Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOMEKANIKA

Tentang

“HUKUM NEWTON”

Dosen Pembimbing :
MIMI YULIANTI, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Firman Bagus Pratama 216610641
Riziq Raihan Aqila 216610512
Muamar kadafi

JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,


yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, serta hidayah-NYA sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “HUKUM NEWTON”. Shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dari makalah ini yang bertujuan untuk melengkapi salah satu
tugas dari mata kuliah biomekanika di Jurusan Pendidikan Olahraga S1 Fakultas
Keguruan & Ilmu Pendidikan .
Dalam makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi penyempurnaan makalah
ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat serta dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar.

Pekan baru, 05 mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN
1. Hukum Newton............................................................................................ 6
2. Hukum Newton I.......................................................................................... 6
3. Hukum Newton II........................................................................................ 4
4. Hukum Newton III....................................................................................... 4
5. Implementasi Hukum Newton pada Gerak Olahraga.................................. 6
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biomekanika olahraga merupakan suatu studi yang berhubungan dengan

gerak manusia yang dihasilkan oleh kekuatan internal mauun eksternal yang

menentukan badan atau bagian-bagian dari badan itu bergerak pada saat kinerja

dalam keterampilan gerak atau kinerja dalam teknik – teknik olahraga. Adapun

biomekanika olahraga untuk memberikan: 1 . Pengetahuan dan kemampuan

menganalisa teknik-teknik olahraga yang aman, efisien, dan efektif. 2.

Pengertian tentang teknik-teknik yang benar maupun salah. 3. Kemampuan

mengidentifikasi kesalahan-kesalahan serta kemampuan meremidinya

(membetulkannya). 4. Potensi untuk menciptakan cara-cara atau metode baru

yang lebih baik. Boyke Mulyana(2008).

Biomekanika olahraga digunakan diantaranya untuk mendeteksi kesalahan-

kesalahan dalam melakukan aktivitas jasmani dan khususnya kesalahan dalam

melakukan teknik-teknik olahraga serta mengusahakan bagaimana cara

melakukan teknik tadi dengan benar. Ditinjau dari aktivitas fisiknya antara

pendidikan jasmani dan olahraga tidak berbeda.

Penggunaan biomekanika bagi pendidikan jasmani hanya sebatas dasar-

dasarnya saja. Atau dapat dikatakan guru pendidikan jasmani menangani pemula

awal (khususnya pendidikan dasar). Sedangkan pelatih (coach) disamping

1
menangani dasar-dasar juga harus mampu meningkatkannya sampai tingkat atas

atau sampai teknik tinggi dengan tepat dan terperinci.

Selanjutnya, Hukum gerak newton adalah hukum sains yang ditentukan

oleh sir Isaac Newton mengenai sifat gerak benda. Hukum gerak newton itu

sendiri meruakan hukum yang fundamental. Artinya, pertama hukum ini tidak

dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain, kedua hukum ini memungkinkan kita

agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang merupakan dasar

mekanika klasik.

Dalam kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atupun dorongan.

Misalnya, pada waktu kita mendorong atau menarik suatu benda atau kita

menendang bola, dikatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya dorong pada

mobil mainan. Pada umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami

perubahan-perubahan lokasi atau berpindah tempat.

Dari penjelasan tentang biomekanika olahraga diatas, menunjukkan bahwa

biomekanika merupakan salah satu faktor penting dalam pembinaan suatau

olahraga. Adapun topik pembahasan pada makalah ini yaitu : Implementasi hukum

Newton pada gerak olahraga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum Newton
Hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang hukum gerak. Hukum

gerak newton itu sendiri meruakan hukum yang fundamental. Artinya, pertama

hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain, kedua hukum ini

memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang

merupakan dasar mekanika klasik.

Hukum gerak Newton adalah tiga hukum yang menjadi dasar mekanika

klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan dengan gaya yang bekerja pada

suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Ketiga hukum gerak ini di rangkum

oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosohi Naturalis incipa Mathermatica.

Pertama kali diterbitkan ada 05 Juli 1687.

B. Hukum Newton I (Kelembamam)

Hukum Newton I berbunyi bila resultan gaya yang berkerja pada benda nol

(tidak ada gaya yang bekerja), benda diam (tidak bergerak) atau akan bergerak

lurus beraturan. Lebih jelas lagi, suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau

bergerak lurus beratutan (dengan arah dan kecepatan tetap), kecuali bila benda

tersebut dipaksa oleh gaya-gaya yang mampu mengubah keadaannya.

Hukum Newton I menyatakan bahwa sebuah benda dalam dalam keadaaan

diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang

3
bekerja pada benda itu. Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan

benda bahwa benda mempunyai kelembaman. Benda yang mula-mula diam akan

mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak), dan benda yang mula-mula

bergerak akan mempertahankan keadaan bergeraknya ( diam atau bergerak) inilah

yang dinamakan kelembaman atau inersia.

Berdasarkan pengertian sifat benda, yaitu sifat benda yang tetap diam atau

bergerak lurus beraturan, maka sifat ini disebut inersia. Karena inertia adalah sifat

benda yang menyatakan hambatannya terhadap perubahan gerak, maka Hukum

Newton I ini disebut juga Hulkum Inersia.

Misalkan, pada saat dribbling pada permainan bola basket, bola akan terus

bergerak atau berputar jika digiring, dan pada saat bola itu ditangkap, maka

otomatis bola akan berhenti bergerak atau berhenti berputar. Oleh karena itu

untuk mempertahankan kelembaman sebuah bola basket, seorang atlet harus

mampu menguasai penuh bola basket.

C. Hukum Newton II (Percepatan)

Hukum Newton II berbunyi besaran dan arag perubahan gerak/percepatan

benda sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada benda tersebut. Lebih

jelasnya hukum Newton II adalah percepatan sebuah benda berbanding lurus

dengan gaya yang bekerja, dan berbanding terbalik dengan massa benda itu.

Hukum Newton II menyatakan bahwa Percepatan suatu benda sebanding

dengan kekuatan yang menyebabkannya. Rumus: F = m a, jadi apabila massa

atau percepatan bertambah akan menyebabkan kekuatan bertambah. Jika suatu

4
gaya bekerja total pada suatu benda, maka benda akan mengalami percepatan,

dimana arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.

Hamidie (2003).

Misalkan, pada saat melakukan shooting pada permainan bola basket,

seorang atlet harus menentukan kekuatan gaya yang dibutuhkan untuk

memasukkan sebuah bola kedalam ring, tergantung jarang antara atlet dan ring.

Apabila ring jaraknya dekat dengan atlet, maka gaya harus kecil hingga

percepatan bola juga lamban, dan bentuk suduk siku. Sebaliknya, jika ringnya

jauh, maka gaya yang dibutuhkan juga besar agar jarak yang didapatkan

maksimal.

D. Hukum Newton III (aksi-reaksi)

Hukum Newton III berbunyi bila dua buah benda berinteraksi, gaya yang

diadakan oleh benda yang satu kepada benda yang lain sama besarnya dan

berlawanan arah. Lebih jelasnya, bila sebuah benda melakukan gaya pada benda

lain, benda yang dikenai gaya tersebut akan melakukan gaya balasan yang

besarnya sama tetapu arahnya berlawanan, sedangkan gaya-gaya keduanya

berimpitan. Gaya ini disebut gaya aksi reaksi.

Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda

kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua benda tersebut

memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.

Misalkan, pada pantulan bola saat dribbling pada permainan bola basket,

saat bola di dribbling pasti memanfaatkan lantai sebagai temat untuk

5
memantulkan bola tersebut keatas. Lantai akan memberikan reaksi pada aat bola

tersebut jatuh kebawah, dan memantulkannya kembali keatas.

E. Implementasi Hukum Newton pada Gerak Olahraga

Menurut Seoharsono dalam Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (2005),

memberikan beberapa contoh dalam implementasi hukum Newton pada gerak

olahraga adalah sebagai berikut :

1. Lari

Prinsip dalam pertandingan lari ialah mampu mencapai finish secepat-

cepatnya. Adapun kemampun lari di samping harus mempunyai tipe tubuh

yang predominan terhadap aktivitas lari, ditentukan oleh empat faktor yang

saling berkaitan, yaitu oleh:

1) Power tolakan. Sesuai dengan Hukum Newton III, tolakan yang kuat

akan mem- brikan reaksi yang sama besarnya terhadap aksi dengan

arah berlawanan.

2) Pencondongan badan secondong-condongnya, selama keseimbangan

masih dapat dipertahankan. Ini untuk mendapatkan komponen gaya

horisontal yang lebih besar, untuk maju ke depan.

3) Panjang langkah.

4) Frekuensi langkah.

6
Kaitannya antara keempat faktor tadi adalah sebagai berikut : Power

tolakan kaki besar, tetapi pencondongan badan kurang, menyebabkan

komponen gaya horisontalnya tidak maksimal, dimungkinkan karena

kecepatan melangkahnya tidak bisa menyesuaikan, berarti frekuensi langkah

akan juga berkurang. Sedang apabila dengan langkah panjang, bidang tumpu

yang baru didapat lebih lama sehingga akan terganggu.

Hubungan antara frekuensi langkah dan panjang langkah pada lari jarak

400 m, kemampuan sprint sampai sejauh kurang lebih 45 m, setelah

kecepatan langkah kurang dapat mengimbangi pencondongan badan, untuk

itu pencondongan badan sedikit demi sedikit dutambah agar waktunya tidak

jauh berbeda.

Analisa tentang panjang langkah dan frekuensi langkah per detik yang

merupakan kecepatan, dengan waktu dan jarak, rumusnya:

a. Langkah berjarak 2,5 m, dalam 1 detik melangkah 4 kali, jadi

kecepatan langkah = 2,5 m x 4 per detik = 10 m/d, jadi untuk jarak 100

m, waktunya (t) = 100 m: 10 m/d = 10 detik.

b. Langkah berjarak 2 m, dalam 1 detik melangkah 4 kali, jadi

kecepatan langkah = 2 m x 4 m/d, jadi waktu (t) = 100 m : 8 m/d =

12,5 detik.

7
2. Tolak Peluru

Prestasi dalam tolak peluru, terutama ditentukan oleh beberapa faktor

sebagai berikut :

1) Berbentuk tubuh tinggi besar (mesomorf) dan jangkauannya

3 panjang. Hal ini akan memungkinkan jarak horisontal antara tepi

balok bagian dalam dengan titik lepas peluru jauh (R ) dan power

tolakan tangan besar.

2) Sudut lepas peluru. Menurut Hay (1985), sudut lepas peluru

ditentukan oleh atau tergantung dari tinggi lepas dan kecepatan awal

peluru. Dilihat dari tabelnya ternyata bahwa:

a. Sudut optimal lepas peluru selalu kurang dari 45o.

b. Pada setiap ketinggian sudut lepas, menunjukkan bahwa sudut

optimal sudut lepasnya mendekati 45o.

Di bawah ini gambar tolak peluru:

Gambar 1. Tolak Peluru


Pada saat ini yang populer dalam tolak peluru adalah teknik rotasi atau gaya

rotasi. Dengan populernya latihan pembebanan timbul dilema, mana yang lebih

8
mengun- tungkan antara teknik dan latihan beban. Dalam hal ini keduanya saling

mendukung, bahwa latihan pembebanan sangat mendukung perkembangan

teknik.

3. Lompat Tinggi

Yang paling populer saat ini adalah gaya flop. Keuntungan utama dari

gaya flop adalah mengenai posisi titik berat badan pada tinggi melayang. Pada

gaya flop, pelom- pat mampu melewati mistar dengan posisi titik berat badan

setinggi mistar atau justru di bawah mistar. Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 2. Lompat Tinggi

1) Tinggi tinggal landas, tinggi antara tinggi titik berat badan dengan

tanah (H1).

2) Tinggi melayang, tinggi antara tinggi berat badan waktu melayang

dengan tinggal landas (H2).

9
3) Tinggi bersih, tinggi antara titik berat badan maksimal waktu

melayang dengan mistar.

Tentang masalah lompat tinggi Andrian dan Cooper (1989),

mengemukakan sebagai berikut: Seorang peneliti menyatakan keyakinannya,

bahwa syarat-syarat untuk mencapai rekor lompat tinggi dunia adalah :

1) Berkaki panjang dan bertitik berat badan tinggi.

2) Mempunyai kecepatan dan kekuatan yang besar pada tinggal landas (atau

tolakan kaki).

Dalam masalah lompat tinggi Hay (1985), mengemukakan juga bahwa

panjang kaki dan titik berat badannya juga tinggi, penting bagi keberhasilan

lompat tinggi. Di samping itu Hay juga memberikan gambaran tentang jarak

antara tinggi maksimal titik berat badan saat melayang dengan mistar saat

berhasil melewati mistar (tinggi bersih) terhadap beberapa gaya lompatan

sebagai berikut :

Jarak titik berat badan dengan mistar pada tinggi bersih :

1. Gaya gunting : 25 – 30 cm

2. Gaya eastern cutoff : 15 – 20 cm

3. Gaya Western roll : mendekati 15 cm

4. Gaya flop : bisa setinggi mistar atau di bawahnya.

10
Melihat data tersebut, maka gaya flop adalah gaya yang paling efisien. Di

samping itu, yang bertitik berat badan tinggi, maka jarak antara titik berat badan

pada tinggi tinggal landas akan lebih dekat dengan mistar. Jadi kerja menjadi

ringan, karena rumus kerja : W = F x d. W = kerja, F = kekuatan, d = jarak

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum Newton I berbunyi bila resultan gaya yang berkerja pada benda nol

(tidak ada gaya yang bekerja), benda diam (tidak bergerak) atau akan bergerak

lurus beraturan. Hukum Newton II berbunyi besaran dan arag perubahan

gerak/percepatan benda sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada

benda tersebut. Hukum Newton III berbunyi bila dua buah benda berinteraksi,

gaya yang diadakan oleh benda yang satu kepada benda yang lain sama besarnya

dan berlawanan arah.

B. Saran

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,

sebagai penulis kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada

khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Boyke Mulyana, Yadi Sunardi.2008. Biomekanika Olahraga. Bahan Ajar pada Diklat
PLPG Program Sertifikasi Profesi Guru Penjas Rayon X – Prov. Jawa Barat
Hamidie Ronald. 2003. Biomekanika Olahraga
Soeharsono.2005. Aplikasi Praktis Biomekanika dalam Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai