Anda di halaman 1dari 4

MATERI IPE DAN IPC DALAM PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

A. Pengertian IPE (Interprofessional Education)


IPE merupakan praktik kolaborasi antara dua atau lebih profesi kesehatan yang saling
mempelajari profesi kesehatan lain dan peran masing-masing profesi kesehatan dan
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan.
Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan
untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap,
sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan
keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi
kesehatan yang lain.
Topik dan konten yang dapat dipelajari dalam IPE meliputi epidemiologi, promosi
kesehatan, keterampilan klinis, pengambilan keputusan klinik, rencana perawatan,
analisis kritis, etik, komunikasi, patient safety dan lain-lain. Dengan pengalaman
pembelajaran IPE ini mahasiswa akan dapat saling bertukar pengalaman tentang
pengetahuan, keterampilan terkait peran dan tugas masing- masing profesi dalam
menangani pasien sehingga akan muncul sikap saling menghargai antar profesi yang
nantinya akan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Tujuan IPE adalah untuk melatih mahasiswa untuk lebih mengenal peran profesi
kesehatan yang lain, sehingga diharapkan mahasiswa akan mampu untuk berkolaborasi
dengan baik saat proses perawatan pasien. Proses perawatan pasien secara
interprofessional akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan
kepuasan pasien. Menurut The Canadian InterprofessionalHealth Collaborative (2009),
praktek kolaborasi terjadi ketika penyelenggara pelayanan kesehatan bekerja dengan
orang yang berasal dari profesinya sendiri, luar profesinya sendiri, dan dengan pasien atau
klien serta keluarganya.
Manfaat dari kegiatan IPE adalah mahasiswa dapat belajar berkolaborasi dan berfungsi
didalam suatu tim dan membawa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari ke
dalam praktek di masa depan bersama profesi kesehatan yang lain untuk kesembuhan dan
keselamatan pasien. Praktek kolaborasi bukan hanya diperlukan dalam kesembuhan dan
keselamatan pasien, tetapi juga untuk meningkatkan kepuasan serta terciptanya mutu
pelayanan kesehatan yang prima dan baik.
Hal yang dipelajari dalam IPE :
Hal pertama yang dipelajari dari program kegiatan IPE yaitu komunikasi, dimana
kemampuan tenaga kesehatan untuk berkomunikasi secara efektif termasuk mangamati,
mendengarkan, menjelaskan, dan berempati, secara signifikan memengaruhi hasil
layananan kesehatan dan persepsi kepuasan pasien (Anwar & Rosa, 2019).
Hal kedua yang dipelajari dari IPE yaitu kolaborasi, kolaborasi dalam tim kesehatan
sangatlah penting karena masing-masing profesi tenaga kesehatan memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda (Titania, 2018).
Hal ketiga yang dipelajari dari IPE yaitu peran dan tanggung jawab dari masing-masing
program studi atau profesi kesehatan, dimana dari program IPE mengajarkan bahwa
masing-masing profesi tidak ada yang memiliki proporsi lebih tinggi maupun lebih
rendah, setiap anggota saling memahami peran dan tanggung jawab masing- masing
profesi memiliki tujuan yang sama, mengakui keahlian masing-masing profesi,
Hal keempat yang dipelajari dari IPE yaitu manajemen konflik, dimana dari program ini
mengajarkan bagaimana mahasiswa tenaga kesehatan dapat mengatur, mengelola,
menenangkan diri, menahan ego, menyusun perencanaan dan pembagian tugas dengan
baik, berusaha menemukan dan mencari solusi baik secara individu mampun kelompok
yang bertujuan untuk membangun tim interprofesional dan menyelesaikan konflik secara
efisien dan efektif.
Hal kelima yang dipelajari dari IPE yaitu pengambilan keputusan, dimana dari program
IPE mengajarkan bagaimana mahasiswa kesehatan dapat mengidentifkasi, koordinasi
tentang perawatan dan atau mengatasi pendidikan kesehatan pasien dengan profesi
kesehatan lainnya, menerapkan strategi atau pengambilan keputusan yang diputuskan
secara musyawarah dan harus disepakati bersama oleh seluruh tenaga kesehatan sehingga
kesejangan dan kesalahan dapat dihindari.
Hal keenam yang dipelajari dari IPE yaitu berbagi pengetahuan dan ketrampilan, dimana
dari program IPE mengajarkan bagaimana mahasiswa harus saling bertukar informasi
dengan terbuka, membuka diri dan pikiran untuk saling berbagi pengetahuan dan
menerima masukan yang sesuai dengan kompetensi dari tenaga kesehatan yang lain
Hal ketujuh atau hal terakhir yang dipelajari dari IPE yaitu rasa saling percaya dan
menghormati, rasa saling memahami dan menerima keilmuan dari masing-masing profesi
antar teman, dimana dari program IPE ini mahasiswa dapat belajar untuk percaya,
menghormati, memahami, dan menerima keilmuan dari satu profesi antar profesi tenaga
kesehatan lainnya, memiliki citra diri yang positif, mengakui profesi lain sebagai mitra
kerja bukan bawahan tanpa memandang ras, agama, dan profesi.
B. Pengertian IPC (Interprofesional Colaboration)
Interprofessional Colaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang dengan latar
belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan
dan menyediakan pelayanan kesehatan (Morgan et al, 2015). Adapun tujuan
Interprofessional colaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik
kolaborasi yang efektif antar profesi sehingga dengan adanya kolaborasi antar profesi di
RS dapat mendukung kesehatan dan keselamatan pasien.
Dasar-dasar dari kompetensi kolaborasi yaitu terdiri atas :
(a) Terjalin Komunikasi yang baik,
(b) Penghargaan dan respek atau saling menghargai,
(c) Kepercayaan atau saling percaya,
(d) Pengambilan keputusan bersama,
(e) Penyelesaian bersama dan manajemen konflik.
Adapun kriteria keberhasilan kolaborasi berdasarkan yang diungkapkan oleh partisipan
dalam penelitian ini yaitu :
(a) adanya saling percaya dan menghormati,
(b) saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing,
(c) Memiliki citra diri positif,
(d) memiliki kemetangan profesional yang setara,
(e) Kepercayaan atau saling percaya,
(f) mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan,
(g) keinginan untuk interaksi atau koordinasi.
Adapun hambatan IPC berdasarkan yang diungkapkan oleh partisipan dalam penelitian
ini yaitu :
(a) perspektif yang berbeda pada setiap profesi,
(b) Sosialisasi IPC yang kurang,
(c) SDM yang tidak merata,
(d) Kurikulum yang belum terintegrasi.

C. Hubungan IPE dan IPC


Sebelum menjalankan IPC sebelumnya harus telah diperkenalkan atau dibekali
dengan metode Interprofessional Education (IPE). IPE mengarah pada suatu proses
dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar
belakang profesi berusaha berkolaborasi untuk kesembuhan pasien. Sebelum melakukan
interprofessional collaboration, para mahasiswa tersebut melakukan pembelajaran
bersama dalam IPE pada periode tertentu dan berinteraksi serta berkomunikasi dengan
baik sebagai tujuan yang utama. Dalam IPE mahasiswa juga berkolaborasi dalam upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan jenis pelayanan kesehatan lainnya.

D. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa interprofessional
education (IPE) merupakan cara untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi
kolaborasi antar profesi kesehatan sehingga dapat menciptakan tenaga kesehatan yang
professional, mampu bekerjasama, dan mampu menigkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Interprofessional collaboration practice adalah interaksi atau hubungan dari
dua atau lebih profesional kesehatan yang bekerja saling bergantung untuk memberikan
perawatan untuk pasien, berbagi informasi untuk mengambil keputusan bersama, dan
mengetahui waktu yang optimal untuk melakukan kerjasama dalam perawatan pasien.

Keterangan : Poin materi

Sumber :

https://jurnal.fk.uns.ac.id

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id

https://pasca-umi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai