Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Resensi

Ulasan atau yang biasa dikenal dengan resensi secara etimologi berasal dari bahasa Belanda, yaitu
resentie dan bahasa Latin recentsio, recensere, atau revidere yang artinya mengulas kembali atau melihat
kembali. Nah, kalau dalam bahasa Inggris, resensi dikenal dengan istilah review.

Manfaat Resensi

Manfaat utama resensi, yaitu memberi gambaran singkat kepada pembaca mengenai karya yang dibaca.
Kalau dilihat dari subjek penggunaannya, resensi memiliki empat manfaat.

1. Bagi penulis buku, resensi dibutuhkan sebagai sarana mendapatkan feedback atau umpan balik agar ia
dapat membuat karya yang lebih berkualitas. Selain mendapatkan kemudahan dalam mengevaluasi
karyanya yang sudah terbit, resensi juga memudahkan penulis mengetahui antusiasme dan tanggapan
masyarakat terhadap buku yang dibuatnya.

2. Bagi penerbit, resensi dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menindaklanjuti kerjasama dengan
penulis atau pengarang. Apakah mau lanjut atau cukup sampai di sini? Nah, salah satu cara penerbit
menilai karya penulis, yaitu dengan membaca resensi buku yang dibuat oleh peresensi.

3. Setelah penulis dan penerbit, media massa juga membutuhkan resensi dalam proses produksi buku.
Hal ini karena media massa berperan sebagai media untuk memperkenalkan buku kepada publik atau
yang biasa dikenal dengan promosi. Melalui resensi buku tentu saja membantu media massa untuk
mengetahui kualitas dari buku yang akan/sedang dipromosikan.

4. Bagi pembaca khusus, resensi dapat dijadikan media dalam menguji atau mengembangkan suatu topik
bagi para penulis novel, cerpen, naskah, atau bahkan peneliti. Sementara itu, bagi pembaca umum,
resensi menjadi sumber informasi untuk mengetahui kualitas sebuah buku atau karya. Dengan
mengetahui informasi tersebut, pembaca bisa mengetahui kelayakan karya yang diresensi tersebut.

Langkah-Langkah Menyusun Resensi

1. Mengenali latar belakang penulisan buku

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membaca bagian pengantar yang ditulis oleh penulis buku,
penerbit, atau seorang pakar yang terdapat di bagian awal buku Dengan begitu, penulis resensi dapat
memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai buku yang akan diresensi dari kacamata penulis buku,
penerbit atau pakar sehingga dapat membantu menyampaikan pesan buku kepada pembaca dengan baik

2. Membaca isi buku

Pada tahap ini kamu membaca isi buku dari awal hingga akhir untuk mendapatkan intisari dari buku
tersebut Kamu dapat membaca menggunakan teknik scanning atau membaca semua, bisa juga
menggunakan teknik membaca cepat atau skimming sehingga kamu tidak perlu menghabiskan waktu
untuk membacanya. Setelah itu catat dan susun bagian penting yang akan disampaikan dalam resensi

3. Membuat ringkasan atau sinopsis buku

Membuat ringkasan dari bagian penting yang sudah kamu susun tadi menjadi sebuah sinopsis Susunan
sinopsis ini kemudian nantinya dikembangkan sehingga semua aspek buku diulas secara detail namun
tetap singkat. Nah, dengan ini pembaca resensi dapat mengetahui gambaran cerita dari buku yang akan
dibacanya.
4. Melakukan penilaian buku

Melakukan penilaian buku dengan melihat keunggulan dan kelemahan buku. Bagian yang ditulis lebih
dulu adalah keunggulan, kemudian diikuti oleh kelemahan buku Nah, untuk menentukan keunggulan dan
kelemahan buku, kamu nggak bisa asal, ya! Ada aspek-aspek tertentu yang menjadi sebuah penilaian
resensi yaitu aspek tema, penokohan atau pembangunan karakter oleh penulis, gaya bahasa yang
digunakan penulis, alur cerita dan sebagainya. Hal ini sebagai informasi kepada pembaca lain untuk dapat
mengetahui seberapa bagus kualitas buku yang diresensi

5. Menulis sasaran pembaca buku

Sasaran pembaca adalah orang-orang yang menjadi sasaran dari tujuan dibuatnya buku yang ditulis. Hal
ini penting untuk menginformasikan kalangan yang cocok membaca buku dalam sebuah resensi.
Tujuannya untuk memperluas jangkauan si penulis agar karya yang ditulis dapat memberikan pengaruh
yang baik dan mudah diterima oleh pembaca yang tepat.

6. Membuat kerangka resensi

Sebelum menulis resensi, penulis dapat membuat kerangka resensi dengan menampilkan unsur-unsur
pada struktur resensi. Kerangka resensi perlu dibuat agar peresensi memiliki arahan dalam menyelesaikan
resensi.

Contoh Resensi

Nah, setelah mengetahui umur-unsur dan struktur teks resensi, sekarang kamu harus bagaimana langkah-
langkah dalam membuat resensi huku. Fok lihat contohnya sebag referen untuk membuat resensimu
sendiri!

Identitas Buku

Judul Buku Laut Bercerita

Penulis Buku Leila S. Chidori

Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tahun Terbit 2017

Jumlah Halaman 379

Harga Buku Rp100.000

ISBN 978-602-424-694-5

Pendahuluan

Dalam buku ini, Leila S Chodori mengundang kita untuk menyelami kas penghilangan orang secara paksa
Huku ini terdiri atas di bagian Bagian pertama mengambil sudut pandang seorang mahasises aktvis
bernama Laut, menceritakan bagaimana Laut dan kawan-kawannya menyus rencana, berpindah-pindah
dalam pelarian, hingga tertangkap oleh pekan rahaa Sedangkan bagian kedua dikisahkan oleh Asmara,
adik Laut Bagian kedua mewakili perasaan kehangs korban penghilangan paksa, bagaimana pencarian
mereka terhadap kerabat mereka yang tak pernah kembali. Berusaha mencan secercah harapan tentang
saudara, jika masih hidup, dia disekap dimana, Pan jika sudah mati, dimana mereka menguburkanya Juga
tentang perasaan para korhan selamat, bagaimana terpenjara nya mereka atas kejadian tersebut

Penulis fiksi historis tersebut mampu membuat tema kelam dalam novel ini menyenangkan dihas Drama
dan tragedi yang kental dan berada nostalgik memberi perasaan pila dan melankolia hag pembaca
Pembawaan yang mengambil dua sudut pandang berbeda membuat kita dapat bevempa dan memahami
posisi berbagai pihak yang terlibat dalam kasus-kasus penghilangan orang ses paksa Demi membentuk
akurasi pendalaman emosi yang baik bagi pembaca saat membaca buku ini, penulis sendiri mewawancara
langsung korban dan kerabat yang terlibat tragedi penculikan aktivis tahun 1998 Bahkan buku ini ditulis
sebagai bentuk tribute hagi pats aktivis yang dicul yang kembali, dan yang tak kembali, dan keluarga yang
terus menerus sampai sekarang menari jawab

Isi cerita

Matilah engkau mati

Kau akan lahir berkali-kali....

Begitulah dua larik puisi yang menyambut kita di lembar pertama. Biru Laut Wibisono malai bercerita
kepada kita bagaimana ia menemui kematian setelah tiga bulan disekap

"Bapak, Ibu, Asmara, Anjani, dan kawan-kawan... dengarkan ceritaku

la memulai kisah di tahun 1991 pada sebuah tempat bernama Seyegan, Yogyakarta. Seyegan tak lain
merupakan markas Wirasena (organisasi mahasiswa) untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut
pemerintah adalah sebuah aktivitas terlarang. Terkisahlah kehidupan persahabatan antara Laut, Alex,
Sunu, Daniel, Kinan, Julius, Dana, dan Gusti, serta aktivis-aktivis lainnya. Pada bab Seyegan, Laut bercerita
tentang ketertarikan untuk meruntuhkan ketidakadilan yang dilakukan rezim pemerintahan saat itu.
Terkadang ia berkisah bagaimana indahnya keluarga dan rindunya pada Asmara (adik semata wayang) dan
Anjani (kekasih) tiba-tiba hadir bersama aroma tengkleng buatan Ibu dalam imajinasinya.

Peristiwa Blangguan, demi membela petani-petani jagung yang lahannya akan dirampas pemerintah,
menjebloskan Laut ke dalam penjara. la dipukuli habis-habisan, diinjak dengan sesuatu bergerigi, dan
disetrum. Setelah mereka tak mendapat jawaban, Laut dan kawan-kawannya. dibuang begitu saja di
Bungurasih.

"Di kampus kita hanya belajar disiplin berpikir, tetapi pengalaman yang memberi daya dalam

hidup adalah di lapangan."-Bram

Seringnya aktivitas-aktivitas mereka bocor kepada intel, seperti peristiwa Blangguan, demo di Surabaya,
aktivitas di Klender dan acara seminar untuk membahas unjuk rasa yang gagal, membuat Laut dan kawan-
kawannya mencurigai Naratama sebagai agen ganda. Hingga pada sepertiga ujung cerita, terkuaklah siapa
sebenarnya agen ganda tersebut. Laut pun bercerita bagaimana sakitnya ia dikhianati dari orang yang tak
pernah terduga sebelumnya.

"Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk
punggung kita Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan"-
Bram
Bulan Maret 1998 giliran mereka (para aktivis Wirasena) diculik, disiksa, dan diinterogasi dengan tidak
manusiawi. Laut, Sunu, Kinan, Bram, Sang Penyair, dan beberapa kawan hilang tanpa jejak setelah
disekap. Merek, yaitu Alex, Daniel, Naratama, Coki, Hamdan, dan lima orang lainnya dikembalikan masih
dalam keadaan hidup. Hingga saat rezim itu runtuh di Mei 1998, mereka mulai mampu bersuara atas
kekejaman yang mereka terima.

"Setiap langkahmu, langkah kita, apakah terlihat atau tidak, apakah terasa atau tidak, adalah sebuah
kontribusi, Laut. Mungkin saja kita keluar dari rezim ini 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi. tapi apapun yang
kamu alami di Blangguan dan Bungurasih adalah sebuah langkah. Sebuah haris dari puisimu, sebuah
kalimat pertama dari cerita pendekmu"-Kinan

Cerita kemudian berlanjut dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Biru Laut dan kekasih Alex Sebagai
keluarga yang ditinggalkan sang kakak secara misterius, mereka sangat kehilangan. Kisah Asmara pun
dimulai tahun 2000-an Bersama keluarga aktivis-aktivis lainnya, Asmara bergabung dengan Aswin dan
mencoba mencari keadilan pada pemerintah yang dirasa lebih peduli. Duka kehilangan membuat banyak
keluarga hidup dalam penyangkalan. Mereka hidup dalam imajinasi dimana keluarga mereka yang hilang
masih tetap ada dalam keseharian. Ayah mereka masih tetap menyiapkan empat piring dalam ritual
makan malam bersama di hari Minggu. Memutar lagu yang menandai kehadiran Laut, membersihkan
buku-buku dan kamar milik Laut, seolah-olah Laut akan datang secara tiba-tiba kelak

Keunggulan Buku

Sebagai orang awam yang hanya mempelajari HAM lewat buku cetak PPKn di sekolah, dari buku inilah
mendapat perspektif baru. Bagaimana banyaknya orang yang hilang itu bukan sekedar angka, tetapi
pembuktian bahwa kasus mereka belum tuntas. Setiap kata yang tertulis di surat demi surat membuat
para pembaca dapat merasakan emosi dari si pengirim surat Bahasa yang digunakan di novel ini mudah
dipahami dalam mengulas sejarah Indonesia yang tidak tercatat di buku sekolah.

Kekurangan Buku

Isi novel ini masih memiliki ejaan yang salah seperti "menganalisa" yang seharusnya "menganalisis", kata
"praktek" yang seharusnya "praktik". Juga ada beberapa kata yang salah ketik. Serta penggunaan bahasa
Jawa dalam dialog yang kurang dimengerti beberapa pembaca luar Jawa.

Penutup

Menurut saya, ketika membaca novel ini ada perasaan kalut dan sedih bercampur marah Tokoh- tokohnya
memang fiktif, tetapi ada hal yang menginspirasi terciptanya buku ini. Reformasi 1998 itu nyata,
penculikan aktivis itu benar-benar terjadi, dan peristiwa 1965 itu masih menghantui Membaca novel
"Laut Bercerita" terasa seperti sedang membaca sejarah yang hilang Yang diceritakan dari sisi lain, sisi
yang kelam

Novel ini cocok dibaca bagi para mahasiswa, organisasi-organisasi kampus, para politikus, atau para
orang-orang yang bercerita tentang kebebasan. Pembaca akan terus terseret dalam permaman emosi
karakter-karakternya hingga akhir cerita. Kisah dalam buku ini merupakan sepenggal duri kisah kita
bersama, menjadi bagian yang tak pernah terjelaskan dan tak akan terlupakan
---
Gimana, Guys, materi kali ini sudah cukup membantu kamu belum dalam memahami materi resensi?
Semoga setelah baca artikel ini, kamu jadi paham ya mengenai struktur resensi dan cara membuatnya
Bahasan resensi ini bisa kamu pelajari lebih lengkap dan interaktif, tentunya di aplikasi Ruangguru, lho!
Yuk, instal aplikasinya di PC kamu, supaya bisa belajar lebih leluasa

Anda mungkin juga menyukai