Tugas Teknologi Partikel Size Reduction
Tugas Teknologi Partikel Size Reduction
DISUSUN OLEH :
AYU ZAKIYAH LESTARI (3335100885)
SHANTI MONICA (3335101014)
RIZKITA AMANDA (3335101503)
Zat padat dapat diperkecil dengan empat cara yang biasa digunakan
dalam mesin pemecah dan penghalus yaitu:
1. Kompresi, digunakan untuk pemecahan bahan kasar yang keras,
setengah keras, rapuh, dan lunak dengan menghasilkan relatif sedikit
halusan.
2. Impact , untuk bahan yang keras, setengah keras dan rapuh,
untuk memperoleh hasil yang berukuran kasar, sedang, dan halus.
3. Atrisi (goresan), untuk bahan yang lunak, untuk mendapatkan hasil
yang sangat halus dari bahan yang lunak dan tak abrasif.
4. Pemotongan, untuk bahan padat yang lunak, kenyal, dan berserat, untuk
memperoleh hasil dengan ukuran yang pasti, dengan hanya sedikit atau
tidak ada halusan sama sekali.
Crusher dan Grinder dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Coarse Crusher (pemecah kasar) untuk umpan yang berdiameter antara 2
sampai dengan lebih dari 96 inchi.
2. Intermediate Crusher (pemecah antara) untuk umpan yang berdiameter
antara 1sampai dengan lebih dari 3 inchi
3. Fine Grinder (pemecah halus) untuk umpan yang berdiameter antara 0.25
sampai dengan lebih dari 0.5 inchi, dan hasil akhirnya bisa mencapai 200
mesh.
Gambar 2. Cross Section dari Jaw Crusher (Coulson & Richardson’s,
Particle and separation Technology)
Pada mesin ini baut pecah yang berfungsi sebagai penahan apabila
terdapat material solid dengan ukuran yang lebih besar dan keras maka
dia akan pecah dengan sendirinya tetapi tidak akan merusak
keseluruhan dari pada alat jaw crusher.
2. Roll Crusher
Roll Crusher sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan
ukuran tertentu. Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi
pemecahan yang lebih besar dibanding jenis crusher lainnya. Crusher
dengan roll ganda memiliki rasio pemecahan terbatas antara 2 -2,5 : 1. Roll
triple menghasilkan rasio pemecahan 4 - 5 : 1. Untuk meningkatkan
produksi serta agar keausan dapat merata, harus diusahakan agar material
yang masuk dapat tersebar merata di permukaan roll. Gradasi keluaran
diatur dengan bukaan setting pembuang. Roll tidak terpengaruh oleh
kelembaban atau plastisitas material seperti pada crusher jenis cone.
2. Crusher
Crusher adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang
berfungsi untuk memecah dan mengurangi ukuran bahan (batu).
Umumnya terdiri dari pemecah batu primer tergantung dari kombinasi
peralatan aggregat. Pada umumnya primer crusher terdiri dan jenis jaw
crusher, gyratory crushers, impactors, atau single roll crusher yang
mampu mengurangi ukuran batu ukuran besar (maks. 91,44 s/d 121,92
cm). Pemecah batu untuk ukuran batu yang Iebih kecil dapat memakai
twin atau triple roll crusher , cone crusher , atau hammermill .
dengan ukuran 20 mesh. Contoh alat yang termasuk dalam fine grinder
adalah ball mill , tube mill , rad mill , roller mill , ring roll pulverizer.
b. Ball Mill
Ball Mill adalah Tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang
kira-kira sama dengan diameternya dan berisi grinding media berupa
bola-bola baja atau alloy. Bentuknya dapat berupa silinder disebut
cylindrical Ball Mill atau berbentuk Cone disebut conical Ball Mill .
Posisi grinding media pada Cylindrical ball mill terbagi rata sepanjang
shell, sedangkan pada conical ball mill terbagi menurut bola-bola baja
yang sama dengan diameter shell. Jadi bola-bola baja yang besar berada
pada diameter shell yang besar untuk menghancurkan partikel besar,
sedang bola-bola baja yang kecil (sudah aus) berada pada cone
section dekat ujung pengeluaran untuk menghancurkan partikel yang
sudah halus. Feed (umpan) untuk ball mill dapat berukuran 3 inci (max)
dan digiling sampai menjadi 50 mesh (0,29 mm). kalau feed (umpan)
makin kecil, maka produknya dapat lebih halus lagi (200 mesh = 0,074
mm). Dalam operasi ball mill kecepatan perputan shell silinder harus
c. Rod Mill
Rod Mill bentuknya hamper sama dengan Ball mill , berbentuk
shell silinder dengan ukuran panjangnya lebih besar dari diameternya (1
1/3 – 3 kali), dimuati dengan grinding media berupa batang-batang
baja (stel rod) pengganti bola-bola baja.
mill ini terdiri dari dua ring yang terpisah oleh sebuah bola besar. Ketika
ring yang dibawah berputar, ring yang atas menekan bola kebawah
melalui satu set spring . Material yang akan dilumatkan diletakkan pada
bagian tengah pulverizer (tergantung desain) dan ground sebagai ring
yang lebih rendah berputar menyebabkan bola melintasi orbital antara
ring atas dan bawah. Bahan yang sudah dilumatkan dibawa ke luar mill
dengan laju alir udara yang dilewatkan pada bahan tersebut.
5) Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force).
Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan
memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk
akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan
dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan
bahan. Proses ini berlangsung terus hingga di dapatkan bahan yang
dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul
dapat juga terjadi sedikit gaya sobek. Menurut Smith (1955), hammer
mill , terdiri atas martil/palu yang berputar pada porosnya dan sebuah
saringan yang terbuat dari plat baja. Bagian utama dari hammer mill
adalah corong pemasukan, pemukul, corong pengeluaran, motor
penggerak, alat transmisi daya, rangka penunjang dan ayakan.
E. Hukum-hukum
si ze r educti on
1. Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energy yang diperlukan untuk
size reduction berbanding lurus dengan luasan baru partikel / perbandingan
luas permukaan partikel. Setelah reduksi dibuat model kubik kubusan
dengan volume R x F x P inch. Bila F=F, n=1, maka luasan baru yang
ditimbulkan pada operasi reduksi (3(n-1)F2). Dimisalkan energy yang
dibutuhkan untuk pertambahan luas line BHFE. Energy yang diperlukan
untuk pemecahan kubus:
2
E = 3 B F (F-1)
2
= 3 B F (n-1)
F3 = 3 B (n-1) Ds
Untuk partikel yang berbentuk kubus, kebutuhan energy yang bisa
dihitung dengan menganggap luasan partikel tersebut mempunyai
perbandingan tertentu (k) dengan partikel pada luasan yang sama atau
ukuran sama berbentuk kubus, sehingga :
Dimana;
AP = luasan partikel
AK = Luasan kubus untuk partikel dengan ukuran sama
Dimana 3BK = C’ = Konstanta Rittinger yang besarnya ditentukan
oleh percobaan. Dengan dimasukkan P partikel persamaan menjadi :
DAFTAR PUSTAKA