2. Manfaat
3. Menambah pengetahuan endometriosis
4. Menambah pengetahuan fisiologi dan patologi endometriosis
5. Menambah pengetahuan pemilihan jenis obat, sediaan obat dan nama
generic obat endometriosis
6. Menambah pengetahuan dosis dan penggunaan serta lama penggunaan
obat endometriosis
7. Menambah pengetahuan efek samping obat
BAB III
PEMBAHASAN
1. Definisi
Endometriosis (EM) adalah kelainan kronis yang bergantung pada estrogen dan
oleh karena itu umumnya terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh tidak
normal dan menempel di luar rahim. Endometriosis memiliki tingkat prevalensi
yang tinggi pada wanita usia reproduksi dan dibagi menjadi Endometriosis
ovarium, Endometriosis peritoneum, dan Endometriosis infiltrasi dalam menurut
tempat implantasi. Lokasi yang paling umum adalah ovarium dan gejala yang
paling umum adalah nyeri panggul kronis, terutama dismenorea, dispareunia, dan
infertilitas, yang semuanya dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien.
2. Fisiologi dan patologi penyakit
Endometriosis jarang mengalami transformasi menjadi ganas, namun disertai
dengan peningkatan risiko kanker ovarium, payudara, dan kanker lainnya serta
kelainan autoimun dan atopik . Mekanisme patogenik endometriosis yang pasti
masih belum diketahui. Meski baru-baru ini, peneliti mengajukan beberapa teori,
antara lain teori implantasi, teori metaplasia epitel selom, dan teori induksi.
Penelitian terus memeriksa faktor risiko lain yang mungkin berpotensi terlibat
dalam pembentukan EM, termasuk genetika [3], faktor kekebalan tubuh [4],
faktor inflamasi [5], spesifisitas endometrium eutopik, dan racun lingkungan [6] .
Endometriosis memiliki penyebab multifaktorial, termasuk menstruasi retrograde,
faktor genetik dan lingkungan, perubahan sistem kekebalan tubuh, dan
diferensiasi ektopik sel induk mesenkim. Estrogen memainkan peran penting
dalam patofisiologi endometriosis, karena mendorong implantasi sel-sel
endometrium. jaringan di peritoneum, memiliki efek proliferatif dan antiapoptosis
pada sel endometrium, dan menstimulasi peradangan lokal dan sistemik.
Berdasarkan “hipotesis ambang batas estrogen,” penekanan estrogen secara
menyeluruh mungkin tidak diperlukan untuk mengendalikan nyeri terkait
endometriosis, dan estrogen dapat disesuaikan ke tingkat yang cukup untuk
mengendalikan rasa sakit tetapi meminimalkan efek hipoestrogenik.
Terdapat tiga teori utama yang menunjang mekanisme terjadinya endometriosis:
[4,5] 1. Implantasi langsung sel endometrium, biasanya dengan cara menstruasi
retrograde (teori Sampson): Mekanisme ini sering dengan terjadinya
endometriosis pelvis dan kecenderungannya pada ovarium dan peritoneum pelvis,
serta pada beberapa tempat seperti bekas luka insisi atau bekas luka episiotomi.
(Banyak wanita mengalami beberapa tingkat menstruasi retrograde tanpa
terjadinya endometriosis.) 2. Penyebaran sel endometrium melalui pembuluh
darah dan limfatik (teori Halban): Endometriosis yang jauh dapat dijelaskan
dengan mekanisme ini (misalnya, Endometriosis di lokasi seperti kelenjar getah
bening, rongga pleura, dan ginjal). 3. Metaplasia coelomic dari sel-sel
multipotensial di rongga peritoneum (teori Meyer): Dalam kondisi tertentu, sel-sel
ini dapat berkembang menjadi jaringan endometrium yang fungsional. Kejadian
ini bahkan dapat terjadi sebagai respons terhadap iritasi yang disebabkan oleh
menstruasi retrograde. Pembentukkan awal dari endometriosis pada beberapa
remaja yang belum menstruasi mendukung pada teori ini.
Daftar Pustaka
Kong S, Zang WH, Liu CF, et all, The Complementary and Alternative Medicine
for Endometriosis: A Review of Utilization and Mechanism,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3950373/
Sodarman L, Bottiger Y, Edlund M,et all, Adjuvant use of melatonin for pain
management in endometriosis-associated pelvic pain-A randomized double-
blinded, placebo-controlled trial, PloS One Juni 2023, e 0286182
DOI: 10.1371/journal.pone.0286182