Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PARASITOLOGI

IDENTIFIKASI PROTOZOA

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat karuniaNyalah, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Parasitologi”
Saya sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, bukan tidak mungkin laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki laporan ini agar lebih baik lagi kedepannya.
Semoga Laporan Parasitologi dengan judul “Identifikasi Protozoa” ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Samarinda, 04 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar belakang ...........................................................................................1

B. Tujuan ........................................................................................................2

C. Rumusan Masalah......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3


A. Pengertian Protozoa...................................................................................3
B. Jenis-Jenis Protozoa Intestinal..................................................................5
C. Jenis-Jenis Protozoa Genital.....................................................................8
D. Protozoa Darah...........................................................................................9
E. Sporozoa Darah........................................................................................11

BAB III METODE....................................................................................................12


A. Waktu Praktikum.....................................................................................12
B. Tempat Praktikum...................................................................................12
C. Alat dan Bahan Praktikum......................................................................12
D. Prosedur Kerja.........................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................13


A. Hasil...........................................................................................................13
B. Pembahasan..............................................................................................13

BAB V PENUTUP.....................................................................................................14
A. Kesimpulan ..............................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protista ini terdiri dari organisme eukariotik bersel tunggal. Protista dapat
dijumpai di mana saja, di air (air tawar dan air laut), daerah lembab, ataupun
hidup bersimbioisis dengan organisme lain. Protista umumnya bersifat aerobik
dan menggunakan mitokondria untuk respirasi. Nutrisi yang diperoleh dapat
bersifat fotoautotropik, heterotropik, atau keduanya. Protista mempunyai
flagella atau silia dalam hidupnya. Perkembangbiakannya dapat secara seksual
maupun aseksual. Pada kondisi buruk, protista akan membentuk kistae. Secara
taksonomis, Protista dikelompokkan menjadi tiga genera, yaitu protozoa
(protista seperti hewan), protista algae (protista seperti tumbuhan), dan protista
seperti jamur (Nugroho 2004).
Bentuk tubuh protozoa biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh
sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di
sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh
di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa
terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat
tropik. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal
(uniseluler). Namun demikian, protozoa merupakan sistem yang serba bisa.
Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami
tumpang tindih. Ukuran tubuhnya antara 3 1000 mikron. Bentuk tubuh macam-
macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada
yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia (Anonim
2012).
Semua protista adalah eukariota, akan tetapi protista sangat beraneka
ragam, sehingga hanya sedikit karakteristik umum lain yang dapat disebutkan
tanpa perkecualian. Sesungguhnya, variasi protista dalam hal struktur dan
fungsi, melebihi kelompok organisme lainnya. Sebagian besar dari sekitar

iv
60.000 spesies protista yang diketahui hidup saat ini bersifat uniseluler, tetapi
ada beberapa spesies berkoloni dan bersifat multiseluler. Karena sebagian besar
protista bersifat uniseluler, maka protista dapat dianggap sebagai organisme
eukariotik yang paling sederhana. Tetapi pada tingkat seluler, kebanyakan
protista luar biasa kompleksnya paling rumit diantara semua sel (Campbell
2003).
Kingdom Protista mencakup semua spesies uniseluler eukariotik.
Sebagian di antara organisme itu serupa dengan hewan (protozoa), yang
lainnya mirip dengan tumbuhan (protista alga), dan yang lainnya lagi
menunjukkan ciri-ciri fungi. Sejumlah ahli taksonomi menyertakan organisme-
organisme yang membentuk koloni dan yang multiseluler sederhana ke dalam
kingdom ini, karena berkerabat lebih dekat dengan protista daripada dengan
ketiga kingdom multiseluler lainnya (Fried 2006). Sebagian besar ahli
sistematika sekarang setuju bahwa kingdom hewan adalah monofiletik, yaitu,
jika kita dapat melacak semua garis keturunan hewan kembali ke asal mulanya,
hewan akan menyatu pada suatu nenek moyang bersama. Nenek moyang ini
kemungkinan adalah suatu protista berflagela pembentuk koloni yang hidup
lebih 700 juta silam dalam masa prakambrium. Protista itu kemungkinan
berkerabat dengan koanoflagelata, suatu kelompok yang muncul sekitar
semiliar tahun silam. Nenek moyang seperti itu telah berkembang menjadi
hewan sederhana dengan sel-sel khusus yang tersusun dalam dua atau lebih
lapisan (Campbell 2003).

B. Tujuan
1. Mengenal spesies dari protozoa.
2. Mengetahui anatomi pada setiap spesies dari protozoa.
3. Mengetahui klasifikasi pada tiap spesies dari protozoa.

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja spesies dari protozoa?

v
2. Bagaimana anatomi pada setiap spesies dari protozoa?
3. Bagaimana spesies pada tiap protozoa dapat bergerak?
D. 1. Mengetahui spesies dari protozoa.
E. 2. Mengetahui anatomi pada tiap spesies dari protozoa.
F. 3. Mengetahui klasifikasi pada tiap spesies dari protozoa.
G. 1. Mengetahui spesies dari protozoa.
H. 2. Mengetahui anatomi pada tiap spesies dari protozoa.
I. 3. Mengetahui klasifikasi pada tiap spesies dari protozoa.
J. Mengetahui spesies dari protozoa.
K. 2. Mengetahui anatomi pada tiap spesies dari protozoa.
L. 3. Mengetahui klasifikasi pada tiap spesies dari proto
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Protozoa
Protista bersifat eukariotik, dan bahkan protista yang paling sederhana
sekalipun jauh lebih kompleks dibandingkan dengan prokariota. Eukariota
pertama yang berevolusi dari nenek moyang prokariotik kemungkinan bersifat
uniseluler dan oleh sebab itu disebut protista. Kata itu mengandung arti sesuatu
yang sangat tua (bahasa Yunani, protos = “pertama”). Eukariota pertama itu
bukan saja merupakan pendahulu protista modern yang sangar beranekaragam,
tetapi juga nenek moyang bagi semua eukariota tumbuhan, fungi da hewan.
Dua di antara bagian-bagian yang paling bermakna dalam sejarah kehidupan
asal mula sel eukariotik dan kemunculan eukariota multiseluler berikutnya
terjadi selama evolusi protista (Campbell 2003).
Protista yang menelan makanannya secara informal dikelompokkan
sebagai protozoa. Protozoa dibagi menjadi enam filum sebagai berkut yaitu (a)
Rhizopoda yaitu merupakan protozoa sederhana yang bergerak dengan
pseudopodia. Contohnya yaitu Amoeba sp (b) Actinopoda, contohnya yaitu
Heliozoa dan Radiolaria (c) Foraminifera, merupakan protozoa yang hidup di
laut (d) Apicomplexa, merupakan parasit pada hewan, contohnya yaitu
Plasmodium (e) Zoonastigina dcirikan adanya flagel, bersifat heterotrof, dan
hidup bersimbiosis, contohnya yaitu Tripanosoma (f) Ciliapora, dicirikan

vi
adanya silia dan mempunyai dua nuklei, yaitu makronuklei yang mengontrol
metabolisme dan mikronuklei yang berfungsi dalam konjugasi (Nugroho 2004).
Protista merupakan organisme yang paling beraneka ragam dalam hal
nutrisi di antara seluruh eukariota. Sebagian besar protista memiliki
metabolisme yang bersifat aerobik, yang menggunakan mitokondria untuk
respirasi selulernya. Beberapa protista adalah fotoautotrof dengan kloroplas,
beberapa lagi adalah heterotrof yang menyerap molekul organik atau menelan
partikel makanan yang lebih besar, dan yang lainnya adalah miksotrof, dapat
melakukan fotosintesis dan nutrisi heterotrofik. Sangat bermanfaat dalam
konteks ekologis untuk mengelompokkan keanekaragaman nutrisi tersebut ke
dalam tiga kelompok : protista yang menelan makanannya (seperti hewan), atau
protozoa (tunggal, protozoan); protista yang melakukan absorpsi (seperti fungi)
dan protista fotosintetik (seperti tumbuhan) yaitu algae (Campbell 2003).
Divisi-divisi di dalam kingdom protista tidak selalu didasari oleh garis
keturunan evolusioner, melainkan lebih berakar secara praktis pada ciri-ciri
fungsional. Seperti Monera, taksonomi Protozoa masih terus berubah, dan ada
berbagai skema klasifikasi berbeda. Protista mulai berevolusi 1,6 miliar tahun
lalu. Protista sangat kompleks ; sel-selnya menunjukkan keberagaman yang
lebih daripada sel-sel milik kingdom-kingdom multiseluler. Filogeni protista
juga sama kompleksnya, dan belum dipahami sepenuhnya. Dipercaya kalau dari
protista telah muncul fungi, tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, dan hewan-hewan
multiseluler, walaupun dari bentuk-bentuk yang sangat berbeda dari protista
yang ada sekarang (Fried 2006).
Protista ditemukan hampir di setiap tempat di mana terdapat air. Protista
pada umumnya menempati tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat
darat lainnya yang cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau, banyak protista
menempati bagian dasar, menempelkan ditinya pada batu dan tempat bersaih
lainnya, atau merayap melalui pasir dan endapan lumpur. Protista juga
merupakan bahan penyusun penting plankton yaitu komunitas organisme yang
sebagian besar bersifat mikroskropis, yang mengapung secara masif atau

vii
berenang secara lemah sekitar permukaan air. Sebagai suatu kelompok besar
autotrof, alga eukariotik secara ekologis sangat penting (Campbell 2003).
Protozoa (bahasa Yunani: protos = pertama; zoa = hidup) adalah hewan
mikroskopik yang terdapat di semua lingkungan di mana kehidupan dapat
terjadi. Mereka tersebar luas di seluruh dunia. Banyak dari mereka mampu
membentuk sista (cyst), atau semacam cangkang yang menutupi sekujur
badannya sehingga mereka dapat hidup dalam kondisi yang kering sama sekali,
yang tidak memungkinkan makhluk lain hidup. Sifat khas utama ialah bahwa
mereka terdiri dari satu sel. Protozoa dapat dikelompokkan menurut habitatnya
menjadi dua, yakni mereka yang hidup di dalam air atau di tempat-tempat
lembab dan dikenal sebagai protozoa yang hidup bebas, dan mereka yang hidup
di dalam atau pada hewan atau tumbuh-tumbuhan lain disebut protozoa
parasitik (Rohmimohtarto 2007).
Kelompok pertama protozoa tidak tersebar begitu saja dalam lingkungan
air, tetapi setiap jenis kurang lebih mendiami tipe habitat tertentu seperti halnya
hewan tingkat tinggi. Beberapa jenis protozoa hidup di air tawar, di air laut dan
lainnya lagi pada dasar perairan. Kelompok protozoa ini terdapat di mana-mana
di dunia di mana terdapat air atau tempat berair atau tempat lembab. Kelompok
kedua mudah dipisahkan, karena semua parasitik dan tidak mempunyai cara
untuk bergerak sendiri. Mereka mempunyai habitat yang terbatas.
(Rohmimohtarto 2007).
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organism inang. Inang
protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua
protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa
jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.
Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air
tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula
protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di

viii
dalam rumen hewan ruminansia (Anonim 2012 ).

B. Jenis-Jenis Protozoa Intestinal


1. Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica adalah protozoa intestinal yang pathogen
menyebabkan disentri amoeba, diare, amoebic appendicitis, amoebic
coecum dan calon assendens, amoebic granuloma, amoebic abses (ekstra
intestinal) atau amoebic hepatitis, amoebic kulit dan amoebic vaginalis.
Dalam siklus hidupnya mengalami proses eksistasi dan enkistasi. Pada
feses cair penderita amoeba dapat dijumpai bentuk tropozoit/vegetative.
Prekista/minuta dan kista. Perlu diperhatikan specimen feces/feses
disentri yang mengandung Entamoeba histolytica bentuk vegetative bila
pemeriksaan dilakukan 2 jam setelah feces dikeluarkan oleh penderita
maka bentuk vegetative dari parasit tersebut tidak dikenal lagi karena
parasit sudah mati. Untuk keperluan praktikum, sulitnya mendapatkan
feses segar penderita amoebiasis dapat dimodifikasi dengan contoh
specimen biakkan media cari (media pertumbuhan khusus entamoeba
histolytica). Selain itu dilakukan pengamatan preparat permanen
entamoeba histolytica bentuk tropozoit dan kista dengan pulasan
trichroma atau pulasan hematoxilin besi atau giemsa. Dalam feses segar
pemeriksaan langsung dengan pewarnaan eosin atau NaCl 0,85% bentuk
tropooit bergerak aktif, bertujuan, pseudopodia jernih, sel darah merah
dicernakan, inti dan sukar dilihat. Bentuk kista dengan inti khas
kariosome centries, jumlah inti 1 – 4 ada glikogen dan batang kromodia
didalamnya.
2. Entamoeba coli
Entamoeba coli adalah protozoa intestinal manusia bersifat non pathogen
atau komensal. Entamoeba coli mempunyai stadium troposoit, prekista
dan kista. Siklus hidupnya juga mengalami eksistensi dan enkistasi.
Tropozoit pseudopodianya agak membulat, geraknya lambat, tidak

ix
bertujuan. Didalam endoplasmanya berisi bakteri, kromatin bodi, sel
tumbuhan. Sedangkan sel darah merah tidak ada. Bentuk kista bulat
dinding jelas retraktil berlapis dua, jumlah inti 1 – 8. Cirri khas inti leatk
kariosome eksentris.
3. Endolimax nana
Endolimax nana adalah protozoa intestinal non pathogen yang ukurannya
kecil yaitu 6 – 12 mikron (tropozoit. Kista bentuk lonjong ukurannya 8 –
9 mikron, mempunyai jumlah inti 1 – 4, didalamnya tidak mengandung
glycogen dan kromatin bodi. Tropozoit pergerakannya lambat, non
progresif, pseudopodi tumpul. Pada sediaan permanen intinya mudah
dilihat, tidak ada kromatin perifer pada membrane inti, kariosome besar
dan letaknya dapat sentries atau eksentris.
4. Iodamoeba butschlii
Iodamoeba butschliii merupakan protozoa intestinal non pathogen hidup
didalam colon. Mempunyai stadium tropozoit dan kista. Tropozoitnya
kecil ukuran 8 – 12 mikron. Pergerakannya lambat dan jarang ditemukan
didalam feces. Sitoplasmanya agak bergranula, berisi banyak vakuola
dengan sisa makanan dan bakteri yang difagosit. Kistanya berbentuk
lonjong dengan 1 inti, ukurannya 8 – 12 mikron. Sangat khas bentuknya
karena mempunyai masa glycogen yang besar (iodophilic body).
5. Dientamoeba fragilis
Dientamoeba fragilis merupakan protozoa intestinal yang paling kecil,
non pathogen, ukurannya berkisar antara 5 – 8 mikron. Hanya
mempunyai bentuk tropozoit dengan inti 2 buah. Sitoplasmanya tidak
mengandung erytrosit, intinya memiliki kariosome 6 butir kromatin yang
besar dan tersusun mirip binatang ini merupakan ciri khasnya. Habitatnya
didalam usus besar.
6. Glardia lamblia
Glardia lambila adalah protozoa intestinal yang pathogen. Habitatnya
didalam saluran cerna yaitu duodenum dan bagian atas yeyunum manusia.

x
Dalam siklus hidupnya terdapat 2 bentuk stadium yaitu tropozoit dan
kista. Dalam bentuk tropozoit memperbanyak diri dari usus. Pembentukan
kista biasanya terjadi didalam usus besar. Infeksi pada manusia terjadi
karena makan/minum yang terkontaminasi kista infektif. Bentuk tropozoit
digambarkan seperti tetesan air mata dari bagian depan dengan bagian
posteriornya meruncing. Bentuknya simetri bilateral, mempunyai 2 inti
dengan kariosoma letaknya ditengah. Bagian dorsal kenvek/cembung dan
bagian ventral datar. Mempunyai 2 buah alat penghisap yang berfungsi
melekatkan diri pada dinding mukos. Mempunyai 4 pasang flagella.
Pergerakannya seprti cambuk, cepat tetapi terputus putus dan memutar-
mutar. Ukurannya 14 x 7 mikron. Kista berbentuk lonong ukurannya 12 x
7 mikron, tidak berwarna, dinding tebal, inti 2 – 4 dengan pulasan
permanen terdapat efek “hallo”. Glardia lambri menyebabkan diare kronis
yang erlemak (steatorrhoe).
7. Balantidium coli
Balantidium coli merupakan satu-satunya ciliate pathogen dan protozoa
yang terbesar pada manusia terdapat 2 bentuk parasit yaitu bentuk
tropozoit dan kista. Menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysentri,
termasuk penyakit zoonosis yang sumber utamanya babi sebagai reservoir
host, habitatnya didalam usus besar. Tropozoit berbentuk lonjong,
ukurannya 60 – 70 mikron x 40 – 50 mikron. Tubuhnya tertutup cilia
pendek, didaerah mulut/sitostoma silia lebih panjang. Bagian anterior
terdapat cekungan yang disebut peristotome dimana terdapat mulut
(sitostorme). Parasit ini tidak mempunyai usus tetapi mempunyai anus
(cytopyge) yang terdapat dibagian posterior. Didalam sitoplasmanya
terdapat 2 inti yaitu makronukleus yang berbentuk bintik kecil yang
terdapat dibagian cekungan dan makronukleus. Juga terdapat vakuola
makanan yang berisi sisa-sisa makanan, leukosi, eritrosit, bakteri dan
terdapat vakuola kontraktil. Bentuk kista bulat ukurang 30 – 60 mikron.
Kista terbentuk pada saat tropozoit bergerak kearah bagian bawah usus.

xi
Nti didalam kista tidak membelah, sehingga hanya terdapat 2 inti yaitu
makronukleus dan mikronukleus. Sitoplasma berbutir-butir (granula)
pada awal dari stadium kista kadang-kadang masih terdapat vakuola
kontaktil. Inding kista terdiri dari 2 lapis.

C. Jenis-Jenis Protozoa Genital


Trichomonas vaginalis yang habitatnya pada genitalia wanita maupun
pria. Data juga ditemukan pada saluran kemih/kencing. Dalam siklus hidupnya
hanya mempunyai bentuk tropozoit, ukurannya 13 – 18 mikron. Tropozoit
mempunyai 4 flagela yang sama panjangnya keluar dari bagian interior tubuh
dan sebuah flagella berjalan kearah belakang sepanjang tepi indulating
membrane dengan ukuran flagel yang lebih pendek daripada ukuran panjang
parasit. Intinya oval, dengan butir-butir halus, tropozoit berbentuk pisiformis
tidak berwarna, bergerak aktif dan cepat. Sitoplasma bergranula terletak
disekitar custa dan axostyle. Secara klinis diagnose trichomaniasis ditegakkan
berdasarkan adanya keluahan rasa gatal dan panas didaerah vagian dan
sekitarnya, terdapat fluor airbus. Pada pria tidak menimbulkan gejala. Diagnosis
pasti, dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan secret vagina untuk menentukan
tropozoit. Trichomonas vaginalis yang sangat aktif bergerak, kadang dengan
tidak sengaja ditemukan Trichomonas vaginalis dari pemeriksaan sedimen urine
penderita. Jika pemerksaan langsung secret vagian tidak berhasil
ditemukan/positif ditemukan dapat dilakukan biakkan atau kultur atau secret
vagina tersebut, cairan uretra atau cairan prostat penegcatan permanen sangat
membantu dalam mempelajari morfologi parasit ini.

D. Protozoa Darah
Pengertian protozoa darah adalah spesies protozoa yang berhabiata
didalam darah manusia atau protozoa yang dapat dideteksi dari pemeriksaan
darah, baik itu dari kelas flagelata (hemoflagelata) atau dari kelas sporozoa
(haemosporina). Dalam siklus hidupnya kedua kelas protozoa darah tersebut

xii
perlu hospes perantara/vector/host intermediate. Contohnya plasmodium dalam
siklus hidupnya manusia yang berperan sebagai hospes perantara dan nyamuk
Anopheles sebagai hospes devinitif nya. Dalam siklus hidupnya parasit
mengalami perubahan stadium, stadium didalam host devinitif berbeda dengan
stadium yang terdapat dalam host intermediet. Jenis-jenis Flagelata darah dan
jaringan ialah :
a. Trypanosoma sp
Parasit hidup didalam darah atau jaringan tubuh manusia dan hewan/vector
serangga lalat penghisap darah merupaan hospes perantaranya. Morfologi
umum sebagai berikut :
1. Parasit mempunyai 2 stadium yaitu stadium flagella yang langsing dan
stadium non flagella yang berbentuk bulat atau lonjong.
2. Inti berbentuk bulat atau lonjong umumnya sentral, fungsinya menyediakan
makanan bagi parasit (trophonukleus).
3. Kinetoplas adalah benda yang berbentuk bulat atau batang yang ukurannya
lebih kecil dari inti dan terletak didepan atau dibelakang inti. Kinetoplas terdiri
dari 2 baigan yaitu benda parabasal dan blefaroblas.
4. Falgel adalah cambuk halus yang berfungsi untuk bergerak yang keluar dari
blefaropias.
5. Undulating membrane ialah selaput yang terjadi karena flagel melingkar
badan parasit, sehingga terbentuk kurva-kurva yang jumlahnya tergantung
panjangnya badan sitoplasma.
Trypanosoma sp. Diagnose ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium
dan darah tepi, sumsum tulang stemum, cairan kelenjar limfe dan juga cairan
otak. Bahan/specimen tersebut dapat diperiksa langsung tanpa pewarnaan untuk
mengetahui gerakan parait aktif. Kemudian dilakukan pewarnaan giemsa untuk
mendiagnosa spesiesnya. Dapat juga dilakukan biakkan parasit atau inokulasi
parasit pada binatang percobaan.
b. Leishmania sp
Leishmania adalah flagelata yang tersebar luas didalam terdiri dari spesies

xiii
yang mempunyai morfologi yang mirip satu dengan yang lainnya sehingga
sukar dibedakan. Leishmana merupakan parasit obligat intraselular yang
ditularkan ke hospes mamalia melalui gigitan lalat pasir/ sand fly/ phlebotomus
yang terinfeksi. Identifikas leishmania ditegakkan dengan pemeriksaan
mikroskopis atau pemeriksaan darah dilakukan pembuatan sediaan darah tebal
dan sediaan darah tipis juga sumsum tulang yang dibiopsi, bahan biopsy limpa.

E. Sporozoa Darah
1. Plasmodium
Genus plasmodium adalah penyebab malaria yang mempunyai 2 tuan
rumah yaitu manusia sebagai host intermediet dan nyamuk anopheles
sebagai host devinitif. Plasmodium mempunyai 4 spesies penting yaitu :
- Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropica yang sering
menyebabkan penyakit malaria berat/otak dengan kematian.
- Plasmodium vivax, penyebab malaria tertian.
- Plasmodium malariae penyebab malaria quartana.
- Plasmodium ovale adalah jenis yang jarang dijumpai penyebab malaria
ovale.
- Sporozoa.
2. Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii penyebab toxoplasmosis merupakan penyakit
zoonosis yang dapat ditularkan dari binatang ke manusia. Sumber infeksi
yang utama adalah kucing (host devinitive) dan anggota lain dari family
felidae. Dalam tubuh manusia parasit terdapat didalam sel-sel system
retikoloendotel (res) dan juga didalam sel-sel parenkim. Berdasarkan
tempat hidupnya terdapat 2 bentuk yaitu bentuk ekstraseluler dan bentuk
intraseluler. Bentuk ekstraseluler seperti bulan sabit (tropozoit) yang
langsing dengan ujung yag satu runcing dan ujung lain tumpul. Bentuk

xiv
intraseluler bulat atau runcing sehingga sulit dibedakan dengan morfologi
dari leishmania. Dengan pulasan giemsa sitoplasma berwarna pucat
kebiruan. Inti berwarna merah. Diagnosis laboratorium dilakukan
pemeriksaan mikroskopis secara langsung atas hasil biopsy atau pugksi
dari otopsi jaringan yang diwarnai. Diagnoa laboratorium secara tidak
langsung dengan test serologi seperti : Test fiksasi komplemen, test
netralisasi antibody, test kulit toxoplasmin, tes warna methylen biru,
hemaglutinasi tak langsung (IHA) dan ELISA.

BAB III
METODE

A. Waktu Praktikum
Kegiatan praktikum dilakukan dilakukan pada hari Rabu, 01 februari 2023.

B. Tempat Praktikum
Di laboratorium Parasitologi Itkes WHS Samarinda.

C. Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan adalah: Mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes,
lidi. Bahan dan reagen yang digunakan adalah: Sampel feses, eosin.

D. Prosedur Kerja
1. Dipipet eosin dan teteskan pada objek glass.
2. Diambil sampel feses menggunakan lidi, dan letakkan diatas eosin dan
diaduk sampai merata.
3. Ditutup dengan cover glass.
4. Diamati dibawah mikroskop perbesaran 40x, perhatikan adanya protozoa
yang terlihat.

xv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Telur Taenia solium

B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan identifikasi protozoa pada sampel feses babi,
didapatkan protozoa cestode yaitu telur Taenia solium. Dari hasil identifikasi
tersebut, telur cacimh yang didapat merupakan cacing dengan klasifikasi
sebagai berikut: Kingdom: animalia, Filum: platyhelminthes, Kelas: cestoda,
Ordo: taenoidea, Famili: taenidae, Genus: taenia, Spesies: taenia solium.

xvi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Protozoa adalah hewan


yang bersel tunggal,
biasanya mikroskopis dan
sangat beraneka ragam.
Seperti Paramecium, Euglena
dan Monocystis.
2. Berdasarkan alat
geraknya, Protozoa dapat

xvii
dibedakan menjai 4 kelas,
yaitu Rhizopoda (kaki
semu), Flagellata (bulu
cambuk), Ciliata (Rambut
getar) dan Sporozoa (tidak
memliki alat gerak).
Protozoa adalah hewan-hewan  bersel tunggal, mempunyai struktur yang
lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri
dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran
tubuh Protozoa mikroskopis sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan
perkembangbiakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau
dalam tubuh hewan lain. Alat geraknya protozoa seperti pseudopodia,
flagellum, siliadanada yang tanpa alat gerak. Protozoa bergerak
dengan Flagella, Pseudopodia, silia atau bergerak sendiri da nada yang tanpa
alat gerak. Habitat protozoa terdapat pada di air tawar, air laut, tanah yang
lembab atau dalam tubuh hewan lain.

B. Saran
Diharapkan agar para dengan disusunnya makalah ini para mahasiswa
lebih memahami akan jenis-jenis protozoa.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1995. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Bunda, Halang dkk. 2013. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin:


FKIP UNLAM Banjarmasin.

Campbell, N.A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta. Erlangga.

Fried, George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta. Erlangga.

Rohmimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut.
Jakarta. Djambatan

19

Anda mungkin juga menyukai