Anda di halaman 1dari 2

GAMBARAN KASUS REVISI KELOMPOK 2 KELAS 150

RUANG KOLABORASI MODUL 3.1-KERJA KELOMPOK


(Hanie Vidya Ch dan Dwi Utami)

Kaderisasi
Pak Beni adalah seorang guru yang telah menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah
Swasta bergengsi di Kota Malang. Hingga saat ini, Beliau telah menjabat selama 2 periode (8 tahun)
sebagai kepala di sekolah tersebut. Selama menjadi kepala sekolah dan mengelola kegiatan - kegiatan
rutin di sekolah, Pak Beni selalu meracang kepanitiaan dengan menentukan sepihak orang-orang yang
terlibat dalam kepanitiaan. Selain itu Pak Beni cenderung selalu melibatkan orang yang itu-itu saja untuk
menempati jabatan-jabatan tertentu dalam kepanitiaan dengan pertimbangan orang tersebut telah
berpengalaman menangani kegiatan, menangani laporan keuangan, lebih mudah diatur oleh kepala
sekolah, dan lain sebagainya. Akibatnya, guru-guru lain yang mungkin memiliki potensi tidak pernah
tereksplore potensinya dan tidak mendapat kesempatan untuk belajar mengelolah kegiatan sekolah di
berbagai sie. Sekolah juga menjadi kekurangan SDM yang mampu menangani kegiatan sekolah dengan
baik.
Di lain sisi, Bu Sri yang merupakan orang kepercayaan pak Beni dan biasa menjabat sebagai
bendahara berbagai kegiatan sekolah telah beberapa kali terbukti tidak mampu dalam mengelolah
keuangan kegiatan dan dalam penyelesaian laporan keuangan kegiatan sesuai deadline. Selain itu, karena
terlalu banyak menangani kegiatan- kegiatan kebendaharaan kegiatan sekolah yang padat, tugas mengajar
Bu Sri menjadi terbengkalai, namun Pak Beni menutup mata dan masih terus mempercayakan Bu Sri
sebagai bendahara kegiatan-kegiatan sekolah. Pak Beni juga menolak jika memasukkan orang lain
menjadi bendahara kegiatan selain Bu Sri. Sebagian guru mencurigai hal yang tidak baik dari keputusan
pak Beni tersebut dan merasa Pak Beni tidak adil karena membiarkan Bu Sri melalaikan tugas utamanya
sebagai pendidik dan lebih memetingkan tugas tambahan, sementara kepada guru lain, Pak Beni tidak
sungkan menegur guru yang terlambat masuk kelas atau tidak mengajar karena suatu alasan di depan
umum (di depan guru-guru lain). Hal ini menimbulkan gejolak dan rasa tidak terima para guru yang lain,
karena merasa diperlakukan tidak adil. Sebagian guru terkadang terpaksa meninggalkan kelas karena
melaksanakan tugas dari sekolah.
Jika Anda adalah seorang guru yang mengalami teguran di atas, hal apa yang akan Anda lakukan
untuk membela diri dan masukan apa yang akan Anda berikan kepada Pak Beni agar terjadi kaderisasi di
organisasi (sekolah)?
GAMBARAN KASUS KELOMPOK 2 KELAS 150
RUANG KOLABORASI MODUL 3.1-KERJA KELOMPOK
(Hanie Vidya Ch dan Dwi Utami)

Kaderisasi
Pak Beni adalah seorang guru yang telah menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu SMP
Swasta bergengsi di Kota Malang. Hingga saat ini, Beliau telah menjabat selama 8 tahun sebagai kepala
sekolah di SMP tersebut. Selama menjadi kepala sekolah dan mengelolah kegiatan - kegiatan rutin di
sekolah, Pak Beni selalu meracang kepanitiaan dengan menentukan sepihak orang-orang yang terlibat
dalam kepanitiaan. Selain itu Pak Beni cenderung selalu melibatkan orang yang itu-itu saja untuk
menempati jabatan-jabatan tertentu dalam kepanitiaan dengan pertimbangan orang tersebut telah
berpengalaman menangani kegiatan, menangani laporan keuangan, dan lain sebagainya.
Akibatnya, guru-guru lain yang mungkin memiliki potensi tidak pernah tereksplore potensinya dan
tidak mendapat kesempatan untuk belajar mengelolah kegiatan sekolah di berbagai sie. Sekolah juga
menjadi kekurangan SDM yang mampu menangani kegiatan sekolah dengan baik. Di sisi lain, sebagian
guru memandang, jika kebiasaan ini terus berlanjut maka dapat membahayakan kelanjutan organisasi
karena terlalu bergantung pada orang-orang tertentu dan tidak adanya kaderisasi.
Jika Anda adalah seorang guru/kepala yayasan yang peduli dengan kelanjutan organisasi (sekolah)
Anda, maka hal apa yang dapat Anda lakukan untuk mengubah kebiasaan tersebut di atas?

Anda mungkin juga menyukai