Anda di halaman 1dari 6

2099

Perkembangan teknologi dan kecerdasan manusia berkembang sangat


pesat hingga pada tahun 2099, banyak hal yang kita anggap tidak mungkin,
dianggap wajar pada tahun itu. Seperti menjelajah waktu. Orang-orang pada tahun
itu sudah tidak kaget ketika mendengar kata time travel. Karena hampir semua
orang sudah mempunyai alat untuk melakukan time travel. Tetapi Nathan dan
Nicco mempunyai tekad yang besar untuk menjadi orang yang kaya raya.
Sehingga mereka memanfaatkan alat penjelajah waktu untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya.

“Nicco, bangun! Mataharinya udah diatas lu masih tidur aja.” Ucap


Nathan sambil sibuk membaca berita di komputernya. “Iya iya ah, lagian hari ini
kita di rumah doang.” Nicco menjawab sambil mengganti posisi tidurnya.”Kata
siapa? Kita tuh butuh duit lebih banyak buat upgrade alat penjelajah waktu kita.”
Saut Nathan. “Ah buat apasih? Lagian udah cape juga minggu lalu kita balik ke
jaman dinosaurus buat nyari foto dinosaurus yang paling unik, toh kita udah dapet
juga fotonya velociraptor.” Jawab nicco dengan nada tinggi. “Maka dari itu nic,
foto velociraptor yang kita ambil kemaren udah dibeli salah satu kolektor terkaya
di kota kita, dia beli fotonya dengan harga 7 milyar.” Jawab Nathan. “Yaudah sih
jadi kita udah punya banyak duit, buat apa lagi kita harus upgrade alat penjelajah
waktunya?” Jawab Nicco sambil bangun dari tempat tidurnya. Nathan memutar
kursinya ke arah Nicco “Nic, ini udah tahun 2099. Semua orang produktif disini,
gaada yang males-malesan. Mending kita cari duit lebih banyak lagi sampai kita
udah bener bener kaya dan abis itu terserah kita mau ngapain.” “Yaudah yaudah,
iya kita cari duit lebih banyak lagi. Kita mau cari foto apa sekarang yang kira-kira
bisa dijual mahal?.” Jawab Nicco mulai setuju dengan pendapat Nathan. “Oke jadi
gini. Kolektor yang beli foto kita kemarin, dia muji foto kita karna hasilnya bagus
dan itu foto asli pertama velociraptor. Nah, dia bakal bayar kita 14 milyar yang
mana itu jumlahnya dua kali lipat dari hasil foto kemarin. Tapi dia kasih satu job
buat kita.” Jawab Nathan berdiri dari tempat duduknya. “Job apa emangnya yang
bikin dia mau ngasih duit 14 milyar buat kita?” Nicco bertanya sambil
menyeruput coklat panas di samping tempat tidurnya. “Lo tau zaman kerja rodi
kan? Ada beberapa foto kerja rodi di internet, tapi itu semua hitam putih dan
kualitasnya jelek.” Jawab Nathan. “Iyaa tau. Jangan bilang kalo si kolektor itu
minta kita buat….” Jawab Nicco. “Yapp bener, dia minta kita buat ngambil foto-
foto di zaman itu tapi dengan kualitas bagus dan berwarna. Kalo dia suka sama
hasil fotonya, baru dia bakal bayar kita 14 milyar.” Jawab Nathan dengan
semangat. “Hah! Udah gila apa! Buat duit 14 milyar lo nekat taruhin nyawa kita
berdua?” Nicco kaget sontak mulutnya terbuka lebar. “Nic tenang dulu, 14 milyar
itu buat satu foto. Coba kalo banyak foto yang kita ambil dan hasilnya bagus, si
kolektor bisa beli lebih dari satu foto dan otomatis bayarannya lebih dari 14
milyar.” Nathan menjawab dengan tenang. “Ya sama aja kita bisa mati dan ga
balik lagi kalo kita ketahuan menyelinap dan ambil foto disana.” Nicco masih
menolak. “Nic, pengalaman kita udah banyak. Selagi kita taat aturan time travel
kita pasti bakal selamat kok, aman pokoknya.” Nathan mencoba meyakinkan
Nicco. “Hm, yaudah iya deh. Gini amat pengen kaya raya.” Jawab Nicco mulai
setuju kepada Nathan. “Nah gitu dong, oke kalo gitu empat hari lagi kita
berangkat ya?” saut Nathan sambil menepuk bahu Nicco. “Iyaa empat hari lagi
kita berangkat, kita siapin dulu apa yang perlu dibawa.”

Jam 12 siang di hari Rabu tepatnya empat hari setelah mereka bersiap-
siap, Nathan dan Nicco mulai berangkat menuju tahun 1808. “Nic, kita harus taat
sama aturan time travel. Kalau lo ngelanggar salah satu aturannya, lo gabisa balik
ke masa sekarang lagi. Inget ya, jangan berbicara kepada siapapun, jangan
menyentuh apapun, dan jangan sampai menjadi pusat perhatian.” Ucap Nathan.
“Iya Nat gue tau kok, yaudah dalam waktu 6 jam kita ketemu lagi disini ya.”
Jawab Nicco sambil memakai alat penjelajah waktunya. Mereka berdua secara
bersamaan menekan tombol berwarna biru yang bersinar di alat mereka. Pertanda
time travel segera dimulai.

Waktu seakan-akan berhenti. Nathan dan Nicco seperti terhisap ke arah


portal yang mengantar mereka ke tahun 1808. Dalam sekejap, mereka tidak
merasakan gravitasi. Matanya dimanjakan dengan cahaya warna warni yang
membentuk sebuah jalur di sekeliling mereka. Sebuah cahaya besar berwarna
putih mulai mengambil alih perhatian. Mereka perlahan-lahan melayang
mendekati cahaya putih yang besar itu. Perlahan mereka mendengar dengan
samar, suara orang-orang dengan bahasa yang tidak mereka pahami tetapi
terdengar seperti bahasa Belanda, dan juga suara orang-orang pribumi yang
kelelahan meminta waktu untuk beristirahat. Nathan dan Nicco mulai memasuki
cahaya putih yang besar itu dan mereka sudah sampai ke tujuan mereka di zaman
kerja rodi, tahun 1808.

Agar foto yang mereka dapatkan bisa lebih banyak, Nathan dan Nicco
memutuskan untuk berpencar. Seperti biasa, Nathan melakukan semua tugasnya
dengan profesional, tidak ada seorang pun yang menyadari keberadaan Nathan.
Sedangkan di sisi lain, Nicco yang ceroboh bersembunyi dibalik batu besar yang
terletak 20 meter dari tempat kerja rodi dilakukan. Nicco lupa mematikan flash
kameranya sehingga semua mata langsung tertuju ke arah Nicco.

Beberapa tentara Belanda berjalan pelan mendekati batu besar didepan


Nicco. Nicco ketakutan, keringatnya membahasi telapak tangannya. Tanpa pikir
panjang, Nicco berlari menjauhi tempat kerja rodi. Tentara belanda menyadari ada
orang asing disana dan langsung mengejarnya. Dengan kamera di tangan
kanannya, Nicco berlari sekuat tenaga. Meskipun tidak tahu arah, tidak sia-sia
Nicco rajin berolahraga tiap akhir minggu sehingga dia tidak mudah kelelahan.

Rasa paniknya membuat Nicco berlari menuju daerah perkampungan.


Tentara Belanda tidak berhenti mengejar Nicco. Nicco berlari dengan sangat
cepat, sehingga tentara Belanda yang mengejarnya sudah tertinggal jauh.
Mengetahui hal itu, Nicco memutuskan untuk beristirahat dan bersandar di rumah
kecil di ujung perkampungan. Baru sebentar mengatur nafasnya, pintu rumah
terbuka, seorang perempuan menarik tangan Nicco dan membawanya masuk ke
dalam rumah. “Maaf aku bukan orang sini, biarkan aku, aku tidak berniat
membuat masalah disini.” Nicco panik ketakutan dan itu adalah kalimat pertama
yang spontan terucap dari mulutnya. “Aku tau kok, aku sudah lihat kamu dari
kejauhan. Justru ini aku menolongmu untuk bersembunyi dari kejaran tentara
Belanda.” Ucap perempuan itu sambil menutup pintu rumahnya. Saat perempuan
itu berbalik badan, Nicco terkejut melihatnya. Rambut hitamnya terurai sampai ke
bahu. Wajah dan kulitnya bersih kuning langsat. Hidung mancung dan bibir kecil
yang merah alami. Sepasang mata hitam kecoklatan yang bersinar membuat Nicco
jatuh cinta hanya dengan memandangnya.

“Siapa namamu? Aku Lily, panggil aku Lily.” Ucap perempuan itu. “Lily..
nama yang bagus.” Ucap Nicco sambil melamun memandang mata Lily. “Maaf,
aku bertanya. Kamu siapa?” Ucap Lily sambil melambaikan tangannya.” “Eh
maaf, ehmm.. Aku Nicco” Jawab Nicco sambil mengusap matanya. “Wow
namamu modern juga ya, aku jadi penasaran asalmu dari mana?” Lily bertanya
kepada Nicco. ”Jangan terkejut dengan jawabanku ya, sebenarnya aku bukan dari
sini. Aku datang dari masa depan, tepatnya tahun 2099. Tidak apa-apa kalau kamu
tidak percaya.” Jawab Nicco. “Oh begitu ya, lagi pula aku percaya kok kalau
kamu memang benar-benar dari masa depan. Benda aneh bersinar seperti gelang
di tangan kirimu itu terlihat sangat canggih dan modern, jadi mungkin saja kalau
kamu itu datang dari masa depan.” Ucap Lily kepada Nicco. “Ah soal gelang ini
ya, aku bingung bagaimana mau menjelaskannya ke kamu Lily.” Ucap Nicco
sambi menghembuskan nafasnya. “Kamu terlihat kelelahan, tidak apa-apa. Kamu
bisa beristirahat dulu di rumahku, aku akan membuatkanmu makanan dan
minuman.” Ucap Lily dengan senyum lembutnya. “Benarkah? Terimakasih
banyak Lily, maaf kalau malah merepotkan.” Ucap Nicco sambil mengusap
keringat di rambutnya. “Tidak merepotkan kok, kamu tidur saja dulu nanti akan
aku bangunkan kalau sudah waktunya makan malam.” Jawab Lily sambil berjalan
ke arah dapur.

Waktu makan malam tiba. Lily membangunkan Nicco dan mereka berdua
segera menyantap hidangan makan malam di rumah Lily.

“Oiya Nicco. Kamu bilang kan kamu datang dari tahun 2099, aku jadi
pengen tahu dunia di tahun itu seperti apa.” Ucap Lily. “Di tahun 2099, banyak
pekerjaan manusia yang tergantikan oleh robot, alat-alat sudah menjadi sangat
canggih, ada mobil terbang, dan bahkan di tahun itu penjelajah waktu juga sudah
dianggap wajar karena hampir semua orang mempunyai alat penjelajah waktu.”
Nicco menjelaskan sambil mengunyah makanan di mulutnya. “Wahh pasti keren
banget ya, aku pengen deh mencoba mesin waktumu untuk menelusuri tahun itu.”
Jawab Lily. “Kamu bisa kok menelusuri tahun 2099 dengan menggunakan gelang
ini, disana ada temanku, Nathan. Dia sangat dewasa dan bijak. Jadi aku yakin
Nathan bisa menemanimu disana.” Ucap Nicco sambil memakaikan gelang ke
tangan Lily yang putih bersih.

Tanpa pikir panjang, Lily mau untuk menelusuri tahun 2099. Nicco
menekan tombol berwarna biru yang bersinar pada gelang yang dipakai Lily.
Pertanda time travel segera dimulai. “Lily, hati-hati ya. Kamu pasti akan suka
dengan tahun itu.” Ucap Nicco.

Waktu seakan-akan berhenti. Lily, seperti terhisap ke arah portal yang


mengantarnya ke tahun 2099. Dalam sekejap, Lily tidak merasakan gravitasi.
Matanya dimanjakan dengan cahaya warna warni yang membentuk sebuah jalur
di sekelilingnya. Sebuah cahaya besar berwarna putih mulai mengambil alih
perhatian. Lily perlahan-lahan melayang mendekati cahaya putih yang besar itu.
Perlahan Lily mendengar dengan samar, suara mesin-mesin yang canggih dan
juga suara robot yang berbicara dimana-mana. Lily mulai memasuki cahaya putih
yang besar itu dan dia sudah sampai ke tujuannya, tahun 2099.

“Siapa kamu? Kemana temanku?” Teriak Nathan kaget sambil


menodongkan pistol laser ke arah Lily. “Hey tenang dulu, namaku Lily. Aku tahu
kamu pasti Nathan. Oiya, temanmu Nicco dia masih ada di tahun dimana aku
tinggal, tahun 1808.” Ucap Lily. “Bagaimana kamu bisa tau namaku dan temanku
Nicco?” Nathan bertanya. “Sudah pasti aku tahu, dia yang memberiku izin untuk
memasuki tahun ini.” Jawab Lily. Pistol laser yang dipegang Nathan terjatuh, ia
kaget mendengar apa yang dikatakan Lily. “Nicco.. dia pasti sudah melanggar
aturan.” Ucapnya sambil meneteskan air mata. “Melanggar aturan? Maaf, apa
maksudnya?” Lily bertanya. “Ada aturan yang harus ditaati saat orang melakukan
penjelajahan waktu. Jika ada satu saja aturan yang dilanggar, orang itu tidak bisa
kembali ke masa asli dimana dia hidup.” Jawab Nathan dengan air mata yang
mulai mengucur deras. “Hah? Berarti Nicco, dia sudah tidak bisa kembali ke
tahun ini? Dan dia akan hidup di tahun dimana aku tinggal?” Ucap Lily yang
kaget mendengar perkataan Nathan. “Kamu benar Lily, Nicco akan hidup di tahun
kamu tinggal. Dan kamu juga akan hidup di tahun ini, kamu tidak bisa kembali ke
tahun asal kamu.” Ucap Nathan yang masih menangis.
Lily dan Nathan hidup di tahun itu, tahun 2099 yang canggih. Sedangkan
Nicco, dia hidup sendiri di tahun 1808. Tidak ada yang tahu bagaimana kabar dia
sekarang. Nicco dianggap sudah hilang karena melanggar aturan time travel.

~ TAMAT ~

Anda mungkin juga menyukai