Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yuniar Lia

NIM : 062140420365
Kelas : 4 KIC
Matkul : Perpindahan Massa
Dosen : Ir. Mustain Zamhari, M.Si.

Rancangan Proses Distilasi / 2


Jumlah Tahap Kesetimbangan Bagian Atas Kolom Fraksinasi

 Tahap kesetimbangan

Sebetulnya masalah perancangan dari kolom distilasi itu ada dua yaitu merancang
prosesnya dan merancang alatnya. Sebelum dilakukan penghitungan jumlah tahap, yang
mana sebelumnya sudah digambarkan tahap ke n, disini terdapat pertukaran atau ada
perpindahan massa sehingga mengikuti persamaan neraca massa yang berasal dari hubungan
antara dua komponen atau dua fasa di dalam tahap yang sama ini akan mengikuti persamaan
neraca massa atau akan mengikuti persamaan garis operasi. Jadi apabila masih bertemu dalam
satu tahap maka akan mengikuti persamaan garis operasi. Setelah kedua fasa bertemu dan
bercampur lalu masing-masing ada perubahan fasa pindah kemudian setimbang dan selesai
maka fasa-fasa dapat meninggalkan suatu tahap. Antara cairan dan uap yang meninggalkan
tahap itu akan berada dalam kondisi kesetimbangan maka hubungan antara cairan dan uap
yang meninggalkan tahap ini akan dihubungkan dengan persamaan kesetimbangan.
Hubungan kesetimbangan antara x dan y didapat dari jumlah komposisi yang ada dalam
cairan dengan yang ada di uap pada diagram Txy atau tie line. Yang mana kita ketahui kurva
kesetimbangan ialah kurva yang berbentuk garis melengkung. Kurva kesetimbangan ini
menghubungkan antara x dengan y. untuk menghitung jumlah tahap maka diperlukan garis
operasi dan juga diantara kedua fasa memiliki kesetimbangan. Yang mana diketahui diantara
setiap tahap terjadi perpindahan massadan akan terjadi kesetimbangan.

 Persamaan garis operasi & hubungan kesetimbangan

Disini yang kita butuhkan adalah garis operasi atau kurva kesetimbangan. Yang mana
diketahui cara membuat kurva ini yakni dengan menentukan refluks ratio maka akan
didapatkan garis operasi, dan untuk tie line dari diagram Txy dapatlah kurva kesetimbangan.
Bentuk dari garis operasi merupakan linear atau dapat dilihat pada persamaan garis operasi
yakni R/R+1. Pada persamaan tersebut diketahui XD merupakan fraksi atau komposisi zat A
pada destilat. Dimisalkan kita memiliki XD maka kita akan mencari nilai y nya, jadi kalau Xn
diganti menjadi XD, fraksi cair sebesar XD maka nilai yn+. Maka bila persamaan X = XD
maka XN = XD dam yn+1 = XD. Titiknya berada pada (XD,XD). Penggambaran kurva
dilakukan dengan menarik garis lurus memotong garis berwarna hitam , maka titik ini akan
dilalui garis operasi. Kemudian bila telah diketahui titik yang dilalui salah satu titik yang
dilalui garis operasi (XD,XD) dan memiliki nilai R maka dapat kita tentukan nilai y pada saat
Xn = 0, maka y = XD/R+1. Dari itu kita sudah mendapatkan 2 titik yang dapat dibuat
menjadi garis. Maka dapat juga dibuat garis dengan gradient atau (R/R+1).

 Garis operasi dalam diagram xy


Jadi garis operasi yang digambarkan di kurva x y ini bentuknya akan menjadi garis
yang berwarna hijau. Setelah membuat garis tersebut selanjutnya menghitung jumlah tahap.
Tahap memiliki arti terjadi kontak cair dengan uap yang fenomena perpindahan massanya
mengikuti garis operasi sampai terjadi kesetimbangan. Bila sudah terjadi kesetimbangan
maka ia akan meninggalkan tahap tadi menuju tahap selanjutnya. Ditahap selanjutnya terjadi
kontak lagi dan mengikuti garis operasi sampai terjadi kesetimbangan. Kesetimbangan berarti
mengikuti garis kestimbangan. Kemudian pergi lagi ketahap berikutnya lagi dan ikut garis
operasi sampai kesetimbangan mengikuti garis kesetimbangan. Untuk menggambarkan
proses ini, dimana pada tabel sudah memiliki garis operasi dan kurva kesetimbangan maka
dilakukan pembuatan garis di antara 2 garis sebelumnya atau diantara dua kurva (kurva garis
operasi dan kurva kesetimbangan). Pembuatan gambar dibuat dari titik XD bagian atas atau
berada pada garis operasi sampai terjadi kesetimbangan dan ia akan bergeser ke kiri. Bila
sudah terjadi keseimbangan meninggalkan tahap tadi, perpindahan masa sampai garis operasi.
Setelah garis operasi pindah lagi dan terjadi berturut-turut sampai habis.

 Perhitungan jumlah tahap bagian atas

Berikut ini didapatkan kurva secara garis lurus dengan awal dari garis operasi tahap
bagian atas itu adalah pada XD. XD = X0 dikatakan begitu karena dia hanya di stritter hanya
membagi komposisinya sama diduga laju alirnya berbeda dan komposisi di masing-masing
aliran sama sehingga XD = X0 maka sampai garis operasi kemudian bila ditarik ke kiri akan
sama dengan y1 pada kurva keseimbangan. Titik ini pada titik garis merah paling atas
selanjutnya ditarik ke itu akan sama dengan X1 selanjutnya melanjutkan tangga kekiri, y2
kebawah sama dengan x2 dan membuat anak tangga lagi y3 kebawah sama dengan x3, dan
seterusnya.
 Perhitungan jumlah tahap bagian atas

Tangga tersebut berhenti atau akhir berhentinya yakni sampai tahap dimana tahap
umpan masuk. Ini berhentinya garis operasi atau perhitungan jumlah tahap bagian atas ini
dihentikan sampai tahap dimana umpan masuk atau dengan kata lain batas paling bawah dari
tahap bagian atas itu adalah konsentrasi bagian atas sama dengan konsentrasi dalam tahap
dimana umpan masuk. Tapi yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi dalam tahap dimana
umpan masuk itu tidak sama dengan konsentrasi awal umpan. Selanjutnya konsentrasi dalam
tahap dimana umpan tidak sama dengan konsentrasi umpan. Hal ini karena tahap dimana
umpan masuk itu sudah terjadi kesetimbangan uap cair, sementara ketika umpan masuk itu
belum terjadi kesetimbangan. Maka perhitungan akan berhenti pada tahap umpan masuk.

Rancangan Proses Distilasi / 3


Garis Operasi Bagian Bawah Kolom Fraksinasi

 Stripping Section (Bagian Bawah Kolom Distilasi)

Bagian bawah dimulai sejak tahap di bawah, setelah tahap umpan masuk mulainya
dari paling bawah, jadi paling bawah adalah tahap 1 tahap 2 tahap 3 dan seterusnya , Di blog
pastikan pada tahap jumlah tahap sebesar n, maka akan terjadi pertemuan antara uap dengan
air di bagian bawah, setelahnya akan berbentuk cair jenuh. Pada bagian bawah kolom
fraksinasi, reboilerler tidak mengubah semua cairan jenuh menjadi uap jenuh. Disini cairan
jenuh yang dikembalikan ke kolom atas atau yang mengalir ke atas harus dalam bentuk uap
tapi produknya harus dalam bentuk cair. Panas yang di berikan nanti akan menaikkan
temperatur cairan jenuh sampai temperatur tertentu, tergantung jumlah panasnya pada suatu
titik tertentu sehingga nanti cairan jenuh ini akan menjadi campuran uap cair. Uapnya nanti
akan kembali ke kolom, sedangkan cairannya nanti dapat kita ambil.

Untuk Notasinya , laju alir uap di notasikan sebagai V` , laju alir cairan dinotasikan
sebagai L` , Fraksi mol dinotasikan sebagai X dan Y. Yang membedakan pemberian tanda
aksen pada notasi pada bagian bawah kolom fraksinasi dan bagian atas kolom fraksinasi yaitu
karena diantara tahap atas dan tahap bahwa ada umpan sehingga bisa mengubah nilai dari laju
alir. Reboiler dianggap sebagai tahap tambahan untuk bagian bawah kolom fraksinasi.

Pada Kondensor total prinsipnya mengubah semua uap jenuh menjadi cair. Kita perlu
menspesifikasi tekanan di bagian atas karena perlu mengetahui temperatur bagian atas. Panas
yang harus diambil oleh air pendingin harus cukup mengambil panas senilai perubahan
temperatur. Pada kondensor parsial prinsip kerjanya hanya sampai tahap campuran uap dan
cair, maka akan terbentuk fraksi uap dan fraksi cair. Sama seperti di boiler, pada parsial
kondenser, cairannya dikembalikan ke kolom sementara uap nya itulah yang diambil sebagai
distilat. Distilat disini fasanya bisa cair jenuh, bisa uap jenuh. Pada fraksinasi rasio akan
mengikuti perpandingan yang cair dan yang uap. Untuk parsial kondensor itu juga dihitung
sebagai satu tahap distilasi.

 Neraca Massa Bagian Bawah Kolom Distilasi

Dari gambar dapat dilihat L`m+1 , Vm1 , dari neraca massa total bisa dibuat
neraca massa kmponen, tinggal dikalikan maksimum. Dari neraca massa komponen
juga bisa dibuat persamaan garis ini menjadi operasi bagian bawah yang
menghubungkan antara apa YM dan XM+1, yang sama-sama menghubungkan aliran-
aliran yang ada dalam tahap yang sama. Jadi persamaan garis operasi bagian bawah
itu juga menghubungkan aliran yang ada pada tahap yang sama.
 Persamaan Garis Operasi Bagian Bawah

Dari gambar dapat dilihat bahwa nilai dari laju alir Malangnya itu akan selalu sama,
yang uap akan selalu konstan dan yang cair juga akan selalu konstan. Sehingga persamaannya
bisa disederhanakan dengan menghubungkan aliran atau dua komposisi yang berada pada
tahap yang sama.

 Neraca Massa di Reboiler

Pada neraca massa reboiler masih akan didapatkan hubungan antara X dan Y pada
tahap yang sama, persamaan ini yang nantinya akan digunakan bersamaan dengan kurva
kesetimbangan. Jika tadi di kondensor total ada berhubungan dengan refleksi rasio , maka
pada neraca massa di reboiler tidak. Jadi hubungan antara laju alir uap dengan cairan distilat
dan cairan jenuh yang keluar dari bawah kolom itu akan ditentukan oleh hubungan
kesetimbangan.

Anda mungkin juga menyukai