STANDAR PENGUKURAN
A. Sistem-Sistem Satuan
2.1 Satuan Dasar dan Satuan Turunan
Untuk menyatakan dan melakukan kalkulasi besaran fisis, besaran-besaran tersebut
harus didefinisikan menurut jenis dan kebesarannya ( magnitudo ).
Standar ukuran untuk setiap jenis besaran fisis adalah satuan ( unit ) dan banyaknya
pengukuran, misalnya : jika dinyatakan satu jarak 200 meter, ini menunjukkan
bahwa meter adalah satuan panjang dan 200 menyatakan jumlah satuan panjang.
Jadi, besaran fisis panjang didefinisikan oleh satuan meter, dan tanpa satuan,
jumlah pengukuran tidak mempunyai arti fisis.
Dalam ilmu pengetahuan dan teknik, dipakai dua jenis satuan, yaitu : satuan dasar
dan satuan turunan.
2.1.1 Satuan Dasar
Satuan dasar di dalam mekanika terdiri dari : ukuran panjang, masa dan waktu.
Jenis - jenis satuan dasar tersebut apakah meter atau kaki, kilogram atau pon, jam
atau sekon, dapat dipilih agar memenuhi kondisi tertentu.
Besaran - besaran panjang, massa dan waktu ini, merupakan besaran - besaran
utama untuk kebanyakan besaran fisis lainnya, dan disebut sebagai satuan-satuan
dasar utama. Besaran - besaran fisis tertentu di dalam ilmu termal, listrik dan
penerangan, walaupun dinyatakan sebagai satuan - satuan dasar, akan tetapi hanya
digunakan jika kelompok- kelompok khusus tersebut terlibat di dalamnya, dan
dinyatakan sebagai satuan - satuan dasar pembantu.
2.1.2 Satuan Turunan
Semua satuan lain yang dapat dinyatakan dari satuan-satuan dasar, disebut satuan-
satuan turunan, dan sebuah satuan turunan dapat dikenali dari dimensi - dimensinya,
yang biasa didefinisikan sebagai rumusan aljabar yang lengkap untuk satuan yang
diturunkan tersebut, sebagai contoh : Kg m / detik 2 atau Newton dalam Sstem
Internasional ( SI ).
2.2 Sistem – Sistem Satuan
2.2.1 Sistem Satuan Metrik
Sistem ini digunakan di Perancis dan pada tahun 1790 pemerintah Perancis meminta
para ilmuwan Perancis untuk mempelajari dan memberikan usulan mengenai sistem
berat dan sistem ukuran untuk menggantikan semua sistem yang sudah ada.
Para ilmuwan Perancis memutuskan tiga dasar utama dalam membuat sistem
satuan matrik ini :
Dasar pertama : para ilmuwan memutuskan bahwa sebuah sistem yang umum dari
berat dan ukuran tidak harus bergantung pada standar - standar acuan yang dibuat
oleh manusia, akan tetapi sebaliknya didasarkan pada ukuran-ukuran permanent
yang diberikan oleh alam.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dipilih :
sebagai satuan panjang adalah meter, yang didefinisikan : sepersepuluh juta
bagian dari jarak antara kutub dan khatulistiwa sepanjang meridian melewati Paris.
sebagai satuan massa adalah gram, yaitu : massa 1 cm 3 air yang telah disuling
pada temperatur 40 C dan pada tekanan udara ( atm ) normal ( 760 milimeter air
raksa, mm Hg ).
Sebagai satuan waktu adalah detik, yaitu : 1 / 86400 hari matahari rata-rata.
Dasar kedua : diputuskan bahwa semua satuan-satuan lainnya akan dijabarkan
dari ketiga satuan dasar, yaitu panjang, massa dan waktu.
Dasar ketiga : semua pengalian dan pengalian tambahan dari satuan-satuan dasar
adalah dalam sistem desimal, dan dirancang sistem awalan-awalan yang digunakan
sampai sekarang., dan pada tabel 1, diberikan pengalian tambahan persepuluhan
( desimal )
.
Tabel 1 Perkalian dan Perkalian Tambahan Desimal
NAMA SIMBOL EKIVALEN
exa E 10 18
peta P 10 15
tera T 10 12
giga G 10 9
mega M 10 6
kilo k 10 3
hecto h 10 2
deca da 10 1
deci d 10 -1
centi c 10 -2
milli m 10 -3
micro μ 10 -6
nano n 10 -9
pico p 10 -12
femto f 10 -15
atto a 10 -18
Pada tahun 1875 , sistem satuan metrik ini ditetapkan sebagai sistem satuan resmi.
Timbul kesulitan ketika Sistem CGS ini, akan digunakan untuk pengukuran-
pengukuran listrik dan maknit, karena dibutuhkan minimal satu satuan lagi, sehingga
pada kenyataannya ada dua sistem yang secara bersamaan digunakan, yaitu :
Sistem Elektrostatik CGSe : disini satuan muatan listrik dijabarkan dari centimeter,
Gram dan sekon dengan menetapkan bahwa permissivitas ruang hampa pada
hukum Coulomb mengenai muatan listrik adalah satu.
( )
( )
⁄ ⁄ ⁄
⁄ ⁄
Dasar
Panjang l ( el ) L meter m
Massa m M kilogram kg
Waktu t T sekon s
Arus Listrik I I amper A
0
Temperatur T O derejat Kelvin K
termodinamik candela cd
Intensitas penerangan
Tambahan *
Sudut datar α, β, γ [L]0 radian rad
Sudut masif θ [L]2 steradian sr
Turunan
Luas A L2 meter kuadrat m2
Volume V L3 meter kubik m3
Frekuensi f T -1 hertz Hz ( 1/s )
Kerapatan ρ L -3 M kilogram per meter kg / m 3
Kecepatan v L T -1 kubik m/s
0
Kecepatan sudut ω [L] T meter per sekon rad / s
Percepatan a L T -2 radian per sekon m/s2
Percepatan sudut α [ L ] 0 T -2 meter per sekon rad / s 2
Gaya F L M T -2 kuadrat N ( kg m / s 2 )
Tekanan, regangan p L -1 M T -2 radian per sekon N/m2
Kerja, energi W L 2 M T -2 kuadrat J(Nm)
2 -3
Daya P L MT newton W(J/s)
Kuantitas listrik Q TI newton per meter C(As)
Beda potensial V L 2 M T -3 I -1 kuadrat V(W/A)
Kuat netom listrik E, ε L M T -3 I -1 joule V/m
2 -3 2
Tahanan listrik R L MT I watt Ω (V/A)
-2 -1 4 2
Kapasitansi listrik C L M T I coulomb F(As/V)
Fluksi maknetik Ф L 2 M T -2 I -1 volt Wb ( v s )
Kuat medan maknit H L -1 I volt per meter A/m
Kerapatan fluksi maknit B M T -2 I -1 ohm T ( Wb / m 2 )
Induktansi L L 2 M T -2 I 2 farad H(Vs/A)
Gaya gerak maknit U I weber A
Fluksi cahaya amper per meter lm ( cd sr )
Luminasi tesla cd / m 2
Iluminasi henry lx ( lm / m )
amper
lumen
kandela permeter
kuadrat
ln x
[ ]
Contoh 2 : luas luas lantai ruangan 30 kaki x 24 kaki , tentukan luas tersebut dalam
m2 .
Penyelesaian : dengan menggunakan tabel 5 diperoleh bahwa pengubahan
sebaliknya dari kaki ( ft ) ke cm adalah 0.0328084, maka 1 cm = 0.0328 kaki
atau 1 m = 3,28 kaki, maka :
atau
[ ]