Anda di halaman 1dari 9

Lampiran 57

EVALUASI MEDIA ADVOKASI DAN KIE


TINGKAT KABUPATEN

DISUSUN OLEH :

NAMA : Dra. ANASTASIA ALIT YULIANTI


NIP : 196607261992032008
PANGKAT/ GOL : PEMBINA / IV.a
KECAMATAN : WANAREJA

DINAS KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


DAN PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2022
BANNER SEBAGAI MEDIA ADVOKASI DAN KIE DALAM UPAYA
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN OUTPUT UNTUK MENCAPAI
INDONESIA BEBAS STUNTING TAHUN 2030

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program KB di era baru, menitikberatkan kepada upaya untuk
mewujudkan “keluarga berkualitas”, selain tetap meningkatkan kualitas
pelayanan program bagi kaum perempuan guna menjamin perlindungan hak-
hak reproduksinya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam rangka
memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat terutama kepada
pasangan usia subur (PUS) yang punya pengaruh sangat besar terhadap
perkembangan kependudukan dan kualitas pembangunan keluarga, sangat
diperlukan berbagai metode untuk merubah cara pandang dalam perencanaan
berkeluarga kearah yang lebih rasional, realistis dan berkualitas.
Secara substansial, tujuan program KKBPK adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan ibu dan anak, sebagai dasar menuju
masyarakat yang sejahtera melalui strategi pengendalian kelahiran atau sebagai
program untuk melembagakan Norma Keluarga Kecil (NKK) yang berkualitas,
mandiri dan sejahtera.
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan advokasi yang
dilakukan secara intensif, terarah dan tepat sasaran merupakan salah satu
kegiatan kunci untuk merubah sikap perilaku dan sistem nilai yang ada dalam
masyarakat.
Berbagai metode dan intervensi telah dilakukan untuk mengenalkan dan
menyampaikan pesan-pesan program kepada sasaran yang tetap diantaranya
dengan pemetaan sasaran, KIE kelompok/ individu ataupun dengan KIE melaui
berbagai media seperti : KIE KIT, lembar balik, berbagai aplikasi KKBPK atau
dengan cara lain dan salah satu media advokasi dan KIE yang mempunyai daya
tarik dan dinilai efetif menyampaikan pesan tersebut adalah “Banner”
Banner merupakan media advokasi dan KIE yang berisi gambar dan
teks tentang pesan-pesan promosi untuk menyampaikan suatu program kepada
masyarakat, yang diharapkan mampu menarik perhatian dan mempengaruhi
orang untuk mengikuti dan melaksanakan isi pesan yang ada di dalam banner
tersebut.
Banner sebagai metode/ media advokasi dan KIE di dalam ruang
terbatas, penempatannya harus disesuaikan dengan situasi lingkungan yang
strategis yang sering dikunjungi atau menjadi titik kerumunan sasaran yang
membutuhkan layanan informasi untuk mendukung dan berpartisipasi dalam
program bangga kencana melalui advokasi dan KIE sesuai fungsi banner
sebagai media informasi dan media promosi.
Media advokasi dan KIE dengan metode ini sangat penting untuk
dilakukan karena masih banyak masyarakat yang kurang memahami secara
benar tentang isi pesan program KB, sehingga berimplikasi kepada tingginya
angka stunting yang dipengaruhi beberapa faktor seperti :
1. Kurangnya pemahaman yang cukup mengenai 1000 HPK
2. Kurangnya dukungan dari keluarga terutama pasangan dalam memilih
jenis alat obat kontrasepsi maupun dalam pemakaian alokon.
3. Kurang atau tidak tertarik dengan model KIE yang monoton melalui
penyuluhan.
Pembahasan dalam evaluasi ini akan mengulas tentang media advokasi
dan KIE dalam ruangan yaitu Banner, sebagai media yang menyampaikan
pesan program untuk meningkatkan upaya pencegahan stunting.

B. TUJUAN
Evaluasi dilakukan dengan tujuan :
1. Mengevaluasi tingkat efektivitas banner sebagai media KIE dan advokasi.
2. Untuk melakukan identifikasi dan inventarisasi input, outcome dan impact
yang timbul.
3. Untuk memberikan input dan saran.
C. RUANG LINGKUP
Titik penempatan banner berada diruang dan lingkup balai penyuluh,
namun pada waktu dan situasi tertentu dapat digeser atau dipindahkan ke
ruangan lain, seperti raung rapat, ruang pertemuan dan ruang pembinaan.

D. SASARAN
Banner yang berisi tentang kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis terutama 1000 HPK. Melalui Banner “Indonesia
Bebas Stunting” mengajak masyarakat khususnya ibu hamil dan yang
mempunyai balita kurang dari 2 tahun untuk melakukan upaya pencegahan
stunting dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan gizi keluarga
2. Meningkatkan pemberian ASI dan MP ASI
3. Melakukan Imuniasasi
4. Meningkatkan kebersihan (sanitasi) misalnya
- air bersih
- jamban sehat
- cuci tangan pakai sabun
5. Mengikuti keluarga berencana dengan kampanye “Berencana itu keren”
Dua Anak lebih sehat.
6. Mengikuti penyuluhan BKB (Bina Keluarga Balita)
BAB II
PEMBAHASAN

Pengetahuan Masyarakat dalam pencegahan stunting 1000 HPK diperoleh


melalui berbagai cara seperti : buku pedoman pencegahan stunting, buku
petunjuk teknis tentang 1000 HPK, KIE KIT, Leaflet, Internet ataupun melalui
aplikasi KKBPK, dan lain-lain. Selain itu para penyuluh KB akan selalu
memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui
berbagai penjelasan yang berkaitan dengan 1000 HPK dan pencegahan
stunting.
Penempatan Banner pada lokasi strategis yang sering dikunjungi orang
atau masyarakat seperti balai penyuluh, balai desa, puskesmas, kecamatan, atau
ruangan yang sering dipakai penyelenggaraan pertemuan akan memberikan
keuntungan pada pengaturan tata letaknya agar dapat dengan mudah dibaca
orang, karena penempatan dan posisi banner akan bisa dipindahkan ketempat
lain menyesuaikan situasi sasaran yang menjadi target.
Berbagai pelaksanaan kegiatan program KKBPK/ Bangga Kencana
seperti pembinaan dan pertemuan kader IMP, pembinaan kelompok kegiatan,
forum musyawarah kampung KB, pengolahan data, mini lokakarya dan staff
meeting, merupakan sarana yang tepat dan strategis untuk menempatkan
banner sebagai media KIE dan advokasi yang efektif, yang bisa sebagai solusi
untuk mengantisipasi berbagai situasi yang kurang kondusif, misal lingkungan
yang gaduh dan berisik karena jumlah orang/ peserta banyak dalam suatu
rungan pertemuan yang berakibat penyampaian pesan program menjadi kurang
dan tidak efektif, karena audiens tidak menangkap pesan yang disampaikan.
Keberadaan banner dapat mengatasi dan mengantisipasi kendala-
kendala dalam proses penyampaian pesan program sebagaimana telah
disebutkan diatas, bahkan dapat menjadikan daya tarik bagi sasaran untuk
mengetahui secara detail dan menyeluruh tentang upaya pencegahan stunting.
Selain itu yang tidak kalah penting adalah performance penyuluh KB
untuk selalu bisa menciptakan suasana dan memiliki komunikasi efektif
sehingga sasaran menjadi nyaman dan mengungkapkan perasaannya secara
terbuka tentang pengetahuan yang diinginkan dan permasalahan yang dihadapi.
Tolak ukur dari tingkat efektivitas keberadaan banner sebagai media
KIE dan advokasi yang ditempatkan di balai penyuluh, dapat dilihat dari output
jumlah balita stunting yang ada di kecamatan Wanareja sebagai berikut :
1. Jumlah balita : 6496
2. Jumlah ibu hamil : 647
3. Jumlah balita stunting : 306
Pengaruh keberadaan banner sebagai media KIE untuk menunjang
metode promosi dan penyampaian pesan-pesan program KB. Sekaligus sebagai
upaya untuk meningkatkan pencegahan stunting memang memberikan dampak
positif terhadap output capaian upaya pencegahan stunting sekalipun tidak
langsung dan jumlahnya tidak signifikan karena keberadaan banner sifatnya
terbatas dalam lingkup ruangan tertentu yang tidak selalu bisa dibaca oleh
orang dalam jumlah banyak disetiap waktu. Walaupun demikian banner yang
memuat informasi tentang berbagai cara pencegahan stunting melalui BKB,
penjelasan masalah kehamilan, juga tentang slogan Ayo ikut KB, Dua Anak
Lebih Sehat (DAHSAT) merupakan pesan-pesan program yang cukup detail
serta menarik perhatian PUS dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pencegahan stunting melalui BKB. Dengan demikian, maka uraian tentang
banner sebagaimana yang telah dijelaskan didepan dapatlah ditegaskan kembali
bahwa banner adalah sebagai :
1. Media KIE (Informasi dan pesan pesan program KB) khususnya
tentang upaya pencegahan stunting
2. Media promosi
3. Sebagai media yang punya ciri dan sifat yang mempunyai identitas
yang khas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

E. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan didepan, maka hal-hal
yang berkaitan dengan banner sebagai media KIE dan media advokasi dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Outcome dan impact dalam peningkatan efektivitas banner, dilakukan
melalui kegiatan KIE individu dan kelompok, pertemuan-pertemuan rutin
seperti staff meeting, mini lokakarya, validasi dan pengolahan data,
pembinaan IMP dan pembinaan kelompok kegiatan.
2. Input penunjang untuk efektivitas banner dan pengaruhnya terhadap sasaran
harus ditunjang dengan buku petunjuk tentang 1000 HPK dan BKB emas,
KIE KIT, dan penjelasan dari petugas KB/ penyuluhan sebagai penjabaran
yang lengkap.
3. Pemahaman yang baik dan kontribusi yang nyata dari tokoh maysrakat,
lintas sektor kader IMP dan kelompok tentang isi program KB yang
kemudian akan meneruskan pesan program tersebut kepada sasaran akan
berpengaruh besar terhadap tingginya partisipasi masyarakat dalam upaya
pencegahan stunting melalui BKB.

F. SARAN
1. Banner sebagai sarana dan metode KIE dan advokasi, jumlah dan jenisnya
harus diperbanyak, menyesuaikan tempat dan luas lokasi yang akan dipakai
untuk promosi dan KIE seperti puskesmas, pustu/PKD, balai desa,
kecamatan agar bisa menjangkau sasaran yang lebih luas dan lebih banyak.
2. Mengusulkan rencana program untuk membuat banner sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan frekuensi KIE dan metode promosi secara
berjenjang di tingkat desa.

PKB Ahli Madya


Kecamatan Wanareja

Dra. ANASTASIA ALIT YULIANTI


NIP.196607261992032008

Anda mungkin juga menyukai