Anda di halaman 1dari 13

F2SQUAD

FIBROID

apt. Sani Asmi Ramdani Lestari, M.Farm.Klin.


Farmakoterapi Gangguan Sistem Reproduksi, Onkologi Dan Sistem
ANGGOTA KELOMPOK
ANGGOTA KELOMPOK

Siti Adawiyah ……………………………... 200106201


Syakira Dwi Putri ………….………………. 200106211
Yasmine Najiyah …………………………... 200106230
Zahra Awaunissa …………………………... 200106233
Zalfa Fadhilah Huwaida …………………... 200106236
Zuraida Rahmawati ………………………... 200106237
Nikmatullah …..……………………………. 200106239
KASUSNYA
Ny.J 40 tahun mengaku dengan keluhan sakit perut hebat dan
turunannya rahim ke dalam vagina, dismenore dan keluhan
pendarahan hebat, dilakukan ultra sound scan.
Hasil:
 Tempak besar, berukuran 14,0 ×8,0 cm antivert.
 beberapa fibroid ada di dinding anterior dan posterior
rahim;terbesar berukuran 5,4 × 4,5 cmn di dinding anterior.
 Rongga endometrium terdistorsi.

pasien didiagnosis menderita fibroid rahim multipel.


DEFINISI

FIBROID
Fibroid Rahim dikenal juga “mioma uteri”
tumor jinak (non-kanker) yang tumbuh dalam lapisan otot rahim. terdiri dari otot dan jaringan
berserat kuat yang biasanya terjadi selama pertengahan / akhir masa produktif wanita (di
atas 30 tahun). Ketika tumbuh, mioma dapat timbul hanya satu atau banyak (Multiple) dengan
ukuran dan letak bervariasi (Mehine, 2013)
PATOFISIOLOGI

Tumor ini berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam miometrium
atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Apapun asalnya tumor mulai dari
benih-benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat
lambat tetapi progresif (bertahun-tahun) dalam hitungan bulan di bawah pengaruh estrogen
(Llewellyn,2019).

ETIOLOGI

Penyebab munculnya belum diketahui pasti, namun faktor seperti usia, ras, hormon endogen
atau estrogen, obesitas, infeksi rahim, serta gaya hidup diyakini berkaitan dengan penyakit ini.
Pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi hormon estrogen. Mioma
menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, yaitu saat pengeluaran hormon
estrogen tinggi, sehingga cenderung membesar saat wanita sedang hamil dan mengecil saat
wanita memasuki masa menopause.
FIBROID TYPE
Spesimen Miomektomi Menunjukkan
Multipel Fibroid Uterus
Gejala.

 Perdarahan menstruasi berat dan berkepanjangan → karena ketidakmampuan otot rahim


berkontraksi efektif mengurangi aliran menstruasi, karena adanya fibroid dalam dinding
otot rahim. Kadang pendarahan disertai dengan gumpalan darah.
 Dismenore (nyeri panggul) → Penderita dengan ukuran besar mungkin merasakan
tekanan pada panggul, karena fibroid menekan organ di sekitarnya, seperti kandung
kemih dan rektum (dubur).
 Sulit buang air kecil → Ketika fibroid menekan kandung kemih, kapasitas kandung kemih
berkurang sehingga mengalami retensi urin akut
 Kelelahan dan nyeri saat berhubungan seksual,
FAKTOR RESIKO

 Usia
 Ras dan Genetik
 Faktor Reproduksi
 Faktor Hormonal
 Obesitas
 Gaya Hidup
Subjektif mengeluh sakit perut dan turunnya rahim ke dalam vagina, dismenore, dan pendarahan hebat
Objektif Hasil ultra sound scan :
- Tampak besar berukuran 14 x 10,9 x 8 cm antivert
- Beberapa fibroid di dinding anterior posterior rahim, terbesar 5,4 x 4,5cm didinding anterior
- Rongga endometrium terdistorsi
Assesment Problem medis : fibroid rahim multipel
Penanganan dan obat :
- Operasi histerektomi
- Pemberian OAINS pasca operasi (ketorolac injeksi, tiap ampul 1 ml mengandung ketorolac
tromethamine 30 mg) : penggunaannya 2 hari selama nyeri masih dirasakan
Tujuan terapi :
- Operasi Histerektomi : pengangkatan seluruh rahim juga leher rahim. biasanya menjadi
pilihan wanita yang sudah berkeluarga dan berusia +40 tahun. Operasi ini dapat
mengeliminasi kemungkinan fibroid dan mengakhiri semua gejala termasuk pendarahan haid
yang berat, dimana dapat berlangsung lama bahkan setelah miomektomi dilakukan.
- Ketorolac injeksi : Untuk penanganan nyeri pasca operasi
Plan - Monitoring perkembangan pasien pasca operasi
- Monitoring efektivitas dan efek samping obat yang diberikan
- Tes diagnostic/laboratorium
- Konseling dan tindak lanjut (follow up).
Link jurnal penggunaan ketorolac injeksi :
https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/downlo
ad/957/795/0

Link jurnal penanganan pasien dengan operasi


histerektomi :
https://melakafertility.com/wp-
content/uploads/2020/02/Chapter2id-min.pdf
EFEK SAMPING & INTERAKSI OBAT

MEKANISME KERJA OBAT :


Ketorolac bekerja menginhibisi perifer dari sintesis prostaglandin melalui penghambatan COX-1
dan COX-2, dan dianggap memiliki efek analgesik lebih daripada antiinflamasi (Baley, 2014).

INDIKASI :
meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini sering digunakan setelah operasi atau prosedur
medis yang bisa menyebabkan nyeri.

KONTRAINDIKASI :
kontraindikasi pemakaian ketorolac, antara lain pada pasien dengan hipersensitivitas terdapat
ketorolac, riwayat perdarahan gastrointestinal, dan perdarahan serebrovaskular aktif

EFEK SAMPING :
menimbulkan lesi histopatologis pada gaster (Trevor,2015)
DAFTAR PUSTAKA
1. Baley, K., Michalov, K., Kossick, M. A., & McDowell, M. (2014). Intravenous Acetaminophen and
Intravenous Ketorolac for Management of Pediatric Surgical Pain; A literature journal. AANA Journal,
Vol. 82, No. 1.
2. Katzung BG, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th ed. United States:McGraw-Hill
Education; 201
3. Llewellyn JD. 2019, Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC: 109- 12
4. Mehine M, Kaasinen E, et al. Characterization of uterine leiomyomas by whole-genome sequencing. N
Engl J Med. 2013;369(1):43-53.
5. Sparic R, Mirkovic L, Malvasi A, Tinelli A. Epidemiology of uterine myomas: A review. Int J Fertil Steril.
2016;9(4):424-35. doi:10.22074/ijfs.2015.4599.
6. Tsigkou A, Reis FM, Lee MH, Jiang B, Tosti C, Centini G, et al. Increased progesterone receptor
expression in uterine leiomyoma: correlation with age, number of leiomyomas, and clinical symptoms.
Fertil Steril. 2015;104(1):170-5.e1.
7. Vilos G, Allaire C, Laberge P, et al. The Management of Uterine Leiomyomas. Journal of Obstetrics and
Gynaecology Canada. 2015;37(2):157-178.
8. Wise LA, Palmer JR, Stewart EA, Rosenberg L. Age-specific incidence rates for self-reported uterine
leiomyomata in the Black Women’s Health Study. Obstet Gynecol. 2015;105:563e8.
9. Wise LA, Radin RG, Kumanyika SK, Ruiz-Navaez EA, Palmer JR, Rosenberg L. Prospective study of
dietary fat and risk of uterine leiomyomata. Am J Clin Nutr. 2014;99(5):1105-16.
Matur Suhun, Kalian!

Anda mungkin juga menyukai