A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit di
harapkan pasien dan keluarga mengetahui dan memahami tentang menopause
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasiendan keluarga dapat menyebutkan ke
mbali tentang
1. Memahami pengertian menopause
2. Memahami tentang batasan usia menopause
3. Mengetahui ciri ciri dan gejala menopause
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. Media
- Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
- Pasien dan
4. Menjelaskan tahap tahap
keluarga
menopause
memperhatikan
dengan baik
5. Menjelaskan pencegahan
masalah menopause - Pasien dan
keluarga
memperhatikan
dengan baik
- Pasien bertanya
3. Penutup (5 menit) - Menyimpulkan - Menjawab
- Mengucapkan salam pertanyaan
penutup penyuluh
- Memperhatikan
- Menjawab salam
Evaluasi
1) Pasien menjalani kehidupannya dengan bahagia, banyak bersyukur sehingga
manajemen stresnya lebih baik, ketegangan yang sering mengganggu sudah tidak
pernah lagi muncul.
2) Pasien dapat berbagi kecemasannya sehingga perasaannya selalu tenang, damai, dan
merasa bahagia.
3) Pasien paham tentang penyakitnya, bagaimanaprosedur penanganan mandiri yang baik
dan benar,serta pasien juga bisa menjaga kondisi tubuhnya dan menjauhi hal-hal yang
dapat memperburuk kesehatannya.
4) Waktu istirahat atau tidur pasien sudah kembali normal, hingga menciptakan tidur
yang berkualitas delapan jam sehari. Hal tersebut ditandai dengan kelopak matanya yang
menunjukkan warna cerah.
5) Ketakutan yang sempat melanda pasien jika melakukan hubungan karena nyeri sudah
berangsur membaik, pasien tidak lagi mengalami disfungsi seksual dan dapat menikmati
hubungan seksual sesuai kemampuannya.
6) Pasien dan pasangannya mengerti arti hidup sukses dan bahagia yang tidak hanya
berpatokan pada kesuburan semata.
7) Pasien menjalani pola hidup seat dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang
bergizi baik danolah raga teratur.
MATERI MENOPAUSE
1. Definisi
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan
berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi, namun seorang wanita dikatakan
telah mengalami menopause setelah tidak mengalami menstruasi minimal selama 12 bulan.
Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di ovarium yaitu
hormon progesteron dan estrogen.Haid akan menjadi tidak teratur hingga akhirnya
endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat laun haid pun berhenti
yang disebut proses menopause (Guyton, 2011).
2. Etiologi
Biasanya, menopause terjadi pada wanita yang telah berumur di atas 50 tahun. Akan
tetapi pada beberapa kasus penderita masih di anggap dalam usia produktif. Kasus yang
sangat jarang ini di sebut menopause dini. Adanya menopause di picu oleh beberapa faktor.
Pertama, penderita melakukan operasi pengangkatan ovarium dan histerektomi. Kedua,
penderita menjalani pengobatan kanker yang meliputi kemoterapo dan radioterapi. Ketiga,
menderita down syndrome atau penyakit addison. Keempat, penderita merupakan perokok
aktif
Menurut Saifuddin dkk (2012), menopause mulai pada umur 50- 51 tahun dengan usia
menopause yang relative sama antara di Indonesia maupun negara-negara Barat dan Asia
yaitu sekitar 50 tahun. Ratna (2014) menemukan bahwa usia wanita menopause terbanyak
adalah umur 45-54 tahun (73,1%) dengan usia rata-rata yaitu 50 tahun. Perempuan biasanya
mengalami menopause pada usia 40-58 tahun, dengan usia rata-rata menjadi 51 tahun
(Guyton, 2011). Berdasarkan dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa usia
rata-rata menopause adalah 50 tahun
4. Tahap-Tahap Menopause
1. Pra menopause
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi
perubahan psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama 4-5 tahun
terjadi pada usia antara 48-55 tahun
2. Menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan kekuhan psikologis dan fisik makin menonjol.
Berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun.
3. Pasca Menopause
Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis
dan fisik. Keluhan makin berkurang
Menurut Mappiare dalam Wijayanti (2011) beberapa tanda dan gejala perubahan fisik
danfisiologis yang terasa dan umum menandai periode klimakterium adalah:
Pada masa ini perubahan fisik yang terjadi adalah perubahan bentuk tubuh, tubuh menjadi
cepat mengalami kegemukan, perubahan warna rambut, kulit menjadi kasar dan keriput serta
timbulnya kantung dibawah mata, dan juga tulang tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Di usia pertengahan, ovarium yang menua berhenti merespon terhadap FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), meskipun sekresi dari ini meningkat.
Akibatnya lebih sedikit tolikel terbentuk dan lebih sedikit melepaskan telur, keluaran
estrogen dan progesteron dari ovarium menurun, lapisan rahim berhenti menebal dan
perdarahan menstruasi berganti pula dan pada akhirnya berhenti, rahim dan ovarium mulai
mengerut. Wanita yang mendekati masa menopause mempunyai tiga pola haid yaitu:
b) Haid menjadi jarang, intervalnya menjadi lebih panjang sampai akhirnya berhenti.
c) Haid menjadi tidak teratur. Haid kadang-kadang banyak, kadang-kadang sedikit dan
jarak waktu antara setiap periode haid tidak dapat diramalkan dengan baik. Wanita yang
mempunyai pola haid seperti ini sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dokter mungkin
menganjurkan kuret untuk memastikan rahim normal agar perawatan bisa diberikan. Pada
banyak wanita berhentinya menstruasi merupakan satu-satunya tanda menopause
Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan
metabolisme, menurunnya estrogen dan menurunnya pengeluaran hormon
paratiroid.Hubungan emosi dengan sistem ini menimbulkan jantung mudah
berdebar.Meningkatnya hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing
Hormone) dan rendahnya estrogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh
darah.Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher dan tengkuk menimbulkan rasa panas
yang disebut hot flash.
Perubahan yang terjadi pada alat genitalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan
sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi (infeksi kandung
kencing, infeksi liang senggama). Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang.Saat
hubungan seksual dapat terjadi nyeri (dispareunia), sulit mencapai orgasme. Lemahnya
penyangga alat kelamin bagian dalam menyebabkan terasa kurang enak sekitar liang
senggama, liang senggama terasa turun (menonjol) dalam bentuk tonjolan dinding bagian
belakang (retrokel), dan mulut rahim terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar
semakin berkurang, seolah-olah masih terdapat sisa.
Jika seorang wanita mengalami panas yang sangat parah sehingga menekannya, tersedia
pengobatan.Biasanya, tablet hormon estrogen diberikan. Estrogen juga akan menyembuhkan
wanita yang menderita vagina kering menyakitkan. Dalam kasus ini, biasanya dokter
meresepkan krim vagina mengandung estrogen.
5) Perubahan Kulit
Seorang wanita pada masa menopause akan mengalami perubahan kulit. Lemak
dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor.Kulit mudah terbakar sinar matahari
menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.Pada kulit timbul bintik hitam.Otot bawah kulit
muka mengendor sehingga jatuh dan lembek.Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit
menjadi kering dan keriput. Langkah untuk menghambat proses penuaan kulit :
a) Jangan terlalu gemuk, sehingga hilangnya lemak bawah kulit tidak terlalu kentara.
b) Hindari sebanyak mungkin sinar matahari, karena ultraviolet dapat merusak kulit
dan menimbulkan kanker kulit.
c) Kelancaran peredaran darah kulit dengan mengurangi kulit keriput melalui aktivitas
fisik dan melakukan pengurutan (massage) diri sendiri atau ke salon kecantikan.
6) PengeroposanTulang (osteoporosis)
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon estrogen dan
hormon paratiroid.Tulang mengalami diklasifikasi (pengapuran) artinya kalium menurun
sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang.Patah tulang terutama terjadi pada
persendian paha.
b) Berhenti merokok.
c) Latihan olah raga teratur, memilih bentuk olah raga yang disukai. Jalan cepat
selama 1 jam 3 kali seminggu sama efektif dengan program olah raga yang lebih
kompleks.
7) Sembelit
Perubahan yang terjadi pada alat genitalia meliputi liang senggama terasa kering,
lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi (infeksi
kandung kencing, infeksi liang senggama). Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang.Saat
hubungan seksual dapat terjadi nyeri (dispareunia), sulit mencapai orgasme. Lemahnya
penyangga alat kelamin bagian dalam menyebabkan terasa kurang enak sekitar liang
senggama, liang senggama terasa turun (menonjol) dalam bentuk tonjolan dinding bagian
belakang (retrokel), dan mulut rahim terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar
semakin berkurang, seolah-olah masih terdapat sisa.
Wanita yang telah melampaui masa menopause dapat memilih tablet estrogen untuk
membantu mengurangi gangguan perkencingan. Pada Vesica Urinaria (kandung kencing)
tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.
9) Perubahan Payudara
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.Lemak bawah kulit
berkurang sehingga kulit menjadi kendor.Diserapnya lemak subcutan, atrofi jaringan
parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil
kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.
Gangguan kesehatan umum yang sering dialami pada masa klimakteris adalah
cenderung mudah letih, telinga sering mendengung, pekanya kulit terhadap sentuhan dan rasa
gatal, sakit dan ngilu, gangguan pencernaan, kecenderungan kurang bergairah dan letih lesu
serta kecenderungan terkena gangguan susah tidur.
Perubahan seksual disini adalah berhentinya kemampuan untuk melahirkan anak yang
juga ditandai oleh berhentinya masa menstruasi.
Perubahan emosi yang sering terjadi pada masa menopouse adalah keadaan emosi
yang kurang stabil.Perubahan-perubahan dan kemunduran-kemunduran juga terjadi pada
aktifitas organ endokrin lainnya. Lapisan lemak dibawah kulit keriput. Tidak hanya pada segi
organik dan jasmaniah saja terjadi kemunduran, tetapi juga pada segi psikis dan sifat
kepribadiannya, kualitas-kualitas feminin yang individual sifatnya, kecantikan dan charme,
vitalitas, daya ingatan dan daya pendengaran, daya berfikir dan fungsi- fungsi psikis lainnya,
semuanya juga mengalami kemunduran- kemunduran yang progresif
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanda- tanda menopouse meliputi
perubahan-perubahan pada organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik dan
perubahan emosi.
a. Uterus (Rahim)
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengerut. Rambut getar yang
ada pada ujung saluran telur atau fimbrae menghilang.
c. Ovarium
Setelah wanita melewati akhir usia 30-an, produksi indung telur berangsur-angsur
menurun. Dengan demikian, pelepasan sel telur tidak selalu pada setiap siklus haid.
Pada saat ini jarak haid menjadi agak tidak teratur, yaitu terjadi pada selang waktu
yang lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi semakin sedikit atau semakin
banyak. Sampai akhirnya, pelepasan sel telur tidak lagi terjadi dan had pun berhenti.
Seperti halnya rahim dan indung telur, serviks juga mengalami pengerutan dan
memendek.
e. Vagina
Vagina mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina
juga mengalami pengecilan. Forniks (dining vagina bagian belakang dekat mulut
rahim) menjadi dangkal. Atropi vagina berangsung-angsur menghilang, selaput lendir
alat kelamin akan menipis dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat
fibrosis (pembentukan jaringan ikat dalam alat atau bagian tubuh dalam jumlah yang
melampaui keadaan biasa). Perlu di ketahui, perubahan ini sampai batas tertentu di
pengaruhi oleh keberlangsungan dalam aktivitas seksual. Artinya, makin lama
kegiatan tersebut dilakukan makin kurang laju pendangkalan atau pengecilan alat
kelamin bagian luar wanita (genitalia eksterna).
Jaringannya menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan
elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang, sehingga menyebabkan
pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan juga hilangnya sekret kulit
serta mengerutnya lubang masuk kemaluan. Berkurangnya serabut pembuluh darah
dan serabut elastik. Semua keadaan in mempengaruhi munculnya gangguan nyeri
waktu senggama.
2. Perubahan Hormon
Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya suatu reaksi.
Pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi
berkurang, Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi
perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga
psikis adalah akibat perubahan hormon estrogen (Bramantyo, 2002).
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim
untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misal nya lecet, keputihan, pertumbuhan
abnormal seperti benjolan atau tanda radang.
2. Pap Smear
3. Perabaan Payudara
Makanan yang mengandung kalsium, antara lain susu, yoghurt, keju, teri dan
lain-lain. Pada masa menopause zat gizi ini sangat besar pengaruhnya dalam
mempertahankan kesehatan tulang. Yang perlu dingatkan untuk wanita menopause
adalah sekitar usia di atas 51 tahun membutuhkan kalsium 1.200 mg perhari.
Kebutuhan kalsium in bisa di penuhi dari makanan sehari-hari, kecuali jika anda
adalah vegetarian yang membutuhkan suplemen untuk mencapai jumlah tersebut.