Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK MUSKULOSKELETAL
DEPARTEMEN BIOMEDIK
DIVISI FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MARET 2023

NAMA : AHMAD SAIPUDIN


NIM : 2210911210020

KELOMPOK : 6
NAMA ASISTEN PRAKTIKUM : 1. MUHAMMAD AGUNG TSANI ASYROFI
2. MEISA SAFARA SUBAGIYO

LEMBAR PENGESAHAN

BANJARMASIN, 20 MARET 2023


ASISTEN PRAKTIKUM 1 ASISTEN PRAKTIKUM 2 PRAKTIKAN

M. AGUNG TSANI MEISA SAFARA AHMAD SAIPUDIN


ASYROFI SUBAGIYO NIM 2210911210020
NIM 2010911310008 NIM 2110911320003
TINJAUAN PUSTAKA

Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang


mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang
terjadi pada tubuh, maka ilmu biomekanika mencoba memberikan gambaran ataupun solusi
guna meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada pekerja supaya tidak terjadi
kecelakaan kerja. Jika seseorang melakukan pekerjaan maka sangat banyak faktor-faktor yang
terlibat dan mempengaruhi pekerjaan tersebut. Pendekatan biomekanika menitik beratkan
pada struktur tulang dan posisi pengangkatan, dimana struktur tulang terutama pada tulang
belakang akan mengalami tekanan yang berlebih ketika melakukan pengangkatan meskipun
frekuensinya jarang. Pendekatan biomekanika memandang tubuh manusia sebagai suatu
sistem, yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkait dan terhubung satu sama lain
melalui sendi-sendi dan jaringan otot yang ada. Pendekatan biomekanika berguna untuk
mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu,
dimana hal ini bertujuan untuk mendapatkan suatu cara kerja yang lebih baik sehingga
kemungkinan terjadinya cedera dapat diminimasi. Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi manusia tersebut adalah faktor individual dan faktor situasional. Biomekanika
merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek mekanika gerakan-gerakan tubuh manusia.
Biomekanika adalah kombinasi antara keilmuan mekanika, antropometri dan dasar ilmu
kedokteran (biologi dan fisiologi). Dalam duni kerja yang menjadi perhatian adalah kekuatan
kerja otot yang tergantung pada posisi anggota tubuh yang bekerja, arah gerakan kerja dan
perbedaan kekuatan antar bagian tubuh. Selain itu juga kecepatan dan ketelitian serta daya
tahan jaringan tubuh terhadap beban. Dalam ilmu fisika gaya diartikan sebagai tarikan atau
dorongan yang diberikan kepada suatu benda. Ketika gaya diberikan, ia dapat merubah bentuk
benda, mengubah arah gerak benda hingga dapat menyebabkan benda bergerak. Kemudian,
Gaya merupakan suatu besaran yang mana keberadaannya memiliki arah. Konsep ini, juga
terjadi pada manusia. Gaya yang bekerja pada tubuh manusia dapat berasal dari dua hal, dari
luar dan dari dalam tubuh. Gaya yang bekerja pada tubuh atau yang berasal dari luar dapat
diketahui apabila kita menabrak sesuatu obyek. Sedangkan gaya yang bekerja di dalam tubuh
sering tidak diketahui, seperti gaya otot rangka untuk kontraksi otot agar kita dapat bergerak
dan mengangkat sesuatu benda, atau gaya otot jantung yang menyebabkan mengalirnya darah
ke paru dan seluruh tubuh. Newton telah menemukan hukum gravitasi secara universal yang
merupakan dasar asal mula gaya yang dikenal dengan gaya gravitasi. Gaya Gravitasi yaitu
gaya yang melalui pusat massa dari segmen tubuh manusia dengan arah ke bawah. Besar
gayanya adalah massa di kali percepatan gravitasi (F = m.g). Hukum ini merupakan gaya tarik
antara 2 benda. Kemudian, hasil dari hukum ini adalah berat badan yang dikenal sekarang.
Berat badan merupakan hasil gaya tarik bumi (gravitasi bumi) terhadap tubuh manusia.
Apabila ditinjau dari keadaan tubuh saat bekerjanya gaya, maka gaya yang bekerja pada tubuh
manusia dibagi atas gaya pada tubuh pada keadaan statis dan gaya pad tubuh pada keadaan
dinamis. Biomekanika statis membahas keseimbangan tubuh di bawah pengaruh gaya. Model
biomekanika statis merupakan dasar analisis gerakan tubuh manusia. Pada model
biomekanika ini hanya mempertimbangkan efek dari percepatan gravitasi terhadap massa
beban dan massa segmen sehingga menimbulkan gaya yang berarah ke pusat bumi. Gaya
pada tubuh dalam keadaan statis berarti saat menerima gaya, tubuh dalam keadaan setimbang
yang berarti jumlah gaya dalam segala arah sama dengan nol, dan jumlah momen gaya
terhadap sumbu juga sama dengan nol. Keadaan ini berlaku pada sistem otot dan tulang di
tubuh manusia yang bersifat sebagai sistem pengumpil. Ada 3 kelas sistem pengumpil yang
bekerja dalam tubuh manusia, yakni titik tumpu terletak di antara gaya berat dan gaya otot,
contoh pada sendi rahang bawah (articulatio temporo-mandibularis); Gaya berat terletak di
antara titik tumpu dan gaya otot, contoh pada kaki saat berdiri bertumpu pada pangkal jari-jari
kaki; Gaya otot terletak di antar titik tumpu dan gaya berat, contoh pada lengan di sendi siku
(articulatio cubiti). Model biomekanika statis yang utama adalah model biomekanika yang
melibatkan seluruh anggota tubuh dengan disusun atas bagian-bagian tubuh yang saling
berinteraksi dengan prinsip seperti single body segment statis model. Model ini
memperhitungkan momen pada setiap sambungan bagian tubuh. Biomekanika dinamis
membahas mengenai gaya dinamis yang terjadi pada saat otot memanjang atau memendek
untuk menghasilkan kerja. Misalnya mengangkat beban dan dipindahkan pada satu tujuan.[1]
Terdapat tiga hukum dasar pada sistem biomekanika, yaitu: (1) hukum I Newton, hukum ini
biasa disebut juga hukum kemalasan atau keinersiaan. bunyi hokum ini adalah “ Jika benda
tidak menderita gaya apapun, maka benda itu dalam keadaan stasioner”. Artinya, bila gaya
yang diderita benda nol (benar-benar nol, dan nolnya bukan karena ada gaya positif dan
negatif yang saling meniadakan), maka benda itu pasti dalam keadaan stasioner, singkatnya,
“Objek dalam keadaan istirahat atau bergerak dengan kecepatan konstan”. Hukum II Newton
berbunyi “Gaya diderita benda sebanding dengan laju perubahan momentum linearnya” atau
dengan kata lain, “Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda, maka benda akan
mengalami suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya”. Kemudian, hukum III
Newton menyatakan bahwa “pada sistem terisolasi, maka gaya aksi sama besarnya tetapi
berlawanan arah dengan gaya reaksi”. Dengan kata lain, Setiap aksi selalu ada reaksi yang
arahnya berlawanan. Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu keseimbangan stabil (kesetimbangan
mantap), kesetimbangan labil (kesetimbangan goyah), dan (kesetimbangan netral).[2]
Kesetimbangan stabil berarti benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jjika diganggu
dengan cara memberikan gaya kepadanya, maka titik berat benda akan kembali pada
kesetimbangannya semula. Contohnya, keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai
keseimbangan yang dimiliki benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya
(energi potensialnya). kemudian, kesetimbangan labil atau yang disebut kesetimbangan goyah
berarti jika diganggu dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan
turun. jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali pada kesetimbangan semula.
contohnya, keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya). sedangkan
kesetingmabnagan netral atau yang disebut jugga kesetimbangan indeferen yakni benda yang
memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan gaya padanya, maka
titik berat benda tidak akan naik maupun tidak turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda
akan setimbang pada sembarang keadaan. Sehingga benda pada titik seimbang dimana tidak
terpengaruh oleh gaya yang berusaha mengubah.[3] Ketika aplikasi metode pembelajaran
mesin berkembang dalam biomekanika gerakan, evaluasi kritis terhadap studi yang
menerapkannya tetap sulit. Sebagian besar studi menemukan bahwa sepatu minimalis
menunjukkan perbedaan yang luar biasa dalam biomekanik ekstremitas bawah jika
dibandingkan dengan sepatu lari tradisional.[4] Pendekatan pembelajaran mesin berbeda dari
alat statistik tradisional yang ahli biomekanik dilatih untuk menerapkan dan menafsirkan
berdasarkan standar pelaporan yang ditetapkan.[5] Biomekanika (Biomechanics) tidak saja
digunakan untuk perbaikan teknik cabang olahraga, tetapi juga banyak digunakan oleh para
ahli di luar bidang ilmu olahraga, misalnya bidang kedokteran, dan desain alat-alat kebutuhan
manusia. Ruang lingkup Biomekanika (area spesialisasi) mencakup: 1. Developmental
biomechanics, yaitu biomekanika yang secara khu-sus mempelajari perubahan pola-pola
gerak selama hidup dan orang-orang cacat. Misalnya: analisis yang dilakukan terhadap orang-
orang yang menderita celebralpalsy. 2. Biomechanics of exercise , yaitu biomekanika yang
mempelajari usaha-usaha untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari lati-han dan
mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. 3.Rehabilitation mechanics, yaitu biomekanika
yang mempelajari pola gerak orang-orang yang mengalami cedera. 4. Equipment design, yaitu
Kami memuruskan untuk menggunakan pendekatan ini karena contoh numerik ber- sifar sarat
makna dan dapat dengan mudah menjelaska kesalahpahaman terhadap mekanika gerak
manusia. Kuantifikasi karakteristik biomekanik dari gaya berjalan seseorang adalah alat klinis
yang penting untuk mengevaluasi pola gerak normal dan patologis dan telah digunakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk meresepkan pengobat serta untuk mengevaluasi hasil
intervensi. Misalnya, kecepatan berjalan dan bukan usia telah dianggap sebagai penentu
utama perubahan kinematik dan kinetik pada anak-anak. Faktanya, kecepatan seseorang
berjalan mempengaruhi variabel biomekanik seperti kinematika sendi, gaya reaksi tanah
(GRF), momen gaya dan kekuatan sendi, aktivitas otot, dan parameter gaya berjalan
spatiotemporal pada anak-anak , dewasa muda, dan orang dewasa yang lebih tua. Namun, tida
satu pun dari penelitian ini yang mempertimbangkan semua variabel ini bersama-sama atau
memeriksa kelompok usia yang berbeda dalam penelitian yang sama. Dalam analisis kiprah
yang khas, pola kiprah individu patologis dibandingkan dengan kelompok individu sehat yang
berjalan dengan kecepatan nyaman mereka. Namun, karena individu patologis cenderung
berjalan lebih lambat dan mempertimbangkan kelompok usia yang berbeda, tanpa mengetahui
variabel biomekanik mana yang lebih dipengaruhi oleh gaya berjalan. kecepatan,
perbandingan ini mungkin tidak tepat. Jadi, untuk meningkatkan pengetahuan tentang efek
kecepatan kiprah pada variabel biomekanik sangat penting untuk diuntungkan dokter yang
biasanya mengandalkan hasil gaya berjalan analisis untuk mengoptimalkan perawatan pasien.
PEMBAHASAN

PENGAMATAN Tanpa Beban Beban 1 kg Beban 4 kg

Jarak Olecranon – articulatio


35 cm 35 cm 34 cm
metacarpophalanx III

Otot sedikit Otot


Inspeksi Otot Mendatar
Keadaan otot biseps mengembung Mengembung
brachii Otot sedikit
Palpasi Otot Kenyal Otot Mengeras
mengeras
Besar Gaya Otot 0N 34,3 N 133,28 N

Rangka tubuh makhluk hidup terdiri atas tulang dan sendi, namun tidak dapat bergerak
sendiri, energi kimia berupa ATP akan diubah menjadi energi mekanik sehingga
menghasilkan pergerakan berupa pergantian antara kontraksi dan relaksasi. umumnya, hasil
kontraksi otot ini akan memunculkan panas tubuh. Otot berfungsi sebagai pergerakan,
stabilitas atau keseimbangan dan termogenesis. Berdasarkan histologi otot dan lokasi jaringan
otot diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: otot rangka, otot jantung dan otot polos. Otot rangka
atau disebut juga otot lurik bersifat volunter dan berfungsi untuk pergerakan tubuh relatif.
Otot polos bersifat involunter, berbentuk gelendong, dan berfungsi untuk pergerakan isi organ
berongga. Otot jantung bersifat involunter, tampak lurik dengan adanya khas serat-serat otot
jantung disatukan dalam suatu anyaman bercabang. Otot jantung berfungsi khusus untuk
memompa darah keluar jantung. Otot rangka berukuran relatif besar dengan bentuk silindris,
dengan ukuran garis tengah berkisar dari 10 hingga 100 μm dan panjang hingga 750.000 μm.
Otot rangka terdiri dari serat-serat otot yangtersusun sejajar satu sama lain dan terbentang di
keseluruhan panjang otot. Serat-serat otot dipersatukan oleh jaringan ikat. Serat otot rangka
mengandung banyak struktur intrasel berbentuk silindris dengan diameter 1 μm yang
memanjang ke keseluruhan panjang serat otot disebut miofibril. Miofibril membentuk 80%
volume serat otot. Jaringan otot tubuh merupakan jaringan yang dibentuk oleh otot rangka.
Jaringan ini terdiri dari serat otot yang panjang dengan inti banyak yang terdapat di tepi sel
otot. Dalam otot rangka mampu berkontraksi dengan kuat karena otot rangka memilki protein
filament. Tetapi kontraksi yang terjadi tersebut akan mengakibatkan otot rangka
membutuhkan asupan energi dan oksigen yang besar pula. Pada jaringan otot terdapa
miofibril, miofilamen, dan protein kontraktil yang berperan dalam kontraksi otot. Miofibril
berukuran 1–2 mm termasuk elemen kontraktil, dan tersusun dari miofilamen/filamen
(struktur yang lebih halus). Filamen terbagi menjadi 3 jenis yakni filamen tebal, tipis dan
elastis. Sebuah sarkomer tampak area gelap yang disebut pita A (anisotropik) terbentuk dari
filamen tebal dan tipis, sarkomer dibatasi oleh garis Z. Adapun daerah yang lebih terang
disebut pita I (isotropik) terbentuk dari sisa filamen tipis, tanpa filamen tebal. Selain itu, dua
jenis protein kontraktil yaitu aktin dan miosin. Miosin menyusul filamen tebal dan aktin
menyusun filamen tipis. Ekor miosin terhubung dengan garis M pada sarkomer, kepala miosin
seperti jembatan silang yang menuju filamen tipis ketika terjadi kontraksi otot. Badan filamen
tebal tersusun atas batang miosin yang letaknya sejajar. Aktin menyusun filamen tipis, dan
terdapat dua jenis protein regulator yaitu troponin dan tropomiosin, ketika relaksasi terjadi
tropomiosin akan menutup tempat pengikat miosin pada aktin sehingga pelekatan jembatan
silang terhambat. Hal yang perlu diperhatikan saat otot biceps brachii tanpa beban, diberi
beban 1 kg dan diberi beban 4 kg adalah ketebalan dan kekerasan otot, serta jarak antara
olecranon ke apex articulation metacarpal phalanx III. Ada perbedaan di antara mereka, yaitu
otot menjadi lebih besar dan lebih keras pada otot yang diberi beban 4 kg jika dibandingkan
dengan otot yang diberi beban 1 kg, dan pada otot diberi beban 1 kg lebih keras dan lebih
besar dibandingkan dengan otot tanpa diberi beban. Kemudian, pada saat di raba karena otot
akan bekerja lebih jika diberi beban yang lebih besar sehingga otot akan berkontraksi lebih
yang mana sarkomer akan lebih memendek dan otot terasa lebih keras dan tebal. Potongan
melintang myofibril, mikrograf elektron terdiri 2 filamen longitudinal yaitu filamen tebal pada
pita A yaitu miosin dengan diameter 16 nm deret heksagonal dan filamen tipis pada pita I
meluas ke pita A tidak sampai pita H, diameter 6 nm yaitu aktin, tropomiosin dantroponin.
Pita A filamen tipis terletak setangkup antara 3 filamen tebal masing-masing filamen tebal
dikelilingi simetris oleh 6 filamen tipis. Jembatan lintang/ silang (cross bridges) akan interaksi
filamen tebal dan tipis. Kontraksi pada zona H dan pita I memendek menyebabkan susunan
filamen yang bertautan (interdigitating) harus bergeser satu sama lain selama kontraksi otot.
Terdapat teori yang menjelaskan mengenai kontraksi otot yaitu teori filamen. Beberapa
tahapan kontraksi otot secara singkat diantaranya: 1) aktivitas otot: saraf motorik menstimulas
impuls (potensial aksi) untuk menurunkan neuro menuju neuromuskuler. Aktivitas ini
merangsang retikulum sarkoplasma untuk melepaskan kalsium ke dalam sel otot. 2) kontraksi
otot: kalsium akan memenuhi sel otot yang berikatan dengan troponin sehingga memungkinka
aktin dan miosin untuk saling berikatan. Jembatan silang aktin dan miosin yang terbentuk
mengikat dan berkontraksi menggunakan ATP sebagai energi (ATP = Adenosine Tri-
Phosphate yang digunakan oleh semua sel sebagai bahan bakar aktivitas sel). 3) sintesis ATP:
pembentukan ulang ATP memungkinkan aktin dan miosin untuk mempertahankan
berjalannya proses kontraksi otot. 4) relaksasi: terjadi ketika stimulasi saraf berhenti, kalsium
dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma yang memutuskan hubungan aktin miosin,
selanjutnya ikatan aktin dan miosin terputus sehingga kembali pada keadaan semula yang
menyebabkan otot rileks. Adanya relaksasi juga terjadi jika ATP tidak tersedia lagi. Otot
kemudian akan bekerja sama dengan tulang dalammelakukan suatu gerak, oleh karena itu otot
disebut alat gerak aktif sementara tulang merupakan alat gerak pasif. Otot yang melekat pada
tulang dengan jaringan ikat kuat disebut dengan tendon. Tendon ini merupakan penghubung
antara tulang dan otot. Tendon yang menempel pada tulan yang bergerak disebut insersi.
Terdapat juga ligamen yang merupakan jaringan ikat kuat pembungkus sendi agar sendi tidak
terurai. Otot, sendi, dan tulang bekerja sama dalam menciptakan suatu gerak. Gerak tersebut
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gerak antagoni dan gerak sinergis. Hal yang terjadi
pada jarak antara olecranon ke apex articulatiometacarpophalanx III saat tanpa beban, diberi
beban 1 kg, dan diberi beban 4 kg yakni jarak antara olecranon ke apex articulatio
metacarpophalanx III menjadi lebih pendek ketika diberi beban 4 kg dibandingkan dengan
yang diberi 1 kg. Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang diberikan kepada suatu benda
yang dapat mengubah posisi benda tersebut. Selain itu, gaya jug memiliki arti sebagai besaran
yang mempunyai besar dan arah tertentu. Pengertian lain dari gaya yakni, gaya merupakan
suatu interaksi yang dapat bekerja sendiri sehingga bisa menyebabkan perubahan keadaan
pada gerak benda. Sebuah objek dapat dipercepat, diperlambat, atau diubaharahnya sesuai
dengan respon dari gaya yang didapat. Sementara otot sendiri merupakan jaringan tubuh
manusia atau hewan yang memiliki fungsi sebagai alat gerak. Jadi, gaya otot merupakan
dorongan atau tarikan yang bekerja pada suatu objek yang bersumber dari otot manusia.
Seseorang yang sedang mengangkat barbel berarti memberikan gaya pada barbel. Orang
tersebut akan memberikan gaya dengan kontak langsung dengan barbel. Gaya inilah yang
kemudian dikenal dengan gaya sentuh. Contoh gaya sentuh antara lain gaya otot dan gaya
gesek. Adapu penerapan gaya sentuh dalam kehidupan sehari-hari misalnya, yaitu ketika ibu
menjinjing belanjaan dari pasar, ayah mendorong mobil saat macet, pemain basket yang
sedang mendrible bola basket, mengangkat barbel dan lain sebagainya. Kemudian, besarnya
gaya yang dihasilkan oleh otot atau dapat disebut gaya otot saat tanpa beban, diberi beban 1
kg dan diberi beban 4 kg jika jarak antara olecranon ke insersio otot biceps brachii pada
tulang radius sama adalah semakin berat beban yang diangkat maka akan menjadi semakin
besar juga gaya yang akan dibutuhkan dan jarak antara olecranon ke apex articulation
metacarpophalanx III akan terlihat memendek.
DAFTAR PUSTAKA

1. Gabriel, JF., 1996. Biomekanika dalam : Fisika Kedokteran. Penerbit Buku EGC, Jakarta.

2. Jati BM. Pengantar Fisika Kedokteran. Yogyakarta: UGM PRESS; 2020 Jun 11.

3. Jumini S. Fisika Kedokteran. Jawa Tengah: Penerbit Mangku Bumi; 2018 Dec 18.

4. Sun X, Lam WK, Zhang X, Wang J, Fu W. Systematic review of the role of footwear
constructions in running biomechanics: implications for running-related injury and
performance. Journal of sports science & medicine. 2020 Mar;19(1):20.

5. Halilaj E, Rajagopal A, Fiterau M, Hicks JL, Hastie TJ, Delp SL. Machine learning in
human movement biomechanics: Best practices, common pitfalls, and new opportunities.
Journal of biomechanics. 2018 Nov 16;81:1-1.

Anda mungkin juga menyukai