PENGELOLAAN B3
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kurun waktu terakhir ini, dengan pesatnya perdagangan global bahan
kimia, meningkatnya penggunaan B3 pada berbagai sektor (industri, pertanian,
pertambangan, kesehatan dan lain-lain). Hal ini menyebabkan adanya perubahan
pola hidup manusia dari carbohydrate bases economy kearah petrochemical based
economy yang menyebabkan beberapa dampak negatif antara lain pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan apabila limbah B3 tidak dikelola sesuai
ketentuan/peraturan. Di lingkungan rumah sakit sebagian barang konsumtif yang
ada di rumah sakit berpotensi mengandung B3.
A. LATAR BELAKANG
2
kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek
ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang. Hal tersebut menjadi
salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak
dari limbah B3 tersebut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pengelolaan sediaan dan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan atau
mengurangi resiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia
dan makhluk hidup lainnya.
2. Tujuan Khusus
a. Pengelolaan sediaan dan limbah B3 di lingkungan rumah sakit yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Meminimalkan sediaan B3 di rumah sakit, sehingga pengelolaan lebih
mudah.
c. Mencegah terjadinya cedera akibat paparan B3 baik bagi pegawai, pasien
dan setiap orang yang berkunjung di lingkungan rumah sakit.
d. Pemusnahan limbah B3 yang sesuai dengan ketentuan.
C. LANDASAN HUKUM
3
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Nomor 68 Tahun
2015 tentang Baku mutu limbah cair domestik
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup
D. RUANG LINGKUP
4
BAB II
A. KEGIATAN POKOK
a. Melakukan inventarisasi sediaan dan limbah B3
b. Melakukan supervisi penyimpanan sediaan B3 dan TPS limbah B3.
c. Melakukan penandaan dengan pemasangan label, dan tanda bahaya
memakai lambang atau peringatan.
d. Melakukan sosialisai penggunaan APD setiap kegiatan yang berhubungan
dengan sediaan B3.
B. RINCIAN KEGIATAN
5
Adapun analisis resiko yang digunakan dalam rencana induk/program ini
adalah analisa kuantitatif dengan melakukan skoring atas probabilitas
kejadian dan nilai dampak atau konsekuensi yang mungkin timbul jika
resiko benar-benar terjadi.
Keterangan :
1. Likelihood
2. Kriteria Consequnces
1 2 3 4 5
Insignifi Minor Moderat Major Catas
cant trophic
Cedera Tidak ada Dapat diatasi Berkurangnya fungsi Cedera luas Kematian
pasien cedera dengan motorik/ sensorik setiap kehilangan
pertolongan kasus yang fungsi utama
pertama memperpanjang permanent
perawatan
Pelayanan/ Terhenti Terhenti lebih Terhenti lebih dari 1 Terhenti Terhenti
operasional lebih dari dari 8 jam hari lebih dari 1 permanen
1 jam minggu
Biaya/ Kerugian Kerugian lebih Kerugian lebih dari Kerugian Kerugian
keuangan kecil dari 0,1 % 0,25% anggaran lebih dari lebih dari 1
6
anggaran 0,5% %anggaran
anggaran
Publikasi Rumor -Media lokal -Media lokal Media Media
-Waktu -Waktu lama nasional nasional
singkat kurang dari lebih dari 3
3 hari hari
Reputasi Rumor Dampak kecil Dampak bermakna Dampak Menjadi
terhadap moril terhadap moril serius masalah
karyawan dan karyawan dan terhadap berat bagi
kepercayaan kepercayaan moril PR
masyarakat masyarakat karyawan
dan
kepercayaan
masyarakat
7
Resiko yang berada diatas garis risk tolerance dan berada di level resiko
mulai dari 16 sampai dengan 25 menjadi perhatian penuh direksi dalam
pengelolaannya.
Level resiko diatas garis risk tolerance sampai lebih kecil dari 16
menjadi perhatian penuh manajer.
Resiko dibawah garis risk tolerance sepenuhnya dalam tanggung jawab
pengelolaan di tingkat operasional atau oleh supervisor.
8
sejak dini resiko tidak
terjadi
Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi
pencegahan, deteksi
dan penanganan
4 Penyalahgunaan 3 Low Supervisor Tidak perlu
B3 penanganan khusus
Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini resiko tidak
terjadi
Secara umum seluruh skor resiko berada dibawah garis risk tolerance. Hal
ini berarti bahwa resiko masih dapat diterima dan tidak diperlukan suatu
upaya yang sangat khusus untuk melakukan pencegahan dan penanganan
resiko. Perbedaan pada kriteria rendah dan medium adalah pada tanggung
jawab pengelolaan resiko.
9
Menyediakan ventilasi Jika terjadi ledakan
yang memadai dilakukan sesuai dengan
Melakukan penandaan prosedur penanganan
dengan pemasangan sesuai kode kedaruratan
label dan tanda bahaya RS (kode hitam)
dengan memakai Meminimalisir atau
lambing atau peringatan mengisolir luasan lokasi
Mengatur jarak letak dampak kebakaran/
sediaan B3 dengan ledakan
sumber api sesuai
standar
10
dengan perusahaan yang
sesuai spesifikasi dan
legal
Melakukan inventarisasi
limbah B3 yang ada di
lingkungan RS
a. Pelaporan insiden
Pelaporan insiden berdasarkan prosedur pelaporan.
b. Monitoring dan review insiden dan kegiatan
Monitoring dan review insiden dan kegiatan dilakukan oleh Tim K3
sesuai dengan besar kecilnya resiko.
Monitor dan review insiden juga melibatkan unit-unit terkait.
c. Edukasi staf tentang risk register
Dilakukan sosialisasi SPO pada pegawai yang berhubungan
langsung dengan sediaan B3.
Orientasi pegawai baru di unit secara rutin dan pencegahan insiden
Melakukan pendistribusian buku panduan karyawan tentang kode
kedaruratan.
Melakukan sosialisasi dengan poster, stiker, banner dan lain-lain
11
BAB III
B. SASARAN
12
BAB IV
13
5. Monitoring sistem penyimpanan B3 di Rumah Sakit
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh unit kerja yang
menyimpan Bahan B3 bekerja sama dengan Sanitasi dan Tim K3RS. Adapun
monitoring sistem penyimpanan meliputi : Pengontrolan suhu penyimpanan,
pengontrolan keamanan, pencegahan bahaya kebakaran (uji kelayakan APAR
dan lain-lain), sortir bahan B3 yang sudah tidak layak pakai.
No PROGRAM BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Evaluasi dan penyusunan
ulang kebijakan di bidang
pengelolaan B3 di RS
2 Sosialisasi kebijakan baru
bidang B3
3 Pengurusan ijin TPS limbah
B3
4 Kunjungan ke tempat
pemusnahan akhir limbah B3
5 Monitoring system
penyimpanan B3 di RS
6 Pelaporan neraca limbah B3
kepada DLHK
7 Monitoring kecelakaan kerja
yang disebabkan oleh B3
8 Monitoring dan kelengkapan
pemakaian APD terkait dalam
penanganan B3
14
B. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Ada beberapa hal yang akan dijadikan pijakan dalam setiap proses evaluasi yaitu :
1. Form check list supervisi penyimpanan merupakan lembar check list logistik
farmasi dalam pemantauan sediaan B3.
2. Neraca limbah B3
3. Lembar monitoring suhu ruang penyimpanan sediaan dan limbah B3
4. Daftar ketersediaan dan penggunaan APD di setiap lokasi B3
5. Angka kejadian kecelakaan kerja karena B3
6. Pelaksana program kerja minimal 80% terlaksana
15
BAB V
ANGGARAN
16
BAB VI
EVALUASI DAN PELAPORAN
Ada beberapa hal yang akan dijadikan pijakan dalam setiap proses evaluasi yaitu :
1. Form check list supervisi penyimpanan merupakan lembar check list logistik
farmasi dalam pemantauan sediaan B3.
2. Neraca limbah B3
3. Lembar monitoring suhu ruang penyimpanan sediaan dan limbah B3
4. Daftar ketersediaan dan penggunaan APD di setiap lokasi B3
5. Angka kejadian kecelakaan kerja karena B3
6. Pelaksana program kerja minimal 80% terlaksana
Serang, 2022
Penanggung Jawab
Ketua Tim MFK Instalasi Sanitasi Lingkungan RSDP
17