Anda di halaman 1dari 19

Similarity Report ID: oid:29615:33318963

PAPER NAME

EKONOMI MAKRO KLP 1.docx

WORD COUNT CHARACTER COUNT

2827 Words 18911 Characters

PAGE COUNT FILE SIZE

15 Pages 127.3KB

SUBMISSION DATE REPORT DATE

Mar 30, 2023 11:01 PM GMT+8 Mar 30, 2023 11:01 PM GMT+8

30% Overall Similarity


The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
29% Internet database 3% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
13% Submitted Works database

Excluded from Similarity Report


Bibliographic material Quoted material
Cited material Small Matches (Less then 8 words)

Summary
MAKALAH

PEMERINTAH DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

DISUSUN OLEH
1. MUHAYMIN (2220203860202084)
2. FASLUR RAHMAN (2220203860202108)
3. HASLINA ( 2220203860202096 )
4
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2023
7
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah banyak memberikan
beribu-ribu nikmat kepada kita selaku umatnya. Rahmat beserta salam selalu kita curahkan kepada
junjungan kita, sang revolusioner, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya
yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berjudul “Pemerintah dalam ekonomi makro islam”
4 4
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam.

Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini, tidak menutup
kemungkinan terdapat kekeliruan. Maka dari itu, penulis sangat mengharap kritikan maupun saran
dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makala ini.
8
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya kepada
semua yang telah membaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Parepare, 28 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pemikiran tokoh muslim tentang pemerintah dalam ekonomi makro islam .......... 2
23
B. Peran pemerintah dalam sistem ekonomi islam ..................................................... 3
C. Tugas – tugas penting pemerintah dalam sistem ekonomi islam ........................... 5
13
D. Pemerintah dan lembaga hisbah ............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11

B. Saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, termasuk dalam
konteks negara yang menerapkan prinsip-prinsip Islam. Pada ekonomi makro Islam,
25
pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
ekonomi agar berjalan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Meskipun demikian, masih banyak
29
negara-negara yang menerapkan sistem ekonomi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam, seperti sistem kapitalis atau sosialis. Hal ini dapat berdampak pada ketidakseimbangan
ekonomi dan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan. Sebagai solusi, penerapan ekonomi
makro Islam yang menempatkan pemerintah sebagai pengatur ekonomi dapat menjadi
alternatif yang lebih baik.
Namun, meskipun konsep ekonomi makro Islam telah dikembangkan selama beberapa
dekade terakhir, masih banyak tantangan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut di dalam
kebijakan ekonomi negara. Beberapa tantangan tersebut meliputi kurangnya pemahaman dan
kesadaran tentang ekonomi makro Islam, kurangnya kebijakan dan regulasi yang mendukung,
serta resistensi dari sektor ekonomi yang kuat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang
lebih dalam tentang peran pemerintah dalam ekonomi makro Islam, serta tantangan dan
hambatan yang dihadapi dalam menerapkannya. Dengan mengetahui hal ini, diharapkan dapat
membantu pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan sistem ekonomi yang lebih
14
adil, berkelanjutan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
B. Rumusan Masalah
30
1. Bagaimana pemikiran tokoh muslim tentang pemerintah dalam ekonomi makro islam ?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam sistem ekonomi islam ?
3. Bagaimana tugas – tugas penting pemerintah dalam sistem ekonomi islam ?
4. Bagaimana pemerintah dan lembaga hisbah ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan pemikiran tokoh muslim tentang pemerintah dalam ekonomi makro islam.
2. Menjelaskan peran pemerintah dalam sistem ekonomi islam.
3. Menjelaskan tugas – tugas penting pemerintah dalam sistem ekonomi islam.
4. Menjelaskan pemerintah dan Lembaga hisbah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran Tokoh Muslim Tentang Pemerintah Dalam Ekonomi Makro Islam
22
1. Sayyid Abul A'la Maududi
Sayyid Abul A'la Maududi adalah seorang cendekiawan Muslim terkemuka dari
27
India dan pendiri Jamaat-e-Islami. Dia percaya bahwa pemerintah harus berperan
aktif dalam mengelola ekonomi untuk menjamin keadilan dan keberlangsungan
ekonomi. Maududi berpendapat bahwa Islam mendorong pemerintah untuk
mempromosikan kesejahteraan sosial dan ekonomi melalui redistribusi kekayaan
dan pelaksanaan kebijakan ekonomi yang adil.1
21
2. Muhammad Baqir al-Sadr
Muhammad Baqir al-Sadr adalah seorang cendekiawan Muslim dari Irak yang
terkenal dengan karyanya tentang ekonomi Islam. Dia menekankan pentingnya
peran pemerintah dalam ekonomi Islam dan percaya bahwa negara harus
memainkan peran utama dalam mengelola sektor-sektor kunci seperti energi,
transportasi, dan pertanian. Al-Sadr juga menyatakan bahwa pemerintah harus
mengendalikan inflasi dan mengawasi aktivitas perbankan untuk mencegah
penipuan dan spekulasi.2
14
3. M. Umer Chapra
M. Umer Chapra adalah seorang ekonom Muslim Pakistan yang terkenal dengan
4
karyanya tentang ekonomi Islam. Dia berpendapat bahwa pemerintah harus
memainkan peran aktif dalam ekonomi Islam dengan mengembangkan kebijakan
yang mendorong kesejahteraan sosial dan mengendalikan kekuatan pasar. Chapra
juga menyatakan bahwa negara harus mempromosikan kepemilikan yang adil dan
mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi melalui redistribusi kekayaan.3

119
Maududi, S. A. A. 2010. The Economic Problem of Man and Its Islamic Solution. Islamic Book Trust.
2
18
Sadr, M. B. 1980. Iqtisaduna: Our Economics (Vol. 1). Berkeley: Mizan Press.
3
Chapra, M. U. 1996. The Islamic Vision of Development in the Light of Maqasid al-Shariah. Islamic Foundation.
1
B. Peran Pemerintah Dalam Ekonomi Islam
Di dalam setiap sistem ekonomi, entah itu kapitalis atau sosial, peran pemerintah
senantiasa penting. Di dalam sistem ekonomi sosialis, peran pemerintah memiliki cakupan
1
yang luas, sedangkan di dalam sistem ekonomi kapitalis murni, peran pemerintah dibatasi
karena teori sistem kapitalis yang dikemukakan oleh Adam Smith hanya mengakui tiga
fungsi pemerintah:
1. “Fungsi pemerintah untuk menjaga keamanan dalam negeri dan pertahanan.”
2. “Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan keadilan.”
3. “Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan
oleh sektor swasta, seperti jalan, bendungan, dll.”
1
Umumnya dipahami bahwa tidak ada negara yang sepenuhnya menerapkan sistem
kapitalis murni di dunia. Dalam era modern, pemerintah harus memiliki peran yang lebih
besar dalam mengatur manajemen ekonomi negara. Adam Smith, yang dikenal sebagai
pencetus sistem kapitalis, hanya memberikan pandangan umum karena ia mengasumsikan
1
bahwa setiap individu dalam ekonomi kapitalis tahu apa yang terbaik untuk dirinya sendiri
dan akan bertindak sesuai dengan kepentingannya. Namun, dalam praktik, prinsip
1
kebebasan ekonomi dapat menyebabkan konflik kepentingan yang tidak selaras karena
tidak ada koordinasi yang menciptakan harmoni antara kepentingan masing-masing
individu. Oleh karena itu, pemerintah memainkan peran penting dalam mengatur,
meningkatkan, atau mengarahkan kegiatan sektor swasta. Dalam ekonomi modern, peran
pemerintah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu:
1. Peranan Alokasi
Dalam hal pasokan barang, terutama untuk barang publik yang tidak dipasok oleh
sektor swasta, peran pemerintah sangat penting. Meskipun tidak semua barang
dapat diperoleh melalui pasar dalam sistem ekonomi suatu negara. Maka dari itu,
pemerintah perlu menyediakan barang publik karena jika barang-barang tersebut
tidak dapat disediakan melalui mekanisme pasar, maka kegagalan pasar akan
terjadi. Barang-barang publik tidak memiliki sifat pengecualian seperti barang
pribadi sehingga manfaatnya tidak dapat dinikmati atau dimiliki secara eksklusif
1
oleh individu atau kelompok tertentu. Contoh barang publik adalah udara bersih,
jalan umum, dan jembatan. Tujuan dari kegiatan mengalokasikan faktor-faktor
produksi, barang, atau jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan individu maupun
masyarakat yang tidak dapat dipenuhi melalui mekanisme pasar, seperti
pendidikan, pertahanan, keamanan, dan keadilan. Dengan demikian, pemerintah
memiliki peran penting dalam menyediakan barang publik dan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
2. Peranan Distribusi
Peran distribusi adalah peran pemerintah sebagai distribusi pendapatan modal.
Tidak mudah bagi pemerintah untuk memainkan peran ini, karena distribusi ini
terkait erat dengan masalah keadilan. Sementara masalah keadilan terlalu
kompleks, karena keadilan adalah salah satu masalah yang dapat
dipertimbangkan oleh berbagai persepsi, pertanyaan tentang keadilan juga
tergantung pada visi keadilan masyarakat itu sendiri, karena keadilan adalah
masalah yang relatif dan dinamis. Kegiatan untuk mencapai redistribusi pendapatan
atau transfer pendapatan memberikan koreksi pada distribusi pendapatan yang ada
di masyarakat. Pemerintah dapat mengubah distribusi pendapatan masyarakat
secara langsung atau tidak langsung. Contoh langsung adalah perpajakan
progresif, yang mengenakan pajak yang relatif lebih tinggi pada orang kaya
dan relatif lebih sedikit pada orang miskin. Sedangkan contoh yang tidak
langsung seperti kebijakan pengeluaran pemerintah misalnya, pembangunan tipe
rumah sederhana dan sangat sederhana yang memiliki lebih banyak ransum rumah
mewah, untuk kelompok pendapatan tertentu, subsidi untuk petani pupuk, dll.
3. Peranan Stabilisasi
Peran stabilisasi adalah kegiatan yang menstabilkan ekonomi dengan
menggabungkan kebijakan dan kebijakan moneter dengan kebijakan lain seperti
kebijakan fiskal dan perdagangan untuk meningkatkan dan mengurangi
permintaan agregat untuk mempertahankan pengangguran penuh dan juga
menghindari inflasi. Peranan stabilisasi pemerintah dibutuhkan jika terjadi
gangguan dalam menstabilitaskan perekonomian, sperti: terjadinya deflasi,
inflasi, penurunan permintaan atau penawaran suatu barang, yang nantinya
masalah-masalah tersebut akan mengakibatkan timbulnya masalah lain secara
berturut-turut, seperti penganguran, stagflasi dan lain-lain.
11
Sementara itu, Barton menyebutkan peran utama pemerintah secara garis besar
adalah:
1. Peran alokasi sumber daya
Alokasi sumber daya merujuk pada bagaimana sumber daya diarahkan dan
digunakan dalam ekonomi, termasuk menentukan ukuran relatif sektor publik dan
11
swasta serta memberikan layanan dan barang publik kepada masyarakat..
2. Peran regulator
Peran regulasi mencakup pembuatan undang-undang dan peraturan yang
diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan bisnis dan kepentingan
masyarakat, termasuk perlindungan hak-hak pribadi. Ini bertujuan untuk
memberikan kerangka hukum yang jelas dan memfasilitasi aktivitas bisnis yang
berkelanjutan..
24
3. Peran kebijakan jaminan sosial
Kebijakan jaminan sosial memiliki peran penting dalam meningkatkan keadilan
20
sosial di suatu negara, termasuk pajak, transfer jaminan sosial, dan penyediaan
berbagai jenis barang publik yang diperlukan oleh masyarakat.
4. Peran mengelola ekonomi makro
Salah satu tujuan kebijakan ekonomi adalah meningkatkan stabilitas dan
1
kesejahteraan ekonomi suatu negara dengan mendorong pertumbuhan ekonomi
yang stabil, menciptakan lapangan kerja yang cukup, menjaga inflasi tetap rendah,
dan memastikan stabilitas dalam neraca pembayaran negara.4
C. Tugas – Tugas Penting Pemerintah Dalam Sistem Ekonomi Islam.
6
Tugas-tugas penting pemerintah dalam perekonomian adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi Faktor Utama Penggerak Perekonomian
Untuk menjaga perekonomian yang sehat, pemerintah harus memantau dan tidak
memperbolehkan melakukan praktik yang salah dalam jual beli, dan lain-lains. Tim
independen, seperti ahl al-hisbah, harus bertanggung jawab untuk mengontrol
instansi, pabrik, dan perusahaan lainnya untuk memastikan bahwa mereka tidak
memperoleh keuntungan yang tidak pantas dari masyarakat melalui penipuan atau

16
4
Ghafur, A., & Fadila, N. 2020. Peran Pemerintah dalam Ekonomi Islam. Iqtishodiyah: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Islam.
memanfaatkan kekurangpahaman dan ketidak-tahuan mereka. Praktik semacam itu
hanya memuaskan nafsu keserakahan dari individu-individu yang tidak memiliki
moral yang baik.
2
2. Menghentikan Muamalah yang diharamkan
Yang dimaksud dengan muamalah haram adalah berbagai bentuk muamalah yang
diharamkan karena berlawanan dengan asas-asas islam, yang berdiri di atas moral
dan terjaganya kemaslahatan umum seperti riba dan penimbunan dan monopoli.
Islam sangat memerhatikan perekonomian umat, oleh sebab itu islam menetapkan
adanya jaminan dalam melindungi harta benda setiap orang, agar tidak digunakan
dengan sia-sia atau secara royal. Islam benar-benar melarang penggunaan harta
dengan keji dalam perekonomian bangsa. Terhadap kaum penimbun, negara
diwajibkan untukmemeranginya dengan tegas dan keras, bahkan diperbolehkan
mengeluarkan dengan paksa barang-barang yang disimpannya, lalu dijual kepada
orang-orang yan memerlukannya dengan harga yang sedang dan pantas serta
keuntungan yang wajar.
3. Mematok Harga kalau Dibutuhkan
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli fiqh mengenai keabsahan
6
mematok harga. Sebagian dari mereka mengharamkannya dengan alasan terdapat
beberapa nash yang melarang pematokan harga, seperti riwayat Anas dari Rasul
SAW. Berdasarkan hadis ini, dapat disimpulkan bahwa mematok harga dianggap
sebagai perilaku kedzaliman dan dilarang dalam Islam. Namun, tidak ada
26
perbedaan pendapat mengenai hal ini. Kondisi sosial pada masa Rasulullah berbeda
dengan kondisi sosial saat ini, yang berdampak pada keberadaan pembeli dan
6
penjual dalam pasar. Pada masa Rasulullah, posisi penjual mungkin lebih lemah,
sehingga pematokan harga dapat memberatkan mereka. Namun, pada masa
sekarang, posisi penjual mungkin lebih kuat dalam banyak hal. Oleh karena itu,
mematok harga tidak selalu merugikan penjual, tergantung pada posisi dan
kekuatan masing-masing pihak dalam pasar. Dalam Islam, negara tidak boleh
mencampuri pasar dengan memaksa penjual menjual barang pada harga yang tidak
2
diinginkan atau memihak salah satu pihak dalam transaksi. Islam menganjurkan
agar harga ditentukan oleh mekanisme pasar yang sesuai dengan kekuatan
permintaan dan penawaran.
2
Dalam beberapa situasi tertentu, pemerintah diizinkan untuk menggunakan
kebijakan penetapan harga. Hal ini terutama diperlukan jika pemerintah percaya
bahwa kebijakan tersebut akan lebih adil bagi rakyatnya. Kebijakan penetapan
harga dapat mencegah ketidakadilan yang mungkin terjadi dalam situasi di mana
ada monopoli atau manipulasi harga. Pemerintah hanya boleh melakukan kontrol
dan menetapkan harga jika terjadi distorsi atau ketidaksempurnaan pasar. Beberapa
2
ahli juga berpendapat bahwa penetapan harga dapat diterapkan pada barang-barang
2
yang dihasilkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti BBM, listrik,
telepon, air bersih, dan lain sebagainya.
Dari situasi yang terjadi sekarang dan berbagai pertimbangan, perlu
dibedakan antara pematokan harga yang menyebabkan ketidakadilan, yang jelas-
jelas dilarang secara hukum, dan pematokan harga yang tidak menyebabkan
2
ketidakadilan. Pematokan harga yang tidak mengandung unsur ketidakadilan,
bahkan dapat menciptakan keadilan bersama dan manfaat bersama, jelas sah secara
2
hukum bahkan mungkin diwajibkan. Itu sebabnya banyak ulama saat ini membagi
pematokan harga menjadi dua kategori: pematokan harga yang haram karena
mengandung unsur ketidakadilan dan pematokan harga yang sah karena dapat
membawa manfaat bersama.5
3
D. Pemerintah Dan Lembaga Hisbah
1. Lembaga hisbah
a. Definisi Hisbah
Hisbah berasal dari bahasa Arab, berakar kata ha-saba yang mempunyai makna
cukup bervariasi, seperti memperhitungkan, menaksir, mengkalkulasi, memikirkan,
opini, pandangan dan lain-lain. Secara harfiyah (etimologi) hisbah berarti melakukan
suatu tugas dengan penuh perhitungan.
Sedangkan secara singkat Imam Al-Mawardy mendefenisikan bahwa secara
etimologi berkisar pada memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar

17
5
Hidayatullah, I. 2015. Peran Pemerintah Di Bidang Perekonomian Dalam Islam. Dinar: Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan Islam.
5
ma‟ruf nahi mungkar). Sedangkan makna terminology adalah memerintahkan
kebaikan apabila ada yang meninggalkannya dan melarang kemungkaran apabila ada
yang mengerjakannya.
Hisbah adalah sebuah institusi keagamaan yang berada di bawah kendali
pemerintahan dan bertugas mengawasi perilaku masyarakat agar tetap patuh pada
kewajibannya. Fungsinya adalah untuk menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan
aturan, mencegah masyarakat melakukan tindakan yang salah, dan memastikan bahwa
15
masyarakat tetap berada pada jalur yang benar. Tujuan utama Hisbah adalah untuk
menjaga kelestarian lingkungan masyarakat dari kerusakan, mempertahankan
ketertiban, serta memastikan kesejahteraan masyarakat dalam hal keagamaan dan
perilaku sehari-hari sesuai dengan hukum Allah.
5
Berdasarkan definisi tersebut, setidaknya ada tiga poin penting mengenai institusi
hisbah, yaitu:
 “Bahwa hisbah adalah sebuah lembaga (departemen) yang secara khusus
dibentuk oleh pemerintah.”
 “Tugas utamanya adalah melakukan amar makruf nahi mungkar.”
 “Tugas hisbah yang lebih spesifik adalah mengawasi berbagai kegiatan
ekonomi di pasar, menjaga mekanisme pasar berjalan normal dan tidak
terdistorsi, dan melakukan tindakan korektif ketika terjadi distorsi pasar.”
b. Landasan hukum hisbah
31
 Al-Qur’an An-Nahl : 90
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.”
 Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya.
Jika ia tidak bisa, maka rubahlah dengan mulutnya. Jika ia tidak bisa juga, maka
dengan hatinya, dan itu adalah selemahlemahnya iman”6

3
6
Rakhmawati, A. R. A. 2016. Implementasi Lembaga Hisbah Dalam Meningkatkan Bisnis Islami. MALIA: Jurnal
Ekonomi Islam.
2. Lembaga hisbah di Indonesia
 “Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dewan Pengawas Syariah merupakan sekelompok pakar syariah yang dipilih
oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi dari Majelis Ulama
Indonesia.Tugas utama mereka adalah memberikan nasihat dan saran kepada
direksi perusahaan serta memantau kegiatan perusahaan agar sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.”
12
 Komite Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU)
“KPPU merupakan sebuah lembaga independen yang didirikan dengan tujuan
untuk memantau dan mengawasi kegiatan di pasar terkait pelarangan praktek
monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. KPPU bertanggung jawab
secara langsung kepada Presiden dan merupakan Komite Pengawasan dan
Persaingan Usaha).”
 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
“BPOM merupakan sebuah instansi pemerintah yang bertanggung jawab
sebagai pengawas produk makanan dan minuman yang tersedia di pasar.
BPOM juga bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam
bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan aturan hukum yang
berlaku. Lingkup pengawasan Obat dan Makanan meliputi obat-obatan, bahan
obat, narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen
kesehatan, kosmetik, serta produk pangan yang telah diolah.”
 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
“Sebuah organisasi dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat kesadaran kritis
konsumen tentang hak dan tanggung jawab mereka, sebagai bagian dari upaya
melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.”
 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
“BPSK adalah sebuah badan yang beroperasi di setiap Daerah Tingkat II
kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, yang memiliki tugas untuk
menyelesaikan perselisihan konsumen yang tidak diselesaikan melalui
pengadilan umum. BPSK diberi kewenangan untuk memeriksa kebenaran
laporan dan keterangan dari para pihak yang terlibat dalam perselisihan,
meminta bukti seperti tanda bayar, tagihan atau kuitansi, hasil uji laboratorium
atau bukti-bukti lainnya. Keputusan yang diambil oleh Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) bersifat mengikat dan merupakan penyelesaian
akhir bagi para pihak yang bersengketa.”7

12
7
http://hes.unida.gontor.ac.id/apa-saja-sih-lembaga-hisbah-di-indonesia/
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ekonomi makro Islam, pemerintah memiliki peran penting sebagai regulator
dan fasilitator dalam menjamin terciptanya sistem ekonomi yang adil dan berkeadilan.
2
Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
syariah, mengatur kebijakan fiskal dan moneter, dan melindungi hak-hak ekonomi rakyat.
Selain itu, pemerintah juga harus memastikan adanya infrastruktur yang memadai untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam hal transportasi, komunikasi, dan
energi. Pemerintah juga dapat memberikan insentif untuk mendorong sektor-sektor yang
dianggap strategis bagi ekonomi, seperti sektor pertanian dan industri.
Namun, dalam melaksanakan peran tersebut, pemerintah harus tetap
memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti keadilan, keseimbangan, dan
keberpihakan kepada kaum dhuafa. Pemerintah juga harus berupaya untuk menghindari
praktik-praktik korupsi dan memastikan keadilan dalam pengelolaan sumber daya publik.
Secara keseluruhan, pemerintah dalam ekonomi makro Islam harus menjaga keseimbangan
antara kepentingan ekonomi, sosial, dan moral dalam upaya mencapai tujuan
28
pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan bagi seluruh rakyat.
9
B. Saran
Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan pada makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
10
Dalam menulis makalah ini pemakalah sangatlah dangkal pengetahuannya, apalagi
masalah ini merupakan hal yang paling penting yang harus diketahui oleh seluruh manusia.
Oleh sebab itu, penulis sangat berharap kiranya ada masukan dan tambahan untuk
menyempurnakan isi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ghafur, A., & Fadila, N. 2020. Peran Pemerintah dalam Ekonomi Islam. Iqtishodiyah: Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Hidayatullah, I. 2015. Peran Pemerintah Di Bidang Perekonomian Dalam Islam. Dinar: Jurnal
Ekonomi Dan Keuangan Islam.

Rakhmawati, A. R. A. 2016. Implementasi Lembaga Hisbah Dalam Meningkatkan Bisnis Islami.


MALIA: Jurnal Ekonomi Islam.

http://hes.unida.gontor.ac.id/apa-saja-sih-lembaga-hisbah-di-indonesia/

Maududi, S. A. A. 2010. The Economic Problem of Man and Its Islamic Solution. Islamic Book
Trust.

Sadr, M. B. 1980. Iqtisaduna: Our Economics (Vol. 1). Berkeley: Mizan Press.

Chapra, M. U. 1996. The Islamic Vision of Development in the Light of Maqasid al-Shariah.
Islamic Foundation.
Similarity Report ID: oid:29615:33318963

30% Overall Similarity


Top sources found in the following databases:
29% Internet database 3% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
13% Submitted Works database

TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.

core.ac.uk
1 4%
Internet

knks.go.id
2 3%
Internet

jurnal.yudharta.ac.id
3 2%
Internet

coursehero.com
4 2%
Internet

mymakalahekonomi.blogspot.com
5 2%
Internet

journal.trunojoyo.ac.id
6 2%
Internet

mutiaraazura.blogspot.com
7 1%
Internet

azkaquotes.blogspot.com
8 1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:29615:33318963

widday.blogspot.com
9 1%
Internet

jejakpendidikan.com
10 1%
Internet

ejournal.iainbengkulu.ac.id
11 <1%
Internet

ejournal.kopertais4.or.id
12 <1%
Internet

ghufron-dimyati.blogspot.com
13 <1%
Internet

scribd.com
14 <1%
Internet

e-campus.iainbukittinggi.ac.id
15 <1%
Internet

ejournal.inzah.ac.id
16 <1%
Internet

journal.afebi.org
17 <1%
Internet

conference.kuis.edu.my
18 <1%
Internet

Institute of Graduate Studies, UiTM on 2016-12-23


19 <1%
Submitted works

sinta.unud.ac.id
20 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:29615:33318963

eksis.ditpsmk.net
21 <1%
Internet

archive.org
22 <1%
Internet

Open University Malaysia on 2010-02-21


23 <1%
Submitted works

Universitas Mercu Buana on 2017-06-13


24 <1%
Submitted works

cintaptik.wordpress.com
25 <1%
Internet

adoc.pub
26 <1%
Internet

ahmadrofai.files.wordpress.com
27 <1%
Internet

docobook.com
28 <1%
Internet

geotimes.co.id
29 <1%
Internet

ojs.unsulbar.ac.id
30 <1%
Internet

sjuriablog.wordpress.com
31 <1%
Internet

Sources overview

Anda mungkin juga menyukai