Script Teatrikal
Script Teatrikal
Indonesia
Negeri kebanggaan kita
Kini usianya semakin merenta
Ia telah tiba di tangga ke 77.
Cita-cita kita, kita gantungkan padanya
Doa terbaik tak lupa kita pinta
Cinta? tak perlu ditanya
Tentu ada untukmu.
Sayang....
masih saja ada tangisan di setiap sudut negeri
Sesuap nasi begitu sulit dicari.
Mereka yang di ruang paripurna serasa
tak peduli
kita seakan dijajah bangsa sendiri
Kini, aku ingin bertanya
Masih merdeka kah kau Indonesia
Intro music (Igi dan Yolan bangun perlahan sambil ekspresi bingung dengan keadaan sekitar)
Boy masuk (ekspresi angkuh) sambil melihat keadaan sekitar
Igi dan Yolan berjalan tertatih-tatih menuju ke arah Boy sambil melihat Boy (ekspresi bingung)
Boy melebarkan kedua tangan (ekspresi senyum sinis) sambil Igi dan Yolan seolah-olah mau
berlutut disamping kiri dan kanan Boy (ekspresi bingung sambil mengulurkan salah tangan
seolah-olah mau meraih tangan Boy)
Boy membuang tangan Igi dan Yolan lalu berjalan mendekati Ibu pertiwi sambil melihat-lihat
(ekspresi seperti tertarik pada sesuatu)
Boy keluar
Backsound music
Masih merdekah kau Indonesia (Igi dan Yolan sama-sama mengucapkan sambil menunjukkan jari ke
arah Ibu Pertiwi)
Masih merdekah kau Indonesia (Igi dengan tempo pelan dan halus)
Masih merdekah kau Indonesia (Yolan dengan tempo pelan dan halus)
Masih merdekah kau Indonesia (Igi dengan tempo cepat dan tegas)
Masih merdekah kau Indonesia (Yolan dengan tempo cepat dan tegas)
Y: Dalam kemerdekaan yang kau sendiri tak paham maknanya (sambil mengikat kain pada kedua
tangan Ibu pertiwi)
I: Karna matamu telah dibutakan (sambil mengikat kain pada mata Ibu pertiwi)
Y: Dan mulutmu, mulutmu disekap rapat-rapat (Mengikat kain pada mulut Ibu pertiwi)
Y: Serta telinga Cuma sekedar bunga tanpa rupa (sambil menarik kain yang terikat pada tangan)
I: Karna matamu telah dibutakan (Aldo dan Lis masuk membantu menggerakan kain)
Y: Dan mulutmu disekap rapat-rapat
I: Karna matamu telah dibutakan
Y: Dan mulutmu disekap rapat-rapat
I: Karna matamu telah dibutakan
Y: mulutmu disekap rapat-rapat
I: Karna matamu telah dibutakan
Y: mulutmu disekap rapat-rapat
Arghhhhhhhhhhhh……………………….(semua jatuh tersungkur sambil menangis, Kecuali Igi dan Yolan
tetap berdiri sambil menangis)
Backsound sedih
Igi berjalan lemas sambil ekspresi berlutut dan berteriak disertai menangis
I: arghhh…..Masih merdekah kau Indonesia (ekspresi sedih, kecewa, marah)
I: arghhh…..Masih merdekah kau Indonesia
Y: padahal telah banyak disumbangkan darah dan air mata
Dan berjuta nyawa yang akhirnya Cuma sekedar warna luka