Anda di halaman 1dari 2

Teologi Iman berdasarkan Ibrani pasal 3-4

Dalam ibrani 3 dan 4 penulis berpendapat Yesus lebih unggul dari Musa yang
memimpin bangsa Israel dipadang gurun dan membangun Kemah Suci. Yesus juga
Pemimpin umat Allah, didalam Dia kita melihat Yesus bukan hanya membangun
Kemah tetapi seluruh Ciptaan.
Kemudian penulis menceritakan kembali kisah dimana orang Israel memberontak
dipadang gurun, dan mereka kehilangan kesempatan untuk masuk ke tanah
Perjanjian. Sehingga muncul lah peringatan kedua Jika Yesus lebih besar daripada
Musa. Seberapa lebih besarnya taruhan jika kita memberontak melawan Dia.

JIKA KITA ... BERPEGANG PADA KEPERCAYAAN DAN PENGHARAPAN.


Nas : Ibr 3:6
Pernyataan-pernyataan bersyarat dalam kitab ini perlu diperhatikan (lih. Ibr 2:3;
3:6,14; 10:26), karena semuanya mengingatkan bahwa keselamatan kita itu
bersyarat.
1) Keamanan orang percaya terpelihara jikalau ia bekerja sama dengan kasih karunia
Allah dengan cara bertekun dalam iman dan kekudusan hingga pada akhir hidup di
dunia ini. Kebenaran ini ditekankan oleh Kristus (Yoh 8:31; Wahy 2:7,11,17,25-26;
3:5,11-12,21) dan merupakan nasihat yang diulang-ulang dalam surat ini (Ibr 2:1;
3:6,14; 4:16; 7:25; Ibr 10:34-38; 12:1-4,14).
2) Kepastian keselamatan bagi anggota gereja yang berbuat dosa dengan sengaja,
yang begitu lazim di beberapa kalangan dewasa ini, tidak disebut sama sekali dalam
PB (Wahy 3:14-16;Luk 12:42-48;Yoh 15:6).

DIANGGAP KETINGGALAN ... PERHENTIAN-NYA


Ibr 4:1
Berhenti bertekun dalam iman dan ketaatan kepada Yesus mengakibatkan kegagalan
untuk mencapai perhentian kekal di sorga sebagaimana dijanjikan (bd. Ibr 11:16;
12:22-24).
1) Frasa "baiklah kita waspada" diucapkan dengan mengingat kemungkinan yang
mengerikan ini dan hukuman Allah.
2) Bertekun di dalam iman menuntut bahwa kita terus mendekatkan diri kepada
Allah oleh Kristus dengan keteguhan hati yang sungguh-sungguh (ayat Ibr 4:16;
7:25).

MASUK KE TEMPAT PERHENTIAN-KU.


Nas : Ibr 4:3
Hanya kita yang mempercayai berita keselamatan dari Kristus yang memasuki
perhentian rohani yang disediakan Allah. Kristus mengambil alih segala beban dan
dosa kita serta memberikan "perhentian" pengampunan, keselamatan, dan Roh-Nya
kepada kita (Mat 11:28). Akan tetapi, dalam hidup ini perhentian kita hanya sebagian
saja karena kita masih menjadi musafir yang mengembara di dalam dunia yang keras
ini. Seorang lepas seorang, pada saat kita meninggal di dalam Tuhan, kita memasuki
perhentian-Nya yang sempurna di sorga
(Ibr 4:9 berikut).

DENGAN PENUH KEBERANIAN MENGHAMPIRI TAKHTA KASIH KARUNIA.


Ibr 4:16
Karena Kristus dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita (ayat Ibr 4:15), kita
dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta sorgawi, karena mengetahui
bahwa doa dan permohonan kita diterima dan diinginkan oleh Bapa di sorga (bd. Ibr
10:19-20). Tempat itu disebut "takhta kasih karunia" karena dari takhta itu mengalir
kasih, pertolongan, kemurahan, pengampunan, kuasa rohani, pencurahan Roh
Kudus, karunia-karunia rohani, buah roh, dan semua yang kita perlukan dari Allah.
Salah satu berkat terbesar dari keselamatan ialah bahwa Kristus kini merupakan
Imam Besar kita yang membuka jalan langsung ke hadapan Dia sehingga kita selalu
dapat meminta bantuan yang kita perlukan.

Anda mungkin juga menyukai