Oleh :
SURATI 19360067
SRI WULANDARI 19360962
Skripsi Diajukan Kepada Kaprodi PIAUD STIT Tanggamus Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Artinya : Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan
di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-masing telah
mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah Maha mengetahui apa
yang mereka kerjakan. (QS. An-nur :41)1
1
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lautan Lestari, 2004), h.41
ii
PERSEMBAHAN
Suka duka telah banyak mengiringiku untuk meraih cita cita dengan izin Alloh
SWT akhirnya dapat kugapai satu cita dengan penuh syukur dan bahagia, dengan rasa
kasih dan sayang yang tulus ku persembahkan hasil karya yang sederhana ini kepada
Suamiku tercinta, tersayang yang tiada henti berjuang dan rela mengorbankan apapun
Ibuku tersayang yang selalu menguatkan dan selalu memberikan dukungan dan
Pembibingku ibu Wardah Anggraini M.Pd yang selalu mengarahkan kami dan
Teman temanku seperjuangan Melyta, Shafal, Mila, Eka l,Wulan, Mutrtiana, Sindi,
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “ penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak
Kelompok A dan B TK Islam Gunungsari Kecamatan Ulubelu” Shalawat dan salam semoga
tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah
Muhammad SAW. Penyusunan proposal skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Anak usia
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan terima kasih
2. Ibu Dini pepilina S.Kom,.MM. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Tanggamus
Penulis juga menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih banyak kekurangan
maka dari itu kritik dan saran penulis sangat harapkan semoga ini bermanfaat bagi penulis
Penulis
iv
ABSTRAK
Oleh:
SURATI
SRI WULANDARI
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
MOTTO.........................................................................................................................ii
PERSEMBAHAN.........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................
E. Sistematika pembahasan.................................................................................
A. Kajian teoritik..............................................................................................
C. Penelitian terdahulu......................................................................................
D. Kerangka berpikir........................................................................................
E. Hipotesis penelitian......................................................................................
A. Metode Penelitian........................................................................................
E. Instrumen Penelitian....................................................................................
G. Hipotesis statistika.......................................................................................
A. Hasil penelitian...........................................................................................
B. Pembahasan .................................................................................................
BAB V PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini 5-6 tahun Di Taman Kanak-Kanak Islam
6. Instrument Observasi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20
Standar nasional pendidikan PAUD diatur dalam Peraturan Menteri pendidikan dan
Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini.3 Standar Nasional PAUD meliputi 8 standar
Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan , Standar Sarana dan Prasarana,
PAUD serta kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek
perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
Aspek Perkembangan Nilai-nilai Moral Agama. Pendidikan nilai dan moral agama
pada program PAUD merupakan pondasi awal yang sangat penting untuk anak usia dini.
2
Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 (Jakarta : Depdiknas,
2009).
3
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Permendikbud no 137 tahun 2014 tentang PAUD
4
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, edisi Enam. (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1978)
1
Karena jika aspek tersebut tertanam baik pada anak usia dini, maka itu merupakan awal
yang baik untuk pendidikan anak bangsa dalam mempersiapkan pendidikan selanjutnya.5
dengan semua gerakan yang dilakukan oleh tubuh dalam membutuhkan koordinasi
dengan anggota tubuh lainnya. Perkembangan fisik motorik ini berbeda pada setiap anak,
tergantung pada perkembangan syaraf dan otot. Ketika anak terampil dalam kegiatan
fisik motoriknya, sudah dapat diprediksi bahwa perkembangan fisik motorik anak sudah
mencapai kematangan.6
dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980.
mental dalam dunianya sendiri. Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014,
perkembangan kognitif meliputi belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis dan
Berfikir simbolik.7
maupun tulisan yang disusun dalam aturan-aturan berbagai variasi dan kombinasinya. 8
namun belum bisa dipahami dengan mudah apa yang dikatakannya. Seiring pertumbuhan
dan perkembangannya, selanjutnya anak mampu merangkai kata dan kalimat dengan
5
Crain, William. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi,terjemahan Yudi Santoso. (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2007),hal,117.
6
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, edisi Enam. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1978),hal,81.
7
Suyadi. Psikologi Belajar PAUD Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: (PT Pustaka Insan Madani,
2010),hal,211.
8
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, edisi Enam. :(Penerbit Erlangga, 1978),hal,13
2
baik. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi beberapa faktor seperti kecerdasan,
teman. Sosialisasi merupakan hal yang penting untuk anak usia dini. Jika anak
mengalami hambatan dalam sosialisasi, artinya bahwa anak akan sulit beradaptasi
dengan lingkungannya.9
Aspek perkembangan seni menurut Permendikbud No. 137 tahun 2014, mencakup
perwujudan atas suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni
bidang senilainnya baik itu seni lukis, seni rupa ataupun seni kerajinan, serta mampu
Salah satu aspek kemampuan dasar yang harus di kembangkan pada anak usia dini
adalah bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang di pakai untuk Membentuk
pikiran, perasaan dan perbuatan-perbuatan, serta alat yang di pakai untuk mempengaruhi
berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain, menjelaskan pikiran, perasaan
dan perilaku. 11
Anak – anak sejak dini perlu diberi kesempatan dalam kebebasan
berbicara yang sangat diperlukan karena sebagai dasar bagi anak untuk berinteraksi
dengan orang lain, baik dengan orang tuanya maupun dengan teman seusianya serta
9
Nugraha, Ali. Yeni Rachmawati. Metode Pengembangan SosialEmosional. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005),hal,98.
10
Permendikbud no 137 tahun 2014,hal,14
11
Abdurahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.( Jakarta: Rineka Cipta, 2003),hal,114
3
Bahasa lisan atau berbicara merupakan perkembangan yang sangat penting bagianak
usia dini, karena bahasa bukanlah sekedar pengucapan kata-kata atau bunyi, tetapi
dan meyakinkan seseorang. Secara umum keterampilan berbicara anak usia 4-5 tahun
sudah dapat menyebut berbagai bunyi atau suara tertentu, menirukan 3-4 urutan kata,
menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana
belajar mengajar. Kebanyakan guru lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan
menulis. Akibatnya perbendaharaan kata anak masih terbatas dan anak kurang mampu
mengungkap gagasan atau ide ketika menjawab pertanyaan guru. Tidak jarang, anak juga
merasa belum paham dengan apa yang dibicarakannya, serta berbicara tanpa disertai
Berdasarkan observasi pada bulan agustus 2022 di TK Islam Gunungsari kec. Ulu
belu sangat bervariasi artinya ada anak yang mampu berbicara dan ada yang sedang serta
ada yang sulit untuk berbicara. Padahal inti berbicara mengeluarkan ide, gagasan, atau
pendapat kepada orang lain.14 Oleh sebab itu seorang guru TK harus berusaha dengan
12
Robingatin, & Ulfah, Z. 2019. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. (Depok:
Ar-ruzz Media),hal,41
13
Suhartono, 2005. Perkembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini,hal,19
Jakarta: Dinas Dikti
14
Observasi di TK Islam gunungsari pada bulan agustus 2022
4
Metode Bercerita merupakan kegiatan inovatif yang disenangi anak. Hampir semua
anak di dunia ini senang mendengarkan cerita, apalagi jika dibawakan secara menarik.
Dengan menggunakan metode bercerita anak akan banyak memperoleh kata-kata baru
sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak dan akan membantu anak
guru di TK Islam Gunungsari penulis melihat ketika guru melakukan kegiatan bercerita
guru juga melakukan persiapan, pelaksanaan, serta sesi tanya jawab kepada anak seperti
siapa tokohnya bagaimana alur ceritanya dan bertanya tentang kata kata yang didengar
oleh anak.
Namun pada kenyataannya dikelas A TK Islam Gunungsari ada 21 anak dan hanya 5
orang anak yang kurang dalam kemampuan berbahasanya ditandai ketika anak belum
bisa menceritakan kembali cerita yang baru didengarnya, isi cerita yang diungkapkan
tidak sama dengan yang baru diceritakan bahkan ada yang diam saja ketika diberi
pertanyaan. Di TK Islam Gunungsari anak juga kurang aktif dalam bertanya ketika anak
tidak paham atau kurang mengerti dengan yang diajarkan guru anak hanya diam saja.15
Seharusnya menurut peraturan materi nomor 137 tahun 2014 tentang standar
nasional pendidikan anak usia dini usia 4-5 tahun sudah dalam lingkup perkembangan
pertanyaanya.
15
Observasi di TK Islam Gunungsari pada bulan Agustus 2022
5
Pengajaran bahasa bagi anak prasekolah adalah suatu aktivitas atau proses
ۙ ق ااْل ِ ْن َس
َ َعلَّ َمهُ ْالبَيَان. َان َ َخَ ل
Rahman: 3-4).
Bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang sangat penting dan
harus dikembangkan untuk bekal anak memahami suatu informasi yang dilihat, ditulis,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan yang akan
16
Yuliani Nuraini, Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta:
PT Indeks, 2010)
6
3. Sedangkan kegunaan penelitian yang dilakukan antara lain yaitu :
a. Bagi guru
1) Orang tua akan merasa bangga atas peningkatan kemampuan berbahasa anak.
memotivasi anaknya.
c. Bagi anak
dengan baik.
d. bagi peneliti
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Kd. Dewi Wahyuni, Wyn. Wiarta,
media gambar seri pada kelompok B semester 2 TK Satu Atap Putra Sesana Antiga
7
Karangasem tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
berbantuan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak
kelompok B semester 2 TK Satu Atap Putra Sesana Antiga Karangasem Tahun ajaran
2013/2014. 17
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wyn. Tara Indahyani yang berjudul
bahwa.
dengan menerapkan metode bercerita berbantuan media buku bergambar pada siklus I
sebesar 58,07% yang berada pada kategori rendah ternyata mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 82,25% tergolong pada kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Melalui Metode Bercerita Pada Kelompok B Tk Tunas Karya Desa Wuluh Kecamatan
hasil bahwa melalui kegiatan bercerita dalam pembelajaran bercerita adalah: (1) Mampu
86.90 % pada siklus II, (2) anak mampu mendengarkan cerita, anak mampu bercerita
secara sederhana dan anak mampu bertanya serta menjawab pertanyaan dengan baik.19
perbedaannya yaitu didalam penelitian skripsi Ni Kd. Dewi Wahyuni, Wyn. Wiarta,
Ngh.Suadnyana, fokus terhadap Pelaksanaan media gambar seri Pada Anak Usia Dini
Umur 5-6. Jurnal penelitian Ni Wyn. Tara Indahyani fokus terhadap Penerapan Metode
kali ini fokus terhadap penggunaan metode cerita untuk meningkatkan kemampuan
berbicara anak pada kelompok A TK Islam Gunungsari Sehingga penelitian ini berbeda
E. Sistematika Pembahasan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritik
19
Musfiroh, 2005, pembelajaran dengan metode bercerita, Jakarta: Rineka Cipta. Ni Kd. Dewi Wahyun,
“Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Anak Kelompok B Tk Putra Sesana Antiga, Karangasem”. e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,hal, 179.
9
Metode merupakan cara kerja yang sistematis yang fungsinya merupakan alat
metode pembelajaran adalah adalah suatu cara atau system yang digunakan dalam
menggunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu.20 Oleh karena itu dalam
memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak di
taman kanak-kanak harus mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang
mendukung pemilihan metode tersebut. Anak lebih mudah belajar melalui metode-
metode yang menarik dan menyenangkan. Ada beberapa metode pembelajaran yang
dapat diterapkan pada taman kanak-kanak salah satunya adalah metode bercerita.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada
orang lain dengan alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,
informasi, atau hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat
didengarkan dengan rasa menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini, bercerita
beberapa aspek fisik maupun psikis anak sesuai dengan tahapannya. Salah satunya
mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai
macam ungkapan, perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat,
20
M Fadilah, Desain Pembelajaran PAUD. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 161
10
dan dibaca. Bercerita diungkapkan melalui ekspresi yang menarik terlihat disenangi
Bercerita merupakan salah satu metode dan teknik bermain yang banyak
bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Jadi, bercerita
adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan secara
lisan. Seorang guru TK hendaklah mampu menjadi seorang pendongeng yang baik
yang akan menjadikan cerita sebagai kegiatan bermain yang menarik dan dapat
menjadikan pengalaman yang unik bagi anak. Seorang guru ketika bercerita harus
mampu menguasai isi dari cerita tersebut agar anak akan lebih mudah menangkap isi
cerita tersebut. Selain itu isi cerita nya pun harus sesuatu yang dekat dengan anak,
secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. 22 Metode bercerita
membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang digunakan harus menarik,
dan mengundang perhatian anak dan tidak terlepas dari tujuan pendidikan bagi
berbagai kompetensi dasar usia anak TK. Oleh karena itu materi yang disampaikan
21
Lilis.Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.( Jakarta: Prenada Media Group,
2016).hlm.162
22
Masitoh, Strategi Pembelajaran TK. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm 35
23
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di taman Kanak-Kanak. (Jakarta: PT. Rhinneka Cipta, 2004),
hal.157
11
berbentuk cerita yang awal dan akhirnya berhubungan erat dalam kesatuan yang utuh,
anak pulang, anak menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran,
Namun demikian pada prakteknya tidak selalu pada saat kegiatan penutup, bercerita
dapat dilakukan pada saat kegiatan pembukaan, kegiatan inti, maupun pada waktu-
waktu senggang di sekolah, misalnya pada saat waktu istirahat, karena mendengarkan
Metode bercerita disampaikan melalui cerita yang menarik dengan atau tanpa
nasihat, dan informasi yang dapat ditangkap oleh anak, sehingga anak dapat dengan
mudah memahami cerita serta meneladani hal-hal baik yang terkandung di dalam isi
cerita yang telah disampaikan.. Melalui metode bercerita anak akan dapat
a) Dunia kehidupan anak yang penuh suka cita, yang menuntut isi cerita
12
c) Tingkat usia, kebutuhan dan kemampuan mencerna isi cerita. Ceritanya
harus cukup pendek dalam rentang perhatian anak. Cerita tersebut bersifat
anak agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang telah disampaikan dengan
dengan ide yang menarik, pengimajinasian yang luas, dan penyajian yang
memukau.
e) Membersihkan akhlak
sederhana.
24
Nurbiana, Dhieni dkk. Metode Pengembanga Bahasa.. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2006),
hlm.124
13
memahami pesan dari cerita dan mampu mengungkapkan ide cerita serta
Dengan bercerita sebagai salah satu metode mengajar di pendidikan anak usia
dini khususnya, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
tersendiri.
f) Memacu kemampuan verbal anak. Melalui cerita anak bukan saja senang
menyimak cerita tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tata
25
Lilis.Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.( Jakarta: Prenada Media Group, 2016),
hal.168
14
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak sekali
manfaat metode bercerita. Oleh sebab itu, metode bercerita dapat dijadikan salah
nilai positif, salah satunya yaitu memberikan kemampuan berbicara pada anak
usia dini.
c) Menceritakan dongeng
serta membuat anak tertarik dan antusias mendengar cerita. Melalui pemilihan
tekhnik dalam metode tersebut anak-anak tidak akan merasa bosan dalam
mendengarkan cerita.
26
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di taman Kanak-Kanak. (Jakarta: PT. Rhinneka Cipta, 2004),
hal.158-160
15
e. Bentuk-bentuk Metode Bercerita
metode bercerita dibagi menjadi dua bentuk agar anak tidak bosan dalam
peraga ini untuk menghidupkan fantasi dan imajinasi sehingga terarah sesuai
terbagi menjadi dua, yaitu alat peraga langsung dan alat peraga tidak
langsung.27
bercerita juga harus memperhatikan beberapa hal yaitu, cerita yang disampaikan
harus dikemas menarik dan sesederhana mungkin sehingga anak akan akan
27
Nurbiana Dhien dkk, Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa. (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), hal. 6.12
16
tertarik dan merespon serta memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya
tujuan pembelajaran.
kepada anak.
17
e) Menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan
perasaan anak.
berbagai tugas lain yang berkaitan dengan ucapan dapat dengan mudah
28
Moeslichaton, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rhineka Cipta,
29
), hal. 176-180
30
Suhartono, Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2005), hal.22
18
berinteraksi dengan orang lain. Semakin kaya kosakata yang dimiliki, maka
bahasa. Belajar berbicara pada anak usia dini dapat digunakan sebagai alat
Berbicara perlu dilatihkan sejak dini, karena anak-anak yang sejak dini dilatih
oleh anak. 34
Banyak tahap perkembangan bahasa yang harus dilewati dan tentu saja dengan
memberikan dukungan dan stimulus kepada anak. Selain itu adanya periode
31
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2011), hal 2
32
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2015), hal. 165
33
Elisabeth B Hurlock, Bercerita Untuk Anak Usia Dini, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,
2005), dalam Musfiroh, hal. 102
34
Suhartono, Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2005), hal. 25
19
Adapun dilihat dari sisi kemampuan berbicara, ada tiga faktor yang paling
1) Faktor biologis, yaitu mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu dan
membentuk suatu simbol dalam proses mental anak dan perekaman sensasi
akan memunculkan
suatu logika.
Salah satu tahapan perkembangan yang penting pada anak adalah bicara,
karena bicara merupakan faktor awal yang menentukan anak untuk dapat
luput perhatiannya untuk tahapan perkembangan yang satu ini. Tak jarang orang
tua yang baru akan tersadar ketika anaknya sudah menginjak usia 3-5 tahun.
ditunjukkan dalam kepekaan bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa.
1) Senang berkomunikasi dengan orang lain baik dengan teman sebaya dan
20
2) Senang bercerita panjang lebar tentang pengalaman sehari-hari, apa yang
3) Mudah mengingat nama teman dan keluarga, tempat, atau hal kecil lainnya
4) Suka membawa buku dan pura-pura membaca, menyukai buku, dan lebih
7) Suka membaca tulisan pada label makanan, elektronik, papan nama, toko,
rumah, dll.
Dari kemampuan berbicara yang dicapai oleh anak usia dini, ada tiga hal
pribadinya.
guru.36
35
Lilis.Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.( Jakarta: Prenada Media
Group, 2016), hal.175
36
Elisabeth B Hurlock, Bercerita Untuk Anak Usia Dini, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,
2005), dalam Musfiroh, hal. 105
21
c. Cara Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak
penemuan, dll.
5) Jika bepergian mintalah dia untk menceritakan apa yang dilihat oleh anak.
Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan orang tua untuk meningkatkan
otak si anak yang pada akhirnya akan bermuara pada keterampilan anak
dalam mengolah kata-kata dan berbicara. Anak yang jarang diajak bicara
memakaikan pakaian atau kebutuhan dirinya yang lain. Berawal dari anak
37
Lilis.Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.( Jakarta: Prenada Media Group,
2016),hal.177
22
banyak mengajaknya berbicara. Ini akan banya merangsang otak anak
sedang melakukan sesuatu, beri tahu dan ceritakan pada anak tentang
apel atau pisang”. Hal ini akan membuat anak untuk lebih memahami
konsep na makanan dan anak dapat melakukan pilihan terhadap apa yang
diinginkan.
sendiri yang disukainya. Setelah itu melakukan diskusi kecil tentang buku
yang baru dibelinya. Dengan cara ini, selain kosakata bertambah, lewat
hariannya.
memproses dan menyerap apa yang dikatakan oleh orang dewasa dan
23
mereka dapat memroses dan memberi respons pada perkataan, jangan
mendesaknya.
dongeng, dll.
1) Dengan cara ini, anak-anak tidak merasa bahwa mereka sebenarnya sedang
mengenali potensi akal pada anak, perkembangan indera pada anak, dan
otak. 38
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. cerita
38
Ali, Nugraha. 2007. Kurikulum dan Bahan Belajar TK. (Jakarta : Universitas Terbuka), hlm.110
24
dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan
pada orang lain, sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang-orang yang
berada disekitar anak. Kemampuan berbicara anak usia dini dapat digunakan
Dalam dunia pendidikan atau lebih khusus dalam masalah belajar, metode
adanya metode yang sesuai, maka anak akan lebih bersemangat. Sehingga dapat
dikatakan metode yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan anak akan
dapat melatih daya serap, daya tangkap, daya berfikir anak, daya konsentrasi
C. Penelitian Terdahulu
25
bercerita dengan media gambar terhadap kemampuan berbicara anak. Metode
analisis data diuji menggunakan uji t dan uji hipotesis menggunakan statistic non
penelitian ini menggunakan teknik One Way Anova α = 0,05. Berdasarkan hasil
data perhitungan One Way Anova α = 0,05 diperoleh nilai fhitung > dari ftabel (5,769
> 4,84), maka Ho (Ada pengaruh metode bercerita yang signifikan terhadap
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametris uji
jenjang bertanda wilcoxon match Pair test dengan rumus thitung < ttabel, jika
thitung < ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga penelitian ini
wilcoxon match pair test menunjukkan bahwa thitung = 0 lebih kecil dari ttabel
dengan taraf signifikan 5% = 0,25, sehingga (0 < 0,25). Berdasarkan hal tersebut
B. Kerangka Pikir
Peningkatan
Kemampuan
Berbicara Anak Pada
Kelompok A TK
Islam Gunungsari
41
Luluk Indah Laily, Pengaruh Metode Cerita Bermedia Gambar Seri Terhadap Kemampuan
Berbicara Anak Kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo, (Tulungagung:
Skripsi Tidak Diterbitkan, 2016)
27
Pada umumnya metode pembelajaran di TK cenderung monoton (kegiatannya
berpusat pada guru) sehingga anak-anak cepat merasa bosan dan kurang tertarik
terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru akibatnya perkembangan anak terutama
pasif karena anak hanya sebagai penerima informasi. Oleh karena itu pemilihan metode
Salah satu metode yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak
adalah metode bercerita. Kemampuan berbicara anak akan dapat berkembang apabila
anak diberi kesempatan untuk menyimak cerita kemudian mengungkapkan apa yang ia
dapat melalui cerita yang melibatkan proses kognitif. Melalui metode bercerita anak
dengan karakternya, ia akan mendengarkan cerita itu dan menikmatinya dengan seksama
28
terhadap apa yang disampaikan orang lain sehingga anak dapat bertanya apabila tidak
mengekspresikan terhadap apa yang ia dengar sehingga hikmah dari isi cerita dapat
dipahami.
C. Hipotesis Penelitian
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode bercerita terhadap
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu.42 Metode penelitian juga dapat diartikan
kegiatan yang secara sistematis dirancang oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang
ada dan bermanfaat bagi masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri.43 Jenis penelitian
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Peneliti
kuantitatif merupakan penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivism, untuk menguji
analisis data dengan statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.44
Metode penelitian kuantitatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode
yang sengaja digunakan untuk mengetahui pengaruh tindakan tersebut terhadap suatu
kondisi tertentu.
2. Rencana Penelitian
Bentuk eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu True- Experimental
betul-betul) merupakan penelitian yang memiliki ciri mendasar yaitu peneliti dapat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only Control Desaign.46 Pada desain
ini kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random. kelas eksperimen (x)
kelas kontrol diberi posttest untuk membandingkan hasil perlakuan (treatment) yang
Table 3.1
K - O2
Keterangan :
E : kelas eksperimen
K : kelas kontrol
1. Tempat
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap yang meliputi tahap-tahap sebagai
berikut:
penelitian.
32
b. Tahap pelaksanaan yaitu kegiatan yang berlangsung dilapangan. Tahap pelaksaan
ini meliputi uji coba instrument, pengambilan data yang telah diuji validitas dan
raelibitasnya.
c. Tahap akhir, meliputi tahap pengolahan data dan penyusunan laporan hasil
penelitian.
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam suatu penelitian bukan
hanya orang bukan juga sebatas jumlah obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
individu yang akan diselidiki atau yang menjadi objek penelitian, yang berada dalam
suatu wilayah atau daerah tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
Tabel 3.2
48
Sugiyono, op.cit., h.80.
33
1 A
2 B1 23
Jumlah 46
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut.49 Sampel pada penelitian ini diambil dari populasi. Sampel terdiri dari dua kelas
yaitu kelas A sebagai kelas eksperimen dan kelas B sebagai kelas kontrol.
yakni teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. 50
Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
observasi teknik pengumpulan data yang diawali dengan mengamati secara langsung
ataupun tidak tentang dan mencatatnya pada lembar observasi. Observasi dilakukan untuk
karena peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati anak-anak yang akan diobservasi.
49
Sugiyono, op.cit., h.81
50
Sugiyono, op.cit., h.85
51
Sugiyono, op.cit., h.145.
34
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-
diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau
pernyataan.52
data yang akurat dan dapat menemukan jawaban dari permasalahan penelitian ini.
akan menjadi butir pertanyaan. Untuk instrumen pengamatan peneliti menyusun berupa
checklist sehingga peneliti hanya memberi tanda pada kolom yang sudah tersedia sesuai
dengan hasil pengamatan peneliti pada saat kegiatan metode bercerita berlangsung.
Dalam hal ini peneliti menggunakan opsi rating scale menurut Sugiyono, untuk
metode bercerita yang akan dilakukan anak agar dalam penelitian mempermudah peneliti
a. Belum Berkembang (BB) bila anak hanya menguasai materi kegiatan yang di
berikan dan menyelesaikan kegiatan kurang dari 24% kegiatan yang dilakukan
52
Sugiyono, op.cit., h.102-103.
53
Sugiyono, op.cit., h.99
35
b. Mulai Berkembang (MB) bila anak bisa menguasai materi kegiatan yang
diberikan peneliti dan menyelesaikan kegiatan 25% sampai dengan 49% kegiatan
yang dilakukan.
c. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) bila anak bisa menguasai materi kegiatan
yang diberikan dan menyelesaikan 50% sampai 74% kegiatan yang dilakukan
d. Berkembang Sangat Baik (BSB) bila anak bisa menguasai semua materi kegiatan
yang di berikan dan menyelesaikan 75% sampai 100% kegiatan yang dilakukan.
Tabel 3.3
Alternatif Skor
Alternatif Skor
Belum Berkembang 1
Mulai Berkembang 2
Tabel 3.4
Instrumen penelitian Keterampilan Berbicara Anak pada Kelompok A TK Islam
Gunungsari
pertanyaan guru
36
dengan temannya
dengan guru
didengarnya
guru
dengan guru
37
4 Dapat mengenal a. Anak dapat menyebut nama
dalam cerita
judul cerita
Jumlah 20
Tabel 3.5
Pedoman Lembar Observasi Keterampilan Berbicara Anak pada Kelompok A TK Islam
Gunungsari
SKOR PENILAIAN
No ITEM KET
BB MB BSH BSB
38
Anak dapat berinteraksi dengan
5
guru
Bila anak belum bisa melakukan kegiatan yang diberikan, perlu banyak
Bila anak bisa melakukan kegiatan yang diberikan dengan sedikit bantuan
4. = Kedapatan berbicara anak berkembang sangat baik (BSB) Bila anak bisa
1. Uji Validitas
Valid diartikan jika instrumen penelitian yang digunakan dapat mengukur apa
yang menjadi sasaran yang diukur.54 Jadi sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
54
Sugiyono, op.cit., h.121.
40
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menghitung validitas tes
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :55
rxy
Keterangan :
N : Banyaknya subyek
Nilai rxy akan dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi tabel rxytabel dengan
ketentuan berikut.
rxy Kriteria
rxytabel
2. Uji Reliabilitas
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. 56 Jadi uji reliabilitas
dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari suatu instrumen yang digunakan sebagai alat
55
Sugiyono, op.cit., h.153.
56
Sugiyono, op.cit., h.121.
41
ukur sehingga hasilnya dapat dipercaya. Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas
soal tes dengan menggunakan metode Kuder dan Richardshon yaitu dengan
Nilai koefisien reliabel alpha r11 akan dibandingkan koefisien korelasi tabel rxytabel .
rxy Kriteria
rxytabel
rxytabel
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas (R11) Kriteria
42
0,21 – 0,40 Rendah
a. Uji Normalitas
terdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan uji one
kolmogorof smirnov pada program PASW 17.00 dengan taraf signifikan 5%.
Tabel 3.9
Ketentuan Uji Normalitas
Sig Kriteria
0,05
0,05
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tahu apakah kelas eksperimen dengan
kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji
57
Antomi Saregar, Sri Latifah, Meisita Sari, "Efektivitas Model Pembelajaran CUPs : Dampak
Terhadap Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi Peserta Didik Madrasah Aliya Mathla'ul Anwar Gisting
Lampung", Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNii No.05 (2) , 2016 , h.238.
43
homogeneity of variances pada program PASW dengan taraf signifikan 5%. Adapun
Sig Kriteria
0,05
0,05
c. Uji Hipotesis
Jika data sudah dikatakan terdistribusi normal serta homogen, selanjutknya dilakukan uji
independent sample t-test pada program PASW dengan taraf signifikan 5%. Adapun
berikut :59
Tabel 3.11
Sig Kriteria
58
Ibid.
59
Ibid. h.239
44
Sig > 0,05 Ho diterima, Ha ditolak
G. Hipotesis Statistika
kontrol.
kontrol.
BAB IV
1. Sejarah
45
Sejarah singkat singkat TK Islam Gunungsari Kecamatan Ulu Belu Kabupaten
Tanggamus saat ini memiliku usia 22 tahun berdiri pada tahun 2000.60
gunung sari banyak anak yang membutuhkan tempat bermain sambil belajar untuk
dan belajar anak yang diberi nama TK ISLAM dengan nomor pokok sekolah
2. Visi sekolah
Membentuk anak anak yang cerdas, ceria , mandiri jujur dan berahklak mulia
3. Misi sekolah
b. Membangun pembiasaan prilaku hidup jujur dan berahklak mulia secara mandiri.
c. Membangun kerjasama dengan orang tua dalam berahklak mulia dengan baik.
Letak geografis Tk Islam berada didesa gunung sari / gunungsari blok 1kecamatan ulu
sekitarnya, karena tempatnya yang strategis dan mudah terjangkau oleh kendaraan.
60
Hasil observasi dan wawancara di Tk Islam gunungsari 2022
46
Keadaan guru di Tk Islam gunungsari pada tahun ajaran 2022/ 2023 berjumlah 4 guru,
semua guru yang ada tersebut aktiv menjalankan tugasnya sehari hari. Dengan jumlah
guru tersebut sudah mencukupi kebutuhan guru dalam prlaksanaan pendidikan dan
pengajaran. Adapun nama nama guru pada pendidikan Tk islam gunungsari sebagai
berikut.
sekolah
masyarakat cukup baik sehingga jumlah peserta didik mengalami peningkatan yang
signifikan setiap tahunnya, hal ini diambil dari dokumentasi perkembangan jumlah
tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan tersebut
47
1. Ruang belajar 3
3. Halaman bermain 1
4. Perpustakaan 1
5. Kamar mandi/wc 2
B. HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan darihasil observasi yang dilakukan oleh
gunungsari kecamatan ulu belu Kabupaten tanggamus. Pada bab ini akan dibahas
mengenai pengolahan data dan analisis data. Data yang diolah dan dianalisa dalam bab
ini merupakan data kualitatif yang diperoleh melalui observasi dan interview pada guru
Metode cerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak
TK dengan guru membawakan cerita kepada anak kepada anak secara lisan. Cerita
yang disampaikan oleh guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan
tiudak lepas dari tujuan pembelajaran pendidikan anak usia dini. Cerita yang
disampaikan kepada anak didik dapat dikaitkan dengan dunia kehidupan anak
sehingga anak dapat memahami isis dari cerita. Misalnya: guru bercerita dengan
a. Langkah pertama yaitu guru memilih tema yang akan diceritakan guru di
dalam kelas.
48
Dalam kegiatan proses pembelajaran sudah menjadi tuntutan bahwasanya
guru harus menarik dan bersangkutan dengan kehidupan anak selain itu mimik
wajah guru harus menarik sehingga dapat menarik perhataian anak didiknya,
karena masa focus anak hanya 15 menit saja. Itu sebabnya guru dituntut untuk
menyusun rencana kegiatan harian terlebih dahulu dan juga menentukan tema
Agustus 2018 dengan hasil bahwa guru sudah menyiapkan RPPH sebelum
akan memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini dikuatkan dengan penuturan
dengan teori yang dikutip dalam buka Sobry Sutikno yang diungkapkan dalam
49
b. Langkah kedua yaitu, membuat naskah jalan cerita yang akan digunakan
dilaksanakan nantinya dapat berjalan lancar dan tidak membosankan bagi anak
yang akan digunakan pada saat jalan cerita dengan tema Binatang dan Sub
Tema Binatang Darat. Pada saat itu anak-anak sangat senang dan antusias mau
untuk jalnnya cerita yang akan saya mainkan sehingga proses pembelajaran
bercerita dapat lebih penasaran dan lebih menarik tentunya”.Namun dalam hal
antara lain: guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi
dari buku gambar, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita,
50
alat peraga jalannya cerita yang akan dimainkan dalam kegiatan bercerita
sehari sebelumnya.
pertanyaan kepada anak didiknya “gambar apakah ini” langkah ini dibuat agar
anak merasa penasaran sehingga anak ingin tahu dan ingin mendengarkan
cerita oleh gurunya didepan kelas. Didalam kelas pula guru slalu memberikan
arahan kepada anak didiknya agar selalu mendengarkan ketika orang lain
permainan agar anak tidak merasa bosan ketika gurunya sedang bercerita.
d. Langkah yang keempat adalah guru menyiapkan alat yang akan digunakan
masing alat penunjang. Namun dalam kegiatan bermain peran dengan tema
yang lain alat yang dibutuhkan bukan hanya alat yang digunakan dalam
bermain saja tetapi juga dibutuhkan alat penunjang lainnya seperti buku cerita,
51
2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Di TK Islam gunungsari kecamatan
ulubelu
bahasa. Dari pengamatan yang penulis lakukan terdapat 10 orang anak yang
berkembang dan 7 anak belum berkembang. Hal ini terlihat dari sikap
beberapa anak yang masih suka ribut didalam kelas dan belum bisa memahami
isi cerita.
c. Dalam indicator ini dapat dilihat dari ketika anak dapat menirukan suara
binatang. Anak tidak merasa malu ketika gurunya menunjuk untuk menirukan
suara binatang didalam kelas, namun tidak semua anak mau ketiak disuruh
gurunya menirukan suara binatang, ada sebagian anak yang merasa malu dan
ada sebagian anak pula susah untuk menirukannya. Dari pengamatan yang
penulis lakukan 12 anak sudah berkembang sesuai harapan, 8 rang anak mulai
b. Melafalkan bunyi yang tidak ada artinya secara berulang (mengulang syair
lagu).
52
Dalam hal ini penulis melihat bahwasannya anak-anak sudah bisa melafalkan
bunyi secara berulang sehingga anak dapat menghafal syair baru yang telah
diberikan guru.seperti halnya ketika guru menyanyikan lagu “pak tani punya
ayam” hal ini dapat dilihat ketika anak dapat mengulang syair lagu dan anak
Disini penulis melihat ketika guru bertanya kepada anak, ini ada gambar apa
ya ditangan ibu? Disini dapat dilihat ketika anak dapat menjawab “ini sapi”
Pada indikator ini, anak-anak cenderung masih egosentris dan hanya ingin
terdapat apa saja? Dan sebagian anak belum bisa menggunakan atau
terdapat 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan, 8 orang anak mulai
Disini penulis dapat melihat bahwasannya anak banyak yang sudah dapat
membuat kalimat pertanyaan dengan baik, dapat dilihat ketika anak bertanya
kepada gurunya didalam kelas “ibu makanan sapi itu apa ya” dan anak pula
53
dapat bertanya “ibu ayamnya peliharaan dirumah sudah diberi makan atau
berkembang sesuai harapan, 8 orang anak mulai berkembang dan 4 orang anak
belum berkembang.
Anak sudah mulai banyak kosa kata setiap harinya, penambahan kosa kata
anak sangatlah berkembang sangat baik. Disini dapat dilihat ketika anak sudah
dapat melihat 15 orang anak sudah berkembang sesuai harapan, 7 orang anak
Dari hasil pengamatan penulis lihat disini dapat dilihat ketika anak dapat
mengetahui fungsi dari anggota tubuh. Anak dapat menyebutkan “mata untuk
orang anak sudah berkembang sesuai harapan, 8 orang anak mulai berkembang
h. Anak dapat berinteraksi/bertanya dengan teman atau guru nya didalam kelas
Anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebaya, guru dan orang yang ada
disekitar anak, disini dapat dilihat ketika anak sedang bermaain bersama
temannya dan anak pula aktif bertanya kepada guru atau guru yang ada
disekitar anak misalnya: “ibu mari saya bantu untuk merapihkan mainan
seperti semula”. Dari hasil pengamatan penulis dapat melihat 12 orang anak
54
Dari hasil pengamatan penulis, dapat dilihat dari ketika anak meminta tolong
membukakan tutup botol kepada guru dan teman yang ada disekitar anak. Dari
sesuai harapan, 8 orang anak mulai berkembang dan 2 orang anak belum
berkembang.
j. Anak dapat meminta tolong kepada orang tua dan orang yang ada disekitarnya.
Dari hasil pengamatan penulis, dapat dilihat ketika anak meminta tolong
kepada orang tuanya untuk meminta tolong mengikat tali sepatu. Dari hasil
berkembang.
bahasa anak melalui metode cerita didalam kelas, hal ini yang menurut peneliti
hanya satu saja melainkan ada tiga atau lebih alat peraga agar anak tidak
bosan dalam pembelajaran bercerita didalam kelas karena mana focus anak
55
hanya 15 menit saja. Oleh sebab itu guru dituntut untuk lebih aktif lagi dalam
2. Selanjutnya guru harus dituntut harus lebih paham dengan isi cerita karena
dengan guru lebih paham dengan isi cerita anak akan lebih paham tentang isi
cerita, mimic wajah guru pada saat bercerita pun sangat lah berpengaruh
dengan mimic wajah guru anak dapat lebih menarik untuk mendengarkan isis
3. Guru pula harus menyelingi disela-sela bercerita untuk bertanya atau dengan
C. PEMBAHASAN
ulubelu Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka dapat diketahui bahwa
peneliti observasi dikelas A tentang tema Aku/ Kesukaanku. Anak kelas A sebagai objek
yang berjumlah 15 orang anak yang diberikan perlakuan berupa metode bercerita.
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil observasi oleh peneliti dengan pengisian lembar
observasi maka hal yang masih kurang pada saat pre test kelas eksperimen adalah Anak
belum dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, Anak belum bisa menggunakan bahasa
yang benar, Anak belum dapat mengeja kata, Anak belum dapat mengucapkan 2-3 kata
Sedangkan pada saat post test di kelas eksperimen setelah menggunakan metode
bercerita anak sudah mulai senang berkomunikasi dengan temantemannya maupun gurunya,
senang bercerita tentang pengalaman sehari-hari, apa yang dilihat oleh anak, mudah
56
mengingat nama tokoh pada cerita,tempat dan peristiwa. dapat menunjukkan ekspresi wajah
pada tokoh cerita yang telah diceritakan , dan dapat mengambil hal positip dari cerita.
Dalam pendidikan anak usia dini guru menempati posisi yang sangat penting dalm
oleh guru adalah berusaha untuk meningkatkan kemampuan bahasa pada muridnya dengan
lebih efektif.
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain, dalam Pengertian ini mencakup
semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, symbol, lambang, gambar
atau lukisan. Melalui bahasa setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam
Menurut piaget, perkembangan bahasa pada tahap praoperasi merupakan dari sifat
egosentris ke interkomunikasi sosial. Waktu seorang anak masih kecil, ia berbicara secara
lebih egosentris, yaitu berbicara dengan diri sendiri. Anak tidak berniat untuk berbicara
dengan orang lain. Tetapi, pada umur 6 sampai 7 tahun, anak mulai lebih komunikatif dengan
Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk Mengungkapkan
lingkungannya. 63
Keterampilan berbahasa atau ( language arts, language skills) dalam kurikulum disekolah
biasanya mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap
61
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta : Rineka Cipta,
2008 ), h. 62
62
Dalman , keterampilan membaca (Jakarta : Rajawali, 2014), h. 55
63
Departemen Pendidikan Nasional, Permainan Membaca Dan Menulis Di Taman
Kanak-Kanak (Jakarta: Depdiknas, 2000 ), h.1
57
keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara
beraneka rona. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu
hubungan urutan yang teratur : mula-mula, pada masa kecil, kita belajar
menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara ; sesudah itu kita belajar membaca dan
memasuki sekolah. Ke empat keterampilan tersebut pada dasrnya merupakan satu kesatuan,
merupakan catur tunggal. Menurut Dawson setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan
pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikiranya.
64
Menurut jamaris karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun yaitu
Sudah dapat mengucapkan lebih 2.500 kosakata, Lingkup kosakata yang dapat diucapakan
anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan,
perbandingan, jarak dan permukaan(kasar-halus), Anak usia 5-6 tahun sudah dapat
pendengar yang baik, Dapat berpatisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi tahun ini sudah dapat melakukan
Pada lembaga pendidikan anak usia dini sering kita lihat seorang guru meminta pada
anak untuk bercerita tentang dirinya atau pengalaman yang dialaminya di depan teman-
temannya. Ada sebagian anak sudah terlihat mampu menuturkan pengalamannya pada teman-
temannya walau bahasa yang masih terpatah-patah, namun ada pula yang tampak masih
malu-malu dan ragu untuk melakukan hal tersebut, malah ada juga yang diam seribu bahasa.
siswa belum terfokuskan untuk menyampaikan sebuah cerita dalam potensi dirinya dan
belum mencapai pengembangan percaya diri dari apa yang dipikirkan atau di rasakan. Di
64
Henry Guntur tariga, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung :
Angkasa, 2008 ), h .1
58
sinilah pentingnya peran guru dan orang tua untuk mengembangkan rasa percaya diri anak
dengan cara melatih mereka mau mengungkapkan hal yang dipikirkan atau dirasakannya.
Namun, kemampuan tersebut tidaklah akan timbul dengan sendirinya, melainkan harus
melalui peroses stimulasi. Salah satunya dengan cara membiasakan anak untuk
mendengarkan tuturan cerita atau kejadian yang berisi informasi atau pesan yang dapat
Dari peroses mendengar tersebut, anak belajar menyimak isi cerita. Kemudian kita
dapat meminta pendapat atau komentar anak terhadap cerita tersebut atau kita juga dapat
pendapat anak tentang cerita tersebut, kita dapat mengetahui hal-hal yang “masuk” ruang
Dalam pendidikan anak usia dini, cerita sangat diperlukan dan banyak membantu peserta
didik dalam memahami materi. Hal ini disebabkan sebagian besar anak-anak menyukai
cerita, kisah atau dongeng. Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak.
Biasanya cerita yang disukai anak, yaitu cerita yang berkaitan dengan dunia binatang, seperti
cerita si kancil ataupun yang sejenisnya. Apabila anak dapat menyimak cerita dengan penuh
perhatian maka “pesan” dari cerita tersebut dapat dengan mudah ditangkapnya Seorang anak
akan cenderung lebih senang menyimak cerita dari pada mendengarkan ceramah dari
bapak/ibu gurunya.65
Begitu pentingnya cerita bagi anak usia dini, tidak salah bila metode bercerita ini sebisa
memahami materi yang diberikan, juga untuk memberikan daya imajinatif dan fantasi, serta
yang tepat dan menyenangkan dapat mendorong tumbuhnya rasa senang anak terhadap
65
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik ( Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008 ), h. 172
59
pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, dan
Sedangkan hipotesis nihil (HO) dalam penelitian ini ditolak, yaitu tidak terdapat
pengaruh metode bercerita dalam peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak kelas Adan B
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat dilihat
bahwasaanya perkembangan bahasa anak usia dini di Taman kanak kanak Islam gunung
60
sari kecamatan ulubelu masih kurang berkembang, dapat dilihat dari kondisi anak didalam
kelas yang berjumlah 25 anak , dengan kriteria BB (belum berkembang) sebanyak 2 anak
80%, BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 3 anak dengan presentase 12%, dan
Hal ini dimungkinkan karena para guru di TK ISLAM GUNUNGSARI masih belum
menggunakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak dan
dikarnakan tenaga pendidik atau guru yang ada di Taman Kanak-kanak ISLAM
keseluruhan yaitu: diawali dengan pemilihan tema, hal ini agar guru mudah dalam
menerapkan metode cerita yang akan dilaksanakan. kedua pembuatan teks, dapat
metode bercerita guru dapat berimajinasi dengan kenyataan yang ada dalam arti guru
dapat bercerita dengan mengarang , hal ini dilakukan agar guru mempersiapkan bahan
untuk metode cerita agar dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak dan anak tidak
merasa bosan atau jenuh dalam penerapan metode cerita dikelas maupun Di luar kelas.
Meningkatkan kemampuan bahasa anak yang ingin dimunculkan dalam penelitian ini
yaitu anak mampu menirukan suara, Melafalkan bunyi yang tidak ada artinya secara
berulang, Anak dapat mengucapkan pengucapkan dua kata, Anak dapat mengucapkan dengan
menggunakan kalimat di dalam dan di atas, Anak dapat membuat kalimat pertanyaan,
Penambahan kosa kata baru setiap harinya, Menghubungkan kata baru dengan kata yang
sudah diketahui, Anak dapat berinteraksi/bertanya dengan teman atau guru nya didalam
kelas, Anak dapat meminta tolong kepada gurunya, Anak dapat meminta tolong kepada orang
61
B. SARAN SARAN
Dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah penulis jabarkan, menunjukan
Kemampuan Bicara Anak Usia Dini Di Taman KanakKanak Islam gunungsari kecamatan
ulubelu Mengingat betapa pentingnya kemampuan bahasa anak dikembangkan sejak dini
sebagai bekal untuk anak dalam kehidupan anak dari dini hingga dewasa, maka penulis
sehingga anak-anak dapat lebih aktif dalam pembelajaran, anak tidak merasa bosan
3. Tenaga pendidik juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua, karena
orang tua juga berperan sangat penting dalam perkembangan anak usia dini.
C. KATA PENUTUP
Dengan mengucap Puji serta Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Walaupun demikian
pengalaman yang masih sangat minim. Oleh karenanya kritik serta saran yang
membangun sangat pebulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi Orang tua yang mengharapkan pendidikan anak-anaknya berhasil
dengan baik, terutama sebagai modal bagi anak dalam mengahadapi kehiidupan bersosial
kelak. Atas segala kekhilafan penulis memohon maaf dan kepada Allah mohon ampun.
62
DAFTAR PUSTAKA
63
Depdiknas, 2009, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, Jakarta :
Depdiknas.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun
2003 Tentang system Pendidikan Nasional, Cemerlang.
Diknas, 2006, Pedoman Pembuatan Cerita Anak Untuk Taman Kanak-Kanak.
Djawad Dahlan, 2009, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. (Bandung: Remaja
Rosdakarya
Elizabeth, B. Hurlock. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Endang Fatimah, 2006, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sari Ningsih, S.Pd, Wawancara Dengan Penulis, di TK Islam Gunungsari: 2022
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, (Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017).
Henry Guntur Tariga. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung :
Angkasa
John W. Santrock, 2008, psikologi pendidikan, Jakarta: fajar interpratama mandiri.Kadek
Dwi Arinoviani, Penerapan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Inggris Anak Kelompok A1 Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler, E-Journal
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016).
Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Kelompok B Di Tk Dharma Wanita Persatuan
Pucung Balongpanggang Gresik. Jurnal PG-PAUD , Vol, 2 No.4 (Maret 2012)
Mardalis, 2004, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara Edisi
ke 1 Vet 7.
Moeslichateoen, 2010, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Moloeng, Lexy, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakarya.
Musfiroh, 2005, pembelajaran dengan metode bercerita, Jakarta: Rineka Cipta.
Ni Kd. Dewi Wahyun, Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Gambar Seri Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B Tk Putra Sesana Antiga,
Karangasem. e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014).
Ni Wyn. Tara Indahyani, “Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Buku Bergambar
Untuk Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B .e-Journal PG-PAUD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume
2 No 1 Tahun 2014)
64
Ni Wyn. Tara Indahyani, “Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Buku Bergambar
Untuk Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B”.
Suhartono, 2005, Perkembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini, Jakarta:
Depdikbud.
Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Rineka
Cipta.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Renika
Cipta.
Syamsu LN, 2009, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Rosdakarya.
Tarigan, 1997, Metodologi Pengajaran Bahasa, Jakarta: Bandung Angkasa.
Taylor, Steven J.; Bogdan, Robert; Devault, Marjorie. 2015, Introduction To Qualitative
Research Methods: A Guidebook And Resource. John Wiley & Sons.
Untung Nopriansyah Editor (Nirva Diana), 2016, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
Perdana Ublising.
Wina Sanjaya, 2008, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
Winda Dan Azizah Muis, 2008, Modul PAUD, Jakarta: Universitas Negri Jakarta.
Winda Gunarti, Dkk, 2010, Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak
Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka.
Lampiran 1
Perkembangan bahasa
65
1 John w.santrock mengemukakan bahwa bahasa Berdasarkan
adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis para ahli
atau tanda, yang didasarkan pada system symbol. diatas penulis
Semua bahasa manusia adalah generative dapat
(diciptakan). menyimpulkan
bahwa
bahasa adalah
2 Abdul Chaer mengemukakan bahasa adalah salah ucapan
satu ciri dari bentuk perilaku. Pernyataan ini pikiran dan
menunjukkan bahwa bahasa adalah salah satu perasaan
fenomena yang dapat ditangkap lewat panca untuk
indra, yaitu pendengaran. menyampaikan
makna kepada
orang
3 Menurut Badudu, bahasa adalah alat penghubung
lain yang
atau komunikasi antara anggota masyarakat yang
digunakan
terdiri dari individu-individu yang menyatakan
sebagai alat
pikiran, perasaan dan keinginan.
komunikasi.
Bahasa
merupakan alat
4 Bahasa merupakan factor hakiki yang membedakan manusia komunikasi
dengan hewan, bahasa merupakan anugrah dari Allah SWT, yang yang
dengan manusia dapat memahami dirinya, sesama manusia, alam, penting sehingga
dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai dari
mahluk berbudaya dan mengembangkan budayanya. Bahasa bahasa tersebut
sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. akan
Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan terjalin
bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun hubungan
pendapat, dan menarik kesimpulan sosial dalam
5 Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lingkungan.
edisi ke-3 adalah sistem lambang bunyi yang Dengan
arbiter yang digunakan oleh anggota suatu demikian bahasa
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi yang
dapat mengidentifikasikan diri. Sedangkan dipakai anak
Menurut Piaget bahwa, bahasa adalah salah satu untuk
cara yang utama untuk mengekspresikan pikiran menyampaikan
dan dalam seluruh perkembangan pikiran selalu kepada kedua
mendahului bahasa”. orang
tua atau orang-
orang
yang ada
disekitarnya
untuk meminta
tolong
mengambilkan
barang
kesayangan,
keinginan,
pikiran
atau harapan
66
anak,
bisa pula anak
berbicara
dengan
orang tuanya
dengan
kata “adek
sayang
ayah atau
bunda”
Lampiran 2
67
Kisi-kisi Perkembangan Bahasa
68
Mendampingi anak sedang mewarnai
69
Anak anak memperhatikan guru bercerita menggunakan buku cerita
70
Anak anak sedang praktek sholat
71
Mengenal lingkungan luar anak anak di ajak ke lapangan bola gunungsari
Lampiran 4
Pedoman Wawancara
1. Apakah anak sudah mampu menirukan suara binatang seperti suara ayam,
saja ?
8. Apakah sudah ada sarana dan prasarana yang digunakan guru didalam
metode ceritra ?
11. Apakah dengan metode bercerita anak dapat mengulang kembali apa yang
12. Apakah dengan metode cerita anak dapatmengerti beberapa perintah secara
bersamaan ?
72
Uraian wawancara dari gutu di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Rejomulyo Jati
Agung:
1. Apakah anak sudah mampu menirukan suara binatang seperti suara ayam,
“disekolah ini terutama menggunakan metode cerita selain itu pula guru dapat
“dengan cara menggunakan metode cerita yang tidak monoton sehingga tidak
“agar dalam pemelajaran didalam kelas tidak monoton supaya anak tidak
“tentunya ada nya alat peraga yang digunakan ketika bercerita dan juga mimic
7. Apakah sudah ada sarana dan prasarana yang digunakan guru didalam kelas
73
“sudah ada, dari bantuan pemerintah maupun guru kelas, seperti boneka
9. Bagaimana
metode ceritra ?
“dengan cara Tanya kembali apa yang telah diceritakan, lalu guru dapat
10. Apakah dengan metode bercerita anak dapat mengulang kembali apa yang telah
11. Apakah dengan metode cerita anak dapat mengerti beberapa perintah secara
bersamaan ?
“iya, bisa”
Contohnya: guru menyuruh anak bercerita dan guru menyuruh anak dengan
74
Lampiran 5
Kisi-kisi Observasi Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak
GAN BAHASA fonologi (system suara) Melafalkan bunyi yang tidak ada
75
pengucapkan dua kata
kalimat) pertanyaan
setiap harinya
diketahui
Lampiran 6
Pedoman Lembar Observasi Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Anak Usia Dini 5-6 tahun Di Taman Kanak-Kanak Islam Gunungsari
Penilaian
No Item Skor Keterangan
BB MB BSH BSB
1.
2.
76
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Lampiran 7
Instrument observasi Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Penilaian
No Keterangan
Nama Peserta Didik
BB MB BSH BSB
77
1. Adelia aska anjani
2. Amiqul fahmi
3. Alfian naufal
4. Aninda nuril.m.
5. Alesya naila
6. Aprilia haiva
8. Arsyila azkayra
9. Bunga zanatul
14. M. Alfarizi
78