Anda di halaman 1dari 54

Konsep Radikal Bebas & Antioksidan

Novi Silvia Hardiany


Dept. Biokimia & Biologi Molekuler
Fakultas Kedokteran UI
Radikal Bebas

• Molekul yang memiliki satu atau


lebih elektron yang tidak
berpasangan https://thecentreofhealth.com.au/

• Elektron yang tidak berpasangan


membentuk molekul radikal
bebas yang reaktif dan sangat
tidak stabil
Reduksi Oksigen →
Radikal Bebas

Marks' Basic Medical Biochemistry,


4th edition. 2013
Karakteristik Radikal Bebas

1. Sangat reaktif
2. Waktu paruh sangat pendek
3. Membentuk radikal baru melalui reaksi berantai
4. Merusak biomolekul, sel dan jaringan

Kebanyakan radikal bebas → derivat oksigen (Reactive Oxygen Species (ROS))


Derivat nitrogen (Reactive Nitrogen Species/RNS), metabolit reaktif atau
intermediet
Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013
Reactive Oxygen Species (ROS)

• Superoxide (O2•-)
• Hydrogen Peroxide (H2O2)
• Radikal Hydroxyl (OH•)
• Singlet Oxygen (1O2)

ROS terdiri atas:


- Radikal bebas (O2•-, OH•)
- Non radikal bebas (H2O2, 1O2) → reaktif

Marks' Basic Medical Biochemistry,


4th edition. 2013
Pembentukan ROS

❑Metabolisme seluler.
Pada proses fosforilasi oksidatif 1 – 4% oksigen
diubah menjadi radikal bebas → Kebocoran rantai
transpor elektron dalam mitokondria

❑Beberapa enzim (oxidase, oksigenase & peroksidase)


membentuk radikal anion superoxide atau hydrogen
peroxide)

❑Pada proses fagositosis dan inflamasi (NAPDH


oksidase & mieloperoksidase)
Marks' Basic Medical
Biochemistry, 4th edition.
2013
Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013
Pembentukan ROS

❑ Pengaruh lingkungan
- metabolisme obat
- kerusakan oleh sinar UV/ sinar-X
- sigaret, alkohol
- polusi

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th


edition. 2013
https://www.pinterest.com/pin/432345632968345725/
Reaksi Radikal Oksigen dengan Kompenen
Seluler

Kerusakan biomolekul
1. Protein
• oksidasi gugus sulfhydryl, dan modifikasi asam amino.
• ROS merusak protein melalui fragmentasi, agregasi sehingga protein
kehilangan aktivitas biologisnya.
• Oksidasi pada residu tirosin → pembentukan dihydroksifenilalanin →
pembentukan radikal oksigen lebih lanjut melalui reaksi non enzimatik

2. Lipid
• Molekul lipid polyunsaturated pada membran sel sangat rentan untuk
mengalami kerusakan akibat reaksi rantai radikal bebas (peroksidasi
lipid).
Peroksidasi Lipid

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013

• Peroksidasi lipid merupakan degradasi oksidatif pada lipid.


• Radikal bebas “mencuri” elektron dari lipid (terutama polyunsaturated
fatty acids/PUFA) dalam membran sel → kerusakan sel
• Proses ini terjadi melalui mekanisme reaksi berantai radikal bebas.
• Kemungkinan dapat menyebabkan mutagenik dan karsinogenik.
Harper’s Illustrated
Biochemistry, 30th
edition.2015
Efek Radikal Bebas
A. Radikal Bebas dan biomolekul

3. Karbohidrat
Glikasi meningkatkan kemungkinan protein
untuk diserang oleh radikal bebas

4. Asam Nukleat
menyebabkan pemutusan untai DNA,
fragmentasi basa dan deoksiribosa sehingga
menjadi sitotoksik dan mutasi
Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th
edition. 2013
Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013
Nitrit Oxide (NO) & Reactive Nitrogen Oxygen
Species (RNOS)
NO
• mengandung radikal bebas
• berupa gas yang berdifusi melalui membran lipid --> sel

• Pada konsentrasi rendah --> fungsi fisiologis sebagai


neurotransmiter dan hormon --> vasodilatasi

• Pada konsentrasi tinggi --> bergabung dengan


oksigen/siperoxide --> RNOS --> toksik

Marks' Basic Medical Biochemistry,


4th edition. 2013
Pembentukan
RNOS

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013


Pertahanan Seluler terhadap
Radikal Bebas

• Antioksidan

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013


Antioksidan
• Substansi yang ada dalam konsentrasi rendah relatif terhadap
subrat teroksidasi yang secara signifikan memperlambat atau
mengurangi oksidasi subrat.
• Antioksidan mengurangi efek bahaya oksidan dengan cara
berikatan dengan oksidan tsb sehingga kekuatan destruktif
oksidan menjadi turun
• Antioksidan juga membantu memperbaiki kerusakan yang ada
pada sel.
• Berperan sebagai pemakan radikal bebas
https://tophealthfix.com/

Selama reaksi tersebut, antioksidan mengorbankan dirinya


menjadi teroksidasi.
https://science.howstuffworks.com/

Antioksidan
• Mencegah pemindahan elektron dari O2 ke molekul organik
• Menstabilkan radikal bebas
• Mengakhiri reaksi radikal bebas
Klasifikasi antioksidan
Ⅰ. Berdasarkan lokasi
a) Antioksidan Plasma:
asam askorbat (Vitamin C), bilirubin, asam urat,
transferrin, seruloplasmin, β-karotene;
b) Antioksidan membran sel:
α-tocopherol (Vitamin E)
c) Antioksidan intraselluler:
superoxide dismutase (SOD), catalase, glutathione
peroxidase (GPx)
Klasifikasi antioksidan
Ⅱ. berdasarkan sifat alami dan kerjanya
a) Antioksidan Enzimatik:
SOD, catalase, GPx, glutathione reductase
b) Antioksidan Non-enzimatik:
1. antioksidan Nutrient:
• β-karotene, α-tocopherol, asam askorbat,
2. antioksidan Metabolik:
• bilirubin, asam urat, seruloplasmin, ferritin, transferrin,
albumin, glutathione
Antioksidan Enzimatik
1. superoxide dismutase (SOD)

2O2·⁻+ 2H+ SOD H2O2 + O2

SOD merupakan metalloenzim dengan gugus prosthetik yang


bervariasi dan terdapat dalam setiap sel.
SOD memiliki 3 bentuk:
a) Cu-Zn SOD: pada sitoplasma
b) Mn-SOD: pada mitokondria
c) Cu-SOD: ekstraseluler

SOD merupakan pertahanan lini pertama yang


melindungi sel dari kerusakan oleh superoksida
Enzim Pertahanan terhadap radikal
oksigen
CuZnSOD GSH
Peroxidase

O2•¯ H2O2 H2O + O2


Fe2+
Mn SOD Catalase

OH•
Antioksidan Enzimatik
2. catalase, CAT

2H2O2 catalase2H2O + O2

Catalase, enzim yang membutuhkan


Fe, terdapat pada semua organ
khususnya terkonsentrasi pada hati
dan eritrosit. Otak, jantung dan otot
rangka hanya mengandung sedikit
catalase.
Antioksidan Enzimatik
3. glutathione peroxidase, GPx

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013

GPx adalah enzim yang membutuhkan selenium.


Antioksidan Non Enzimatik
1. α-tocopherol (vitamin E)

•Antioksidan larut lemak yang sangat penting


•Terdapat pada semua membran seluler
•Perlindungan terhadap peroksidasi lipid.
Vitamin E mencegah peroksidasi membran fosfolipid
dan mencegah kerusakan membran sel

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013


Antioksidan Non Enzimatik
2. asam askorbat (vitamin C)

+ 2O2·⁻ + 2H+ H 2 O2 +

Dehydroascorbate, DHA
• Antioksidan yang larut air, terdapat pada buah jeruk, kentang,
tomat, dan sayuran hijau
• Vitamin C sebagai chain breaking antioxidant, agen pereduksi
atau donor elektron. Vit C juga menghambat peroksidasi lipid dan
mempromosikan pembentukan α-tocopherol.
Vitamin C juga dapat menghasilkan radikal bebas (Pro oksidan)
• ketika bereaksi dengan oksigen → radikal superoksida
• Ketika bereaksi dengan ion Cu2+ → radikal hydroxyl

Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th edition.2015


Antioksidan Non Enzimatik
3. karotenoid

Karotenoids terdiri atas rantai C40 dengan ikatan rangkap, dapat


menyerap cahaya sangat kuat dan berwarna terang (merah,
oranye). Selain itu, berperan sebagai pigmen pada bakteri, algae
dan tumbuhan tingkat tinggi lainnya
β-carotene merupakan antioksidan yang paling penting
▪ terdiri atas 2 molekulel vitamin A (retinol) yang saling
berhubungan.
▪ β-carotene yang dikonsumsi diubah menjadi retinol pada
mukosa usus halus.
▪ dapat meredam singlet oxygen.
▪ Lycopene berperan dalam menimbulkan warna pada buah-
buahan dan sayuran tertentu seperti tomat.

▪ Juga berfungsi sebagai antioksidan


Antioksidan Non Enzimatik
α-lipoic acids

❖Senyawa seperti vitamin, yang diproduksi dalam tubuh, di


samping diperoleh dari sumber nabati dan hewani

❖ Berperan penting dalam daur ulang antioksidan penting


lainnya seperti asam askorbat, α-tocopherol dan glutathione.
Beberapa antioksidan nutrient yang lainnya

Antioksidan Sumber
1.Coenzyme Q10 daging sapi, jantung, ayam
2. Selenium makanan laut, daging, gandum
3. Proanthocyanidins biji anggur
4. Catechins teh hijau
5. Quercetin bawang, anggur merah, teh hijau
6. Ellagic acid buah berri, buah kenari, buah delima
Antioksidan Metabolik
1. glutathione, GSH

❑ berperan sebagai substrat dalam siklus GSH redox


❑ berperan sebagai scavenger radikal hidroksil dan singlet
oxygen.
❑berperan penting dalam metabolisme xenobiotik
Antioksidan Metabolik

1. Asam urat: eliminasi singlet oxygen dan radikal hidroksil


2. Seruloplasmin: menghambat peroksidasi lipid yang
tergantung besi dan tembaga
3. Transferin: mencegah pembentukan radikal yang dikatalisis
oleh besi
4. Albumin: eliminasi radikal yang ada di permukaannya
5. Bilirubin: melindungi asam lemak bebas yang terikat
albumin dari proses peroksidasi
6. Haptoglobin: mengikat Hb bebas dan mencegah percepatan
peroksidasi lipid
Perlindungan antioksidan pada paru-paru dari kerusakan
oksidatif akibat ozon

Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013


Secara normal,
homeostasis seluler
merupakan
keseimbangan antara
produksi radikal bebas
dan pertahanan
antioksidan
http://bionov.fr/en/sod-b/primary-antioxidants/

Jika produksi radikal bebas


melebihi pertahanan seluler
enzim antioksidan -->
stres oksidatif (kerusakan
oksidatif) --> penyakit
Penyakit akibat kerusakan oksidatif

1. Penyakit kardiovaskuler: ox-LDL, yang terbentuk dari reaksi radikal


bebas memicu terjadinya penyakit kardiovakuler dan
aterosklerosis
2. Kanker: kerusakan DNA menyebabkan mutasi dan sitotoksik,
berperan dalam karsinogenesis
3. Inflamasi: kerusakan pada komponen ekstraseluler seperti kolagen
& asam hialuronat, memicu terjadinya glomerulonefritis dan
kolitis ulseratif
4. Gangguan respirasi: merusak endothelium dan meyebabkan
edema paru. Asap rokok mengandung radikal bebas dan
menstimulasi pembentukan radikal bebas
• Makrofag memakan “oxidized LDL”,
apabila terjadi overload lipid, makrofag
menjadi “foam cells”.
• Foam cells yang berlebihan membentuk
fatty streaks atau yellow patches yang
terlihat pada dinding arterial
• Foam cells yang mati melepaskan lipid yang
membentuk gumpalan lipid dalam dinding
arteri.
5. Diabetes mellitus: radikal bebas dapat merusak pankreas
6. Katarak
7. Infertilitas pria: motilitas dan viabilitas sperma berkurang.
8. Proses penuaan
9. Penyakit lainnya: seperti Parkinson, Alzheimer’s, multiple
sclerosis, sirosis hati, muscular dystrophy.
Biomarker Stres Oksidatif
• Definisi biomarker (WHO): suatu substansi,
struktur, atau proses yang dapat diukur
dalam tubuh →
mempengaruhi/memprediksi insiden suatu
penyakit
• Untuk dapat digunakan dalam aplikasi
klinis, biomarker harus memenuhi syarat
sebagai berikut
• Spesifik untuk penyakit tertentu
(diagnostik)
• Mempunyai nilai prognostik
• Berkorelasi dengan aktivitas penyakit
• Stabil
• Terdapat dalam jaringan → mudah
diakses
• Cost effective
Biomarker Stres Oksidatif
• Carbonyl
• Oksidasi protein
• Deaminsai oksidatif dari lisin dan asam glutamate
• Pengikatan produk oksidasi lipid aldehydic dengan residu lisin, sistein
dan histidine → reaksi addisi Michael
• Deteksi Carbonyl
• Dengan spectrophotometer → reaksi dengan 2,4-
dinitrophenylhydrazine (DNP).
• Menggunakan spesifik anti-DNP antibody dengan ELISA, Western blot,
immunohisto- dan sitokimia, atau dengan high-performance liquid
chromatography (HPLC).
Biomarker Stres Oksidatif
• Lipid Peroksidasi
Poly Unsaturated Fatty Acids (PUFAs) khususnya asam
linoleic dan arachidonate merupakan target penting
peroksidasi lipid

• HNE: 4-hydroxy-2- nonenal


• MDA: malondialdehyde
• Deteksi:
• Thiobarbituric acid reactive substances (TBARS) assay
• HPLC
• HNE-His ELISA
Biomarker Stres Oksidatif
• F2-isoprostanes (F2-IsoPs)
• Oksidasi asam amino membentuk suatu 64 bicyclic
endoperoxide dan stereoisomers yang disebut H2-isoprostanes.
• Reaksi nonenzimatik H2-isoprostanes membentuk F2-IsoPs
yang stabil dan c-ketoaldehydes yang sangat reaktif yang
disebut isolevuglandins (IsoLGs/ isoketals)
• F2-IsoPs dianggap sebagai marker yang paling dapat diandalkan
untuk memonitor stress oksidatif in vivo
• Peningkatan F2-IsoPs ditemukan pada penyakit kardiovaskuler
• Deteksi dengan menggunakan gas chromatography–mass
spectrometry (GCMS) dan LC-MS/MS,
Biomarker Stres Okidatif
• Oksidasi DNA
• 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8OHdG) → indeks
kerusakan DNA yang teroksidasi
• Berhubungan dengan peningkatan insiden kanker
• Dapat dideteksi dengan menggunakan HPLC, GC-MS,
LC-MS, dan Teknik berbasis antibodi
• 8OHdG dalam urin menggambarkan kerusakan DNA
dari seluruh tubuh → dapat dideteksi dengan HPLC
dan MS
Daftar Pustaka

• Marks' Basic Medical Biochemistry, 4th edition. 2013


• Harper’s Ilustrated Biochemistry, 30th edition.2015
• Frijhoff J, Winyard PG, Zarkovic N, Davies SS, Stocker R, Cheng D, et
al. Clinical Relevance of Biomarkers of Oxidative Stress.
ANTIOXIDANTS & REDOX SIGNALING. 2015;23(14)
• Marocco I, Altieri F, Peluso I. Measurement and Clinical Significance
of Biomarkers of Oxidative Stress in Humans. Oxidative Medicine and
Cellular Longevity. 2017
• Naito Y, il Lee MC, Kato Y, Nagai R, YoneiY. Oxidative Stress Markers.
JAAM. 2010. 7(5):36-44
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai