender ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa seakan-akan
hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana permanennya ciri biologis yang
dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.

Sanggahan afirmatif pada kontra:

Kesetaraan gender itu bukan soal kesetaraan tanggungjawab kewajiban atau kemampuan fisik antara
laki laki dan perempuan. Kesetaraan gender itu ditujukan untuk menyetarakan hak hak yang diberikan
atau diperoleh oleh manusia, dan hak hak tersebut memang lebih condong ke perempuan. Perempuan
yang memang tidak memiliki kemampuan fisik sekuat laki laki dianggap kurang berhak untuk menempati
posisi posisi yang dianggap ‘hanya untuk orang kuat’ yaitu laki laki.
Jika laki laki yang diciptakan dengan kemampuan fisik yang kuat BOLEH bermimpi menjadi pemimpin
atau memegang suatu jabatan. Apakah itu disebut adil bagi KAMI yang perempuan yang memang
diciptakan tidak sekuat kemampuan fisik laki laki tidak diperbolehkan bermimpi yang sama???

Sanggahan oposisi ke afirmatif:

Keadilan bukan berarti setara ataupun sama begitupun setara itu juga belum tentu seimbang. Definisi
keadilan adalah memberikan hak kepada yang berhak menerimanya maka dari itu karena adanya
perbedaan kewajiban dan tanggung jawab maka hak bagi perempuan dan laki laki juga berbeda hak juga
berkaitan dengan keadaan fisik

Sanggahan afirmatif ke oposisi:

Keadilan dalam pendidikan juga harus di perhatikan dalam masyarakat. Kesenjangan gender dalam
dunia pendidikan tentu perlu diatasi, jika tidak selamanya perempuan akan termarjinalkan dalam ranah
tersebut. Dengan kata lain, kesetaraan gender dalam ekonomi budaya sosial dan politik mutlak
diperlukan agar perempuan memiliki kesempatan sama dengan laki-laki dalam memajukan dunia
dalam hal apapun juga dalam bentuk kontribusi apapun

Sanggahan oposisi ke afirmatif:

Untuk kesempatan pendidikan memang bisa setara namun, kesetaraan gender bukan hanya sekedar
pendidikan. Mulai dari perlakukan laki laki dan perempuan itu sangat berbeda, oleh karena itu, di dalam
dunia kepemimpinan didominasikan oleh laki laki karena kemampuan berpikir secara logika lebih unggul
dibanding perempuan

Sanggahan afirmatif ke oposisi:

Jika kemampuan laki laki berpikir secara logika lebih unggul daripada perempuan, perempuan juga
memiliki keunggulan dalam daya ingatnya. Penelitian yang dilakukan di Karolinska Institutet, Swedia ini
merupakan penelitian meta-analisis yang mencakup 167 studi dyang telah dilakukan antara tahun 1973-
2013 dan melibatkan lebih dari 1,2 juta orang. Perempuan terutama lebih mudah mengingat
informasi secara verbal. Oleh karena itu, mengapa penggerak dalam sebuah kepemimpinan lebih
cenderung kepada perempuan.

Sanggahan oposisi ke afirmatif:

Memang, perempuan lebih unggul dalam mengingat sesuatu, akan tetapi, perempuan itu terlalu perasa,
ketika perempuan memimpin atau menmpati suatu jabatan, perempuan akan lebih mementingkan
perasaan daripada logikanya. Hal itu dapat membuat sesuatu yang seharusnya dapat diselesaikan secara
logika akan menjadi lebih rumit karena diselesaikan dengan perasaan.

Tim netral:

Kesetaraan dan keadilan gender adalah suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-
laki setara, seimbang dan harmonis. Kesetaraan gender mengupayakan bagaimana laki-laki dan
perempuan memiliki kesempatan untuk merealisasikan hak-hak dan potensinya untuk memberikan
kontribusi pada perkembangan politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta sama-sama dapat menikmati
hasil dari perkembangan itu. Bentuk keadilan dan kesetaraan gender dapat dilakukan dengan hal-hal
berikut ini: Menerima dan memandang secara wajar perbedaan pada laki-laki dan perempuan, karena
adanya penghormatan pada perbedaan termasuk wujud dari ketidakadilan gender. Mendiskusikan
bagaimana cara merombak struktur masyarakat yang membedakan peran dan relasi antara laki-laki dan
perempuan, serta berupa menyeimbangkannya. Meneliti kemampuan dan bakat masing-masing warga
negara, baik laki-laki maupun perempuan, untuk terlibat dalam pembangunan masyarakat,
memecahkan problem-problemnya dan mempersiapkan masa yang akan datang.

I love u ilove u i love u i love u i love u <3

Anda mungkin juga menyukai