Week 8/ Sesi 12
1. Bobot nilai 20%. Biaya-biaya apakah yang digunakan dalam perencanaan agregat?
Sebutkan dan jelaskan secara terperinci.
Jawab:
c. Overtime Cost dan Undertime Cost (Biaya Lembur dan Biaya Menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi
konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur yang
biasanya 150% dari biaya kerja regular. Disamping biaya tersebut, adanya lembur
akan memperbesar tingkat absen karyawan karena karyawan akan merasa lelah.
Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga
kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untukkegiatan
produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk
kegiatanlain yang produktif meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat
d. Inventory Cost dan Backorder Cost (Biaya Persediaan dan Biaya Kehabisan
Persediaan)
Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada
saat-saat tertentu. Konsekuensi dari kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan adalah
timbulnya biaya penyimpanan (inventory cost/holding cost) yang berupa biaya
tertahannya modal,pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang.
Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-
olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk
biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan
berapa barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi ini pada system MTO (make to
order = memproduksi berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan jadwal jadwal
penyerahan order terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock =
memproduksi untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan beralihnya
pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang
yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi perusahaan, dimana
kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai biaya kehabisan persediaan. Biaya
kehabisan persediaan ini sama nilainya dengan biaya pemesanan kembali bila
konsumen masih bersedia menunggu
Januari 450 11 41
Februari 350 9 39
Maret 400 10 38
April 600 10 57
Mei 750 11 68
Juni 550 10 55
3100 62
80
70
68
Production Rate per working day
60
57 55
50
40
41 39 38
30
20
10
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Number of working days
3100
Average Requirements: =50 units per day
62
The Conclusion:
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada bulan April-Juni terdapat kekurangan produksi
sehingga dapat dilakukan lembur dan subkontrak dengan kekurangan produksi masing-masing
MGMT6397-Operations Management and Managing Business Information-R0
sebesar 100, 200 dan 50 unit. Dan pada 3 bulan pertama (Januari-Maret) kapasitas produksi
terpenuhi sehingga tidak perlu melakukan lembur & subkontrak.
c. Temukan biaya tenaga kerja, biaya perekrutan dan pemberhentian, dan biaya
penyimpanan persediaan.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata produksi per hari 50 unit dengan tenaga kerja
konstan dan tidak ada waktu lembur maupun menganggur tanpa adanya persediaan cadangan dan
subkontraktor. Pada kondisi ini dapat diasumsikan bahwa perusahaan memiliki persediaan awal
0 dan persediaan akhir 0. Maka dapat dihitung sebagai berikut:
- Total unit persediaan yang disimpan selama 6 bulan (Januari-Juni) = 850 unit
- Jumlah unit yang dapat diproduksi oleh setiap pekerja = 8 jam kerja : 1,6 jam kerja =
= 5 unit/pekerja
Biaya Penyimpanan : 850 unit yang disimpan × Rp. 5/unit = Rp. 4.250/unit
Biaya Tenaga Kerja Reguler : 10 pekerja × Rp. 80/ hari × 62 hari = Rp. 49.600
Dari data diatas diketahui bahwa perusahaan harus memproduksi 3100 unit dalam
perencanaan agregat ini. Untuk memenuhi tingkat produksi tersebut perusahaan haru
menentukan berapa unit yang dapat diproduksi oleh perusahaan dan berapa unit yang dapat
disubkontrakkan. Maka perhitungannya:
= 2.418 unit
= 682 unit
Pada rencana ini perusahaan bisa melakukan variasi pada jumlah TK dengan reuitmen dan
pemberhentian kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingkat produksi akan seseuai dengan
permintaan.
2 x Rp. 600
15 x Rp.300
13 x Rp. 300
13 x Rp. 600
Biaya TK lembur 0 0 0
Dari data diatas biaya produksi terkecil adalah dengan menggunakan Plan 2, yang berarti
menggunakan Plan 2 Subkontrak dalam jumlah TK yang konstan. Plan 2 memerlukan biaya
sebesar Rp. 52.328 lebih rendah daripada Plan 1 dan Plan 3.
Jumlah unit yang dapat diproduksi oleh setiap pekerja = 8 jam kerja : 1,6 jam kerja
= 5 unit/pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi 40 unit per hari = 40 : 5 unit/pekerja
= 8 pekerja.
62 630 10
Biaya Lembur = Unit x jam kerja per unit x biaya lembur per unit =
= Rp. 17.13
Rekruitmen 0
PHK 0
Subkontrak 0
Maka, dengan menggunakan Plan 2 subkontrak dalam TK yang konstan tetap lebih
menguntungkan karena biaya produksinya lebih rendah yaitu Rp.52.328 sehingga rencana
alternatif tidak lebih baik daripada Plan 2.
Referensi :