PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan woodball merupakan cabang olahraga modifikasi dari olahraga golf
yang mempertimbangkan unsur-unsur efisiensi biaya. Soetrisno (2011) menjelaskan,
woodball pertama kali berkembang di Taipei Cina, ditemukan pada tahun 1990 oleh Mr.
Ming-Hui Weng dan Mr. Kuang-Chu Young. Pemain woodball yang baik berawal dari
teknik dasar yang baik. Bagaimana seorang pemain mengambil ancang-ancang pada bola
akan sangat menentukan arah dari ayunan yang nantinya berpengaruh pada hasil pukulan
yang dilakukan baik ketepatannya dan juga dekat jauhnya laju bola.
Teknik dasar yang baik selain dari hasil latihan yang rutin juga dipengaruhi oleh
kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik juga diperlukan selama permainan woodball
berlangsung karena, setiap pemain dalam permaianan woodball harus menyelesaikan 12
fairway atau kelipatannya dengan bentuk dan ukuran fairway yang dirancang berbeda-
beda. Selain itu, waktu bermain juga berkisar antara 1 sampai 2 jam tiap 12 fairway. Jadi
untuk dapat tetap berada dalam kondisi yang prima serta dapat berkonsentrasi terhadap
permainan dan teknik yang baik maka, dominan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karena kebutuhan dan penggunaan otot pada tiap cabang olahraga berbeda-beda.
Perbedaan komponen biomotorik dominan pada tiap cabang olahraga juga disebabkan
karena perbedaan karakteristik setiap cabang olahraga.
B. Tujuan Penilitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
1. Secara Umum
Olahraga Woodball atau bola kayu pertama kali ditemukan di Taiwan pada
tahun 1990 oleh Ming Hui Weng dan Kuang Chu Young. Awalnya mereka hanya
ingin membangun sebuah taman bagi kedua orang tuanya, supaya mereka dapat
berjalan – jalan dilokasi yang nyaman dengan pemandangan yang indah di Nei-
Shuang, Shuh-Lin, Taipei, Taiwan. Akhirnya setelah mengelilingi area perbukitan,
mereka menemukan area teras yang dapat dikembangkan menjadi sebuah tempat
olahraga outdoor. Ide tersebut berkembang untuk memanfaatkan area tersebut
sebagai lapangan bermain bola. Dengan motivasi yang tinggi mereka terus mencoba
menciptakan permainan bola ball dengan system permainan yang unik, dimana bola
yang terbuat dari kayu dipukul dengan tongkat yang menyerupai palu mallet, tongkat
yang terbuat dari kayu ) diarahkan ke gawang kecil gate yang lebarnya lebih besar
sedikit dari bolanya. Permainan Woodball ini hampir mirip dengan permainan
golf, namun lubang hole digantikan dengan gawang kecil gate dan apabila bola
woodball tersebut dipukul dengan mallet, bola akan menggelinding dan tidak
seperti dengan bola golf yang kalau dopikul akan melambung .
Peralatan woodball tersebut disempurnakan dan aturan mainpun segera dibuat,
maka pada tahun 1993 permainan olahraga tersebut diresmikan
dengan nama Woodball. Pada tahun 1995 woodball mulai diperkenalkan ke Negara
lain, dan pada tahun 1999 olahraga woodball diresmikan sebagai salah satu kejuaraan
olahraga pendukung dalam Olimpiade Asia, dan pada tahun yang sama berdirilah
induk organisasi
woodball sedunia yang bernama International Woodball Federation ( IWbF).
2. Perkembangan Di Indonesia
Pada tahun 2006 olahraga Woodball mulai masuk ke Indonesia, berawal dari
diundangnya pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) yang pada
waktu itu diwakili oleh Ibu Rita Subaowo ke kejuaran Woodball internasional
tahunan di Malaysia. Sejak saat itu KONI merekomendasikan berdirinya Indonesia
Woodball Asssociation ( IWbA ) dan pada tanggal 1 Oktober 2006 IWbA resmi
berdiri untuk menjadi induk organisasi olahraga Woodall di Indonesia.
IWbA yang berpusat di Semarang dengan Bapak Tandiono Jecky sebagai
Presiden IWbA mulai mengembangkan dan mensosialisasikan olahraga woodball di
Indonesia dengan melakukan pembinaan atlet serta membangun lapangan Woodball
dimana-mana. Diharapkan suatu saat olahraga Woodball dapat memberi nama harum
Indonesia di dunia internasional dengan prestasi – prestasi yang ditujukan atlet – atlet
woodball Indonesia.
B. Pengertian
Woodball adalah olahraga yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkat
seperti palu ke dalam lubang. Permainan ini dapat dimainkan di lapangan, pasir, maupun
dalam ruangan.
D. Pemanasan
a. Pemanasan Statis
Pemanasan statis adalah salah satu bentuk pemanasan tubuh yang dilakukan sebelum
melakukan aktivitas fisik yang lebih intens. Pemanasan ini melibatkan gerakan-gerakan
ringan dan statis yang dilakukan secara perlahan tanpa melibatkan gerakan yang terlalu
dinamis.
Tujuan dari pemanasan statis adalah untuk mempersiapkan tubuh sebelum melakukan
aktivitas fisik yang lebih intens, sehingga risiko cedera dapat diminimalisasi dan
performa tubuh dapat ditingkatkan.
b. Pemanasan Dinamis
Peregangan dinamis adalah peregangan yang dilakukan dengan menggerakkan anggota
tubuh secara berirama. Biasanya peregangan ini dilakukan dengan cara mengulang
regangan otot dan persendian. Peregangan dinamis dilakukan secara perlahan dengan
pangkal geraknya adalah pangkal persendian.
Tujuan dari pemanasan statis adalah untuk mempersiapkan tubuh untuk melakukan
aktivitas fisik dengan intensitas lebih tinggi menjadi salah satu tujuan dilakukannya
pemanasan dinamis. Gerakan dalam pemanasan dinamis serupa dengan olahraga inti.
- Berdiri dengan kaki selebar bahu dan rentangkan tangan ke samping sejajar bahu.
- Ayunkan lengan membentuk lingkaran kecil hingga yang lebih besar.
- Lakukan sebanyak 20 lingkaran. Balikkan arah lingkaran dan lakukan 20 gerakan lagi.
3. Arm swings
Cara melakukan:
-Berdiri ke depan dengan tangan terentang setinggi bahu di depan Anda, telapak tangan
menghadap ke bawah.
-Berjalan ke depan saat Anda mengayunkan kedua lengan ke kanan, dengan lengan kiri
mencapai di depan dada dan lengan kanan menjangkau ke samping. Pastikan tubuh tetap
menghadap lurus dan hanya memutar sendi bahu.
-Balikkan arah ayunan ke sisi yang berlawanan saat Anda terus berjalan.
-Ulangi 5 kali di setiap sisi.
3. Squat
Cara melakukan:
-Berdiri dengan kaki terbuka selebar pinggul.
-Turunkan tubuh perlahan ke posisi jongkok. Pastikan lutut tidak melewati jari kaki.
-Peras otot glutes (bokong) saat Anda kembali ke posisi berdiri.
-Ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
4. Walking lunges
Cara melakukan:
-Dari posisi berdiri, langkahkan kaki ke depan dengan satu kaki, dan pastikan lutut
tidak melewati pergelangan kaki.
-Kemudian, melangkah ke depan untuk kembali ke posisi berdiri. Ulangi dengan kaki
yang berlawanan.
-Ulangi sebanyak 5 kali di setiap sisi.
5. High knees
Cara melakukan:
-Berdiri tegak dan angkat satu lutut ke arah dada secara perlahan.
-Kembali ke posisi awal, dan lakukan hal yang sama pada lutut lainnya.
-Lakukan sebanyak 20 pengulangan di setiap sisi.
E.Pendinginan
2. QUAD STRETCH
Cara melakukan:
- Dalam posisi berdiri, tempatkan lengan di kedua sisi tubuhmu. Jaga keseimbangan
dengan berpegangan pada meja atau kursi dengan tangan kiri. Tempatkan tangan kanan
ke belakang dan genggam kaki kanan dengan posisi di belakang. Tahan posisi gerakan
pendinginan ini selama 30-45 detik sebelum berganti posisi.
3. SHOULDER STRETCH
Cara melakukan:
-Untuk memastikan bagian dada dan bahu tertarik ke belakang, tarik lengan kanan hingga
melewati dada sampai merasakan tarikan di bagian bahu. Tahan gerakan pendinginan
setelah olahraga ini selama 30-45 detik. Lakukan hal yang sama pada sisi sebelah kiri.
4. ARM STRETCH
cara melakukan:
-Gerakan pendingin ini dimulai dalam posisi kedua kaki terbuka, dada ke depan, dan tarik
bahu ke belakang. Angkat lengan kanan lurus ke atas kemudian jatuhkan ke belakang
kepala. Posisikan lengan kiri untuk menahan siku kanan dan tahan selama 30-45 detik.
Lakukan gerakan ini untuk sisi yang satunya.
5. SKY STRETCH
Cara melakukan:
-Untuk melakukan gerakan pendinginan setelah olahraga ini, kamu hanya perlu berdiri
tegak dan angkat kedua lengan ke atas setinggi mungkin. Tetap di posisi tersebut
selama 10-15 detik lalu ulangi sebanyak 2-3 kali.
E. Metode Pelatihan
1. Teknik tanpa alat meliputi gerakan mengayun, setup (persiapan), dan rutinitas preswing
tanpa alat.
2. teknik dengan alat adalah rutinitas preswing dengan alat (mallet), teknik pukulan jarak jauh,
pukulan jarak menengah, pukulan jarak dekat, dan gating atau pukulan ke arah gate.
F. Kebutuhan Gizi
G. Pemanasan Teknik
1. Otot Ekstrimitas atas
2. Otot Punggung
3. Otot Lengan Atas
4. Otot Ekstrimitas Bawah
5. Otot Core
H. Cabor yang Bertentangan