Maknanya, Allah menuntut semua untuk masuk Islam secara totalitas dengan tunduk dan patuh
pada semua perintah-Nya, tanpa memilah atau memilih yang sesuai dengan nafsu dan
keinginan pribadi lalu mencampaikkan perintah atau ajaran-Nya yang lain. Kepatuhan kepada
Allah Swt merupakan konsekwensi logis sebagai hamba. Menyembah dan beribadah kepada
Allah merupakan wujud penyerahan diri manusia kepada Khaliq-nya.
Dalam hal ini menjalankan ibadah puasa merupakan bagian dari bentuk kepatuhan terhadap
firman Allah sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Baqarah 183. Ibadah puasa di bulan
Ramadhan merupakan simbolisasi kepatuhan dan ketundukan hamba kepada-Nya. Dan
kepatuhan tersebut juga harus dilakukan secara kaffah.
َ ُ َ َ ُ َ ََ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ََ
ش َابه َوش ْه َوته ِم ْن أ ْج ِ يلالص ْو ُم ِ يل َوأنا أ ْج ِزي ِب ِه يدع طعامه و
َّ
“Sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan langsung membalasnya. Ia
tinggalkan makanan, minuman dan syahwatnya semata untuk-Ku." (HR Ahmad).
Hanya saja setan selalu berusaha merusak ibadah hamba dengan cara mengaburkan kepatuhan
yang kaffah tadi. Termasuk dalam masalah puasa. Setan berusaha merusak puasa hamba agar
tidak kaffah dan bersifat parsial. Sejatinya puasa yang dituntut oleh Allah adalah puasa yang
utuh, yaitu puasa secara lahir dan batin; puasa anggota badan dan hati; serta puasa dari makan,
minum, dan berhubungan serta dari seluruh dosa dan maksiat. Puasa semacam ini berdimensi
khuluqiyyah dan maknawiyyah.
“Tidaklah puasa itu hanya sekedar menahan dari makan dan minum. Akan tetapi, hakikat
puasa adalah menahan diri dari ucapan kotor dan sia-sia. Jika ada seseorang yang mencacimu
dan berbuat usil kepadamu, maka ucapkanlah, ‘Saya sedang berpuasa, saya sedang
berpuasa.” (HR Ibnu Khuzaimah)
Lebih dari itu, puasa hendaknya terpaut dengan berbagai ibadah lain. Terutama dengan Alquran
yang pada bulan Ramadhan ia diturunkan. Juga memberi makan kepada orang-orang sekitar
yang membutuhkan, serta silaturahim kepada karib kerabat dan saudara seiman. Hal ini penting
karena permusuhan bisa menjadi penghalang turunnya keberkahan laylatul qadar. Dalam hadist
disebutkan bahwa Nabi saw bersabda,
ُ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َّ
فن ِّس ْيت َها،إن خ َرجت ْلخ ِ َبكم – بليلة القدر – ف َجاء رجالن يخت ِص َمان معهما الشيطان
يا أيها الناس ي
"Wahai manusia aku keluar untuk memberitahukan layatul qadar. Lalu ada dua orang yang
bermusuhan yang disertai oleh setan sehingga akupun lupa karenanya." (HR Muslim)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Menurut Ibn Hajar, riwayat di atas merupakan dalil bahwa permusuhan adalah perbuatan
yang tercela serta bahwa permusuhan dan maksiat secara umum bisa menjadi sebab turunnya
hukuman maknawi, yaitu terhalang dari kebaikan. Maka, beruntunglah mereka yang berpuasa
dengan kaffah karena akan mendapatkan kebaikan berlimpah dari Allah Swt.
Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.
الس ّميع الحعلّيم .و ّ ٍ ّ ّ ّ ّ
استَ حغف ُرحوهُ ،إّنَّهُ
َِب َرَك هللاُ ّ حِل َولَ ُك حم ِبلح ُق حرآن الح َعظحي ّم َونَ َف َع ّ حِن َوإّ ََّّي ُك حم تالََوتَه ِّف ُك ّهل َوقحت َوحْي إّنَّهُ ُه َو َّ ح ُ َ ح ُ ح
الرّححي ُم.
ُه َو الحغَ ُف حوُر َّ
KHUTBAH II
َص َحابّّه أ حَه ّل الحَوفَا ،أ ََّما بَ حع ُد، ّّ ٍ ّ اَ حْلم ُد هللّ وَك َفى ،وأُصلهّي وأ ّ
ُسله ُم َعلَى َسيهّد ََن ُُمَ َّمد الح ُم ح
صطََفىَ ،و َعلَى آله َوأ ح َ َ ح َ َ َ َح
لص َالةّ
َن هللاَ أ ََمَرُك حم ِّب حَم ٍر َع ّظحي ٍم ،أ ََمَرُك حم ِّب َّ صحي ُك حم َونَ حف ّس حي بّتَ حق َوى هللاّ الح َعلّ ّي الح َع ّظحي ّم َو حاعلَ ُم حوا أ َّ فَيا أَيُّها الحمسلّمو َن ،أُو ّ
َ َ ُ ح ُح ح
ه
ّ ّ ّ ّ الِلَ َوَم َالئّ َكتَهُ يُ َ ُّ
ال :إّ َّن َّ الس َالّم َعلَى نَبّيهّ ّه الح َك ّرحّْي فَ َق َ
صلُّوا َعلَحيه َو َسله ُموا تَ حسل ً
يما، ين َآمنُوا َ َّبََّّ ،ي أَيُّ َها الَّذ َ صلو َن َعلَى النّ ه َو َّ
ت َعلَى َسيهّ ّد ََن إّبح َر ّاهحي َم َو َعلَى ّآل َسيهّ ّد ََن إّبح َر ّاهحي َم َوَِب ّرحك صلَّحي َ
ٍ ّ ّ ٍ ّ
ص ّهل َعلَى َسيهّد ََن ُُمَ َّمد َو َعلَى آل َسيهّد ََن ُُمَ َّمد َك َما َ اَلله ُه َّم َ
ّ ّ ّ ّ ّ ٍ ّ ٍ ّ
ْي إّن َ
َّك ت َعلَى َسيهّد ََن إّبح َراهحي َم َو َعلَى ّآل َسيهّد ََن إّبح َراهحي َم ّ ،حِف الح َعالَم ح َ َعلَى َسيهّد ََن ُُمَ َّمد َو َعلَى ّآل َسيهّد ََن ُُمَ َّمد َك َما َِب َرحك َ
َححي ٌد ََّمحي ٌد.
َّ