Makalah Pusat Dan Cabang
Makalah Pusat Dan Cabang
Disusun oleh :
Aisy Ridha Nurul Haq 24022117111
Mardiana Al Husni 24022117129
Riekeu Neviyanti 24022117115
Rinanda Ghaida Purnama 24022117123
UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Hubungan Antara Kantor Pusat Dan Cabang – Prosedur Umum.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Erik Kartiko, S.E., M.Si.,
Ak yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perbedaan Agen Dan Cabang…………………………………………….2
B. Operasi Agen Penjual…………………………………………………….2
C. Akuntansi Untuk Agen Penjual…………………………………………..3
D. Operasi Cabang…………………………………………………………..6.
E. Akuntansi Untuk Cabang………………………………………..……….7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan kantor pusat dan cabang – prosedur umum?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hubungan kantor pusat dan cabang – prosedur umum.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL
Agen penjual pada khususnya tidak membutuhkan penyelenggaraan
seperangkat buku yang lengkap. Biasanya agen penjual sudah cukup dengan
penyelenggaraan ikhtisar penerimaan dan pengeluaran dana kerja serta catatan
penjualan kepada pelanggan. Ikhtisar pengeluaran dana kerja yang disertai dengan
bukti pendukung dalam bentuk voucher yang dibayar dikirimkan ke kantor pusat.
Apabila manajer local atau tenaga penjual local diberi imbalan sesuai dengan
volume penjualan yang diselesaikan, maka catatan penjualan mendukung
informasi ini.
Dalam penggunaan system imprest untuk dana kerja agen penjual, kantor
pusat menulis selembar cek kepada agen penjual sebesar dana kerja. Pembentukan
dana ini dicatat dalam buku kantor pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja
agen penjual dan mengkredit perkiraan Kas. Agen penjual akan meminta
pengisian-kembali dana kerja jika dana ini sudah menipis dan juga tiap akhir
periode fiskal. Permintaan ini biasanya disertai dengan laporan pengeluaran pos
per pos dan otentik serta voucher yang dibayar. Pada pengiriman cek kepada agen
penjual untuk mengisi-kembali dana kerja, kantor pusat mendebet perkiraan beban
atau perkiraan lainnya, yang menunjukkan pengeluaran dari dana dan mengkredit
perkiraan Kas.
Apabila kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain daripada uang kas kea
gen menjual, maka kantor pusat mendebet perkiraan aktiva yang ditetapkan pada
agen penjual, seperti “Perabotan Agen Penjual”, “Contohan Agen Penjual”; dan
“Supplies Agen Penjual” serta mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan
untuk harga pokok barang yang dikirimkan.
Kantor pusat dapat mencatat transaksi agen penjual dalam perkiraan
pendapatan dan perkiraan beban yang digunakan untuk transaksinya sendiri, jika
tidak dikehendaki pemisahan ikhtisar operasi agen penjual. Setelah perkiraan ini
ditutup, maka perkiraan ikhtisar rugi-laba melaporkan hasil operasi gabungan.
3
Jika kantor pusat ingin menetapkan laba bersih masing-masing agen
penjualannya dan laba bersihnya sendiri, maka kantor pusat dapat
menyelenggarakan perkiraan pendapatan dan beban tersendiri untuk masing-
masing unit penjualan. Catatan pelengkap mengenai harga pokok penjualan yang
dijual oleh masing-masing unit penjualan juga harus diselenggarakan. Catatan
pelengkap ini memberikan data-data untuk penyusunan ayat-ayat jurnal yang
membebani masing-masing agen penjual dan kantor pusat dengan harga pokok
barang yang ditetapkan pada masing-masing penjualan.
Ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mendapat pembentukan agen
penjualan dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat kegiatan unit penjualan ini
selanjutnya, asumsikan bahwa pada tanggal 1 Maret, General Traders Inc.,
membentuk sebuah agen penjualan di Toledo. Pendapatan dan beban agen
penjualan ini di catat dalam perkiraan tersendiri untuk agen penjual ini, dan hasil
operasi agen penjual serta kantor pusat ditetapkan pada tiap akhir bulan Transaksi
agen penjualan untuk bulan Maret dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi
ini dalam buku kantor pusat adalah sebagai berikut:
Transaksi Agen Penjualan Buku Kantor Pusat
1 Maret Dana Kerja Agen Penjualan Toledo $1.000
Penerimaan dana kerja dari kantor
pusat
1-31 Maret
Pesanan yang dikirimkan oleh agen Piutang usaha…………………….... $5.000
penjual, yang disetujui dan diisi oleh Penjualan A. P. Toledo………...
kantor pusat. $5.000
Penagihan oleh kantor pusat terhadap Kas…………………………………. $3.000
agen penjual Piutang Usaha………………….
$3.000
Pengeluaran kas oleh kantor pusat Gaji dan Komisi A. P. Toledo S. 250
untuk kepntingan agen penjual. Sewa A. P. Toledo…………………. 200
Bahan-bahan Iklan A. P. Toledo….. 450
31 Maret
Pengisian kembali dana kerja oleh Gaji dan Komisi A. P. Toledo $ 350
kantor pusat, berdasarkan pembayaran Macam-macam biaya A. P. Toledo 200
voucher beban yang dikirimkan oleh Kas……………………………… $
agen penjual 550
Ayat-ayat jurnal yang Harga Pokok Penjualan A. P.
4
mengikhtisarkan transaksi agen Toledo………………………….. $5.500
penjual Pengiriman Barang Dagangan A. P.
Data untuk penyesuaian agen Toledo………………………….
penjualan Harga pokok barang yang $3.500
ditetapkan pada penjualan oleh agen Pemakaian bahan iklan A. P
penjual $3.500. Bahan iklan yang ada Toledo…………………………. $ 150
mendekati 2/3 yang diterima. Bahan iklan A. P. Toledo……... $
150
Penjualan A. P. Toledo……….. $5.500
Laba dan Rugi A. P. Toledo
$5.500
Laba dan Rugi A. P. Toledo………. $4.650
Harga pokok Penjualan A. P.
Toledo………………………… $3.500
Gaji dan Komisi A. P. Toledo
600
Sewa A. P. Toledo……………
200
Pemakaian Bahan Iklan A. P
Toledo…………………………
150
Macam-macam Biaya A. P.
Toledo…………………………
200
Laba dan Rugi A. P. Toledo……… $ 350
Ikhtisar Rugi Laba…………... $
350
Perlu kita catat dalam contoh di atas, bahwa harga pokok barang yang
dijual oleh agen penjual dicatat dengan mendebet perkiraan Harga Pokok
Penjualan – Agen penjual dan pengkredit perkiraan Pengiriman Barang Dagangan
– Agen Penjual. Saldo perikaraan pengiriman barang dagangan dikurangkan dari
jumlah persediaan awal dan pembelian kantor pusat dalam menetapkan barang
dagangan yang tersedia untuk dijual di kantor pusat. Persediaan akhir, apabila
dikurangkan dari barang dagangan yang tersedia untuk dijual kantor pusat,
menunjukkan harga pokok barang yang ditetapkan pada penjualan kantor pusat.
5
Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian disusun, kemudian perkiraan
pendapatan dan beban agen penjual ditutup pada perkiraan Ikhtisar rugi-laba agen
penjual. Perkiraan ikhtisar rugi-laba masing-masing agen penjual, kemudian,
dipindahkan ke perkiraan ikhtisar rugi-laba umum, dimana laba atau rugi kegiatan
kantor pusat juga akan diikhtisarkan.
D. OPERASI CABANG
Meskipun suatu cabang teroperasi sebagai unit usaha tersendiri, namun
masih berada di bawah pengendalian kantor pusat. Tingkat manajemen sendiri
yang harus dilaksanakan oleh cabang ditentukan oleh kantor pusat Kebijakan dan
standar umum yang digunakan operasi perusahaan biasanya diterapkan pada
semua cabang. Akan tetapi di luar bidang ini, manajer cabang dapat diberi
wewenang penuh, sehingga keefektifan manajemen dan pengendaliannya
ditetapkan berdasarkan laporan keuangan cabang.
Kantor pusat memperlengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan,
dan aktiva lainnya yang mungkin dibutuhkan. Kantor cabang dapat membeli
barang dagangan dari pihak luar dalam memenuhi kebutuhan local tertentu, untuk
barang-barang yang tidak tersedia dari unit afiliasi. Cabang mengirimkan barang
dagangan, memfaktur pelanggannya, dan melakukan penagihan atas piutang
usaha, dan jumlah yang didepositokan ke rekening banknya sendiri. Saldo bank
digunakan untuk membayar pembelian barang dan jasa.
Meskipun fungsi-fungsi tersebut di atas khusus untuk kantor cabang,
namun ada hal-hal di mana kegiatan ini terkena pembatasan tertentu. Misalnya,
dalam beberapa hal, kantor pusat dapat mengemban tanggungjawab untuk
menagih piutang usaha cabang, atau cabang dapat diharuskan untuk menyetorkan
penerimaan kasnya ke kredit kantor pusat dan melakukan pembayaran per kas dari
suatu dana kerja yang diselenggarakan berdasarkan sistem imprest. Pembatasan
seperti ini atas wewenang suatu cabang menjadi ciri-ciri agen penjual. Sebaliknya,
6
beberapa agen penjual dibebani dengan fungsi-fungsi khusus yang berbeda di luar
ruang lingkup agen penjual khususnya, seperti penyelenggaraan penjualan kredit
kepada pelanggan dan penagihan atas piutang usaha. Prosedur akuntansi yang di
ilustrasikan dalam bab ini adalah prosedur akuntansi yang digunakan oleh agen
penjual tertentu atau kantor cabang tertentu. Prosedur ini dapat diubah sesuai
dengan kondisi-kondisi tertentu.
7
Penyelenggaraan Catatan Cabang di Cabang Sendiri
Pada umumnya, sistem akuntansi cabang diselenggarakan di cabang itu
sendiri. Cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli dan membukukannya
dlam catatan buku besar. Laporan keuaangan disusun oleh cabang secara berkala
dan dikirimkan ke kantor pusat. Laporan keuangan yang dikirimkan oleh cabang
biasanya diperiksa oleh auditor internal perusahaan.
Apabila cabang menyelenggarakan buku yang imbang sendiri atau yang
menutup sendiri yang lengkap, maka sebuah perkiraan yang disebut Kantor Pusat
berfungsi sebagai perkiraan modal biasa. Perkiraan ini dikredit untuk uang kas,
barang atau jasa yang diterima dari kantor pusan dan untuk rugi dari operasi.
Kemudian perkiraan ini menunjukkan sampai sejauh mana pertanggungjawaban
cabang kepala kantor pusat.
Dalam pada itu, kantor pusat menyelenggarakan sebuuah perkiraan silang,
yang disebut perkiraan Cabang atau perkiraan Investasi di Cabang. Perkiraan ini
didebet untuk uang kas, barang atau jasa yang dikirimkan ke cabang dan untuk
laba cabang; perkiraan ini dikredit untuk kiriman uang dari cabang dan untuk rugi
cabang. Kemudian, perkiraan cabang ini menunjukkan investasi di cabang.
Apabila dibuka sejumlah cabang, maka untuk masing-masing cabang dibuka
perkiraan cabang tersendiri.
Aktiva cabang yang dapat disusutkan kadang-kadang dicatat dalam buku
kantor pusat. Prosedur ini dapat kita ikuti apabila tariff penyusutan yang berbeda
ditetapkan pada sekelompok aktiva tertentu, baik yang digunakan oleh cabang
maupun oleh kantor pusat, dan apabila polis asuransi harus diperoleh kantor pusat
untuk semua aktiva.
Beban tertentu yang berkaitan dengan operaasi cabang kadang-kadang
dibayar oleh kantor pusat. Kantor cabang diberitahu mengenai beban yang
dikeluarkan oleh kantor pusat ini untuk kepentingan cabang, dan beban seperti ini
dicatat dalam buku cabang, sehingga perhitungan rugi-laba cabang dapat
memberikan ikhtisar yang lengkap mengenai operasi masing-masing agen
penjualan ini. Pos-pos tertentu dapat ditetapkan langsung pada masing-masing
cabang dan dibebankan langsung pada cabang-cabang ini. Pos-pos seperti ini
8
meliputi pajak dan asuransi yang dibayar oleh kantor pusat atas aktiva cabang.
Beban lainnya yang memberi manfaat tidak ditetapkan langsung pada cabang
tertentu, seperti iklan untuk jenis-jenis produk yang sedang dijual, dapat
diikhtisarkan dalam buku kantor pusat dan dibebankan secara berkala pada cabang
sesuai dengan volume penjualan cabang, volume pengiriman barang, dagangan
oleh kantor pusat ke cabang, atau dasar-dasar lainnya yang tepat. Apabila kantor
pusat tidak melakukan penjualan langsung kepada pelanggan melainkan semata-
mata bertindak sebagai pengawas, maka mungkin semua beban kantor pusat
dibebankan pada cabang. Beban yang tidak ditetapkan langsung pada cabang
dapat distukan dan dibagikan dalam totalnya sebagai beban tak langsung. Apabila
beban yang dilaporkan dalam buku kantor pusat diikhtisarkan dalam buku cabang,
maka perkiraan kantor pusat haus dibebaskan dari jumlah yang dipindahkan.
Bunga atas modal kerjaa serta sewa atas harta benda dan perlengkapan
yang diserahkan ke cabang, dapat dibebankan oleh kantor pusat pada cabang-
cabang ini. Pembebanan seperti ini dilakukan untuk memungkinkan pelaporan
pendapatan masing-masing unit penjualan dengan dasar yang sebanding,
mengingat perbedaan yang terdapat dalam investasi kantor pusat di unit penjualan
ini. Apabila pembebanan seperti ini dilakukan, maka cabang menetapkan beban
inni sebagai pos-pos beban, sedangkan kantor pusat melaporkan pendapatannya.
Untuk mengilustrasikan akuntansi bagi operasi cabang, bahwa pada
taanggal 1 Oktober Southern Supply Company of Los Angeles membuka cabang
pertamanya di San Diego. Cabang-cabang lainnya direncanakan untuk dibuka di
masa mendatang. Cabang harus menyelenggarakan buku tersendiri dan harus
mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat pada tiap akhir bulan. Barang
dagangan harus difaktur dengan harga pokok. Inventaris cabang harus
dimasukkan dalam buku kantor pusat di cabang ini pada tiap awal bulan.
Transaksi cabang no. 1 dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi dalam buku
cabang dan kantor pusat diperlihatkan dii bawah ini. Penjelasannya diberikan
9
kemudian.
10
Transaksi Kantor Cabang Buku Kantor Pusat Buku Kantor Cabang
(1) Penerimaan uang kas dari kantor pusat Kas $ 6.000 Kantor Pusat $ 6.000
(c) Pajak atas aktiva cabang $ 25 inventaris cabang No. 1 $ 50 Iklan $ 300
11
Penjelasan untuk transaksi, yang digambarkan dengan angka, diberikan pada
pada paragraph berikut ini.
(1) Penyerahan Aktiva yang Lain daripada Barang dagangan Oleh
Kantor Pusat ke Cabang
Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain
daripada barang dagangan aktiva ini harus dicatat dalam buku cabang, maka
kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan aktiva
bersangkutan. Apabila kativa yang diserahkan harus dicatat dalam buku
kantor pusat, maka dibuka sebuah perkiraan aktiva untuk cabang, seperti
perkiraan Inventaris – Cabang; perkiraan ini didebet dan perkiraan aktiva
yang bersangkutan dikredit.
Buku Cabang. Pada penerimaan aktiva yang lain daripada barang
dagangan yang harus dicantuumkan dalam buku cabang, cabang mendebet
perkiraan aktiva dan mengkredit perkiraan kantor pusat. Apabila aktva yang
dikirimkan ini harus dicatat dalam buku kantor pusat, maka cabang tidak
membuat ayat jurnal apapun. Akan tetapi, cabang harus menyelenggarakan
catatan memorandum untuk aktiva ini.
(2) Penyerahan Barang Dagangan oleh Kantor Pusat ke Cabang
Buku Kantor Pusat. Apabila baran dagangan dikirimkan ke cabang,
maka kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan
Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang. Pada akhir periode, aldo perkiraan
Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang dikurangkan dari jumlah persediaan
awal, pembelian, dan ongkos angkut masuk dalam menentukan barang
dagangan yang tersedia untuk dijual oleh kantor pusat. Apabila kantor pusat
menyelenggarakan sistem persediaan perpetual, maka perkiraan persediaan
yang bersangkutan dikredit untuk barang-barang yang dikirimkan ke cabang.
Sebagai ilustrasi dalam bab ini, asumsikan bahwa cabang hanya dibebani
dengan harga pokok barang atas pengiriman antar kantor. Harga pokok ini
harus mencakup setia beban pengangkutan dan transportasi yang dibayar oleh
kantor pusat dalam memperoleh barang dan dalam mengirimkan barang ini ke
cabang. Akan tetapi, kantor pusat dapat memfaktur cabang sebesar jumlah
12
yang melebihi harga pokok praktek seperti ini membutuhkan prosedur
akuntansi khusus yang akan diuraikan dalam bab berikutnya.
Buku Cabang. Atas penerimaan barang dagangan dari kantor pusat,
cabang mendebet perkiraan Pengiriman Barang Dagangan dari Kantor Pusat
dengan harga faktur dan mengkredit perkiraan kantor pusat. Pada akhir
periode, barang dagangan yang diterima dari kantor pusat beserta barang
dagangan yang dibeli dari pihak luar ditambahkan pada persediaan awal,
dalam menetapkan barang dagangan yang tersedia untuk dijual dicabang. Jika
cabang menyelenggarakan sistem persediaan perpetual, maka perkiraan
persediaan yang bersangkutan dikredit sebesar barang yang diterima dari
kantor pusat.
(3) Pembelian Aktiva oleh Cabang yang Harus Dicantumkan dalam Buku
Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat diberitahu oleh cabang
mengenai pembelian aktiva yang harus digunakan di cabang tetapi haruus
dicatat dalam buku kantor pusat, maka kantor pusat mendebet perkiraan
aktiva yang dimaksud dan mengkredit perkiraan cabang.
Buku Cabang. Atas pembelian aktiva yang harus dicatat dalam buku
kantor pusat, cabang mendebet perkiraan kantor pusat dan mengkredit
perkiraan Kas atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan.
(4) Transaksi Sekarang yang hanya Menyangkut Cabang dan PIhak
Luar
Buku Kantor Pusat. Transaksi yang hanya menyangkut cabang dan
pihak luar selama periode yang berjalan tidak membutuhkan ayat-ayat jurnal
dalam buku kantor pusat.
Buku Cabang. Transaksi cabang dan ihak luar selama periode yang
berjalan dicatat dalam buku cabang dengan cara biasa.
(5) Pengiriman Uang oleh Cabang ke Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Atas penerimaan uang kas dari cabang, kantor
pusat mendebet perkiraan kas dan mengkredit perkiraan cabang. Penerimaan
13
aktiva yang lain daripada uang kas dicatat dengan meendebet perkiraan aktiva
yang bersangkutan dan mengkredit perkiraan cabang.
Buku Cabang. Pada pengiriman uang kas ke kantor pusat, cabang
mendebet pekiraan kantor pusat dan mengkredit perkiraan Kas. Pengiriman
aktiva lainnya oleh cabang ke kantor pusat dicatat dengan mendebet perkiraan
kantor pusat dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan.
(6) Beban Cabang yang Diberitahukan oleh Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat membebani cabang untuk
pos-pos yang ditetapkan oleh cabang sebagai beban maka kantor pusat
mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan aktiva, yang
bersangkutan, perkiraan pendapatan mana yang tepat; jadi (a) pembebanan
pada cabang untuk asuransi yang telah dibayar dalam panjar oleh kantor pusat
yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan Asuransi Yang Dibayar Di
muka; (b) pembeban pada cabang untuk penyusutan atas inventaris cabang
yang dicantumkan dalam buku kantor pusat, yang harus disertai dengan
pengkreditan perkiraan Akumulasi Penyusutan inventaris, Cabang; (c)
pembebanan pada cabang untuk pajak atas aktiva cabang yang harus dibayar
oleh kantor pusat pada tanggal di masa mendatang yang harus disertai dengan
pengkreditan perkiraan Pajak yang terhutang, (d) pembebanan untuk iklan
cabang yang telah dibayar oleh kantor cabang dan dimasukkan dalam
perkiraan beban iklan, yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan
Beban Iklan; (e) pembebanan pada cabang untuk bunga atas investasi di
cabang, yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan Pendapatan
Bunga, Cabang.
Buku Cabang. Pada pemberitahuan beban yang harus ditetapkan dalam
buku cabang cabang mende bet perkiraan be ban yang bersangkutan dan
mengkre dit perkiraan kantor pusat.
(8) Penetapan Laba Bersih Atau Rugi Bersih Cabang.
Buku Kantor Pusat. Apabila cabang melaporkan laba bersihnya untuk
suatu periode maka kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit
perkiraan laba dan rugi cabang. Rugi bersih dicatat dengan mendebet
14
perkiraan laba dan rugi cabang dan meng- kredit perkiraan cabang. Perkiraan
laba-rugi untuk masing-masing cabang selanjutnya di- tutup pada perkiraan
ikhtisar rugi-laba kantor pusat.
Buku Cabang Pada akhir periode, dilakukan penyesuaian yang
diperlukan serta per- kiraan pendapatan dan beban ditutup pada perkiraan
ikhtisar rugi-laba dengan cara biasa Saldo dalam perkiraan ikhtisar rug-laba
ini kemudian dipindahkan ke perkiraan kantor pusat.
15
a, perhitungan rug-laba seperti harus disatukan. Posisi keuangan perusahaan
secara keseluruhan dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila masing-masing pos
aktiva dan kewajiban dari bermacam-macam cabang dinyatakan sebagai saldo
investasi cabang dan digabungkan dengan pos-pos kantor pusat. Hasil operasi
perusahaan secara keseluruhan dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila pos-pos
pendapatan dan beban beberapa cabang dinyatakan dalam laba bersih atau rugi
bersih cabang dan disatukan dengan data-data kantor pusat. Para pmegang saham,
para kreditor dan kantor-kantor pajak membutuhkan perhitungan rugi-laba
gaburngan. Pihak ini biasanya tidak begitu memperhatikan atau bahkan
samasekali tidak tertarik akan status keuangan dan hasil operasi masing-masing de
parte men atau masing-masing cabang perusahaan.
Dalam menyatukan data-data cabang dengan data-data kantor pusat, pos-
pos berlawanan antar kantor tertentu perlu dieliminasi. Dalam menyusun neraca
gabungan, perkiraan kantor pusat dan perkiraan cabang dieliminasi karena
perkiraan ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan ditetapkan
sebagai kesatuan tunggal. Setiap saldo piutang dan hutang usaha antar cabang
lainnya, yang mungkin telah ditetapkan, juga tidak relevan dan tidak berarti apa-
apa dalam menyatakan posisi keuangan perusahaan dan, dengan demikian, perlu
dieliminasi.
Pada penyusutan perhitungan rugi-laba gabungan, perkiraan Pengiriman
Barang Da gangan Dari kantor Pusat dan perkiraan Pengiriman Barang Dagangan
Ke Cabang dieliminasi (dihapuskan), karena saldo perkiraan ini mengikhtisarkan
transaksi antar kantor yang tidak ada gunanya apabila kesatuan yang bersangkutan
dilaporkan sebagai kesatuan tunggal. Pos-pos pendapatan dan beban antar kantor
lainnya juga dieliminasi, sehingga perhitungan rugi-laba gabungan dapat
melaporkan hanya hasil dari transaksi perusahaan dengan pihak luar.
Penyediaan Neraca lajur akan memudah kan eliminasi pos-pos antar
kantor dan peng gabungan pos-pos yang sama. Neraca lajur untuk perusahaan
contoh kita, Southem Supply Company dan cabangnya ditunjukkan di bawah ini.
Perhitungan rugi-laba gabungan yang disusun dari Neraca lajur ditunjukkan pada
16
halaman berikutnya. Data-data cabang diperoleh dari informasi pada halaman 193
dan 194.
Eleminasi Neraca
Kantor Cabang
Gabungan
Debet Kredit
Debet
Kas………………………………. $ 6.250 $ 3.750 $ 10.000
Piutang…………………………... 18.000 3.000 21.000
Persediaan barang dagangan…….. 30.000 8.400 38.400
Asuransi yang Dibayarkan Dimuka 150 150
Cabang No.1…………………….. 15.150 $ 15.150
Inventaris Kantor Pusat…………. 14.000 14.000
Inventaris Cabang No.1…………. 3.000 3.000
$ 86.550 $ 15.150 $ 86.550
Kredit
Akumulasi Penyusutan Investaris
$ 9.100 $9.100
Kantor Pusat…………………….
Akumulasi Penyusutan Inventasis
50 50
Cabang No.1…………………….
Hutang Usaha…………………... 23.200 23.300
Pajak yang Terhutang…………... 200 200
Kantor Pusat……………………. $15.150 $15.150
Modal Saham…………………… 25.000 25.000
Laba yang Ditahan……………… 28.900 28.900
$86.550 $15.150 $15.150 15.150 $86.550
17
Southern Supply Comp any
Neraca Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
31 Oktober 1987
Aktiva Kewajiban Dan Modal Pemegang Saham
Kas……………………….………….. $ 10.000 Kewajiban
Piutang……………………...…………. 21.000
18
Southern Supply Company
Neraca Lajur Untuk Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
Untuk Bulan Yang Berakhir Per 31 Oktober 1987
Kantor Cabang Eleminasi Perhitungan
Pusat No.1 Debet Kredit Rugi Laba
Penjualan…………………….. $24.000 $6.500 $30.500
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan
$38.000 $38.000
1 Oktober……………………
Pembelian…………………... 16.000 16.000
Pengiriman Barang Dagangan
$12.000 $12.000
Dari Kantor Pusat…………...
$54.000 $54.000
Dikurangi Pengiriman Barang
12.000 $12.000
Dagangan ke Cabang No.1….
Barang Dagangan yang Tersedia
$42.000 $12.000 $54.000
Untuk Dijual…………………
Dikurangi Persediaan Barang
30.000 8.400 38.400
Dagangan, 31 Oktober………
Harga pokok Penjualan…….. $12.000 $3.600 $15.600
Laba Kotor…………………… $12.000 $2.900 $14.900
Beban:
Gaji dan Komisi Tenaga Penjual $1.900 $400 $2.300
Sewa………………………… 1.000 200 1.200
Iklan………………………… 800 300 1.100
Penyusutan Inventaris………. 400 50 450
Asuransi…………………….. 250 35 285
Pajak………………………… 150 25 175
Macam-macam Biaya………. 1.450 150 1.600
Total Beban…………………. $5.950 $1.150 $7.110
Laba Operasi…………………. $6.050 $1.740 $7.790
Ditambah Pendapatan Bunga
Cabang 90 90
No.1…………………………...
Dikurangi Biaya Bunga Kantor Pusat 90 90
Laba Bersih………………….. $6.140 $1.650 $12.090 $12.090 $7.790
19
Sourthen Supply Company
Perhitungan Rugi-Laba Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
Untuk Bulan Yang Berakhir Per 31 Oktober 1987
Penjualan…..................................................................................... $30.500
Harga pokok penjualan :
Persediaan barang dagangan, 1 Oktober….............................. $38.000
Pembelian…........................................................................... 16.000
$54.000
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual….......................... 38.400 15.600
Dikurangi persediaan barang dagangan, 31 Oktober…............ $14.900
Laba Kotor….........................................................................
Beban :
Gaji dan komisi tenaga penjual…............................................. $2.300
Sewa….................................................................................. 1.200
Iklan….................................................................................... 1.100
Penyusutan Inventaris….......................................................... 450
Asuransi…............................................................................. 285
Pajak….................................................................................. 175
Macam-macam biaya…............................................................ 1.600 $7.110
Laba Bersih $7.790
20
kantor sebelum perkiraan ini dapat ditutup dan sebelum perhitungan rugi-laba
masing-masing dan gabungan disusun.
Data-data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi
(mencocokkan) dua perkiraan silang tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1) Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada
perkiraan kantor pusat.
2) Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada
perkiraan kantor pusat.
3) Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama
pada perkiraan cabang.
4) Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama
pada perkiraan cabang.
Untuk mengilustrasikan prosedur yang harus diikuti dalam
merekonsiliasi perkiraan cabang dan kantor pusat, asumsikan bahwa pada
tanggal 31 Desember, yaitu akhir periode fiscal, tetapi sebelum penutupan
perkiraan, perkiraan cabang dan kantor pusat terlihat sebagai berikut :
21
Analisis perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
1) Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama
pada perkiraan kantor pusat. kantor pusat telah mendebet perkiraan
Cabang dan mengkredit perkiraan Pengiriman Barang Dagangan ke
Cabang sebesar $3.000 untuk barang dagangan yang dikirimkan ke cabang
pada akhir tahun itu. Pengiriman ini belum sampai di cabang pada tanggal
31 Desember dan, dengan demikian cabang belum membuat ayat jurnal
dalam bukunya. Ayat jurnal tersebut dibawah ini dibutuhkan dalam buku
cabang pada tanggal 31 Desember :
Pengiriman Barang Dagangan dari kantor
Pusat – dalam perjalanan……………. $3.000
Kantor pusat……………..……………………. $ 3.000
Perkiraan pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dalam
perjalanan ini ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba. Apabila perhitungan
rugi-laba untuk cabang disusun, maka saldo perkiraan pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat – dalam perjalanan ditambahkan pada saldo
perkiraan pengiriman barang dagangan dari kantor pusat. kemudian total dua
perkiraan ini sama dengan saldo perkiraan pengiriman barang dagangan ke
cabang yang tercantum dalam buku kantor pusat, dan perkiraan silang ini dapat
dieliminasi dalam menyusun perhitungan rugi-laba gabungan.
Disamping ayat jurnal diatas, cabang dalam mencatat persediaan
akhirnya harus menambah barang dagangannya yang ada dengan jumlah
barang dagangan yang masih dalam perjalanan. Dengan demikian, barang
dagangan yang masih dalam perjalanan tercantum dalam neraca cabang dan
akan dimasukkan sebagai bagian dalam total persediaan dalam menyusun
perhitungan rugi-laba gabungan.
2) Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama
pada perkiraan kantor pusat .kantor pusat telah mendebet perkiraan kas
dan menkredit perkiraan cabang sebesar $750 atas penagihan piutang
usaha yang dicatat dalam buku cabang. Transaksi ini belum dicatat dalam
22
buku cabang. Pada tanggal 31 Desember dibutuhkan penyusunan ayat
jurnal dalam buku cabang sebagai berikut :
Kantor Pusat ……………………………… $750
Piutang Usaha …………………………………. $750
3) Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama
pada perkiraan cabang. Cabang telah mendebet perkiraan kantor pusat
dan mengkredit perkiraan kas sebesar $500 atas pengiriman uang kas ke
kantor pusat. uang kas ini belum sampai di kantor pusat pada tanggal 31
Desember. Ayat jurnal yang dibutuhkan dalam buku kantor pusat berbunyi
:
Kas Dalam Perjalanan …………………… $500
Cabang…………..……………………..……. $500
4) Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama
pada perkiraan cabang. Cabang telah mengkredit perkiraan kantor pusat
pada waktu mengoreksi perkiraan sebesar laba bersih yang ditetapkan
terlalu rendah untuk periode yang lalu. Informasi ini belum dilaporkan
dalam buku kantor pusat. ayat jurnal yang dibutuhkan pada buku kantor
pusat per 31 Desember adalah :
Cabang ……………………………… $200
Laba yang Ditahan………..…………………. $200
Setelah ayat-ayat jurnal tersebut dibuat, maka perkiraan silang menjadi
cocok seperti terbaca berikut ini :
23
Buku Kantor Pusat Buku Cabang
Perkiraan Kantor
Perkiraan Cabang
Pusat
Saldo sebelum penyesuaian…................................ $ 11.250
Penyesuaian :
Penambahan :
Barang dagangan yang dikirimkan ke cabang 3.000
Laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah 200
Cabang - tahun yang lalu….......................... $ 11.450 $ 11.700
Pengurangan :
Pengiriman uang kas ke kantor pusat 500
Penagihan piutang cabang oleh kantor pusat.. 750
Saldo yang dikoreksi $ 10.950 $ 10.950
24
25