Anda di halaman 1dari 3

implementasi Pendidikan Holistik di Madrasah

Muhammadiyah Indonesia

A. Pendahuluan
Era globalisasi dan Ascan Economic Community yang dimulai pada tahun 2015
memberikan dampak yang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia,
khususnya persaingan mutu pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik
bersaing dengan negara-negara lainnya. Di sisi lain, institusi pendidikan di
Indonesia masih menghadapi masalah karakter siswa yang mengerikan seperti
(1) meningkatnya angka kekerasan di kalangan remaja
(2) meningkatnya angka absensi dan tawuran antar siswa,
(3) maraknya peredaran narkoba,
(4) penyebaran masif lesbian, gay, biseksual, dan transgender Sutrisno
mencatat kekerasan pelajar di Indonesia
Berdasarkan kondisi tersebut, lembaga pendidikan di Indonesia seperti
pesantren, sekolah, madrasah, dan sekolah Islam lainnya memiliki tanggung
jawab yang sama untuk mempersiapkan siswa yang berkarakter baik dan siap
bersaing dengan siswa lainnya.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan keterampilan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu.
Tujuan pendidikan nasional menunjukkan empat kompetensi yang harus
dimiliki peserta didik yaitu:
(1) kompetensi spiritual; beriman dan bertakwa kepada Tuhan
(2) kompetensi sosial; berakhlak mulia, demokratis, dan bertanggung jawab (3)
berilmu kompetensi; berpengetahuan, terampil, dan
(4) kompetensi keterampilan; kreatif dan mandiri. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pendidikan secara teoritis bertujuan untuk menghasilkan
individu yang berilmu terampil, mandiri, dinamis, kreatif dan bertanggung
jawab.
Pada saat yang sama, pendidikan nasional juga bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Keimanan dan
ketaqwaan tentu harus terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan tercermin
dalam karakter individu atau akhlak mulia yang tampak dalam sikap, perilaku,
dan interaksi dengan manusia lainnya.
Kenyataannya, lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di sekolah atau
madrasah masih menghadapi permasalahan karakter peserta didik. Salah satu
faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut adalah lembaga pendidikan
belum memenuhi secara maksimal pemenuhan pengajaran kecerdasan holistik
kepada peserta didik.
Agar efektif, Pendidikan karakter mencakup berbagai konsep seperti budaya
sekolah yang positif, pendidikan moral, komunitas yang adil, komunitas
sekolah yang peduli, pembelajaran sosial-emosional, pengembangan pemuda
yang positif, pendidikan kewarganegaraan, dan pembelajaran layanan. Semua
pendekatan ini mempromosikan pengembangan intelektual, sosial, emosional,
dan etika kaum muda dan berbagi komitmen untuk membantu kaum muda
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, peduli, dan berkontribusi.
Abstrak
Pendidikan holistik adalah pendidikan yang menghargai seluruh potensi anak
didik dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis
implementasi pendidikan holistic. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif-kualitatif dengan teknik pengumpulan data.
Analisis data dilakukan dengan reduksi, display, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) implementasi pendidikan holistik pada siswa program Multilingual
Madrasah Mu'allimaat diselenggarakan melalui empat kecerdasan: kecerdasan
spiritual (SQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan adversitas (AQ), dan
Intellectual Quotient (IQ) dimana kecerdasan tersebut terintegrasi dengan
madrasah dan pesantren.
(2) Pendidikan holistik berdampak pada transformasi nilai-nilai karakter
peserta didik, yaitu (1) religiusitas intrinsik dengan penanaman keimanan yang
mendalam, (2) mampu mengendalikan emosi, motivasi diri, peduli, dan
bersosialisasi dengan baik, (3) peningkatan prestasi akademik, dan (4) tangguh
dalam menghadapi masalah, tidak mudah putus asa, stress, atau frustasi.

Anda mungkin juga menyukai