Anda di halaman 1dari 9

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL

DAUN MAMBUNG (Blumea balsamifera [L.] DC)


DENGAN METODE DPPH ( 1,1 –Diphenil-2-pikrylhydrazin)

Amin1, Donna Novina Kahanjak2, Elsa Trinovita,3


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Email : amin221092@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang
ditularkan oleh nyamuk Anophelesi betina. Pada malaria terjadi peningkatan radikal bebas, radikal bebas
tersebut dapat diredam dengan pemberian antioksidan. Salah satu antioksidan yang berasal dari tumbuhan
yaitu tumbuhan mambung.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak Etanol daun tumbuhan mambung
(Blumea balsamifera [L.] DC).
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah eksperimental. Daun mambung diperoleh dari Kota Puruk Cahu.
Daun mambung dibuat menjadi ekstrak dengan pelarut Etanol 96%. Lalu dilakukan uji aktivitas antioksidan
dengan metode DPPH. Kemudian hasil di analisis dengan uji regresi sehingga didapatkan garis linear. Nilai
potong pada garis linear antara konsentrasi ektraksi dan persen inhibisi merupakan nilai IC 50 yaitu nilai
serapan 50%pada konsentrasi terendah.
Hasil penelitian : Ekstrak etanol daun mambung mambung (blumea balsamifera [l.] DC) memberikan nilai
IC50 yaitu nilai serapan 50% ekstrak pada konsentrasi 35.4807 ppm.
Kesimpulan : Daun tumbuhan mambung (Blumea balsamifera [L.] DC) memiliki aktivitas antioksidan

Kata kunci ; Radikal bebas, Antioksidan, DPPH, Blumea balsamifera [L.] DC


ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACT
OF MAMBUNG LEAVES (Blumea balsamifera [L.] DC)
USING DPPH ( 1,1 –Diphenil-2-pikrylhydrazin) METHOD

Amin1, Donna Novina Kahanjak2, Elsa Trinovita,3


Faculty of Medicine University of Palangkaraya
Palangka Raya, Central Borneo
Email : amin221092@gmail.com

ABSTRACT

Background : Malaria is an infection disease cause by Plasmodium peracite which transmited by female
Anopheles mosquito. In malaria disease free radical are increase. The free radical can be reduce by
antioxidant. Mambung is one of antioxidant source.
Research Purpose : To determine the antioxidant activity of ethanol extract of the mambung leaves (Blumea
balsamifera [L.] DC)
Research Method : This type of research is experimental. Mambung leaves obtained from the Puruk Cahu.
Mambung leaves made into an extract with ethanol 96% solvent. Then test the antioxidant activity by DPPH
method. Then the results were analyzed by regression to obtain a linear line. The cutoff point on a linear line
between the concentration and the percent inhibition extraction is IC 50, which is the value of the absorption of
50% at the lowest concentration.
Research Result : The ethanol extract of mambung leaves (blumea balsamifera [L.] DC) give IC50 value of
50% uptake extract at a concentration of 35.4807 ppm.
Research Conclusion: Mambung plant leaves (Blumea balsamifera [L.] DC) has antioxidant activity.
Keywords : free radical, antioxidant, DPPH, (blumea balsamifera [l.] DC).
PENDAHULUAN superoksida yang terbentuk ini, dengan adanya
SOD (superoksida dismutase) akan membentuk
Malaria merupakan penyakit infeksi hidrogen peroksida yang lalu akan terurai menjadi
akibat parasit yang dianggap penting radikal hidroksil oleh reaksi Fenton. Hidrogen
penanganannya karena 2/3 penduduk dunia peroksida dan radikal hidroksil merupakan suatu
tinggal di daerah endemik malaria. Angka ini oksigen intermediate yang sangat reaktif dan
diperkirakan akan meningkat akibat pemanasan toksik. Hasil proses pencernaan hemoglobin oleh
global. Penyakit ini disebabkan oleh parasit parasit adalah heme atau sering disebut
protozoa, yaitu genus Plasmodium dan feriprotoporfirin/ feroprotoporfirin IX atau
menyebabkan morbiditas serta mortalitas yang disingkat FP IX. Heme ini bersifat toksik untuk
tinggi di sebagian besar negara di dunia terutama parasit karena bersifat redoks aktif dan perlu
di negara beriklim tropis dan negara berkembang. didetoksifikasi. Hingga 90% FP IX yang
Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat dihasilkan mengalami proses biomineralisasi
menginfeksi manusia yaitu P. vivax, P. malariae, untuk membentuk hemozoin yang inert. Sejumlah
P. falciparum dan P. ovale. Plasmodium FP IX terhindar dari biomineralisasi dan harus
falciparum merupakan spesies yang paling sering didegradasi atau diasingkan dengan cara lain
menginfeksi manusia dan bertanggung jawab atas untuk mencegah kerusakan membran dan
hampir semua kematian karena malaria. Parasit ini kematian parasit. Proses ini memerlukan
juga paling banyak menimbulkan masalah akibat glutation. Metzger et al menemukan penurunan
virulensi serta resistensi obat.1,2 konsentrasi antioksidan dalam plasma pada anak-
The World Malaria Report (2011) anak dengan malaria akut, khususnya malaria
melaporkan bahwa setengah dari penduduk dunia falciparum.4,5,6,7
berisiko terkena malaria. Transmisi malaria di Antioksidan adalah senyawa kimia yang
Indonesia juga masih terjadi, laporan riset dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron
kesehatan dasar menunjukkan hingga tahun 2011, kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas
terdapat 374 Kabupaten endemis malaria. Pada tersebut dapat diredam. Berdasarkan sumber
2011, jumlah kasus malaria di Indonesia 256.592 perolehannya ada dua macam antioksidan, yaitu
orang dari 1.322.451 kasus suspek malaria yang antioksidan alami dan antioksidan buatan
diperiksa sediaan darahnya, dengan Annual (sintetik). Tubuh manusia tidak mempunyai
Parasite Insidence (API) 1,75 per seribu cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,
penduduk. Artinya, setiap 1000 penduduk di sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih
daerah endemis terdapat 2 orang terkena malaria. maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen.
Dampaknya sangat nyata terhadap penurunan Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek
kualitas sumber daya manusia yang samping yang belum diketahui dari antioksidan
mengakibatkan berbagai masalah sosial, ekonomi sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi
bahkan berpengaruh terhadap ketahanan nasional.3 alternatif yang sangat dibutuhkan. Jenis-jenis
senyawa antioksidan yang terdapat dalam
Pada patogenesis malaria terjadi tanaman meliputi vitamin C, vitamin E,
peningkatan radikal bebas. Parasit hidup dalam karotenoid, flavonoid, asam fenolat dan polifenol.8
lingkungan prooksidan yang mengandung besi Umumnya masyarakat Indonesia
dan oksigen. Keadaan ini memungkinkan menggunakan tanaman sebagai obat tradisional
terbentuknya ROS melalui reaksi Fenton. yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu
Hemoglobin diambil oleh parasit dan dibawa ke tanaman yang banyak digunakan sebagai obat
dalam vakuola makanannya yang bersifat asam tradisional adalah tanaman mambung (Blumea
sehingga menyebabkan terjadinya oksidasi balsamifera [L.] DC) yang banyak tumbuh di
spontan Fe2+ menjadi Fe3+ dan selanjutnya Kalimantan Tengah diantaranya di Kabupaten
menghasilkan anion superoksida. Anion Puruk Cahu. Bagian tumbuhan mambung yang
berkhasiat sebagai obat yaitu daunnya yang Variabel dependen (terikat) : aktivitas antioksidan
dipercaya masyarakat sekitar dapat mengobati ekstrak etanol daun tumbuhan mambung (Blumea
penyakit malaria. 9 balsamifera [L.] DC) .
Untuk mengetahui aktivitas antioksidan Variabel independen (bebas) : Variabel bebas
tumbuhan mambung (Blumea balsamifera [L.] penelitian ini adalah ekstrak etanol daun
DC) dilakukan uji aktivitas antioksidan. Salah tumbuhan mambung (Blumea balsamifera [L.]
satu uji aktivitas antioksidan adalah DPPH (1,1– DC).
Diphenil-2-pikrylhydrazin). DPPH merupakan
suatu senyawa organik yang mengandung
nitrogen tidak stabil, dengan kata lain merupakan
radikal bebas yang akan memberikan gambaran ALAT DAN BAHAN
perubahan warna ketika bereaksi dengan Alat : Erlenmeyer, Vakum, Kertas
antioksidan. saring, Evaporator, Timbangan ,
Potensi tanaman obat yang tidak Termometer ruangan, Tabung
diimbangi dengan pengetahuan tentang reaksi, Mortir, Stamper,
pentingnya tanaman obat itu sendiri serta Timbangan, Larutan Etanol,
pentingnya peranan antioksidan dalam mengatasi Larutan Metanol analisis.
radikal bebas menarik peneliti untuk melakukan Alumunium Foil
penelitian mengenai uji aktivitas antioksidan
ekstrak etanol daun mambung (Blumea
balsamifera [L.] DC) dengan metode DPPH (1,1 – Bahan : ekstrak etanol daun mambung
Diphenil-2-pikrylhydrazin). (Blumea balsamifera [L.] DC),
Vitamoin C sebagai control positiv
TUJUAN dan DPPH, Larutan Etanol, dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk Larutan Metanol
mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol
daun tumbuhan mambung (Blumea balsamifera TAHAPAN PENELITIAN
[L.] DC). 1. Determinasi Tumbuhan
Tumbuhan mambung yang diteliti
METODE dideterminasi di Laboratorium Lembaga Ilmu
Jenis penelitian adalah experimental. Pengetahuan Indonesia di Bogor.
Daun mambung diperoleh dari Kota Kabupaten 2. Pengambilan Sampel
Puruk Cahu. Daun mambung dibuat menjadi Daun dipanen dari tumbuhan mambung
ekstrak dengan pelarut etanol dengan cara yang tidak terlalu tua namun tidak terlalu muda,
maserasi. Maserasi adalah proses pengekstrakan setelah dicuci daun akan dikeringkan dengan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan cara diangin-anginkan dengan tanpa terkena
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada sinar matahari langsung, kemudian daun akan
temperatur kamar. Maserasi berarti dilakukan dihaluskan menjadi serbuk dan disimpan di
pengulangan penambahan pelarut setelah wadah kering.
dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya. Lalu dilakukan uji aktivitas 3. Pembuatan Ekstrak Tumbuhan
antioksidan dengan metode DPPH. Mambung
Daun tumbuhan Mambung (Blumea
Tempat dan Waktu Penelitian balsamifera [L.] DC) yang telah dikeringkan
Penelitian ini dilaksanakan di kemudian ditimbang sebanyak 50 gram kemudian
laboratorium Fakultas kedokteran pada bulan diekstraksi dengan cara dimaserasi dengan
November dampai bulan desember tahun 2014. menggunakan pelarut etanol 96% sampai daun
Variabel Penelitian terendam semuanya selama 24 jam dengan tiga
kali pengulangan, setiap 24 jam filtrat etanol kemudian tambahkan methanol pro
dipisahkan dengan menggunakan kertas saring analisis hingga tanda sehingga
kemudian dipekatkan dengan vakum evaporator. diperoleh konsentrasi 3,6,9,12 dan 15
Kemudian ekstrak ditimbang bobotnya. ug/mL.
e. Pengukuran serapan radikal bebas
4. Penentuan Aktivitas Antioksidan DPPH
a. Pembuatan larutan DPPH 0,4 mM Larutan uji dengan beberapa
Sebanyak 7,9 mg DPPH ditimbang, konsentrasi yang telah dibuat d
kemudian dilarutkan dengan inkubasi dalam penangas air 37o C
methanol analisis hingga 50 mL. selama 30 menit. Serapan larutan
kemudian ditempatkan kedalam botol diukur pada panjang gelombang
gelap yang telah dibungkus dengan serapan maksimum 515 nm
alumunium foil. Untuk setiap menggunakan spektrofotometer
pengujian, larutan dibuat baru. cahaya tampak.
b. Pembuatan larutan blanko f. Cara perhitungan
Sebanyak 1 mL larutan DPPH 1mM Aktivitas penangkal radikal bebas
dipipetkan ke dalam tabung reaksi dihitung sebagai presentase
yang telah ditandai di strip 5 mL berkurangnya warna DPPH dengan
kemudian ditambahkan methanol pro menggunakan persamaan
analisis hingga tanda yang telah % Aktivitas antioksidan=¿
dibuat dan dihomogenkan. Mulut
tabung ditutup dengan alumunium absorbansi sampel+ absorbansi kontrol
foil. 1− ×100 %
c. Pembuatan larutan uji absorbansi kontrol
Sebanyak 5 mg ekstrak ditimbang, Dari harga persen penangkal radikal
kemudian dilarutkan ke dalam 10 mL bebas yang diperoleh, kemudian
metanol pro analisis, larutan ini dibuat kurva antara persen penangkal
merupakan larutan induk. Sebanyak radikal bebas terhadap konsentrasi
50,100,250,500 dan 1000 uL larutan larutan uji. Dari persamaan regresi
induk dipipetkan kedalam tabung linear tersebut dapat ditentukan nilai
reaksi yang telah ditandai pada strip 5 IC50, yaitu konsentrasi inhibisi
mL untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji yang mampu menangkal
5,10,25,50 dan 100 ug/mL. kedalam 50% radikal bebas.9.10.11
masing-masing tabung ditambahkan 1
mL larutan DPPH 1mM dan HASIL
ditambahkan dengan methanol pro
Tabel 1. dibawah ini merupakan tabel
analisisampai 5 mL kemudian
nilai absorbansi ekstrak daun mambung terhadap
dihomogenkan. Mulut tabung ditutup
reagen DPPH.
dengan alumunium foil.
d. Pembuatan larutan vitamin C sebagai Tabel 1 Nilai absorbansi daun tumbuhan
kontrol positif mambung (Blumea balsamifera [L.] DC) dan
Sebanyak 3 mg vitamin C ditimbang vitamin C terhadap reagen DPPH
kemudian dilarutkan dengan
methanol pro analisis hingga 5 mL.
pipet 250,200,150 dan 50 uL
dimasukkan masing-masing kedalam
labu yang telah diukur 5 mL dengan
ditambahkan larutan DPPH 1mM,
Nama Konse A1 A2 A A Inhibisi sumbu linear terhadap konsentrasi, maka
sampel ntrasi Blanko (%)
(ppm) ditemukan nilai IC50 yaitu 35.4807 ppm.
Daun 5 0.661 0.668 0.665 0.745 10.805
Mambung 10 0.592 0.580 0.586 0.745 21.342
(Blumea 25 0.364 0.371 0.368 0.745 50.671
balsamifer 50 0.089 0.083 0.086 0.745 88.456
a [L.] DC) 100 0.085 0.080 0.083 0.745 88.926
3 0.488 0.487 0.488 0.745 34.564
6 0.182 0.180 0.181 0.745 75.705
9 0.033 0.035 0.034 0.745 95.436
Vitamin C 14 0.025 0.027 0.026 0.745 96.510
15 0.023 0.025 0.024 0.745 96.779 IC50 = 2.6879 ppm

Keterangan :

A1 : pengulangan pertama
A2 : Pengulangan kedua
A : rata-rata absorbansi
A blanko : Kontrol negatif
Inhibisi :Persen inhibisi
Grafik 2 Garis Linear Vitamin C terhadap Persen
Pada tabel diatas terlihat peningkatan Inhibisi
persentase inhibisi yang konsisten antara daun
mambung dan vitamin C,namun yang Nilai persen inhibisi dibuat garis linear
membedakan adalah konsentrasi diantaranya terhadap konsentrasi Vitamin C, nilai inhibisi
dimana konsentrasi vitamin C jauh lebih rendah 50% ditarik berdasarkan sumbu linear terhadap
untuk menghasilkan persen inhibisi yang setara konsentrasi, maka ditemukan nilai IC50 yaitu
dengan daun mambung. 2.6879 ppm.
Dibawah ini akan diperihatkan grafik
yang menunjukan nilai IC50 daun tumbuhan PEMBAHASAN
mambung dan vitamin C Penangkapan radikal bebas merupakan
salah satu metode uji untuk menentukan aktivitas
antioksidan 28. Kemampuan suatu senyawa atau
sampel uji untuk menangkap radikal DPPH
merupakan suatu indikasi bahwa senyawa/ sampel
uji tersebut memiliki beraktivitas antioksidan.
IC50 = 35.4807 ppm Penggunaan DPPH untuk metode penangkapan
radikal mempunyai keuntungan, yaitu mudah
digunakan, mempunyai tingkat sensitivitas yang
tinggi dan dapat menganalisis sejumlah besar
sampel dalam jangka waktu singkat.29
Parameter yang digunakan untuk uji
penangkapan radikal DPPH ini adalah nilai IC 50,
yaitu konsentrasi ekstrak/ fraksi uji yang
Grafik.1 Garis Linear Ekstrak Daun Mambung dibutuhkan untuk menangkap radikal DPPH
terhadap Persen Inhibisi sebesar 50%. Nilai ini diperoleh dari suatu
persamaan regresi linear yang menyatakan
Nilai persen inhibisi dibuat garis linear hubungan antara konsentrasi ekstrak/ fraksi uji
terhadap konsentrasi ekstrak etanol daun dan persen penangkapan radikal bebas. Semakin
mambung, nilai inhibisi 50% ditarik berdasarkan kecil nilai IC50 maka semakin efektif ektrak/ fraksi
tersebut sebagai penangkap radikal bebas.
DPPH (1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil) aktiv untuk menyerap radikal bebas apabila
merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu memiliki nilai IC50 kurang dari 100 ppm. Sangat
kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi jelas terlihat bahwa daun tanaman mambung
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau (Blumea balsamifera [L.] DC) memiliki aktivitas
ekstrak bahan alam. DPPH (1,1-diphenil-2- yang aktiv terhadap penyerapan radikal bebas.
pikrylhydrazil) menerima elektron atau radikal Apabila dilihat dari Grafik 5.2, dimana vitamin C
hidrogen akan membentuk molekul diamagnetik memiliki konsentrasi yang lebih rendah untuk
yang stabil. Interaksi antioksidan dengan DPPH mencapai IC50, ada pertimbangan lain, dimana
(1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil) baik secara ekstrak etanol tumbuhan mambung (Blumea
transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH balsamifera [L.] DC) merupakan ektrak kotor
(1,1-diphenil-2-pikrylhydrazil) akan menetralkan yang mana senyawa fitokimi murni belum
karakter radikal bebas dari DPPH (1,1-diphenil-2- dipisahkan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan
pikrylhydrazil) dan membentuk DPPH (1,1- terhadap hasil penelitian ini.
diphenil-2-pikrylhydrazil) tereduksi. Jika semua
elektron pada radikal bebas DPPH (1,1-diphenil- KETERBATASAN PENELITIAN
2-pikrylhydrazil) menjadi berpasangan, maka Berbagai keterbatasan selama penelitian
warna larutan berubah dari ungu tua menjadi ini diataranya adalah keterbatasan dalam
kuning terang dan absorbansi pada panjang pengumpulan sampel dikarenakan akses yang
gelombang 517 nm akan hilang. Perubahan ini sangat jauh untuk mengumpulkan sampel, selain
dapat diukur secara stoikiometri sesuai dengan itu keterbatasan penyediaan peralatan dan bahan
jumlah elektron atau atom hidrogen yang reagen penelitian juga dirasakan peneliti sangat
ditangkap oleh molekul DPPH (1,1-diphenil-2- mempengaruhi penyusunan penelitian ini.
pikrylhydrazil) akibat adanya zat antioksidan.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini digunakan methanol 1. Daun tumbuhan mambung (Blumea
sebagai pelarut DPPH. Hal ini dikarenakan balsamifera [L.] DC) terbukti memiliki
methanol dapat melarutkan Kristal DPPH dan aktivitas antioksidan .
memiliki sifat yang dapat melarutkan senyawa 2. Kemampuan penangkapan radikal bebas
yang non polar, mengingat DPPH sendiri oleh daun Mambung (Blumea
merupakan senyawa yang non polar. balsamifera [L.] DC)masih lebih lemah
Aktivitas penangkal radikal bebas dibandingkan vitamin C.
dihitung sebagai presentase berkurangnya warna
DPPH dengan menggunakan persamaan DAFTAR PUSTAKA
% Aktivitas antioksidan=¿
1.
Trigg PI, Kondrachine AV. The current
absorbansi sampel+ absorbansi kontrol global malaria situation. Dalam: Sherman
1− ×100
IW,% editor. Malaria: parasite biology,
absorbansi kontrol
pathogenesis, and protection. Am Soc
Dari harga persen penangkal radikal Microbiol. 1998.p.11-22.
bebas yang diperoleh, kemudian dibuat kurva 2. CDC [homepage from the internet].
antara persen penangkal radikal bebas terhadap Malaria facts. 2007 [Cited 31 Juli 2008].
konsentrasi larutan uji. Dari persamaan regresi Available from:
linear tersebut dapat ditentukan nilai IC50 http://www.cdc.gov/malaria/facts.htm .
Dari grafik 5.1 dan grafik 5.2 dapat 3. Pedoman Tatalaksana Malaria :
dilihat perbedaan nilai konsentrasi minimal antara www.djpp.depkumham.go.id ; diakses
ekstrak daun mambung (Blumea balsamifera [L.] 12 November 2013
DC) dan Vitamin C dalam menghambat 50%
radikal bebas. Suatu ekstrak/fraksi dinyatakan
4. Kirk K. Membrane transport in malaria- from Guizhou. J. Instrem. Anal. 2001,
infected erythrocyte. Physiological 20, 76–78.
reviews. 2001;81(2):495-537. 15. Du, P.; Zhang, X.J.; Sun, X.D. Chemical
5. Winstanley PA. Chemotherapy for constituents of volatile oil from Blumea
falciparum malaria: the armoury, the balsamifera
problems and the prospects. Parasitol 16. Flavonoids : A review of porbable
Today. 2000;16:146-53. mechanism of action and potential
6. Metzger A, Mukasa G, Shankar AH, applications. The American Journal of
Ndeezi G, Melikian G, Semba RD. Clinical Nutrition. American Society for
Antioxidant status and acute malaria in Clinical Nutrition. [serial on internet].
children in Kampala, Uganda. Am J Trop 2001 [cited 2014 august 30]. Available
Hyg. 2001;65(2):115-9. from:
7. Akpotuzor JO, Udoh AE, Etukudo MH. m.ajcn.nutrition.org/content/74/4/418.full 41
Total antioxidant status, vitamin A, C, 17. Andis S. Makalah kimia organik bahan
and carotene levels of children with P. alam Flavonoid (Quercetin). Makasar:
falciparum infection in University of Universitas Hasanudin; 2009
Calabar Teaching Hospital (UCTH), 18. Supriyanto. Aktivitas antioksidan ekstrak
Calabar. Pakistan J Nutr. 2007;6(5):485- polifenol kasar dari kakao hasil
489. peyanggraian menggunakan energi
8. Gunawan SG, Nafrialdi RS, Elysabeth. gelombang mikro. [skripsi]. Yogyakarta:
Farmakologi dan terapi. edisi 5, jakarta : Universitas Gadjah Mada; 2007
Balai penerbit FKUI ; 2009.p. 556-8. 19. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
9. Soewoto H. Antioksidan eksogen lini Makanan. Parameter standart umum
pertahanan kedua dalam menanggulangi ekstrak tumbuhan obat. Jakarta :
peran radikal bebas. In : materi khusus departemen Kesehatan Republik
penyegaran radikal bebas dan Indonesia; 2000.
antioksidan kesehatan : dasar aplikasi 20. (Linn.) DC. in Yunnan. Chem. Ind. For.
pemanfaatan dan bahan alam. Jakarta: Prod. 2009, 29, 115–118.
FKUI; 2001. 21. SIES, H. and W. STAHL. 1995. Vitamin
10. Buhler DR, Miranda C. Antioksidant E and C, β-karotin. And other
activities of flavonoid. Departement of carotenoids as antioksidants. Am. J. Clin.
environmental and molecular toxicology Nutr.Suppl. 62: 1315S-1321S
oregon state university : 2000. 22. Harbone JB. Metode Fitokimia :
lpi@oregonstate.edu diakses 12 penuntun cara modern menganalisis
November 2013. tumbuhan. edisi ke-2. Bandung:
11. McCord JM, superoxide dismutase and PenerbitITB;1997.p.47-8.
oxygen toxicity. in : review in 23. Molyneux P. the use of thestable free
biochemical toxicology. Elsevier radical diphenyl estimating antiokxidant
amsterdam, the netherlands ; 1979: 109- activity; 2003.p.211-9.
24. 24. Kim DK, LeeKw, Lee HJ, Lee CY.
12. Aebi HE. ctalase in vitro. in : Methods Vitamin Cequivalent antiokxidant
enzymol ; 1984.105 :121-26. capacity (VCEAC) of phenolic
13. Winarsi H. Antioksidan alami dan phytochemical. J Agric Food Chem;
radikal bebas. Yogyakarta : kanisius; 2002.p.3713-7.
2007: 20-82. 25. Harbone JB. Metode Fitokimia :
14. Zhou, X.; Yang, X.S.; Zhao, C. Chemical penuntun cara modern menganalisis
components of volatile oil from folium et tumbuhan. edisi ke-2. Bandung:
cacumen Blumea balsamifera originated PenerbitITB;1997.p.47-8.
26. Aziz AA. Riset keperawatan dan teknik
penulisan ilmiah. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika ; 2003.p.35-37.
27. Katja DG, Suyato E. Efek penstabil
oksigen singklet ekstrak pewarna dari
daun bayam terhadap fotooksidasi asam
linoleat, protein dan asam
askorbat.Chem. Prog ; 2009 : 4, 79-86.
28. Kiay N, Suryanto E, Mamahit L. Efek
lama perendaman ekstrak kalamansi
(Citrus microcarpa) terhadap aktivitas
antioksidan tepung pisang goroho (Musa
spp). chem. prog ; 2011 : 4, 27-33.
29. Windono T, Soedirman S, Yudawato U,
Ermawati E, Srierlita, Erowati TI. uji
perendaman radikal bebas terhadap 1,1-
diphenil-2-picrylhidrazyl (DPPH) dari
ekstrak kulit buan dan biji anggur (Vitis
vinifera L ) probolinggo biru dan bali.
Artocarpus ; 2001 : 1,34-43.
30. Depkes RI. Materi Medika Indonesia.
Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1989; 516, 518-9,
522.
31. Sastroasmoro S, Ismael S: Dasar-dasar
metodologi penelitian klinis. edisi ke-4.
Jakarta: Seagung Seto;2011.p.342-3.
32. Kim DK, Lee KW, Lee HJ, Lee CY.
Vitamin C equivalent antioxidant
capacity (VCEAC) of phenolic
phytochemicals. J Agric Food
Chem.2002.(50); 3713-7.
33. Zou Y, Lu Y, Wei D. Antioxidant
activity of flavonoid rich extrac of
Hypericum perforatum L in vitro. J Agric
Food Chem. 2004.(52) : 5032-9.

Anda mungkin juga menyukai