Anda di halaman 1dari 47

BUKU SAKU

NARASUMBER BERBAGI PRAKTIK BAIK (NS BPB)


DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Penulis:
Tim Pengembang

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2022 (Edisi revisi Februari 2023)


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk
kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Buku Saku
Narasumber Berbagi Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka. Buku saku ini disusun
dalam rangka mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang nantinya diterapkan di
satuan pendidikan. Mengingat pentingnya peran narasumber berbagi praktik baik sebagai
salah satu dukungan Kemendikbudristek dalam implementasi Kurikulum Merdeka, maka
perlu adanya panduan yang praktis untuk memastikan narasumber dapat berbagi praktik
baik secara maksimal.

Dalam buku saku ini, proses berbagi praktik baik yang dilakukan narasumber
disajikan dengan memberikan inspirasi berupa hal apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak
dilakukan saat berbagi praktik baik serta beberapa contoh alur berbagi praktik baik pada
topik–topik yang dapat dijadikan referensi. Dengan cakupan ini, harapannya dapat
memberikan kemudahan dalam merancang dan menyusun proses belajar bagi guru,
sehingga implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan dapat berjalan maksimal.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim
penyusun yang telah bekerja keras dan penuh kesungguhan untuk menghasilkan buku
saku yang aplikatif, menarik, dan inspiratif. Turut saya samaikan pula penghargaan serta
penghormatan kepada Mendikbudristek yang secara visioner memberi arahan dan
dukungan bagi pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga


Kependidikan

Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.


Daftar Isi

hal
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
Sekilas tentang Narasumber Berbagi Praktik Baik........................................................ 1
Strategi Berbagi Praktik Baik .......................................................................................... 1
Media Penyampaian Praktik Baik ................................................................................... 2
Tahapan dalam Bercerita ................................................................................................ 2
Harus Dilakukan dan Tidak Boleh Dilakukan Narasumber Berbagi Praktik Baik ........ 3
Sebelum Berbagi ........................................................................................................ 3
Saat Berbagi ............................................................................................................... 4
Setelah Berbagi .......................................................................................................... 5
Identifikasi Topik Berbagi Praktik Baik: Guru................................................................ 6
Perencanaan Pembelajaraan...................................................................................... 6
Pelaksanaan Pembelajaraan ...................................................................................... 7
Asesmen Pembelajaraan ............................................................................................ 9
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ............................................................... 10
Pembelajaran Berdifferensiasi .................................................................................. 10
Coaching Peserta Didik ............................................................................................ 11
Pembelajaran Sosial Emosional ............................................................................... 11
Identifikasi Topik Berbagi Praktik Baik: Kepala Sekolah ............................................ 12
Peran Kepala Sekolah sebagai Penggerak Perubahan............................................. 12
Tantangan dan Kendala yang Dihadapi oleh Kepala Sekolah dan Sekolah .............. 13
Implementasi Kurikulum Merdeka ............................................................................. 15
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ............................................................... 15
Inspirasi Kegiatan Narasumber Berbagi Praktik Baik : Guru ..................................... 16
Menggunakan Benda Pemantik dalam Pembelajaran Berbasis Buku di PAUD (Leoni
SurjoTedjo, PAUD Kembang) ................................................................................... 16
Memanfaatkan Jurnal Refleksi Dalam Pembelajaran ................................................ 18
(Jessica Wulandea Kairupan, SDS Kembang) .......................................................... 18
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Projek dengan Tema Lingkungan .................... 20
(Siti Maesaroh, SMPN 3 Gunungsindur) ................................................................... 20
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dengan Penerapan Teknik Mindfulness STOP
(Penyadaran Napas) ................................................................................................. 23
(Donald Wolter Dias, SMAS Kristen YPKPM Ambon) ............................................... 23
Pemanfaatan Learning Management System (LMS) berbasis MOODLE pada
Pembelajaran Matematika ........................................................................................ 25
(Bambang Wijonarko, S.Pd, SMKN 1 Cibinong, Bogor) ............................................ 25
Keterampilan Membuat Kotak Pensil Dari Koran Bekas............................................ 27
(Maria Marcela Benedita Dos Santos, S. Ag, SLB Asuhan Kasih, Kota Kupang) ...... 27
Inspirasi Kegiatan Narasumber Berbagi Praktik Baik: Kepala Sekolah ..................... 29
Menjadi Teman Belajar Guru Menjalani Pelatihan Mandiri dalam Platform Merdeka
Mengajar (PMM) Kategori: Mengembangkan Diri dan Orang Lain (Ignatia
Widhiharsanto, PAUD Kembang) .............................................................................. 29
Membentuk Komunitas Belajar di Sekolah Kategori: Mengembangkan diri dan orang
lain Memimpin Pembelajaran (Diajeng Andina, SDS Kembang) .............................. 32
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema Gaya Hidup
Berkelanjutan Kategori: Implementasi Kurikulum Merdeka (Siti Salami, SMPN 3
Gunungsindur Kab. Bogor Jawa Barat) ..................................................................... 34
Perencanaan Program Berpusat pada Murid Kategori: Kepemimpinan Manajemen
Sekolah dan Kepemimpinan Pembelajaran (Elonamayo Laturiuw, SMA Kristen
YPKPM Ambon)........................................................................................................ 36
Kolaborasi Penyusunan KOSP bersama Industri Kategori: Kepemimpinan
Pengembangan Sekolah (Eti Suryanti, SMKN 57 Jakarta Selatan) ........................... 38
Keberagaman Suku Dan Budaya Dalam Kebhinekaan Dalam Pentas Seni Dan
Budaya Kategori: Kepemimpinan Pengembangan Sekolah (Amini, SLB Asuhan Kasih
Kota Kupang)............................................................................................................ 40
Sekilas tentang Narasumber Berbagi Praktik
Baik

Narasumber Berbagi Praktik Baik (NS BPB) adalah guru atau


kepala sekolah pada Program Sekolah Penggerak, atau Sekolah
Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan, ataupun sekolah lainnya
yang sudah memiliki praktik baik dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka di satuan pendidikannya. Dengan pengalaman praktik baik
dan penerapannya, mereka berbagi dan menjawab pertanyaan–
pertanyaan praktis yang dihadapi satuan pendidikan yang akan
menerapkan Kurikulum Merdeka.

NS BPB memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :


1. Berbagi praktik baik implementasi kurikulum merdeka sesuai dengan permintaan
atau undangan dari satuan pendidikan maupun komunitas belajar baik secara daring
maupun secara luring;
2. Mengunggah praktik baik dalam bentuk video atau cerita praktik baik ke aplikasi
Sistem Informasi NS BPB untuk dikurasi, kemudian bila lolos kurasi diunggah ke
Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang telah disediakan;
3. Mengisi jurnal berbagi setiap setelah berbagi praktik baik;
4. Menginformasikan tautan umpan balik yang dimiliki NS BPB dan meminta umpan
balik dari peserta;
5. Melakukan refleksi diri dengan mengisi pertanyaan refleksi pada profil NS BPB di
aplikasi pengelolaan NS BPB telah disediakan

Strategi Berbagi Praktik Baik


1. Dalam Jaringan
antara lain :
- Melalui webinar
- Melalui Komunitas Belajar di PMM

2. Tatap Muka
antara lain :
- Bergabung dengan Komunitas Belajar atau forum
profesi
- Bercerita dengan rekan sejawat
Media Penyampaian Praktik Baik
1. Video Praktik Baik
2. Cerita Praktik Baik

Tahapan dalam
Bercerita
1. Menentukan Ide atau fokus topik yang
ingin diceritakan
2. Menyusun kerangka cerita dengan
format STAR (Situasi, Tantangan, Aksi,
Result /hasil dan Refleksi)
3. Menuangkan ide cerita ke dalam media
yang sesuai kebutuhan. Media dapat berupa Video ataupun cetak/dokumen.
Harus Dilakukan dan Tidak Boleh Dilakukan
Narasumber Berbagi Praktik Baik
Sebelum Berbagi

Harus Dilakukan Tidak Boleh Dilakukan

Menanamkan dalam diri untuk berbagi tanpa Merasa pesimis bahwa peserta tidak
pamrih mampu melewati proses belajar

Melakukan koordinasi dengan pihak yang


Melakukan sesi berbagi tanpa persiapan
mengundang

Mempelajari kondisi dan situasi di tempat Tidak percaya diri dengan kemampuan
berbagi sendiri

Menumbuhkan rasa percaya bahwa Beranggapan bahwa praktik baik


apapun yang dibagikan akan memberi yang dibagikan dapat diaplikasikan
dampak 100% di tempat lain

Mencari beragam sumber belajar dan Memaksakan diri/ memasang target untuk
berbagi
merancang sesi berbagi dengan matang

Berpakaian sopan dan menarik Beranggapan bahwa praktik baiknya


adalah yang terbaik

Hadir lebih awal di lokasi berbagi

Mengikuti protokol kesehatan

Dapat berkolaborasi dengan guru lain dalam


penyusunan praktik baik

Memiliki bahan/substansi yang akan


dibagikan sebagai sebuah praktik baik
Saat Berbagi

Harus Dilakukan Tidak Boleh Dilakukan

Menyajikan materi secara sistematis, Memposisikan diri sebagai yang paling


lugas dan mudah dimengerti tahu

Menyajikan materi yang komunikatif Membatasi sumber belajar peserta

Membagikan praktik baik yang aplikatif Komunikasi satu arah

Memulai sesi berbagi dengan cara yang


Menggurui
menyenangkan dan memberi pengalaman

Menceritakan praktik baik dengan alur Menceritakan praktik baik dengan alur
STAR (situasi, tantangan, aksi, yang tidak terstruktur (melompat–lompat)
result/hasil)

dapat beradaptasi dengan kondisi yang Memotong pembicaraan selama


ada berdiskusi

Menyajikan materi dengan dukungan


media yang dapat mengakomodir
modalitas belajar audien

Menggunakan bahasa yang baik dan


mudah dipahami serta tidak mengandung
SARA

Membangun komunikasi dan interaksi


yang hangat

Menumbuhkan rasa percaya diri peserta

Menjadi pendengar yang baik

Melibatkan peserta untuk aktif dalam


diskusi
Harus Dilakukan Tidak Boleh Dilakukan

Menjadi teman belajar bagi peserta

Apresiatif dalam setiap proses

Mengelola waktu kegiatan dengan baik

Setelah Berbagi

Harus Dilakukan Tidak Boleh Dilakukan

Terbuka terhadap umpan balik Menghindari kritik dan saran

Bersedia berbagi sumber belajar Berhenti melakukan refleksi

Mengambil pembelajaran dari proses yang Membagikan hal negatif yang tidak dapat
sudah dilakukan untuk melakukan perbaikan memberikan manfaat

Mendorong peserta menyesuaikan praktik Memutuskan komunikasi


baik dengan kondisi dan situasi lingkungan
sekolah

Membangun kolaborasi berkelanjutan

Menyusun rencana tindak lanjut setelah


berbagi
Identifikasi Topik Berbagi Praktik Baik: Guru
Perencanaan Pembelajaraan

Sub Topik Ruang Lingkup

Penyusunan 1. Analisis Capaian Pembelajaran sesuai Fase Pembelajaran,


Modul Ajar meliputi Penyusunan Tujuan Pembelajaran dan
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
2. Pengembangan Modul Ajar
a. Konsep Modul Ajar
b. Pengembangan Komponen Modul Ajar
3. Pengembangan pembelajaran berorientasi
pada pembelajaran berdiferensiasi

Media Pembelajaran 1. Jenis media pembelajaran


2. Pengembangan media pembelajaran

Bahan Ajar 1. Analisis substansi materi pada bahan ajar


2. Desain bahan ajar yang menarik
3. Aktivitas belajar pada bahan ajar

Identifikasi 1. Analisis Capaian Pembelajaran sesuai Fase Pembelajaran


materi 2. Identifikasi pokok bahasan esensial
pembelajaran 3. Rancangan urutan materi pembelajaran

Sumber belajar 1. Macam–macam sumber belajar


2. Manfaat sumber belajar
3. Fungsi sumber belajar

Desain pembelajaran 1. Pemilihan buku tema


PAUD 2. Persiapan isi sentra sesuai tema
3. Desain pembelajaran PAUD berbasis proyek
4. Desain pembelajaran PAUD. Tentang keragaman
5. Penentuan/pemilihan benda pemantik
Sub Topik Ruang Lingkup

Desain Pembelajaran 1. Penyelarasan Kurikulum dengan dunia kerja


SMK: Penyiapan Link 2. Pembelajaran berbasis projek riil
& Match (8+i) 3. Guru/instruktur dari dunia kerja
4. Magang guru dan siswa di dunia kerja
5. Sertifikasi Kompetensi guru dan siswa
6. Update teknologi dan pelatihan bagi guru
7. Teaching factory
8. Komitmen keterserapan lulusan oleh dunia kerja
9. Peran yang lain dari dunia kerja untuk pengembangan
SMK

Pelaksanaan Pembelajaraan

Sub Topik Ruang Lingkup

Proses diskusi di 1. Keaktifan peserta didik dalam berdiskusi


kelas 2. Pengembangan aktivitas diskusi peserta didik

Pengembangan 1. Stimulasi pertanyaan untuk mendorong


keterampilan memunculkanya pikiran–pikiran orisinil peserta didik
bertanya 2. Klasifikasi pertanyaan
a. Pertanyaan Inferensial.
b. Pertanyaan pertanyaan interpretasi.
c. Pertanyaan pertanyaan transfer.
d. Pertanyaan pertanyaan hipotetik
3. Penyusunan pertanyaan pemantik
4. Respon pertanyaan–pertanyaan dari murid

Pengembangan 1. Pengembangan keterampilan berpikir kritis peserta


keterampilan berpikir didik sebagai transfer knowledge
kritis 2. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical
and Creative Thinking
3. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai
Problem Solving
Sub Topik Ruang Lingkup

Penggunaan 1. Model pembelajaran Discovery–Learning


model 2. Model pembelajaran Problem-based Learning
pembelajaran 3. Model pembelajaran Project-based Learning

Umpan balik 1. Jenis umpan balik


2. Manfaat umpan balik
3. Teknik/cara pemberian umpan balik
4. Penyampaian umpan balik yang efektif

Refleksi 1. Refleksi pembelajaran


2. Jenis refleksi pembelajaran
3. Tujuan refleksi pembelajaran
4. Manfaat refleksi pembelajaran

Metode pembelajaran 1. Macam dari metode pembelajaran


2. Fungsi dan tujuan metode pembelajaran
3. Penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran
4. Penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik

Pembelajaran dengan Pembelajaran dengan memakai benda pemantik untuk


pemantik di PAUD mengajak anak PAUD berdiskusi

Pembelajaran di luar 1. Pembelajaran tidak sesuai dengan kondisi


rencana yang direncanakan
2. Pelaksanaan pembelajaran multi subject dan
multi grade

Pembelajaran SMK: 1. Penyelarasan Kurikulum dengan dunia kerja


Implementasi Link & 2. Pembelajaran berbasis projek riil
Match (8+i) 3. Guru/instruktur dari dunia kerja
4. Magang guru dan siswa di dunia kerja
5. Sertifikasi Kompetensi guru dan siswa
6. Update teknologi dan pelatihan bagi guru
7. Teaching factory
8. Komitmen keterserapan lulusan oleh dunia kerja
9. Peran yang lain dari dunia kerja untuk pengembangan SMK
Asesmen Pembelajaraan

SubTopik Ruang Lingkup

Rencana Asesmen 1. Asesmen Formatif


dalam Modul Ajar 2. Asesmen Sumatif

Perencanaan 1. Perumusan tujuan asesmen.


Asesmen 2. Pengembangan instrumen asesmen sesuai tujuan.
a. Karakteristik peserta didik,
b. Kesesuaian asesmen dengan rencana/
tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen,
c. Kemudahan penggunaan instrumen untuk
memberikan umpan balik kepada peserta didik dan
pendidik.

Rancangan refleksi 1. Penentuan tujuan refleksi


pembelajaran 2. Rancangan refleksi pembelajaran
sederhana
Pelaksanaan refleksi pembelajaran

Pembuatan rubrik 1. Pedoman penilaian peserta didik sebagai alat


mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik
2. Pedoman pada kompetensi yang harus dikuasai
3. Penentuan kriteria atau dimensi yang akan dinilai
4. Pembuatan rubrik bersama peserta didik
5. Penggunaan rubrik sebagai asesmen pembelajaran

Instrumen penilaian 1. Rubrik


atau asesmen 2. Ceklis
3. Catatan Anekdotal
4. Grafik Perkembangan (Kontinum)

Pengolahan hasil 1. Pengembangan komponen observasi guru


observasi 2. Analisis hasil observasi
3. Deskripsi hasil analisis observasi dalam narasi laporan
perkembangan anak

Asesmen SMK Asesmen Sumatif


1. Asesmen PKL,
2. Uji Unit Kompetensi (UUK)
3. Uji Kompetensi Kejuruan (UKK)
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Sub Topik Ruang Lingkup

Modul Proyek
1. Profil
Penguatan Profil
2. Tujuan
Pelajar Pancasila 3. Aktivitas
4. Asesmen

Mengelola Projek 1. Mengawali kegiatan proyek profil


Penguatan Profil 2. Mengoptimalkan pelaksanaan projek profil
Pelajar Pancasila 3. Menutup rangkaian kegiatan proyek
4. Mengoptimalkan keterlibatan mitra projek profil

Mengolah 1. Mengoleksi dan mengolah hasil asesmen


Asesmen dan 2. Menyusun Rapor Proyek Profil Pelajar Pancasila
Melaporkan Hasil
Projek Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila

Pembelajaran Berdifferensiasi

Sub Topik Ruang Lingkup

Strategi 1. Differensiasi konten


Pembelajaran 2. Differensiasi proses
berdifferensiasi 3. Differensiasi produk
4. Lingkungan belajar

Pelaksanaan 1. Hasil asesmen formatif awal pembelajaran (kesiapan


pembelajaran belajar, minat, dan profil)
berdifferensiasi 2. Kegiatan pendahuluan
3. Inti pembelajaran
4. Refleksi pembelajaran berdiferensiasi
Coaching Peserta Didik

Sub Topik Ruang Lingkup

Prinsip coaching 1. Bermitra


2. Proses Kreatif
3. Memaksimalkan potensi

Teknik Coaching 1. Coaching model GROW


2. Coaching model TIRTA

Keterampilan 1. Keterampilan membangun dasar proses coaching


coaching 2. Keterampilan membangun hubungan baik
3. Keterampilan berkomunikasi
4. Keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Pembelajaran Sosial Emosional

Sub Topik Ruang Lingkup

Strategi 1. Kerangka CASEL (Collaborative for the


Pembelajaran Advancement of Social and Emotional Learning)
Sosial Emosional 2. Komponen Pembelajaran Sosial Emosional
(CASEL)
3. Strategi Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional
Identifikasi Topik Berbagi Praktik Baik:
Kepala Sekolah

Peran Kepala Sekolah sebagai Penggerak Perubahan

Sub Topik Ruang Lingkup

Tugas dan 1. Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah


tanggung jawab 2. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
manajerial yang menghasilkan pemimpin pembelajaran.
3. Kolaborasi dengan pihak lain untuk membangun
sekolah
4. Komitmen dengan rekan–rekan guru yang ada di
sekolah
5. Fasilitasi guru untuk meningkatkan prestasi belajar

Tugas dan 1. Pembangkitan dan rangsangan guru–guru dan


tanggung jawab pegawai sekolah dalam melaksanakan tugasnya
supervisi masing–masing dengan sebaik–baiknya,
(manajerial dan 2. Pengembangan infrastruktur satuan pendidikan
akademik) bagi kelancaran keberhasilan PBM,
3. Pengembangan metode–metode mengajar yang
lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum,
4. Pembinaan kerjasama yang baik dan harmonis di
antara guru–guru dan pegawai sekolah lainnya,
5. Pelaksanaan pengembangan Sumber Daya
Manusia di satuan pendidikan, dan
6. Pembinaan hubungan kerjasama yang baik antara
sekolah dengan komite sekolah, orang tua siswa,
masyarakat, dan instansi lain yang terkait dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Kepala Sekolah sebagai 1. Pengenalan guru, lalu melakukan pemetaan


mentor dan coach kompetensi guru berbasis data.
2. Kepala sekolah membimbing dan mendalami
kurikulum bersama–sama dengan guru.
3. Kepala sekolah belajar bersama dan bersama–
sama belajar:
a. Membentuk komunitas belajar
b. Melakukan lokakarya berbasis sekolah
Sub Topik Ruang Lingkup

c. Melakukan FGD (focus group discussion)


d. Melakukan refleksi
e. Mengumpulkan dan membukukan refleksi
f. Refleksi menjadi bahan evaluasi untuk kepala
sekolah
g. Melakukan rencana tindak lanjut

Pilihan salah satu Sumber rujukan:


kategori Kompetensi 1. Perdirjen GTK nomor 6565/b/gt/2020 tentang
Kepala Sekolah Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah
(lampiran 2)
2. Permendikbud No 13/ 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah (SMK) 1.Mindset kewirausahaan yang berorientasi korporasi


sebagai CEO 2. Keterampilan Kepala Sekolah sebagai coach dalam
pengembangan SDM Sekolah
3. Keterampilan Kepala Sekolah sebagai negosiator

Tantangan dan Kendala yang Dihadapi oleh Kepala Sekolah dan


Sekolah

Tantangan Strategi

Internal

SDM sekolah: 1. Pengenalan lebih dalam terhadap guru–guru


1. Guru-guru yang 2. Pemetaan kompetensi guru
belum menyadari 3. Pelatihan guru–guru yang baru mengenal
pentingnya Kurikulum Merdeka
penggunaan 4. Penempatan guru–guru yang memiliki semangat
Kurikulum Merdeka belajar di garda depan
menggunakan 5. Dorongan guru–guru untuk terus belajar
kurikulum merdeka 6. Pengaturan jadwal belajar bersama guru dan
2. Diri sendiri penentuan targetnya
Tantangan Strategi

Orang tua: 1. Sekolah bersikap proaktif kepada orang tua dengan


1. Dukungan orang tua cara mengundang orang tua untuk melihat karya
2. Latar belakang siswa, dan melibatkan
orang tua 2. Orang tua sebagai narasumber dalam berbagai konteks

Sarana dan 1. Analisis kebutuhan sekolah


prasarana sekolah 2. Peningkatan kreativitas guru untuk memanfaatkan
aset dan menciptakan media pembelajaran
3. Pengajuan proposal pada dinas pendidikan untuk
kebutuhan bangunan fisik, seperti ruang kelas atau
ruang penunjang lainnya.

Yayasan (bagi sekolah Sosialisasi kepada yayasan untuk mendapatkan dukungan.


swasta)

Eksternal

Masyarakat: Promosi terkait kegiatan sekolah, menggunakan:


1. Persepsi 1. Media cetak, elektronik, sosial
masyarakat tentang 2. Kunjungan ke masyarakat (program sebagai bagian
kurikulum merdeka masyarakat)
2. Industri dan dunia
kerja: cara
merangkul, belum
terkoneksi dengan
baik
Implementasi Kurikulum Merdeka

Sub Topik Ruang Lingkup

KOSP (Kurikulum 1. Menyusun KOSP


Operasional Satuan 2. Melakukan reviu Menggunakan sistem pendukung, baik
Pendidikan) yang disediakan pemerintah maupun yang dibuat atas
inisiatif sekolah.d

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Sub Topik Ruang Lingkup

Peran Kepala Satuan ● Membentuk tim projek profil dan turut merencanakan
Pendidikan dalam projek profil
membentuk tim projek ● Mendampingi jalannya projek profil dan melakukan
dan merencakanan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara
projek transparan dan akuntabel.
● Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua
peserta didik, warga satuan pendidikan, dan narasumber
pengaya projek profil: masyarakat, komunitas, universitas,
praktisi, dsb
● Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan
untuk peningkatan kompetensi pendidik yang
berkelanjutan
● Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik
● Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan
mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen
projek profil yang berpusat pada peserta didik

Perencanaan ● Membentuk tim fasilitator projek penguatan profil pelajar


Penguatan Projek P3 pancasila
sesuai alur ● Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan.
● Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu P5
● Menyusun modul projek
● Merancang strategi pelaporan hasil projek
Inspirasi Kegiatan Narasumber Berbagi
Praktik Baik : Guru
Menggunakan Benda Pemantik dalam Pembelajaran Berbasis
Buku di PAUD (Leoni SurjoTedjo, PAUD Kembang)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Perkenalan : Narasumber menyapa peserta dan memperkenalkan diri.
b. Narasumber mengajak peserta berdoa.
c. Kegiatan pengantar: Narasumber memperlihatkan benda pemantik yang
pernah dijadikan bahan ajar di sekolahnya. Ajak peserta bermain menebak
dengan mengajukan pertanyaan: “Menurut Bapak/Ibu, apa yang dapat kita
lakukan untuk memenuhi capaian pembelajaran anak PAUD menggunakan
benda ini?”.

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber mengajak peserta mengingat kembali aspek perkembangan anak
PAUD yang menjadi sasaran capaian pembelajaran, yaitu elemen CP Nilai
Agama dan Budi Pekerti, elemen CP Jati Diri dan elemen CP Dasar–dasar
Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa dan Seni. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan meminta peserta mencoba menuliskannya di sticky note dan
menempelkannya di papan/dinding yang bisa dibaca bersama.
b. Narasumber mereview kembali jawaban peserta saat kegiatan pembuka
bagaimana hubungan benda pemantik dengan sasaran capaian pembelajaran.
c. Narasumber berbagi praktik baik yang sudah dilakukan di sekolahnya dengan
menceritakan situasi, tantangan yang dihadapi, apa yang dilakukan dan
hasilnya:
i. Saat itu sekolah sedang menghadapi anak PAUD yang baru kembali
bersekolah setelah 2 tahun pandemi berada di rumah. Guru sering
mendengar keluhan orang tua yang tidak sempat mengajak anaknya
bergerak aktif (melakukan aktivitas fisik) karena situasi dan kondisi yang
tidak memungkinkan mengajak anak bergerak aktif di luar rumah dan orang
tua yang juga tidak memiliki banyak waktu untuk mengajak anaknya
bergerak aktif. Kegiatan diskusi dengan anak juga jadi kurang mendalam
saat mereka PJJ karena seringkali terbentur dengan waktu, jadi saat
kembali PTM kebiasaan berdiskusi ini juga harus dibangun.
ii. Dalam kondisi di atas, guru harus mengemas kegiatan yang bisa menyasar
CP PAUD secara keseluruhan. Karena di sekolah saya berbasis buku tema,
maka saya harus memikirkan agar kegiatan yang saya rancang dapat
dikemas menggunakan buku tema yang dipakai.
iii. Maka tindakan yang dilakukan adalah:
● Memilih buku tema. Buku yang saya pilih berjudul “Si Pejuang Air” yang
bercerita tentang seorang anak di Sumba yang kesulitan mendapat air
dan berjuang mengambil air menggunakan jerikan.
● Menentukan benda pemantik yang bisa digunakan untuk diskusi
ataupun berkegiatan bersama anak, yaitu: jeriken yang ada dalam
buku tema.
● Mengajak murid berdiskusi tentang fungsi jeriken (elemen CP Dasar–
dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa dan Seni
● Mengajak murid berpura–pura jadi Nesa, tokoh di buku cerita yang
berjalan jauh dengan berkeliling sekolah, melewati berbagai rintangan
yang sudah disiapkan guru, misalnya: melewati balok titian, melompati
simpai, jalan jongkok, dsb (elemen CP Jati Diri mengajak anak
berolahraga).
● Setelah berjalan jauh, murid berpura–pura menemukan mata airnya
dan murid diminta mengisi jerigen dengan membuka dan menutup
jerigen setelah diisi air secara mandiri (motorik halus dan koordinasi
mata–tangan).
● Anak juga dapat dikenalkan konsep penuh atau setengah saat mengisi
jeriken (elemen CP Dasar–dasar Literasi, Matematika, Sains,
Teknologi, Rekayasa dan Seni mengenal kosakata dan konsep pra
matematika).
● Mengajak anak berdiskusi tentang keadaan Nesa yang di daerahnya
kesulitan air sambil mengajak anak melihat ilustrasi buku dan juga
mengajak anak melihat video dokumenter singkat yang
menggambarkan anak–anak Sumba yang kesulitan mencari air. Anak
diajak berempati dengan Nesa dan anak–anak Sumba lain yang
kesulitan air (elemen CP Nilai Agama dan Budi Pekerti)
(narasumber dapat menunjukan foto/video praktik baik yang sudah dilakukan)
d. Narasumber juga dapat berbagi cerita tentang hasil dan refleksi yang didapat
dari rancangan kegiatan berbasis buku yang menggunakan benda pemantik,
misalnya hasil yang saya rasakan:
i. Murid jadi merasa terhubung dengan tokoh di buku yang dibacakan saat
dibarengi menggunakan benda pemantik yang ada di buku cerita.
ii. Saya dapat membuat portofolio anak berdasar perilaku yang dimunculkan
anak saat melaksanakan kegiatan yang saya rancang untuk dijadikan
asesmen.

3. Kegiatan penutup (15’)


a. Narasumber mengajak peserta berefleksi tentang praktik baik yang dibagikan.
b. Narasumber meminta peserta menuliskan hal baik apa yang didapat setelah
mendengar cerita praktik baik dari narasumber.
c. Narasumber meminta peserta menuliskan rencana kegiatan pembelajaran
yang terpikir setelah mendengar narasumber berbagi tentang praktik baiknya.
Memanfaatkan Jurnal Refleksi Dalam Pembelajaran
(Jessica Wulandea Kairupan, SDS Kembang)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Narasumber menyapa peserta dan mengenalkan diri.
b. Ice breaking.

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber membagikan sticky note dan meminta
peserta menuliskan pendapat mereka tentang
refleksi.
● “Apa yang Bapak dan Ibu pikirkan ketika
mendengar kata refleksi?”
● “Menurut Bapak dan Ibu, apakah refleksi itu
penting?”
b. Narasumber mereview jawaban peserta dihubungkan
dengan pentingnya refleksi.
c. Narasumber sebelum memperkenalkan “jurnal”,
menceritakan kondisi guru di sekolahnya yang belum terbiasa
melakukan refleksi setelah melaksanakan pembelajaran, atau
mengalami kesulitan ketika akan melakukan refleksi setelah
pembelajaran selesai. Salah satu kesulitan yang dialami guru
melaksanakan refleksi adalah belum mengetahui dengan cara apa
guru merefleksi pembelajaran yang dilakukan. Narasumber mengakhiri
ceritanya dengan mengatakan salah satu yang dilakukan untuk melaksanakan
refleksi setelah pembelajaran adalah dengan memanfaatkan jurnal.
d. Narasumber memperkenalkan jurnal sebagai salah satu strategi membangun
kebiasaan berefleksi.
1) Bentuk buku jurnal yang digunakan
2) Isi jurnal berupa catatan dan refleksi proses belajar
3) Alokasi waktu untuk kegiatan refleksi dalam proses pembelajaran. Misal,
kegiatan belajar mandiri, proyek individu, dan proyek kelompok.
4) Contoh pertanyaan pemantik refleksi
“Apa saja 3 hal dan keterampilan baru yang Anda temukan selama
melakukan kegiatan proyek kelompok? Apa tantangan yang Anda temui
selama kegiatan tersebut? Bagaimana Anda mengatasi tantangan tersebut?
Bagaimana perasaan Anda setelah melakukan kegiatan proyek kelompok?
Apa saja hal yang Anda banggakan? Setelah belajar tersebut, apa hal yang
ingin Anda telusuri lebih lanjut?”
5) Cara menyampaikan refleksi (bisa narasi, gambar, bagan, dan ada pula peta
pikiran)
e. Narasumber memberi kesempatan pada peserta untuk berbagi pendapat dan
tanggapannya.
f. Narasumber menyimpulkan makna dan pentingnya membangun kebiasaan
refleksi.
1) Hubungan jurnal dengan perkembangan keterampilan murid (kognitif, sosial
emosional)
2) Manfaat jurnal bagi guru untuk melihat sejauh mana pemahaman murid dan
menjadi acuan untuk menyediakan hal yang mendukung kebutuhan belajar
murid.

3. Kegiatan Penutup (15’)


a. Narasumber mengajak peserta menyimpulkan bersama tentang pentingnya
jurnal refleksi dalam proses pembelajaran
b. Narasumber mengajak peserta berefleksi dengan menggunakan pertanyaan
reRektif tadi sebagai wujud praktik nyata. Narasumber juga meminta peserta
untuk memberikan umpan balik terkait kegiatan berbagi praktik baik hari ini.
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Projek dengan Tema
Lingkungan
(Siti Maesaroh, SMPN 3 Gunungsindur)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Narasumber menyapa peserta, memperkenalkan diri,
dan mengajak berdoa
b. Narasumber menyampaikan topik dan tujuan dari praktik
baik
c. Narasumber meminta peserta menuliskan di sticky note
pembelajaran matematika seperti apa yang diharapkan
Ketika dulu menjadi siswa.

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber mengajak peserta brainstorming
mengenai model dan metode pembelajaran
apa saja yang telah dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan
implikasinya terhadap siswa.
b. Narasumber melakukan review jawaban
peserta pada kegiatan pendahuluan “seperti apa
pembelajaran yang diharapkan” oleh peserta
dihubungkan dengan praktik pembelajaran yang
sudah dilakukan oleh peserta.
c. Narasumber menceritakan tantangan yang dihadapi
dalam membelajarkan matematika khususnya materi
himpunan yang bersifat abstrak, sehingga siswa merasa
kesulitan memahami materi tersebut.
d. Narasumber berbagi cerita praktik yang telah dilakukan di kelasnya terkait
pembelajaran berbasis projek pada topik himpunan dengan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar.
e. Narasumber menyampaikan tahapan pembelajaran materi himpunan berbasis
projek menggunakan bahan yang ada di sekitar sebagai berikut :

Pertanyaan Mendasar
● Guru memberikan pertanyaan pemantik pembelajaran matematika seperti
apa yang diharapkan oleh siswa
● Guru menyampaikan topik himpunan dan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah.
● Siswa mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan
siswa terhadap topik himpunan dan cara penyajian himpunan.
Mendesain Perencanaan Produk
● Guru menyusun kesepakatan dengan siswa untuk melaksanakan
pembelajaran berbasis projek dengan tema lingkungan sekitar
● Guru memberikan LK sebagai panduan dalam berprojek
● Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan projek pemecahan
masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber
yang dibutuhkan
Menyusun Jadwal Pembuatan
● Guru dan siswa membuat kesepakatan tentang jadwal siswa berkunjung
ke tempat petani tanaman hias atau ke tempat penjualan tanaman hias dan
melakukan wawancara dengan petani atau penjual tanaman hias dan
observasi langsung untuk memperoleh data tentang tanaman hias yang
akan dikelompokan ke dalam bentuk konsep himpunan dan cara penyajian
himpunan.

Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek


● Guru memantau keaktifan siswa selama melaksanakan proyek,
memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami
kesulitan.
● Siswa melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian
proyek dengan guru
Menguji Hasil
● Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan siswa,
mengukur ketercapaian standar
● Siswa membuat laporan hasil projek dan presentasi
Evaluasi Pengalaman Belajar
● Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil,
selanjutnya guru dan siswa merefleksi/ kesimpulan
● Setiap siswa memaparkan laporan, siswa yang lain memberikan
tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil projek.
f. Narasumber menyampaikan hasil dari pembelajaran berbasis projek ini yaitu
meningkatnya pemahaman siswa dalam materi, siswa lebih bersemangat
dalam belajar karena siswa diberikan kebebasan dalam mempelajari dan
menyajikan pemahaman materi.
g. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan sesi
tanya jawab dan menanggapi praktik baik yang sudah dilaksanakan oleh
narasumber.
h. Narasumber juga mengajak peserta berdiskusi untuk mengidentifikasi materi–
materi apa saja yang dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis projek
dan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Tantangan apa yang
akan peserta temui dalam mempraktekan pembelajaran berbasis projek?
Bagaimana peserta akan berlatih untuk mengatasi tantangan tersebut?
i. Narasumber menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis projek
menumbuhkan kreativitas, minat, potensi, daya cipta siswa. Dan dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, siswa memahami bahwa
matematika dekat dengan kehidupan sehari–hari.

3. Kegiatan Penutup (15’)


j. Narasumber mengajak peserta berefleksi dengan mengajukan pertanyaan
“Apakah bagian yang paling menarik dari sesi berbagi praktik baik ini?
Mengapa?”
k. Narasumber mengajak peserta memberikan umpan balik dengan mengisi Form
umpan balik
l. Narasumber mengajak berdoa dan menutup kegiatan sesi berbagi praktik baik
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dengan Penerapan Teknik
Mindfulness STOP (Penyadaran Napas)
(Donald Wolter Dias, SMAS Kristen YPKPM Ambon)

1. Kegiatan pembuka (10’)


a. Narasumber menyapa peserta memberi salam
b. Narasumber memperkenalkan diri
c. Narasumber mengajak peserta berdoa
d. Narasumber memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama dan hal terbaik yang dialami
sebagai guru di bulan ini dalam 1 kalimat. Minta
peserta juga memperkenalkan diri dengan cara
narasumber berkenalan

2. Kegiatan inti (90’)


a. Narasumber memantik penerapan pembelajaran sosial dan
emosional berbasis kesadaran penuh lewat tayangan video dan
meminta peserta menjawab pertanyaan berikut:
1. Dengan kata-kata Anda sendiri, pesan kunci apa yang Anda
dapatkan dari video tersebut?
2. Menurut Anda, mengapa penting guru memahami dan
menerapkan pembelajaran sosial dan emosional, baik bagi
dirinya maupun murid?
3. Tuliskan hal-hal yang sudah Anda ketahui sebelumnya dari
video tersebut!
4. Tuliskan hal-hal baru yang Anda pelajari dari video tersebut!
5. Apa hal-hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
b. Narasumber bercerita tentang langkah–langkah yang dilakukan
dalam penerapan pembelajaran sosial dan emosional misalnya yang
saya lakukan di sekolah adalah:
Guru mengajak murid untuk rileks sejenak, dengan mengambil
sikap duduk yang paling nyaman menurut murid. Guru ingin
murid betul-betul menikmati pembelajaran tanpa terbebani
dengan tugas-tugas.
Murid usia SMA cenderung memiliki sosial emosional yang unik,
sehingga guru perlu menciptakan inovasi pembelajaran yang
dapat memberikan makna lebih dan situasi paling nyaman agar
murid mampu mencapai tujuan pembelajaran.
c. Narasumber menghadapi tantangan pertama yaitu cara mengkondisikan murid
agar melakukan gerakan–gerakan rileks sesuai contoh yang diberikan guru.
Murid usia SMA terkadang ditemui lebih suka bercanda dengan temannya
sehingga butuh kemampuan guru dalam mengajak murid untuk konsentrasi
dengan instruksi dan suasana yang se–nyaman mungkin. Tantangan keduanya
adalah mengenai keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi dengan
penerapan mindfulness ini membuat guru harus mengatur strategi sedemikian
rupa agar murid dapat menangkap manfaat dari teknik ini.
d. Dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran
tersebut, narasumber melakukan serangkaian aksi praktik relaksasi sebagai
berikut:
1. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan. Silakan ambil posisi duduk
secara nyaman atau posisi berdiri jika tidak memungkinkan. Merilekskan
tubuh Anda, mulai dari otot–otot wajah, bahu kiri dan bahu kanan, lengan
atas, pergelangan dan jari–jari. Luruskan lengan di atas paha. Lepaskan
sepatu. Luruskan kaki dan sentuh lantai dengan telapak kaki langsung.
Rasakan kontak antara kaki dan tempat Anda duduk atau berpijak
2. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara masuk dan
udara keluar. Dengan bernafas melalui hidung, bernafaslah 4 detik dan
buang napas 4 detik. Katakan inhale (bernapas), lalu exhale (buang
napas). Lakukan sebanyak 5 kali.
3. Sekarang, sambil tetap bernapas secara sadar, amati pikiran. Amati
pikiran: Apa yang Anda pikirkan? Amati perasaan; Apa yang Anda
rasakan? Apa yang sebetulnya sedang terjadi saat ini? Ingat untuk tetap
menyadari nafas ya. Amati sekali lagi, pilihan–pilihan yang ada. Pilihlah
tindakan yang dirasa paling tepat saat ini. Tanyakan pada diri: Sudahkah
saya mengasihi diri sendiri? Amati diri sendiri.
4. Sekarang, sambil bernapas secara sadar, sebutkan kekuatan yang Anda
miliki. Sebutkan satu kekuatan sambil bernapas satu kali. Lalu, sebutkan
kekuatan lain sambil bernapas satu kali. Lakukan sebanyak 5 kali. “Tarik
nafas, saya …(sebutkan kekuatan diri), buang nafas.”
5. Buka mata Anda perlahan jika merasa sudah siap. Senyum pada diri
sendiri. Mari kita lanjutkan kembali kegiatan dengan perasaan yang lebih
tenang dan pikiran yang lebih jernih
e. Narasumber dapat berbagi cerita tentang result (hasil) dan refleksi yang didapat
dari penerapan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh,
misalnya yang hasil yang saya rasakan:
1. Murid menjadi rileks dan tenang
2. Membantu murid untuk kembali membangun konsentrasi dalam
mempelajari materi pembelajaran
3. Menambah semangat dan motivasi belajar murid
4. Dengan jiwa yang tenang dan nyaman, maka murid akan lebih siap dalam
mengikuti pembelajaran
(Narasumber bisa menunjukan foto/video praktik baik yang sudah dilakukan)

3. Kegiatan penutup (90’)


a. Narasumber mengajak peserta menyimpulkan
b. Narasumber mengajak peserta berefleksi dengan panduan Kaizen:
Pelajaran berharga apa yang saya peroleh dan akan diteruskan di tempat
mengajar?
“Hari ini saya belajar …… dan ini akan saya bawa ke ruang kelas kepada
siswa saya.”
Hal baik apa yang saya dapatkan dari rekan sejawat dan menjadi inspirasi
untuk saya?
“Saya belajar ……… dari rekan …… dan ini menjadi inspirasi untuk saya.”
c. Narasumber mengakhiri pertemuan dengan doa penutup
Pemanfaatan Learning Management System (LMS) berbasis
MOODLE pada Pembelajaran Matematika
(Bambang Wijonarko, S.Pd, SMKN 1 Cibinong, Bogor)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Narasumber mengucapkan salam
b. Narasumber memperkenalkan diri
c. Narasumber menyampaikan tujuan kegiatan kali ini
d. Narasumber memberikan ice breaking

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber memberikan pertanyaan kepada peserta “media
belajar apa yang dapat digunakan Peserta Didik untuk
pembelajaran?”
b. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menjawab pertanyaan tersebut, jika dirasa sudah cukup jawaban dari
peserta, maka narasumber pun menceritakan pengalaman baik yang
pernah dialami.
c. Narasumber menyampaikan kekhawatiran kondisi pembelajaran saat
ini, dimana masa pandemik yang belum berakhir, sedangkan proses
pembelajaran harus tetap berjalan dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
d. Narasumber menyadari kegiatan pembelajaran saat ini belum berjalan
normal 100%, dengan begitu kegiatan sinkronus dan asinkronus dapat
dilakukan pada pembelajaran materi peluang suatu kejadian, narasumber
mencoba mencari media pembelajaran yang dirasa cocok untuk peserta
didik.
e. Di sekolah, sangat kebetulan memiliki Learning Management System
(LMS) berbasis moodle yang selama ini hanya digunakan untuk kegiatan
Penilaian Semester saja, namun disini Narasumber memiliki ide agar LMS
tidak hanya digunakan untuk penilaian saja, tetapi dapat digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
f. Narasumber menyadari LMS yang ada saat ini, belum memiliki konten di
dalamnya, dan Narasumber diharapkan bisa mengisi konten LMS tersebut.
g. Narasumber memiliki tantangan baik untuk diri sendiri maupun untuk peserta
didik. Untuk Narasumber sendiri, tantangan mengisi konten yang akan
ditampilkan di LMS, harus dibuat sendiri dan dapat dipahami oleh peserta didik.
Narasumber harus membuat modul secara individu dengan mengambil
referensi dari berbagai sumber. Tantangan selanjutnya adalah membuat video
pembelajaran secara konsisten untuk diunggah melalui YouTube dan di–share
ke LMS, sedangkan tantangan untuk peserta didik adalah bagaimana peserta
didik dapat memahami konten yang ada dalam LMS yang dibuat oleh
Narasumber.
h. Narasumber menyiapkan bahan untuk konten yang akan dimasukan kedalam
LMS berupa Modul, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), video pembelajaran
maupun soal pilihan ganda tentang materi peluang suatu kejadian
i. Setelah bahan semua ada, tantangan berikutnya adalah menyusun alur
pembelajaran dalam LMS, supaya dapat dimengerti oleh peserta didik.
j. Narasumber mengisi konten pembelajaran dengan urutan sebagai berikut.
Daftar isi: Pendahuluan, yang didalamnya ada pertemuan sinkronus melalui
media Google Meet (Gmeet), Tes awal berupa soal yang dapat dikerjakan
langsung di LMS, modul, video Pembelajaran tentang peluang kejadian yang
diunggah melalui YouTube:
https:/ www.youtube.com/watch?v=FMLrv94A6cM, Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD), Kuis maupun Refleksi.
k. Narasumber sebelum melanjutkan berbagi, berdiskusi tentang tantangan yang
dihadapi dalam pembuatan media pembelajaran.
l. Setelah berdiskusi, Narasumber menyampaikan langkah–langkah
pembelajaran dikelasnya:
1. Guru dan peserta didik masuk ke dalam Gmeet
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menyampaikan masalah
terkait dengan pembelajaran peluang suatu kejadian.
3. Setelah pertemuan secara virtual dilakukan peserta didik mulai
membuka LMS dengan laman: http://e-learning.smkn1cibinong.sch.id/
4. Peserta didik mengikuti alur pembelajaran sesuai konten yang ada
dalam LMS dari mengisi daftar hadir, melaksanakan tes awal, membaca
modul, menonton video pembelajaran, mengerjakan LKPD sampai dengan
menuliskan refleksi di LMS.
5. Guru dan peserta didik bertemu kembali pada pertemuan berikutnya.
m. Narasumber menyampaikan manfaat dari hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dimana peserta didik didorong untuk belajar mandiri namun
terarah, dengan adanya materi yang telah dimasukan ke dalam LMS,
Narasumber memiliki harapan materi tersebut dapat digunakan pada
pembelajaran tahun berikutnya, sedangkan untuk peserta didik, dengan adanya
materi yang ada terutama video pembelajaran akan menjadi bahan belajar. Jika
seandainya lupa materi peluang suatu kejadian, peserta didik dapat membuka
kembali video tersebut.
n. Kegiatan pembelajaran melalui LMS mendapatkan respon yang positif dari
kepala sekolah dan guru–guru lain pada kegiatan IHT. Pembelajaran melalui
LMS juga mendapatkan respon yang cukup baik dari peserta didik, maupun
orang tua peserta didik, yang mereka sampaikan melalui rapat dengan orang
tua.
o. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi
tentang langkah–langkah pembelajaran yang dibuat oleh narasumber

3. Kegiatan Penutup (15’)


a. Narasumber meminta peserta memberikan umpan balik, dari praktik baik yang
disampaikan oleh narasumber.
b. Narasumber dan peserta bersama–sama melakukan refleksi
Keterampilan Membuat Kotak Pensil Dari Koran Bekas
(Maria Marcela Benedita Dos Santos, S. Ag, SLB Asuhan Kasih,
Kota Kupang)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Narasumber menyampaikan salam dan doa.
b. Narasumber melakukan perkenalan.
c. Narasumber menyampaikan tujuan dan ice breaking.

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber (NS) menanyakan pengalaman baik dialami
sendiri dengan melihat atau membaca terkait dengan
pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus pada sekolah
luar biasa?
b. Jika ada, NS memberikan kesempatan kepada peserta untuk
berbagi. Jika tidak ada, maka narasumber akan berbagi praktik terkait
dengan pembelajaran pada peserta didik tuna rungu dan tuna grahita
dalam keterampilan.
c. NS menyampaikan bagaimana mengajarkan keterampilan membuat
kotak pensil dari koran bekas.
“Sehari sebelum pembelajaran keterampilan itu, narasumber
menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada kelas, yaitu membuat
kotak pensil dari koran bekas. Kemudian salah satu peserta didik (Melda,
siswi tuna grahita) mengatakan” oh, seperti yang sudah dilakukan di
kelas tuna daksa kemarin ya bu. Apakah kamu sudah melihat hasilnya,
Melda?, tanya narasumber? Ya, bu. Baik, besok tolong ambilkan satu
contoh dari kelas itu dan bawa ke kelas kita.”
d. NS menyadari bahwa bukan materi saja yang diperlukan peserta didik
namun melihat kondisi peserta didik, mereka perlu diberi bekal
keterampilan untuk membantu mereka berkreasi memanfaatkan barang
bekas di sekitarnya. Mereka mengubah barang bekas menjadi sesuatu
yang dapat bermanfaat, salah satunya membuat kotak pensil.
e. NS menyampaikan juga tantangan yang dihadapi saat di kelas. Baik peserta
didik tunagrahita maupun tuna rungu banyak yang kurang konsentrasi dan
terkadang mengganggu teman di sebelahnya. Narasumber tidak dapat sendiri
di kelas meskipun jumlah mereka kurang dari sepuluh. Narasumber perlu
bantuan salah satu guru lainnya ikut mendampingi dan juga mengulang
penjelasan yang sama berulang dan membutuhkan waktu beberapa kali
pertemuan untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan.
f. NS sebelum melanjutkan berbagi, memberikan kesempatan peserta untuk
berdiskusi dengan tantangan yang dihadapi oleh narasumber.
g. Setelah berdiskusi, NS menyampaikan langkah–langkah pembelajaran di
kelasnya sebagai berikut.
1. Guru meminta bantuan salah satu guru untuk ikut mendampingi para
peserta didik.
2. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
keterampilan tersebut.
3. Proses pembuatan
● Guru bersama peserta didik menggulung kertas koran bekas.
● Guru bersama peserta didik mengukur ukuran masing–masing
botol (*Peserta didik yang sudah paham langsung mengukur,
sedangkan
*peserta didik yang belum paham pengukurannya botolnya diberi
tanpa X
dengan spidol untuk tanpa ukuran yang akan digunting)Guru bersama
peserta didik menggunting 3 botol kosong dengan masing–masing
ukuran berbeda 12 cm, 9 cm, dan 7 cm.
● Guru bersama peserta didik menggunting koran yang sudah
digulung sesuai dengan tinggi masing – masing botol aqua.
● Lem tembak diujung koran dan ditempelkan di botol aqua (Dengan
pengawasan guru karena ada listriknya)
● Setelah semua botol selesai di tempel koran ujung koran yang tidak
rapi digunting
● Tempelkan lem tembak dibagian bawah botol lalu Letakan botol di
atas kardus yang panjangnya 25 cm.
● Cat koran dan kardus.
● Tempelkan pita di sekeliling kardus dan botol.
● Masukan pensil di 3 kotak yang sudah jadi.
h. Selanjutnya NS menyampaikan manfaat dari hasil keterampilan yang dibuat
sehingga peserta didik dapat menggunakan kotak tersebut untuk menyimpan
alat tulis agar tidak tercecer. Selain itu kegiatan ini mendapat respon positif dari
kepala sekolah, guru lainnya dan juga orang tua peserta didik.
i. NS memberikan kesempatan lagi kepada peserta untuk menanggapi langkah–
langkah yang sudah dilaksanakan oleh narasumber.

3. Kegiatan Penutup (15’)


a. NS meminta peserta untuk memberikan umpan balik berbagi praktik baik ini.
b. NS dan peserta melakukan refleksi.
c. NS menutup dengan doa dan salam.
Inspirasi Kegiatan Narasumber Berbagi
Praktik Baik: Kepala Sekolah
Menjadi Teman Belajar Guru Menjalani Pelatihan Mandiri dalam
Platform Merdeka Mengajar (PMM)
Kategori: Mengembangkan Diri dan Orang Lain
(Ignatia Widhiharsanto, PAUD Kembang)

1. Kegiatan Pendahuluan (10’)


a. Narasumber menyapa peserta dan memperkenalkan diri
b. Narasumber mengajak peserta berdoa
c. Narasumber mengajak peserta melakukan cek emosi
sebagai rutinitas Keterampilan Sosial dan Emosional
(KSE): “Apakah perasaan saya saat ini dan apa
alasannya?” Peserta diajak menggunakan kata
sifat yang rinci selain yang sudah umum, seperti
senang/gembira/sedih/bersemangat, misalnya
gugup, khawatir, sendu, terharu, dsb.

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber mengajak peserta berefleksi tentang
pengalaman mereka saat belajar hal baru:
“Apa faktor internal yang biasanya
membantu?” “Apa faktor eksternal yang
biasanya membantu?”
b. Narasumber bercerita tentang langkah–langkah yang
dilakukan saat memperkenalkan Pelatihan Mandiri dalam
Platform Merdeka Mengajar dengan menggunakan urutan penggambaran
situasi, apa permasalahan yang dihadapi, apa yang saya lakukan, dan apa
hasilnya:
Guru–guru PAUD Kembang terdiri dari beragam generasi. Ada 3 guru senior
dengan pengalaman bekerja antara 20–35 tahun, ada guru madya dengan
pengalaman 5–10 tahun dan ada yang baru lulus kuliah. Jumlah murid selama
pandemi juga menurun sehingga membuat kami sadar betul bahwa harus terus
belajar mengembangkan diri agar jadi guru PAUD yang terampil dalam segala
kondisi. Pengembangan diri ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan
kualitas dan terjadinya pertambahan murid apalagi dengan adanya
implementasi kurikulum baru: Kurikulum Merdeka.
Permasalahan yang dihadapi, pertama adalah jam terbang dan keterampilan
guru–guru menggunakan teknologi sangat beragam sehingga kecepatan belajar
dan cara belajar mereka juga bervariasi dalam mempelajari Kurikulum Merdeka
ini. Kedua adalah kesibukan guru dan kepadatan kalender akademis sehingga
waktu juga terbatas.

Tindakan yang saya lakukan antara lain:


● KS belajar dan mendalami Kurikulum Merdeka terlebih dahulu.
● Memberi pendahuluan pada guru–guru tentang Kurikulum Merdeka dan
semangat perubahan yang dibawa di dalamnya.
● Memotivasi guru–guru bahwa belajar Kurikulum Merdeka
adalah bagian Visi Sekolah, yaitu menjadi pembelajar sepanjang
hayat, dan salah satu cara untuk terus up to date sehingga
sekolah terus bisa menarik murid baru.

● Mengenalkan PMM dengan menunjukkan dan mencoba


bersama–sama guru cara masuk serta menavigasi PMM,
termasuk Bisa digunakan untuk apa saja? Apa saja yang ada di
dalamnya? Bagaimana cara melakukan Pelatihan Mandiri? dsb.
● Memberi pilihan pada guru–guru dalam melakukan Pelatihan
Mandiri:
a) belajar semua modul sendiri sebelum tenggat waktu yang disepakati bersama
ATAU
b) belajar secara bertahap dengan menetapkan tanggal–tanggal checkpoint.
● Setelah guru–guru memilih pilihan kedua, maka KS belajar bersama guru–
guru dan mendiskusikan isi modul di tiap checkpoint (dalam rapat mingguan) untuk
memperdalam pemahaman bersama sehingga terbentuk komunitas belajar. Guru diajak
berbagi hal–hal menarik yang mereka temukan di tiap modul dan merefleksikannya dalam
proses pembelajaran sehari–hari di kelas. Dari sini pun muncul kelompok belajar kecil
yang memilih membahas bersama topik–topik pelatihan mandiri bersama 1–2 teman
lainnya sebelum membahasnya di rapat mingguan. Muncul inisiatif beberapa cara
belajar dari guru–guru.
● Strategi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan kedua adalah mencari media lain
ketika tidak bisa rapat luring dan daring, seperti berbagi Jamboard untuk mengisi refleksi
atas modul yang dipelajari, membawa dialog dalam grup Whatsapp ketika menemukan
contoh kasus dengan mengaitkannya pada P3/P5/CP, dsb.
● Modul–modul pelatihan mandiri dalam PMM selesai dibahas sebelum Raker Kurikulum
dilakukan. Raker Kurikulum dilaksanakan untuk menyusun KOS dengan menurunkan CP
menjadi TP dan ATP.
Melalui tindakan di atas, hasil yang saya peroleh adalah:
● Guru–guru merasa dihargai kebutuhan belajar individualnya dengan diberi pilihan saat
belajar pelatihan mandiri dan mengembangkan strategi belajar masing–masing. Mereka
juga bersemangat belajar karena sadar dampak positif yang akan tercapai jika mereka
melakukan pelatihan mandiri diantaranya adalah kesiapan menghadapi tahun ajaran baru
dengan IKM dengan kemungkinan murid bertambah karena pandemi sudah mereda.
Mereka pun sudah siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
● Rapat kerja menyusun KOS berjalan lancar karena guru–guru sudah memahami
pemikiran dasar IKM dan alur kerja IKM dalam pelatihan mandiri.
● Semakin yakin bahwa untuk mengajak guru PAUD berubah dan belajar adalah dengan
menjadi teman belajar sehingga mereka merasa ditemani dan didampingi.
3. Kegiatan penutup (15’)
a. Narasumber mengajak peserta menarik kesimpulan bersama.
b. Narasumber mengajak peserta melakukan refleksi dengan metode Think-Pair-
Share, yaitu: membuat satu hal yang akan dilakukan saat belajar Kurikulum
Merdeka untuk mewujudkan komunitas belajar di konteks sekolah mereka: Apa
yang bisa diterapkan atau adakah yang berbeda? Apa faktor internal dan
eksternal yang bisa menguatkan mereka untuk melakukannya? (dihubungkan
dengan refleksi di awal sesi)
c. Narasumber mengajak peserta melakukan cek emosi sebagai penutup sesi:
Bagaimana perasaan peserta setelah mengikuti sesi? (Gunakan kata sifat yang
spesifik dan jelaskan alasannya)
Membentuk Komunitas Belajar di Sekolah
Kategori: Mengembangkan diri dan orang lain Memimpin
Pembelajaran
(Diajeng Andina, SDS Kembang)

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


a. Narasumber menyapa peserta dan memperkenalkan diri
b. Narasumber mengajak peserta berdoa
c. Narasumber menjelaskan tujuan serta harapan dari kegiatan berbagi
praktik baik yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti (100 menit)


a. Narasumber mengajukan pertanyaan kepada peserta:
● “Berapa kali dalam satu minggu, Bapak/ Ibu kepala sekolah
berkumpul bersama guru–guru di sekolah?
● “Apa yang biasanya bapak/ibu dilakukan?”
● “Apa yang dilakukan Bapak/ Ibu kepala sekolah
atau guru–guru di sekolah untuk bisa
mempelajari hal yang baru?”
● “Apa yang dilakukan di sekolah setelah
Bapak/ Ibu atau guru2 belajar hal yang
baru?”
b. Narasumber besama peserta mendiskusikan
jawaban peserta.
c. Narasumber berbagi praktik baik komunitas
belajar:
1) Komunitas Belajar Matematika/ Bahasa Indonesia
Guru Matematika/ Bahasa Indonesia setiap jenjang berkumpul per 2 minggu
untuk berdiskusi. Alur kegiatan diskusi adalah sbb:
2) Komunitas Guru Kelas Kecil
Guru kelas kecil (SD1, 2, 3) berkumpul setiap 2 minggu, untuk berdiskusi
mengenai:
a) Strategi pembelajaran yang diberlakukan di kelas,
b) Membahas mengenai problematika anak–anak usia 6–8 tahun serta
strategi penyelesaian yang dilakukan/ yang akan dilakukan,
c) Berbagi rencana tindak lanjut di kelas
d. Kepala sekolah menjalankan peran sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi
yang dilakukan bersama tim guru. Cara–cara yang dilakukan adalah:
1) Membuka ruang kepada guru–guru untuk berbicara tentang berbagai hal
yang dihadapi di kelas dan di sekolah.
2) Memberi kesempatan kepada rekan–rekan guru yang hadir dalam kegiatan
diskusi untuk memberikan tanggapan, masukan, maupun kritik.
3) Membuka ruang kepada rekan–rekan guru untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang ada, lalu mendiskusikannya bersama, dan
mengimplementasikan solusi yang ada.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)


a. Narasumber mengajak peserta menyimpulkan kegiatan hari ini
b. Narasumber mengajak peserta berefleksi:
1) Apa saja hal baik yang diperoleh dari pertemuan hari ini?
2) Apa saja hal yang akan diterapkan di sekolah berdasarkan pertemuan hari ini?
3) Apa saja hal yang perlu ditingkatkan dari pertemuan hari ini?
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema
Gaya Hidup Berkelanjutan Kategori: Implementasi Kurikulum
Merdeka
(Siti Salami, SMPN 3 Gunungsindur Kab. Bogor Jawa Barat)

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


a. Narasumber menyapa peserta dan memperkenalkan diri.
b. Narasumber mengajak peserta berdoa.
c. Melakukan ice breaking “Senam Profil Pelajar Pancasila” untuk memompa
semangat.

2. Kegiatan inti (100 menit)


a. Narasumber mengajak peserta brainstorming mengenai
pemahaman kurikulum merdeka, program intrakurikuler dan
projek penguatan profil pelajar Pancasila.
b. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menceritakan implementasi kurikulum merdeka yang sudah
dilakukan oleh peserta beserta kendalanya
c. Narasumber menceritakan situasi dan tantangan yang dihadapi
di SMPN 3 Gunungsindur pada saat awal
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
khususnya pada saat merancang,
mengimplementasikan dan melakukan asesmen
dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
d. Narasumber memberikan kesempatan kepada
peserta untuk menyampaikan kondisi dan tantangan
yang dihadapi sekolah dalam implementasi projek
penguatan profil pelajar Pancasila
e. Narasumber berbagi cerita praktik baik yang telah
dilakukan di sekolahnya terkait implementasi projek
penguatan profil pelajar Pancasila dengan mengambil
tema Gaya Hidup berkelanjutan. Setelah berdiskusi
dengan tim projek dan hasil analisis kesiapan sekolah dan siswa
maka topik yang tepat dari tema tersebut adalah peduli
lingkungan dan pemanfaatan sampah (Pelimpah). Bersama–sama dengan tim
merancang projeknya yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran
beserta rancangan asesmennya.
f. Narasumber menyampaikan tahapan pendampingan yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah dalam implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
bersama–sama tim projek yang terdiri dari guru lintas mapel melalui beberapa
aktivitas, sebagai berikut :

Aktifitas 1
● Mengidentifikasi tingkat kesiapan belajar siswa dalam Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan google form.
● Pengenalan tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan tujuan project.
● Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dari topik peduli lingkungan dan
pemanfaatan sampah (Pelimpah).
● Menyampaikan dimensi dan elemen Profil Pelajar Pancasila yang akan
dicapai.
● Menyampaikan tujuan dan pemanfaatan sampah dan tayangan informasi
kerusakan lingkungan lokal/sekolah dan global
● Penayangan video mengenai dampak perubahan iklim global.
● Observasi, identifikasi potensi lingkungan di sekitar siswa dan mencari
sumber belajar.

● Menemukan masalah atau hal–hal tentang lingkungan serta mencari


solusinya.
● Gagasan terkait solusi atas temuan yang diperoleh.
● Pendampingan dan pemantauan project yang dikerjakan peserta didik.

Aktifitas 2
● Menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan maupun gambar
sebagai rancangan karya (PPT, Poster dll) atau alat.
● Persiapan prosedur membuat karya atau alat sesuai rancangan.
● Menyebutkan fungsi dan kebermanfaatan karya atau alat sesuai rancangan.
● Melakukan perbaikan hasil uji coba agar hasil yang dicapai sesuai
rancangan atau lebih berfungsi maksimal.

Aktifitas 3
● Presentasi.
● Berbagi hasil.
g. Narasumber menyampaikan hasil dari projek penguatan profil pelajar Pancasila
yang telah dilakukan dan implikasinya kepada kompetensi pengetahuan dan
keterampilan siswa melalui pencapaian dimensi profil pelajar Pancasila.
h. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan sesi
tanya jawab dan menanggapi praktik baik yang sudah dilaksanakan oleh
narasumber.
Narasumber juga mengajak peserta berdiskusi dalam menentukan tema dan
mengidentifikasi topik yang tepat untuk sekolah peserta.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)


a. Narasumber menarik kesimpulan bersama peserta.
b. Narasumber mengajak peserta melakukan refleksi dan memberikan umpan
balik dengan mengisi Form umpan balik.
c. Narasumber menutup kegiatan sesi berbagi praktik bai
Perencanaan Program Berpusat pada Murid
Kategori: Kepemimpinan Manajemen Sekolah dan Kepemimpinan
Pembelajaran (Elonamayo Laturiuw, SMA Kristen YPKPM Ambon)

1. Kegiatan Pendahuluan (5’)


a. Narasumber menyapa peserta memberi salam
b. Narasumber memperkenalkan diri
c. Narasumber mengajak peserta berdoa

2. Kegiatan Inti (100’)


a. Narasumber mengajukan pertanyaan:
1) Seperti apa mekanisme perencanaan RKJM–
RKT–RKAS yang selama ini Bapak Ibu
lakukan?
2) Kalau tidak ada anggaran, apa yang Bapak Ibu lakukan?
3) Narasumber memberi kesempatan kepada peserta
menjawab pertanyaan dan berbagi pengalaman
b. Narasumber bercerita tentang langkah–langkah yang dilakukan
dalam merencanakan program berpusat pada murid dan
melakukan program–program yang di sekolah sesuai dengan
yang direncanakan), misalnya yang saya lakukan di sekolah
melakukan analisis kondisi sekolah dengan beragam kondisi
murid membuat saya sebagai kepala sekolah harus berpikir
kreatif dan melakukan kolaborasi dengan seluruh guru untuk
memikirkan program–program yang dapat melayani kebutuhan
sesuai dengan karakteristik murid. Program tersebut tentu saja
akan melibatkan murid dengan prinsip dari kita, untuk kita, dan
oleh kita.
c. Narasumber menceritakan tantangan yang dihadapi adalah
membangun kekompakan tim guru untuk menyukseskan
program–program yang berpusat kepada murid. Guru banyak
disibukkan dengan jam mengajar, sehingga perlu dibagi tim kerja untuk setiap
program. Tantangan berikutnya adalah tentang kesiapan murid terhadap
beragam program yang ditawarkan sekolah yang tentunya akan bersinergi
dengan OSIS.
d. Narasumber menyampaikan proses penyusunan program–program yang
direncanakan di sekolah harus berpusat pada murid seperti yang dilakukan di
sekolah, seperti:
1) Jumat Sukarela
2) Pelayanan Kasih (membantu anak yatim piatu, disabilitas, dll)
3) WiFi Gratis di sekolah
4) Pembayaran Pulsa data untuk siswa
5) Penghargaan kepada siswa, seperti Pin Literasi, Pin Disiplin, Piagam
Penghargaan dalam bentuk sertifikat, hadiah/souvenir bagi siswa yang
berprestasi atau mengikuti ajang perlombaan, untuk siswa kelas XII diberi
pengalungan “medali atau slayer kelulusan.
6) Membuka kesempatan bagi siswa mengikuti setiap ajang perlombaan dan
dibiayai oleh sekolah
7) Program sekolah bersinergi dengan program OSIS, seperti Jumat bersih,
Buka Puasa bersama, Kunjungan ke Panti Sosial, Upacara Penyerahan
siswa dari orang tua ke sekolah dengan Penyematan jas almamater, acara
pelepasan siswa kelas 12 dalam bentuk Upacara Pelepasan dan kegiatan
ini tidak mengambil uang dari siswa
8) Prinsip Uang Bukan Segalanya: NS sejak tahun 2015 memulai dari “nol”
yaitu dengan memulai dari perencanaan yaitu: RKJM–RKT–RKAS
yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan sekolah dan siswa. Apa yang
kita programkan itulah yang kita lakukan.
e. Narasumber bersama tim manajemen di sekolah mempromosikan
program–program sekolah agar diketahui masyarakat melalui website
sekolah. Website sebagai jembatan penghubung antara sekolah dan
masyarakat.
f. Setelah melakukan setiap kegiatan perlu dilakukan refleksi dan evaluasi
secara berkala mingguan bulanan, triwulan semesteran ataupun tahunan.
Evaluasi dan tindak lanjut perlu dilakukan secara kontinyu agar permasalahan
dapat diatas.
g. Berkolaborasi adalah hal yang penting karena membangun pendidikan di
sekolah perlu membangun jejaring.
h. Narasumber berbagi cerita tentang keberhasilan–keberhasilan yang dicapai
dengan adanya program–program yang berpusat pada murid dan melakukan
refleksi dari pelaksanaan program–program tersebut, misalnya hasil untuk
sekolah tentang prestasi yang dicapai:
1) Semua program kegiatan yang kita lakukan ternyata sangat relevan dengan
program pemerintah dan dampaknya bagi sekolah, yaitu mendapat predikat
Sekolah Rujukan (2018), Sekolah Siaga Kependudukan (2018),
Sekolah Kewirausahaan (2019), Sekolah Adiwiyata( 2019), Sekolah Siaga
Kependudukan Paripurna (2020), Sekolah Aman Pangan (2020), Sekolah
Penggerak (2021)
2) Kita mendapat predikat seperti ini bukan karena mengerjakan program
pemerintah, tetapi program sekolah yang berpusat pada siswalah yang
relevan dengan arah pendidikan saat ini dan serta selaras dengan program
pemerintah
3) Program–program atau kegiatan berpusat pada siswa yang dirancang
membawa dampak positif yaitu direspon baik oleh masyarakat,
menghasilkan alumni yang membanggakan, diakui dan diapresiasi oleh
pemerintah lewat bantuan kepada sekolah

3. Kegiatan Penutup (15’)


a. Narasumber mengajak peserta melakukan refleksi dengan memberikan
pertanyaan:
1) Bagaimana menurut bapak/Ibu? Kita mengerjakan program sekolah di
sekolah kita ataukah program orang lain yang kita kerjakan di sekolah
kita?
2) Mengapa program sekolah harus berpusat pada siswa ?
3) Seberapa penting Visi –Misi, Tujuan sekolah dengan RKJM–RKT–
RKAS bagi kemajuan sekolah?
b. Narasumber menutup pertemuan dengan ucapan terima kasih dan doa penutup
Kolaborasi Penyusunan KOSP bersama Industri
Kategori: Kepemimpinan Pengembangan Sekolah
(Eti Suryanti, SMKN 57 Jakarta Selatan)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Salam dan doa
b. Perkenalan
c. Menyampaikan tujuan dan ice breaking

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber menanyakan pengalaman baik yang dialami
peserta terkait penyusunan Kurikulum
Operasional Sekolah di SMK.
b. Jika ada, Narasumber memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menceritakan praktik baik
yang telah dilakukan.
c. Narasumber menyampaikan praktik baik yang
dilakukan dalam penyusunan Kurikulum
Operasional Sekolah (KOS) di SMK Negeri 57 Jakarta.
d. Narasumber menyampaikan langkah–langkah kerja dalam Menyusun
Kurikulum Operasional Sekolah Melibatkan Industri.
“Jika sekolah diumpamakan sebagai tubuh, maka kurikulum adalah
jantungnya. Kurikulum Operasional sekolah menjadi acuan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah”. Tujuan Pendidikan SMK untuk menghasilkan
lulusan siap kerja, yaitu bekerja, melanjutkan dan berwirausaha,
membutuhkan kurikulum operasional yang bersinergi dengan industri.
Sehingga apa yang diajarkan di sekolah sesuai dengan kebutuhan
kompetensi yang dibutuhkan industri.
SMK Negeri 57 Jakarta, sebagai sekolah bidang keahlian Pariwisata
dan seni pertunjukan menyusun Kurikulum Operasional Sekolah dengan
menggandeng Industri terkait. Contohnya dalam Penyusunan Kurikulum
Kuliner, melibatkan industri yang tergabung pada asosiasi kuliner di
Indonesia, yaitu:
1) Chef Aan (Indonesian Pastry Alliance), Reviewer Buku Dasar–Dasar
Kuliner, Beliau memberi masukan untuk Dasar Kuliner, Konsentrasi
keahlian, Bakery dan PCKI
2) Indra Rajagukguk (Indonesian Food and Beverage Executive
Association/IFBEC) memberi masukan untuk dasar–dasar Kuliner dan
konsentrasi keahlian.
e. Narasumber menyadari bahwa dibutuhkan kejelian, kerjasama, dan kolaborasi
dengan industri dalam penyusunan KOS. Sekolah juga dapat melihat praktik
baik yang sudah dilakukan oleh sekolah sejenis dalam menentukan industri
yang akan dijadikan mitra dalam menyusun KOS.
f. Narasumber menyampaikan tantangan dalam penyusunan KOS dengan
melibatkan industri yang memiliki Komitmen Bersama untuk meningkatkan
kompetensi siswa di bidang Pariwisata.
g. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan
kondisi yang dihadapi peserta, tantangan yang dihadapi mulai dari pemilihan
industri hingga teknis sinkronisasi kurikulum.
h. Sebelum Narasumber melanjutkan berbagi praktik baiknya, peserta diberi
kesempatan melakukan diskusi mengenai tantangan yang dihadapi dan
solusinya.
i. Narasumber melanjutkan berbagi praktik baik mengenai Kolaborasi
penyusunan KOS melibatkan industri. Setelah menentukan industri yang akan
berkolaborasi, selanjutnya adalah:
a) Secara bersama–sama mengomunikasikan CP (Capaian pembelajaran)
dan membahas bagian mana yang dapat ditambahkan sesuai dengan
kondisi saat ini.
b) Menindaklanjuti bahasan yang diberikan oleh industri, mulai dari konsep
dan implementasi di lapangan.
c) Diberikan contoh sinkronisasi kurikulum bersama dengan Industri. https:/
bit.ly/sinkronkurkuliner
j. Narasumber menyampaikan manfaat kurikulum operasional yang disusun
bersama, antara lain:
a) Siswa akan mendapatkan materi pembelajaran sesuai dengan kondisi saat
ini di lapangan, contohnya untuk materi keterampilan barista dan bartender;
b) Dengan menggunakan kurikulum yang disusun secara bersama, guru
menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan kompetensinya melalui
belajar praktik baik dari sekolah lain dan magang di industri.
k. Narasumber memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapi
langkah–langkah kerja yang disampaikan oleh narasumber.

3. Kegiatan Penutup (15’)


a. Narasumber meminta peserta untuk memberikan umpan balik berbagi praktik
baik ini.
b. Narasumber dan peserta melakukan refleksi
Keberagaman Suku Dan Budaya Dalam Kebhinekaan Dalam
Pentas Seni Dan Budaya Kategori: Kepemimpinan Pengembangan
Sekolah
(Amini, SLB Asuhan Kasih Kota Kupang)

1. Kegiatan Pembuka (10’)


a. Narasumber menyampaikan salam dan doa.
b. Narasumber melakukan perkenalan.
c. Narasumber menyampaikan tujuan dan ice breaking.

2. Kegiatan Inti (95’)


a. Narasumber (NS) menanyakan “Bagaimana kepala sekolah
menghadapi keberagaman suku dan budaya di sekolah?”
b. NS memberikan kesempatan kepada peserta
untuk berbagi pengalaman masing–masing,
dengan perwakilan dua orang.
c. Selanjutnya NS menyampaikan kondisi guru dan siswa di sekolah yang
terdiri dari berbagai macam suku (Timor, Alor, Jawa, Ambon, Toraja,
Flores, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sunda, Ngada, Batak). Agama
(Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu), ras, dan golongan. Sebagai
kepala sekolah, penanggung jawab di sekolah, NS menyampaikan
juga mengapa perlu berbagi hal ini karena adanya motivasi untuk
menghargai dan toleransi dalam perbedaan sehingga akan tercipta
kebersamaan dalam perbedaan.
d. NS bertanya kepada peserta, “Apakah bapak dan ibu menghadapi
tantangan dan kendala dalam keberagaman suku dan budaya di
sekolah?
Jika ada, NS memberikan kesempatan kepada peserta satu atau dua
orang menyampaikannya.
e. NS melanjutkan menyampaikan: “Di sekolah saya, tidak semua warga
sekolah menerima keberagaman yang ada, contoh: ada perbedaan yang
kaya dengan yang miskin. Dalam hal ini saya melibatkan orang tua, siswa,
guru, pengawas SLB, bahkan juga pengawas SMK dan SMA, serta warga
sekitar sekolah.
f. NS memberikan kesempatan peserta untuk berdiskusi dengan tantangan yang
dihadapi oleh narasumber.
g. Setelah berdiskusi, NS berbagi bagaimana melakukan keberagaman suku dan
budaya dalam kebhinekaan dalam pentas seni dan budaya dengan langkah–
langkah sebagai berikut.
1. Mengadakan sosialisasi tentang keberagaman yang ada di sekolah
2. Bersama guru,tenaga kependidikan, dan orang tua merencanakan kegiatan
pentas seni dan budaya.
Berikut strategi dan prosesnya.
Mempersiapkan kegiatan pentas seni dan budaya dari mulai waktu
kegiatan,apa yang akan ditampilkan,siapa saja yang diundang,kostum yang
digunakan, dll.
Yang terlibat:guru,peserta didik,orang tua siswa,dan tenaga kependidikan.
Sumber daya atau materi yang kita perlukan untuk melaksanakan strategi ini
adalah: pengembangan bakat,minat dan daya cipta siswa di sekolah tentunya
dengan bantuan guru dan orang tua agar kegiatan tersebut berjalan maksimal.
h. NS memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapi langkah–
langkah yang sudah dilaksanakan oleh NS.
i. Selanjutnya NS menyampaikan: “Hasil aksi tersebut sangat efektif sekali.
Respon dari orang lain di luar dugaan saya, katanya sungguh luar
biasa.Dengan keterbatasan siswa yang ada mampu menciptakan sesuatu yang
bernilai untuk dapat dijadikan contoh sekolah lain dan warga masyarakat
karena bisa menghasilkan karya yang indah dan makanan khas daerah masing
masing serta dapat dinikmati dari berbagai kalangan.Yang menjadi faktor
keberhasilan adalah: adanya kerjasama yang terjalin baik antara sekolah,orang
tua dan masyarakat. Adapun pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
adalah dengan kerjasama yang baik dari warga sekolah akan tercipta suatu
karya yang indah dan menjadikan kebersamaan dalam perbedaan–perbedaan
yang ada sehingga terjaga rasa toleransi dan saling menghargai.”

3. Kegiatan Penutup (15’)


a. NS meminta peserta untuk memberikan umpan balik berbagi praktik baik ini.
b. NS dan peserta melakukan refleksi.
c. NS menutup dengan doa dan salam.

Anda mungkin juga menyukai