OLEH
Dosen Pembimbing 1: NAMA : ELSYA MARTIA Dosen Pembimbing 2:
Lina Nurfadhila. S.Farm., M.Farm. NPM : 1910631210067 apt. Munir Alinu Mulki, M.Farm
2 budaya diindonesia, telah lama dikenal oleh masyarakat pengobatan tradisional dengan tanaman obat.
Pemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit masih dibutuhkan dan
dikembangkan, dengan mahalnya biaya pengobatan dan harga obat-obatan (Handayani, 2015).
3 Tanaman Balakacida (Chromolaena Odorata L) memiliki sifat Allelopati yang bisa dijadikan
herbisida. Daun Balakacida atau babanjaran, kirinyuh atau daun putihan, di Jawa Tengah dikenal dengan
krinyo atau kirinyu (Francaiz, 2002), secara empiris sebagai penyembuh luka, obat kumur, antidiare,
4 antimikroba, dan antiinflamasi. Daun balakcida digunakan sebagai antibakteri karena senyawa flavonoid
(Hadiroseyani, 2005). Antioksidan adalah senyawa yang menangkal pengaruh radikal bebas. Pengujian ini
menggunakan metode radikal bebas 2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil (DPPH). Penelitian ini sebagai parameter
5 konsentrasi yang ekuivalen berefek sebesar 50 % (IC50). Karena adanya elektron yang tidak berpasangan,
DPPH memberikan serapan kuat, ketika elektron memiliki berpasangan, Absorbansi akan menurun.
BAB-1
PENDAHULUAN
1
2 RUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
1. Apakah pada Daun Balakacida 1. Mengidentifikasi potensi
3 (Chromolaena odorata L)
memilikipada potensi
Apakah
(Chromolaena
sebagai
Daun Balakacida
antioksidan terhadap DPPH
odorata L) ?
memiliki
antioksidan
Balakacida
odorata L)
pada Daun
(Chromolaena
4
2. Berapaterhadap
nilai DPPH
IC50? Daun 2. Menghitung nilai IC50 pada
Balakacida
Berapa (Chromolaena
nilai IC50 Daun Balakacida Daun Balakacida
odorata L)?
(Chromolaena odorata L)? (Chromolaena odorata L)
5
BAB-1
PENDAHULUAN
1 MANFAAT PENELITIAN
3 terutama
balakacida
khasiat
dan
daun
bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat.
antioksidan. Efek yang dihasilkan ini disebabkan
oleh kandungannya yang tinggi akan flavonoid
yang memiliki aktivitas antioksidan, yang
mampu menghambat proses oksidasi.
4
5
BAB-2
1
DEFINISI TINJAUAN PUSTAKA
2 Tanaman Balakcida (Chromolaena odorata L) atau komba-komba atau kirinyuh merupakan
gulma berbentuk semak berkayu berkembang dengan cepat. Tanaman digunakan sebagai obat luka,
insektisida nabati untuk mengendalikan beberapa jenis mikroorganisme karena mengandung
3
Pryrrolizidine alkaloid yang bersifat racun terhadap serangga (Thamrin, 2013). Daun balakacida
mengandung senyawa utama seperti tanin, fenol, saponin, flavonoid dan steroid, serta memiliki
senyawa dengan aktivitas antibakteri (Lavanya & Brahmaprakash, 2011) dan aktivitas anti-
inflamasi (Owoyele, 2005). Menurut penelitian Syahruramadhan (2016), “ekstrak Daun Balakacida
4 (C. Odorata L ) memiliki aktivitas antifungi terhadap pertumbuhan A. Flavus”. Penelitian Yutika
(2015), “menjelaskan bahwa aktivitas bakteri endofit dari tanaman Balakacida memiliki ekstrak
Etanol yang dapat menyembuhkan luka gangrene”. Menurut Fitriana (2012) tanaman ini belum
dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan pengendali biologi. Berdasarkan penelitian yang
5
dilakukan oleh sudding (2012) bahwa salah satu kandungan ekstrak air daun gulma siam adalah
senyawa metabolit sekunder golongan steroid.
BAB-2
1 TINJAUAN PUSTAKA
EKSTRAKSI
2 Ekstraksi merupakan pemisahan bahan aktif yang terkandung dari suatu tanaman ataupun hewan
dengan menggunakan pelarut tertentu. Tujuannya untuk menarik komponen senyawa kimia tertentu
yang terdapat dalam simplisia. Ekstrak yaitu sediaan kental yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati ataupun simplisia hewani menggunakan pelarut
3 yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan, sedangkan ekstrak kering yaitu sediaan yang
berasal dari tanaman atau hewan, yang didapat dengan cara pemekatan dan pengeringan ekstrak
cair hingga mencapai konsentrasi yang diinginkan menurut cara-cara yang memenuhi syarat.
5 DEKOKSI INFUSI
BAB-2
1SKRINING FITOKIMIA TINJAUAN PUSTAKA
2 Skrining Fitokimia merupakan
pendahuluan untuk menentukan kandungan
uji SAPONIN
4
menggunakan pereaksi – pereaksi tertentu
sehingga dapat mengetahui kandungan ALKALOID
senyawa kimia pada tanaman tertentu TRITERPENOI
5 (Adinugraha, 2014) D
BAB-2
1 TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ANTIOKSIDAN
2 Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi
tubuh dari radikal bebas. Antioksidan memiliki jumlah
tertentu menghambat kerusakan akibat proses dari
4
mekanisme pereduksi, penangkap, radikal bebas,
pengkhelat logam, peredam terbentuknya singlet
oksigen, pendonor electron (Karadeniz, 2005).
4 didefinisikan sebagai konsentrasi efektif zat dalam sampel yang dapat menghambat penyerapan
DPPH 50. Harga IC50 berbanding terbalik dengan kapasitas zat untuk bertindak sebagai antioksidan.
Semakin kecil nilai IC50, semakin kuat kapasitas antioksidanya (Putri, R.D, 2017).
5
BAB-2
1ANTIOKSIDAN TINJAUAN PUSTAKA
2
3
4
5
BAB-2
1 TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan IC
2
50
3
4
5
BAB-2
1 TINJAUAN PUSTAKA
SPEKTROFOTOMETRI
2 UV-VIS
Spektrofotometri UV-Visible biasanya digunakan sebagai
penentuan konsentrasi senyawa yang dapat menyerap
5
1 BAB-2
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
KERANGKA PEMIKIRAN
4
5
BAB-3
1 METODE PENELITIAN
DESAIN
2 PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
LOKASI DAN
WAKTU
penelitian eksperimental Penelitian ini dilakukan di
4 ekstraksi
Berapa nilaimaserasi
tahap (Chromolaena
kedua yaitu Uji
bertingkat,
IC50 Daun Balakacida
Antioksidan
odorata
Tanaman Balakacida dengan
L)?
April 2023.
5
Spektrofotometri UV-Vis
BAB-3
1 METODE PENELITIAN
2 ALAT BAHAN
Daun Balakacida, Vitamin C
Spektrofotomerti UV-Vis (Thermo
Scientific Genesys 10S), Rotary (Merck), DPPH (2,2-difenil-1-
4
terhadap DPPH ? FeCl3 1%, reagen dragendorff,
(Iwaki), Rak tabung reaksi, Labu ukur
Berapa nilai IC50 Daun Balakacida
(Iwaki), Pipet tetes, Pipet ukur (Pyrex), serbuk magnesium (Mg), asam
(Chromolaena odorata L)?
Gelas Kimia (Duran), aluminium oil, asetat anhidrat (C4H6O3), asam
kuvet, incubator, erlemeyer (Pyrex), sulfat (H2SO4)
2 SAMPEL
4
Berapa nilai IC50 Daun Balakacida
(Chromolaena odorata L)?
5
1 BAB-3
METODE PENELITIAN
2
3
BAGAN ALUR KERJA
4
5
BAB-3
1 METODE PENELITI
ES PEMBUATAN EKSTRAK DAUN BALAKACIDA
2 Pelarut yang digunakan yaitu N-Heksan, etil asetat dan
etanol masing – masing sebanyak (1:10). 10 kg Daun
balakacida dibersihkan (Sortasi Basah), ditimbang, dicuci
Simplisa dihaluskan menggunakan blender dan
diayak dengan mess 40 sehingga dihasilkan
struktur daun yang sangat halus, ditimbang kembali
dengan yang air mengalir sampai bersih serta dirajang sehingga diperoleh hasil simplisia.
4
Maserasi pertama sebanyak 8 kg simplisia direndam Semua ekstrak cair selanjutnya dipekatkan dengan
dengan 8 liter N-heksan selama 1 x 24 jam sambil sesekali menggunakan alat Rotary evaporator sehingga yang
dilakukan pengadukan. Filtrat dipisahkan untuk diuapkan, didapat ekstrak kental lalu rendemen ekstrak dihitung.
ampas dimaserasi kembali dengan pelarut etil asetat
sambil sesekali dilakukan pengadukan dan dilakukan
pemisahan ampas dan filtrat. Perlakukan yang sama untuk
5 pelarut etanol.
BAB-3
1 Skrining Fitokimia METODE PENELITIAN
Uji Saponin Uji Tanin
2 (Supomo, 2016)
3
ditambahkan reagen FeCl3 1%.
ditambahkan 10 ml air dan
dipanaskan, dikocok selama 10 detik.
Jika terbentuk buih yang banyak Berubah warna menjadi hijau/biru
selama tidak kurang dari 10 menit dan kehitaman menunjukan ada kandungan
5 kandungan saponin
BAB-3
1 Skrining Fitokimia METODE PENELITIAN
Uji flavonoid Uji Alkaloid
2 (pakaya, 2015)
3
1 ml HCL 2 M dan 9 ml air
4
dipindahkan ke dalam tabung reaksi
kuning menandakan kandungan
flavonoid
ditambahkan 2 tetes reagen dragendorff
bila terbentuk endapan kuning jingga
menandakan kandungan alkaloid
5
BAB-3
1 Skrining Fitokimia METODE PENELITIAN
2 Uji Triterpenoid
(Wahid &Safwan, 2020)
3
Ekstrak balakacida 0,5 g ditambahkan 10 tetes
asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat
pekat.
2
5 mg DPPH ditimbang, dimasukkan kedalam tabung
dimasukan kedalam labu Dipipet larutan DPPH 4mL,
reaksi ditambahkan etanol p.a 2
ukur dimasukkan pada kuvet dimasukan
mL
ke spektrofotometri UV-Vis
4
5
Dimasukkan kedalam Pindahkan kedalam kuvet,
botol kaca coklat Serapan max 517 nm diukur serapanya pada rentang
200 - 800 nm, pengerjaan
dilakukan sebanyak 3x.
1 Pembuatan Larutan Vitamin C METODE PENELITIAN
Uji aktivitas Antioksidan Sam
(Mokoginta, Simbala & Mansauda, 2020)
Pembuatan
(Mokoginta, Simbala & Mansauda, 2020) Larutan Ekstrak Balakacida
(Syukrianto, 2017)
Dipipet 2 mL ekstrak balakacida (N-
heksan, etil asetat dan etanol) masing-
2
Vitamin C 10 mg masing konsentrasi ekstrak
50 mg ekstrak daun balakacida (N-
dilarutkan dalam 100 mL ditambahkan 2 mL larutanDPPH
heksan, etilasetat dan etanol)
etanol p.a
dilarutkan dengan etanol p.a sampai
50 mL
4
dengan mepipet 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5;
15 mL
5
Dilarutkan kedalam 25 pengukuran IC50.
mL etanol p.a. Dilarutkan kedalam 25 mL
etanol p.a.
Persen % = X 100%
BAB-3
1 METODE PENELITIAN
Analisis Data
2 Nilai peredaman pada masing – masing konsentrasi, kemudian dibuat kurva regresi
menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Uji ANOVA mengunakan SPSS. Menggunakan
persamaan dibawah ini akan diperoleh nilai IC50 dengan perhitungan secara regresi linier
3 (Marlina, 2019).
(y = bx + a)
4 Keterangan :
y = 50 (% hambatan) a = intersep (titik potong)
x = Konsentrasi IC50 b = slope (kemiringan)
5
1 BAB-3
METODE PENELITIAN
2
Jadwal
3 Rencana
Kegiatan
4
5
DAFTAR PUSTAKA
Frastika, Dian. Pitopang, Ramadhanil. Suwastika, Nengah. (2017) Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L) R. M.
King dan H. Rob sebagai Herbisida Alami terhadap Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Vigna radiata L) R. Wilczek) dan Biji Karuilei
(Mimosa invisa Mart. Ex colla), 6(3), 225-238.
Zulharmita. Kasypiah, Ummil. Rivai, Harrizul. (2012). Pembuatan dan Karakterisasi Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L),
4(2),147-157.
Maulida, Putri. Anggraini Putri, Devi. Fatmawati, Sri. (2019). Free Radical Scavenging Activity of Chromolaena odorata L. Leaves. IPTEK
The Journal for Technology and Science, 30(3), 73-75. https://iptek.its.ac.id/index.php/jts/article
Rizeki E, S. K. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata L.) dan Lama Perendaman Terhadap
Pengawetan Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 1(1),29-46.
https://jim.unsyiah.ac.id/pendidikan-biologi/article/view/315/177 Wahyu Eka Sari, M. W. (2020). Antimicrobial Activity of Balakacida
(Chromolaena odorata) Endophytic Bacteria Isolated from Aceh Besar Against Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa.
Jurnal Medika Veterinaria Agustus, 14(2), 125-131. https://jurnal.unsyiah.ac.id/JMV/article/download/19415/13489
Tristantini D, I. A. (2017). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode
DPPH pada Daun Tanjung (Mimusops elengi L), 15(1).
Harbone, J. B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB Bandung.
Bahriul, P., Rahman, N., & Diah, A. W. M. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) dengan
menggunakan 1,1-2-dipikrilhidrazil. Jurnal Akademika Kimia, 3(3), 143- 149.
Ardhie, A. (2011). Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam mencegah penuaan. Medicinus, 24(1), 4-9.
https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=210464&src=a
TERIMAKASIH