Anda di halaman 1dari 2

User Interface

Penulis : Nasril, M.M

Apa yang dimaksud dengan PPEPP,  PPEPP adalah singkatan dari Penetapan,
Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian serta Peningkatan. Bila kita berbicara
mangenai Penetapan, maka yang perlu kita ingat bahwa segala sesuatu yang akan
dilakukan atau dijalankan baik didalam UPPS atupun PS semuanya harus memiliki nilai
hukum atau keketapan yang tertulis dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang terkait.
Sebagai contoh pembentukan buku kurikulum. maka untuk proses pembuatan buku
kurikulum ini harus dinyatakan dalan suatu ketetapan yang ditandatangani oleh UPPS
atau PS. Sebagai bahan pertimbangan dasar maka penetapan yang diambil oleh UPPS
atau PS harus melampaui dari SN Dikti. Dalam perumusan penetapan ini maka
rumusan yang dipakai adalah ABCD, yaitu  Audience yaitu subyek yang harus
melakukan  sesuatu  atau pihak yang harus melaksanakan dan mencapai isi
standar. Behavior yaitu apa yang harus dilakukan dapat diukur / dicapai /
dibuktikan. Competence yaitu  terdapatnya kompetensi / kemampuan / spesifikasi /
target / kriteria yang harus dicapai, dan yang terakhir adalah Degree yaitu  tingkat /
periode / frekuensi / waktu dari penetapan tersebut.

Sedangkan bila kita berbicara mengenai Pelaksanaan, maka kita harus ingat terhadap


nilai-nilai standar dari pelaksanaan tersebut. Ada beberapa nilai standar yang harus
diperhatikan yaitu,

a. Standar kompetensi lulusan,

b. Standar isi pembelajaran,

c. standar proses pembelajaran,

d. Standar penilaian pembelajaran,

e. Standar dosen dan tenaga kependidikan,

f. Standar sarana dan prasaranan pembelajaran,

g. Standar pengelolaan pembelajaran,

h. Standar pembiayaan pembelajaran.

Kemudian dalam fase keterlaksanaan sistem penjaminan mutu internal, maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut :
a. Dokumen legal pembentukan unsur pelaksana penjaminan  mutu,

b.Ketersediaan dokumen mutu, kebijakan SPMI, manual SPMI,  standar SPMI, dan


formulir SPMI,

c. Terlaksananya siklus penjaminan mutu (siklus PPEPP),

d. Bukti sahih efektivitas pelaksanaan penjaminan mutu dan terakhir,

e. Memiliki external benchmarking dalam peningkatan mutu.

Sekarang kita ke fase Evalusi,  yang dimaksud dengan evaluasi disini adalah
dilakukannya evaluasi atas apa yang telah dilaksanakan dengan mengacu kepada SN
Dikti yang ada. Proses evaluasi ini dilakukan oleh AMI (Audit Mutu Internal) dengan
rujukan hasil berbentuk :

a. Pelaksanaan Standar Dikti mencapai Standar Dikti yang telah ditetapkan;

b. Pelaksanaan Standar Dikti melampaui Standar Dikti yang telah ditetapkan;

c. Pelaksanaan Standar Dikti belum mencapai Standar Dikti yang telah ditetapkan;

d. Pelaksanaan Standar Dikti menyimpang dari Standar Dikti yang telah ditetapkan

Kemudian bila kita ke fase Pengendalian maka yang harus dilakukan sebagai berikut :

Temuan Hasil
Pengendalian  STANDAR DIKTI
AMI (FINDINGS)
Mencapai Perguruan Tinggi mempertahankan pencapaian dan
standar Dikti berusaha meningkatkan standar DIKTI
Melampauai Perguruan Tinggi mempertahankan pelampauan dan
standar Dikti berusaha meningkatkan standar DIKTI
Belum
Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksi
mencapai
pelaksanaan standar DIKTI
standar DIKTI
Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksi
Menyimpan dari pelaksanaan  standar DIKTI agar perguruan tinggi
standar DIKTI mengembalikan pelaksanaan standar DIKTI sesuai
aturan yang ada

Pada tahapan Peningkatan akan tercipta suatu kaizen atau continues quality
Improvement sehingga tercipta budaya mutu.

Anda mungkin juga menyukai