FIBROID
FIBROID
Fibroid Rahim dikenal juga “mioma uteri”
tumor jinak (non-kanker) yang tumbuh dalam lapisan otot rahim. terdiri dari otot dan jaringan
berserat kuat yang biasanya terjadi selama pertengahan / akhir masa produktif wanita (di
atas 30 tahun). Ketika tumbuh, mioma dapat timbul hanya satu atau banyak (Multiple) dengan
ukuran dan letak bervariasi (Mehine, 2013)
PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam miometrium
atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Apapun asalnya tumor mulai dari
benih-benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat
lambat tetapi progresif (bertahun-tahun) dalam hitungan bulan di bawah pengaruh estrogen
(Llewellyn,2019).
ETIOLOGI
Penyebab munculnya belum diketahui pasti, namun faktor seperti usia, ras, hormon endogen
atau estrogen, obesitas, infeksi rahim, serta gaya hidup diyakini berkaitan dengan penyakit ini.
Pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi hormon estrogen. Mioma
menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, yaitu saat pengeluaran hormon
estrogen tinggi, sehingga cenderung membesar saat wanita sedang hamil dan mengecil saat
wanita memasuki masa menopause.
FIBROID TYPE
Spesimen Miomektomi Menunjukkan
Multipel Fibroid Uterus
Gejala.
Usia
Ras dan Genetik
Faktor Reproduksi
Faktor Hormonal
Obesitas
Gaya Hidup
Subjektif mengeluh sakit perut dan turunnya rahim ke dalam vagina, dismenore, dan pendarahan hebat
Objektif Hasil ultra sound scan :
- Tampak besar berukuran 14 x 10,9 x 8 cm antivert
- Beberapa fibroid di dinding anterior posterior rahim, terbesar 5,4 x 4,5cm didinding anterior
- Rongga endometrium terdistorsi
Assesment Problem medis : fibroid rahim multipel
Penanganan dan obat :
- Operasi histerektomi
- Pemberian OAINS pasca operasi (ketorolac injeksi, tiap ampul 1 ml mengandung ketorolac
tromethamine 30 mg) : penggunaannya 2 hari selama nyeri masih dirasakan
Tujuan terapi :
- Operasi Histerektomi : pengangkatan seluruh rahim juga leher rahim. biasanya menjadi
pilihan wanita yang sudah berkeluarga dan berusia +40 tahun. Operasi ini dapat
mengeliminasi kemungkinan fibroid dan mengakhiri semua gejala termasuk pendarahan haid
yang berat, dimana dapat berlangsung lama bahkan setelah miomektomi dilakukan.
- Ketorolac injeksi : Untuk penanganan nyeri pasca operasi
Plan - Monitoring perkembangan pasien pasca operasi
- Monitoring efektivitas dan efek samping obat yang diberikan
- Tes diagnostic/laboratorium
- Konseling dan tindak lanjut (follow up).
Link jurnal penggunaan ketorolac injeksi :
https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/downlo
ad/957/795/0
INDIKASI :
meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini sering digunakan setelah operasi atau prosedur
medis yang bisa menyebabkan nyeri.
KONTRAINDIKASI :
kontraindikasi pemakaian ketorolac, antara lain pada pasien dengan hipersensitivitas terdapat
ketorolac, riwayat perdarahan gastrointestinal, dan perdarahan serebrovaskular aktif
EFEK SAMPING :
menimbulkan lesi histopatologis pada gaster (Trevor,2015)
DAFTAR PUSTAKA
1. Baley, K., Michalov, K., Kossick, M. A., & McDowell, M. (2014). Intravenous Acetaminophen and
Intravenous Ketorolac for Management of Pediatric Surgical Pain; A literature journal. AANA Journal,
Vol. 82, No. 1.
2. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th ed. United States:McGraw-Hill
Education; 201
3. Llewellyn JD. 2019, Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC: 109- 12
4. Mehine M, Kaasinen E, et al. Characterization of uterine leiomyomas by whole-genome sequencing. N
Engl J Med. 2013;369(1):43-53.
5. Sparic R, Mirkovic L, Malvasi A, Tinelli A. Epidemiology of uterine myomas: A review. Int J Fertil Steril.
2016;9(4):424-35. doi:10.22074/ijfs.2015.4599.
6. Tsigkou A, Reis FM, Lee MH, Jiang B, Tosti C, Centini G, et al. Increased progesterone receptor
expression in uterine leiomyoma: correlation with age, number of leiomyomas, and clinical symptoms.
Fertil Steril. 2015;104(1):170-5.e1.
7. Vilos G, Allaire C, Laberge P, et al. The Management of Uterine Leiomyomas. Journal of Obstetrics and
Gynaecology Canada. 2015;37(2):157-178.
8. Wise LA, Palmer JR, Stewart EA, Rosenberg L. Age-specific incidence rates for self-reported uterine
leiomyomata in the Black Women’s Health Study. Obstet Gynecol. 2015;105:563e8.
9. Wise LA, Radin RG, Kumanyika SK, Ruiz-Navaez EA, Palmer JR, Rosenberg L. Prospective study of
dietary fat and risk of uterine leiomyomata. Am J Clin Nutr. 2014;99(5):1105-16.
Matur Suhun, Kalian!