***
Miss Right | [Si Peri Kecil]
***
***
Miss Right | [Tinkerbell]
“Seseorang”
“Siapa namanya”
“Aku lupa.”
“Apanya”
“Untuk?”
“Dia cantik.”
“Lalu?”
“Oke, lalu?”
***
***
Miss Right | [Pertemuan
Kedua]
***
***
Miss Right | [Persetujuan]
“Ya?”
“Dia cantik.”
“Oh.”
***
Miss Right | [Pelaku
Sebenarnya]
“Yan?”
“Benar.”
“Kami dari petugas keamanan MRT,
yang dua hari lalu menangani kasus
anda.”
Tunggu.
Tunggu sebentar.
“Y-Ya, Pak?”
“Begini, sebagai pihak yang menangani
kasus ini, saya merasa perlu
mempertemukan kembali anda dan
Saudara Algazi, untuk menyelesaikan
kesalahpahaman ini,” ujarnya. “jadi,
sekiranya, kapan ada waktu luang?”
“Oh.
***
Miss Right | [Hanya Itu]
“Ya?”
***
Selama perjalanan, Sayana sama
sekali tidak bersuara. Selama duduk di
jok samping pengemudi, wanita itu
lebih tertarik pada apa yang ada di luar
jendela dan sesekali melirik layar
ponsel yang digenggamnya. Gazi tidak
mengenal Sayana, tidak tahu suasana
seperti apa yang Sayana suka, dan
tidak tahu suasana seperti apa yang
membuatnya tidak nyaman. Jadi, Gazi
membiarkan hening panjang itu
menggenang di antara keduanya
selama perjalanan. Walaupun
sebenarnya Gazi berharap mereka bisa
membahas sesuatu hal sederhana
selama perjalanan sehingga—
setidaknya ia bisa kembali menatap
mata wanita itu.
“Gelangnya ....”
***
Miss Right | [Jalan Cerita yang
Berubah]
“Gelang?
“Peri kecilnya.”
***
Miss Right | [Kabarnya]
***
**
Miss Right | [Dalam
Kebingungan]
***
***
Miss Right | [Terseret]
***
Miss Right | [Cincin dan
Pemiliknya 2]
Hayoloooooo xD
Miss Right |
[Kesalahpahaman]
“Yan?”
“Ya?” Sayana mangangkat wajahnya,
mengalihkan tatapannya dari layar ponsel untuk
kembali menatap Rizal.
Rizal belum belum menaiki motornya, tapi
tangannya sudah memegang helm. “Dokter Gazi
…. Akhir-akhir ini, aku lihat kalian sering ketemu,
ya?” Suaranya menggumam, seolah-olah takut
pertanyaan itu mengganggu Sayana. “Ini benar-
benar karena anaknya, kan? Bukan … karena
hal lain?”
Pertanyaan itu ternyata mengganggunya,
membuat Sayana tertegun cukup lama. Sampai
akhirnya iya hanya tersenyum dan tidak berkata
apa-apa. Benarkah ini hanya masalah Cicil?
Atau sebenarnya, tanla disadari Sayana juga …
suka ketika berada di dekat Gazi?
Sayana melihat layar ponselnya yang tidak
kunjung memunculkan notifikasi pesan masuk.
Dan telepon yang Gazi janjikan juga tidak hadir
malam itu. Sementara Sayana tidak berani untuk
menghubunginya lebih dulu.
***
***
Mohon maaf lahir batin semuanya. Maaf
karena terlalu lama mengabaikan Sayana dan
Gazi. Mari kita selesaikan kisah mereka
sampai akhir. Huhu. Semoga berkenan
menyertai sampai selesai ya. ❤
Miss Right | [Kembali]