Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT Di RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH
FUNGSI PERENCANAAN dan PENGANGGARAN
1. Apa saja jenis layanan yang tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah ?
2. Bagaimana melakukan perencanaan di Rumah Sakit ?
3. Bagaimana melakukan peramalan estimasi logistic rumah sakit?
Meliputi , antara lain : Persediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Habis Pakai.
4. Apa saja metode yang digunakan sebagai dasar perencanaan logistic
rumah sakit?
Jawab :
a. Metode konsumsi, yaitu metode pengadaan berdasarkan penggunaan obat
dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini RSUD Beriman Balikpapan
menggunakan pengunaan obat dalam jangka waktu satu tahun sebagai
dasar acuan perencanaan pada tahun berikutnya.
b. Metode morbiditas, yaitu metode pengadaan berdasarkan pola penyakit
yang ada di RSUD Beriman Balikpapan. Berdasarakan metode morbiditas
jenis penyakit yang ada paling banyak untuk pasien-pasien poli penyakit
dalam, syaraf, dan obgyn sehingga untuk obat-obatan penyakit tersebut
menjadi prioritas di RSUD Beriman Balikpapan.
c. Metode proyeksi tingkat pelayanan dan penyesuaian anggaran, metode ini
digunakan dengan menyesuaikan pembelian obat, alkes dan bmhp
disesuaikan dengan jenis rumah sakit dan anggaran yang tersedia.
5. Kapan waktu dilakukan perencanaan serta evaluasi hasil perencanaan?
Jawab :
Perencanaan dilakukan pada akhir tahun dimana data perencanaan digunakan
untuk pengadaan di tahun berikutnya. Evaluasi perencanaan dilakukan 2x
dalam setahun biasanya tiap semester atau 6 bulan sekali.
6. Bagiamana cara / metode yang digunakan didalam menganilisis
persediaan ? yang digunakan sebagai fungsi pengendalian stok?
Jawab :
Cara menganalisa persediaan ialah menggunakan metode ABC dan VEN.
Metode ini akan membagi obat menjadi 3 kategori A-B-C dimana masing-
masing kategori menunjukkan tingkat penggunaannya. Kategori A ialah obat
yang paling banyak digunakan, B ialah kategori obat yang lumayan banyak
digunakan, sedangkan kategori C adalah obat yang paling sedikit digunakan.
Metode VEN adalah metode pengendalian persediaan berdasarkat tingkat
kepentingan obat/alkes/BMHP.
7. Berapa Jumlah Anggaran Total Rumah sakit?
8. Berapa Anggaran yang berkaitan dengan Logistik Rumah Sakit?
meliputi, Apa saja?
Jawab :

5.500.000.
Pengadaan Obat-obatan Rumah Sakit E katalog 000,00
Pengadaan Obat-obatan Rumah Sakit Non E- 3.500.000.
katalog 000,00
2.500.000.
Pengadaan ABHP Medik E-katalog 000,00
450.000
Pengadaan ABHP Medik Non E - katalog .000,00
Pengadaan ABHP Medik Non E - katalog (Bedah 400.000
Tulang) .000,00
Pengadaan ABHP Medik Non E - katalog (ABHP 150.000
Mata) .000,00
Pengadaan ABHP Medik Non E - katalog (ABHP 200.000
Gigi) .000,00
Pengadaan Bahan Kimia Laboratorium dan 500.000
Radiologi E-Katalog .000,00
Pengadaan Bahan Kimia Laboratorium dan 3.000.000.
Radiologi Melekat alat 000,00
Pengadaan Bahan Kimia Laboratorium dan 200.000
Radiologi PL .000,00
Penyediaan perlengkapan penunjang medis E- 130.000
katalog .000,00
Penyediaan Perlengkapan penunjang medis PL 35.000
(ABHP Gizi dan Laundry) .000,00
Penyediaan Perlengkapan penunjang medis PL 35.000
(Stiker) .000,00
Bahan Kemasan untuk obat dan limbah Kesling E- 100.000
Katalog .000,00
60.000
Bahan Kemasan untuk obat (farmasi) .000,00
40.000
Bahan Kemasan untuk obat dan limbah PL .000,00

9. Apakah ada Tahapan Pengawasan evaluasi dalam proses penganggaran


logistic?
FUNGSI PENGADAAN , PENYIMPANAN dan PENYALURAN
10. Bagaimana Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Logistik Rumah Sakit?
Jawab :
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP merupakan suatu
siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan,
pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan
kefarmasian.
1. Pemilihan
Pemilihan berdasarkan pada formularium dan standar pengobatan/ pedoman
diagnosa dan terapi, standar sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang
telah ditetapkan, pola penyakit, efektifitas dan keamanan, pengobatan
berbasis bukti, mutu, harga dan ketersediaan di pasaran.Formularium Rumah
Sakit disusun mengacu kepada Formularium Nasional. Formularium Rumah
Sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf medis fungsional (SMF),
disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang ditetapkan oleh
Pimpinan Rumah Sakit. Evaluasi terhadap formularium dilakukan secara
rutin dan dilakukan revisi sesuai kebutuhan.
Tahapan penyusunan formularium RSUD Beriman Balikpapan :
a) Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing SMF
berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan medis.
b) Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi.
c) Membahas usulan tersebut dalam rapat KFT.
d) Pengembalian rancangan hasil pembahasan KFT ke masing-masing
SMF untuk mendapatkan umpan balik.
e) Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF.
f) Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam formularium.
g) Melakukan edukasi mengenai formularium kepada staf dan melakukan
monitoring.
Kriteria pemilihan Obat untuk masuk Formularium Rumah Sakit ;
a) diutamakan obat generik
b) memiliki rasio manfaat-risiko yang paling menguntungkan penderita
c) mutu terjamin termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
d) praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
e) praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan
tenaga, sarana dan fasilitas
f) menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
g) memiliki rasio manfaat-biaya yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak langsung
h) obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga
yang terjangkau.
Obat-obat yang langsung dapat dimasukkan formularium adalah obat
generik, obat program pemerintah dan obat-obat yang lazim digunakan
misalnya serum, vaksin, cairan elektrolit dan life saving.
Kriteria penghapusan obat dari formularium :
a) Obat tidak beredar lagi di pasaran
b) Tidak digunakan lagi (dalam waktu 6 bulan)
c) Ada obat yang lebih cost effective
d) Obat yang setelah dievaluasi memiliki risiko lebih tinggi dari pada
manfaatnya.
2. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP sesuai dengan
hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat
jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan
untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan dibuat oleh Kepala Instalasi Farmasi untuk kebutuhan selama 1
tahun dengan mengacu pada Formularium RSUD Balikpapan , Formularium
In Health, Formularium Nasional dan e-catalog dengan menggunakan pola
konsumsi, epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia serta
disetujui oleh Direktur. Obat diluar Formularium tidak dilakukan
perencanaannya secara reguler/ rutin. Perencanaan sedian farmasi
sumbangan/ dropping/ hibah dibuat berdasarkan data penggunaan yang ada
dan dikirimkan ke Instansi terkait untuk diadakan.
Tahap perencanaan kebutuhan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD
Balikpapan :
a. Perencanaan obat dan Alkes BHP berdasarkan formularium RS
yang dicatat dalam Daftar Kebutuhan Obat dalam satu tahun,
mempertimbangkan pola konsumsi, pola morbiditas dan perbekalan farmasi
yang masih tersedia serta dana yang disetujui (yang tercantum dalam Daftar
Anggaran Satuan Kerja /DASK).
b. Kepala Instalasi Farmasi (Ka.IFRS) berkoordinasi dengan Kepala
Bagian Perencanaan dalam rangka membuat usulan anggaran dan
perencanaan kebutuhan satu tahun.
c. Perencanaan yang terkait dengan Instalasi/unit lain berkoordinasi
dengan unit yang bersangkutan, sebagai berikut :
d. Reagensia dan bahan laboratorium lainnya berkoordinasi dengan
instalasi laboratorium.
e. Bahan radiofarmasi dan ABHP Radiologi berkoordinasi dengan
instalasi radiologi.
f. Gas medik berkoordinasi dengan bagian IPSRS dalam hal distribusi.
g. Bahan dan alat kesehatan untuk proses sterilisasi berkoordinasi dengan
Central Supply Sterile Departemen (CSSD) dan laundry.
3. Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin
ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan
yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode
pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan
proses pengadaan, dan pembayaran.
Untuk memastikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang dipersyaratkan
maka jika proses pengadaan dilaksanakan oleh bagian lain di luar
Instalasi Farmasi harus melibatkan tenaga kefarmasian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain:
a. Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa.
b. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet
(MSDS).
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
harus mempunyai Nomor Izin Edar.
d. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang
dapat dipertanggung jawabkan. Rumah Sakit harus memiliki mekanisme
yang mencegah kekosongan stok Obat yang secara normal tersedia di
Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat Instalasi Farmasi tutup.
Pengadaan dapat dilakukan melalui :
a. Pembelian
Untuk Rumah Sakit pemerintah pembelian Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan
pengadaan barang dan jasa yang berlaku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah :
1. Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai, yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu Obat.
2. Persyaratan pemasok.
3. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan Sediaan
4. Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
5. Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.
b. Produksi Sediaan Farmasi
Instalasi Farmasi dapat memproduksi sediaan tertentu apabila:
1. Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran;
2. Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
3. Sediaan Farmasi dengan formula khusus;
4. Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih kecil/ repacking;
5. Sediaan Farmasi untuk penelitian; dan
6. Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan/ harus dibuat
baru (recenter paratus).
Sediaan yang dibuat di Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan mutu dan
terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Rumah Sakit
tersebut.
c. Sumbangan/ Dropping/ Hibah
Instalasi Farmasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap
penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sumbangan/ dropping/ hibah.
Seluruh kegiatan penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan cara sumbangan/ dropping/ hibah harus disertai
dokumen administrasi yang lengkap dan jelas. Agar penyediaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat
membantu pelayanan kesehatan, maka jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan
kebutuhan pasien di Rumah Sakit. Instalasi Farmasi dapat memberikan
rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit untuk mengembalikan/
menolak sumbangan/ dropping/ hibah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak bermanfaat bagi kepentingan
pasien Rumah Sakit.
Tahap Pengadaan Perbekalan Farmasi di RSUD Balikpapan
a. Kepala Instalasi Farmasi membuat usulan kebutuhan perbekalan
farmasi sesuai penggunaan dan permintaan perbekalan farmasi dari depo,
bangsal, poli dan unit lain dengan mempertimbangkan formularium yang ada
dan dicatat dalam Buku Permintaan Perbekalan Farmasi / Defecta.
b. Usulan disusun menjadi prediksi kebutuhan bulanan, mingguan dan
harian
c. Kepala Instalasi Farmasi mengajukan usulan kepada panitia
pengadaan.
d. Pengadaan dilakukan oleh pejabat pengadaan dengan melakukan
pembelian secara langsung ke distributor atau menggunakan e-purchasing
secara rutin dalam sebulan sesuai peraturan pengadaan barang dan jasa.
e. Realisasi pelaksanaan pengadaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan
rumah sakit dilakukan oleh panitia pengadaan dengan berkoordinasi dengan
Instalasi Farmasi.
f. Pemesanan menggunakan Surat Pesanan yang ditandatangani oleh
kepala Instalasi Farmasi dan Surat Perintah Kerja yang ditandatangani oleh
Kuasa Pengguna Anggaran. Untuk pengadaan obat narkotika, psikotropika
dan prekursor mengikuti peraturan yang berlaku.
g. Pengadaan obat diluar formularium mengikuti standar prosedur
operasional permintaan obat diluar formularium.
h. Pengadaan dengan cara produksi dilakukan dengan cara pencampuran,
pengemasan ke volume yang lebih kecil dan pengenceran.
i. Pengadaan yang berasal dari sumbangan/ dropping/ hibah: surat
permintaan dibuat berdasarkan kebutuhan dan ditujukan ke Instansi terkait.
11. Apa saja yang menjadi standart didalam proses pengadaan rumah sakit ?
12. Bagaiman Tahapan evaluasi atau seleksi vendor penyedia logistic rumah
sakit?
Jawab :
Evaluasi Vendor, antara lain :
a. Ketersediaan barang
b. Waktu pengiriman
c. Harga yang ditawarkan
d. Diskon yang diberikan
e. Solusi yang ditawarkan jika terjadi kekosongan obat
f. Lokasi distribusi obat
13. Bagaiman Tahapan penerimaan Logistik di Rumah Sakit ?
Jawab :
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
a. Penerimaan dilakukan oleh panitia penerima barang yang ditunjuk oleh
Direktur RSUD Balikpapan untuk menerima sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP.
b. Petugas Gudang farmasi menerima perbekalan farmasi dari panitia
pemeriksa/penerima barang di area transit, jika barang sesuai spesifikasi
maka akan disimpan di area penyimpanan
c. Area/Gudang penyimpanan dibedakan terdiri dari beberapa kelompok
sesuai dengan jenis penjamin dan sifat stabilitas barang.
d. Perbekalan farmasi yang diterima/datang harus berasal dari
distributor/rekanan yang resmi.

14. Apa saja yang merupakan standart dalam pmeriksaan penerimaan


barang logistic dirumah sakit?
15. Bagaiaman Tahapan pengadministrasian penerimaan barang logistic
rumah sakit?
Jawab :
16. Bagaimana Sistem penyimpanan dan pengkalsifikasian Logistik din
Rumah Sakit?
Jawab :
a. Pengaturan posisi penyimpanan :
1) Menurut bentuk sediaan dan alfabetis
2) Menerapkan system FIFO dan FEFO
First Expire First Out (FEFO) adalah mekanisme penyimpanan obat yang
berdasarkan prioritas masa kedaluwarsa obat tersebut. Semakin dekat
masa kedaluwarsa obat tersebut semakin menjadi prioritas untuk disimpan
pada posisi depan. First In First Out (FIFO) mekanisme penyimpanan obat
berdasarkan prioritas waktu kedatangan obat. Obat yang lebih dahulu
datang disimpan pada posisi depan.
3) Menggunakan almari, rak dan pallet
4) Menggunakan almari khusus untuk penyimpanan narkotika dan
psikotropika
5) Menggunakan almari khusus untuk perbekalan farmasi yang memerlukan
penyimpanan pada susu tertentu.
6) Dilengkapi kartu stock obat.
b. Tata Ruang :
Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian
dan pengawasan perbekalan farmasi, diperlukan pengaturan tata ruang
gudang dengan baik. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
merancang bangunan gudang sebagai berikut :
1) Kemudahan bergerak.
Untuk kemudahan bergerak, gudang perlu ditata sebagai berikut :
a) Gudang menggunakan system satu lantai, jangan menggunakan sekat-
sekat karena akan membatasi pengaturan ruangan. Jika digunakan sekat,
perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
b) Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi,
ruang gudang dapat ditata berdasarkan system gasris lurus, arus U, atau
arus L.
2) Sirkulasi udara yang baik.
Salah satu factor paling penting dalam merancang bangunan gudang adalah
sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik
akan memaksimalkan umur dari perbekalan farmasi sekaligus bermanfaat
dalam memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja.
3) Rak dan Pallet.
Penempatan rak yang tepat dapat menggunakan pallet akan dapat
meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stock perbekalan farmasi.
a) Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir.
b) Peningkatan efisiensi penangan stock.
c) Dapat menampung perbekalan farmasi lebih banyak.
4) Kondisi penyimpanan khusus.
a) Vaksin memerlukan tempat khusus untuk menjaga kestabilan suhu agar
sediaan tidak mengalami kerusakan.
b) Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan
selalu terkunci.
c) Bahan – bahan mudah terbakar seperti alcohol dan eter harus disimpan
dalam ruangan khusus, sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah
dari gudang induk.
5) Pencegahan kebakaran.
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan mudah terbakar, seperti
dus, karton, dll. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat
yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam
kebakaran agar diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih
berfungsi atau tidak.
17. Bagaiman system pencatatan penyimpanan logistic rumah sakit?
Jawab :
sistem pencatatan dilakukan dengan 3 tahap :
a. Menggunakan excel, dilakukan oleh pejabat pembayaran/PAK dimana
pencatatan ini ditujukan untuk melakukan dan memonitoring proses
pembayaran kepada vendor
b. menggunakan SIM-RS, berfungsi untuk menyalurkan stok ke unit-unit
lain
c. pencatatan di buku stok, berfungsi untuk mengetahui stok riil di RS
karena SIM RS belum mampu menyediakan data stok secara akaurat

18. Bagaiman Tahapan penyaluran Logistik di Rumah Sakit ?


Jawab : 18 dan 19 sama
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Pendistribusian sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP dilakukan dari gudang farmasi ke depo-
depo farmasi dan laboratorium.Sedangkan untuk ruang rawat inap dan poli
rawat jalan yang membutuhkan BMHP didistribusikan oleh depo yang
bersangkutan. Sistem distribusi yang berlaku diantaranya :
a) Peresepan individual (individual prescribing) sesuai kebutuhan kondisi
pasien rawat jalan.
b) Unit dose dispensing yaitu pendistribusian berdasarkan resep perorangan
yang disiapkan dalam unit dosis tunggal untuk penggunaan satu kali
dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap.
c) Stok emergensi dan beberapa BMHP di rawat jalan, rawat inap dan IGD.
Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang
mengelola (di atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan
kepada penanggung jawab ruangan. Setiap hari dilakukan serah terima
kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi dari
penanggung jawab ruangan. Apoteker harus menyediakan informasi,
peringatan dan kemungkinan interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang
disediakan di floor stock.
d) Distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dengan resep
perorangan dengan sistem paket per operasi baik anestesi maupun bedah.
19. Bagiamana Tahapan pendistribusian Logistik di Rumah Sakit?
FUNGSI PEMILAHAN dan PENGHAPUSAN
20. Bagaimana prosedur pemilahan logistic di RS?
21. Apakah ada tim atau unit khusus utk pemilahan logistic di RS?
Jawab :
Ada. Tim pengadaan terdiri dari Kepala Instalasi Farmasi, 1 orang staf
pengadaan, 1 orang staf pembayaran dan 2 staf Gudang

22. Bagaimana prosedur penghapusan di RS?


Jawab :
Pemusnahan dilakukan bila produk tidak memenuhi persyaratan mutu,telah
kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan dan dicabut izin edarnya.
Prosedur pemusnahan obat dibuat yang mencakup pencegahan pencemaran
di lingkungan dan mencegah jatuhnya obat tersebut di kalangan orang
yang tidak berwenang. Penghapusan dan pemusnahan obat dilakukan
sendiri maupun oleh pihak lain serta didokumentasikan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tahapan pemusnahan terdiri dari:
a) membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang akan
dimusnahkan;
b) menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
c) mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait;
d) menyiapkan tempat pemusnahan;
e) melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku.
Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan oleh BPOM atau pabrikan asal. Setiap kegiatan penarikan
harus dilakukan pencatatan.
23. Apakah prosedur penghapusan logistic itu melibatkan pihak lain?
Jawab :
Iya. Melibatkan pihak ketiga yang akan dikoordinir oleh tim Kesling
24. Berapa anggaran yang dibutuhkan utk biaya penghapusan?
25. Bagaimana proses pemeliharaan sarana di RS?
26. Bagaimana alur permintaan perbaikan barang dan jasa teknis di RS?
Jawab :
Dengan melaporkan melalui sistem e-report servive. Dalam web tersebut akan
diminta mengisi bagian kerusakan dan ruangan mana yang megalami
kerusakan, kemudian tim IPSRS akan segera melakukan perbaikan.
27. Ceritakan mengenai proses kalibrasi alat2 medis di RS
Jawab :
Kalibrasi alat dikoordinir oleh bagian IPSRS, jika ada alat yang perlu
dikalibrasi dari unit akan melaporkan dan membuat daftar barang atau ala tapa
yang akan dilakukan kalibrasi. Kemudian tim IPSRS akan menghubungi pihak
ketiga untuk melakukan kalibrasi
28. Bagaimana pembagian tanggung jawab perawatan dari alat kesehatan yg
ada d RS?
FUNGSI PENILAI, PENGENDALIAN INFORMASI
29. Bagaimana proses mengendalikan persediaan barang, alat dan obat di RS
(pakai sistem periodik atau sistem perpetual)?
Jawab :
Dengan menggunakan sistem periodic, yaitu mencatat jumlah fisik sesuai
dengan jumlah yang ada.
30. Metode apa yg digunakan untuk mengendalikan ketersediaan barang2
logistik di RS
31. Langkah apa saja yg d ambil pihak RS jika terdapat kekosongan obat
atau barang di pihak distributor, sedangkan obat/barang ini sangat
dibutuhkan oleh pasien?
Jawab :
Langkah RS dalam mengatasi kekosongan obat ialah dengan mensubtitusi ke
obat lain yang memiliki indikasi yang sama, tetapi apabila obat tsb tidak ada
gantinya maka RS akan mengupayakan mencarikan pinjaman ke RS lain yang
memiliki perjanjian kerjasama untuk mengatasi kekosongan obat.
32. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi logistik di RS?
Jawab :
Monitoring dan evaluasi merupakan suatu pengamatan dan penilaian secara
terencana, sistematis dan terorganisir sebagai umpan balik perbaikan sistem
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. Untuk evaluasi mutu proses
pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan, diukur dengan indikator
kepuasan dan keselamatan pasien, pemangku kepentingan (stakeholders),
dimensi waktu, standar prosedur operasional serta keberhasilan pengendalian
sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai