Anda di halaman 1dari 39

PRAKTISI MENGAJAR

Tahun 2023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2023
BUKU PANDUAN PRAKTISI MENGAJAR
TAHUN 2023 VERSI DRAFT

Pengarah:
Nadiem Anwar Makarim
Pramoda Dei Sudarmo
Nizam
Kiki Yuliati
Tjitjik Srie Tjahjandarie
Mohammad Sofwan Effendi
Muh. Fajar Subkhan
Nafiron Musfiqin Uddin

Tim Penyusun:
Gamaliel Alexander Emil Waney
Adrian Bany Kansil
Nila Tristiarini
Edvi Gracia H
Niry Queen Sari
Alfian Huzhayya
Novita Riani Br Ginting
Indriati Siti Pratiwi
Laksmindra Saptyawati
Shandy Aditya
Bryan Erfanda Putra
Sulistyowati
Ganies Riza Aristya
Haris Adi Swantoro
Davin Djayadi
Arga Masdhalifah Putri
Past Novel Larasaty
Nada Najiha

Ilustrasi: Bryan Erfanda Putra

Diterbitkan oleh:
Program Praktisi Mengajar
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia

1
Catatan Penggunaan:
Buku Panduan Praktisi Mengajar Tahun 2023 dapat digunakan sebagai dasar
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Tahun 2023. Buku ini menjadi
panduan bagi Praktisi dan Perguruan Tinggi. Buku ini dapat didistribusikan
untuk khalayak umum dengan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Disclaimer:
Buku Panduan Praktisi Mengajar Tahun 2023 ini bersifat dinamis yang
senantiasa disempurnakan, diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan
sesuai kondisi, situasi, dan kebijakan yang berkembang.

2
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Menghadapi geliat perkembangan zaman yang kini telah
memasuki era revolusi industri 4.0, Indonesia dituntut
untuk menghasilkan lulusan yang mampu memberikan
jawaban bagi kebutuhan kerja dan pembangunan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia


telah meluncurkan berbagai kebijakan yang berfokus
pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
salah satu prioritas nasional yang telah dicanangkan. Pendidikan tinggi
menjadi entitas prioritas yang diproyeksikan mampu mendorong peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, memperkecil atau bahkan
menutup kesenjangan antara kualifikasi yang dimiliki lulusan perguruan
tinggi Indonesia dengan tingginya permintaan dari pasar kerja.

Transformasi di dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di pendidikan


tinggi hari ini menjadi sangat penting untuk mencetak calon tenaga kerja
masa depan yang siap untuk memberikan kontribusi di berbagai bidang
strategis. Penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia harus mengevaluasi
sistem pembelajaran yang selama ini diaplikasikan, dan mulai melibatkan
dunia usaha dan dunia industri untuk memperkaya materi dan aktivitas
pembelajaran di kampus. Dengan demikian, perguruan tinggi dapat mencetak
lulusan yang kaya akan ilmu teoritis serta pengetahuan praktis yang
sama-sama penting untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.

Program Praktisi Mengajar, sebagai salah satu program unggulan yang


digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) di dalam kerangka kebijakan
Merdeka Belajar Kampus Merdeka, menjadi ruang perjumpaan praktisi dan
akademisi untuk bersama-sama mempersempit kesenjangan antara dunia
pendidikan dengan dunia profesi.

Dengan kepakaran serta pengalaman yang melimpah, praktisi dapat


memberikan pandangan yang luas mengenai ilmu praktis di bidangnya
masing-masing, sehingga mahasiswa memperoleh gambaran yang lebih utuh
tentang dunia kerja kontemporer. Kolaborasi yang aktif dan konstruktif yang
terbangun antara praktisi dan dosen dalam penyelenggaraan mata kuliah
diharapkan juga dapat diperluas ke dalam bentuk-bentuk kolaborasi lainnya
di masa mendatang, untuk mengembangkan potensi kedua belah pihak.

3
Selain meningkatkan kualitas pembelajaran program Praktisi Mengajar juga
turut memberikan andil bagi perguruan tinggi, dalam pemenuhan Indikator
Kinerja Utama (IKU) pada indikator pembelajaran Praktisi pada lingkungan
kampus (IKU 4), serta pembentukan kelas yang kolaboratif dan partisipatif
(IKU 7). Kehadiran praktisi diharapkan memperkaya pembelajaran project
based dan case method.

Saya berharap keterlibatan perguruan tinggi dan dosen dalam program ini
menjadi langkah awal untuk membangun kolaborasi yang dinamis dan
berkelanjutan dengan dunia usaha dan dunia industri, agar visi akan
keselarasan dan relevansi pendidikan tinggi Indonesia dapat tercapai.

Jakarta, 1 Februari 2023


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nizam

4
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
Pendidikan vokasi menjadi salah satu pilar penciptaan
tenaga kerja Indonesia yang berkualitas. Penekanan
pada aspek kualitas dan bukan sekadar kuantitas dari
talenta-talenta yang dihasilkan oleh institusi pendidikan
menjadi penting, untuk memastikan bahwa
talenta-talenta yang diluluskan benar-benar dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan berbagai sektor
dunia usaha dan dunia industri.

Kami menyadari bahwa ada banyak tuntutan bagi perguruan tinggi untuk
bertransformasi dan menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan zaman
di mana kita berada. Upaya ini telah diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI)
dan perguruan tinggi secara sinergis. Namun transformasi ini tentunya tidak
bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah atau oleh perguruan tinggi saja.

Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),


Kemendikbudristek menghimpun kekuatan dan sumber daya dari berbagai
pihak untuk bersama-sama mengatasi persoalan dunia pendidikan yang
menjadi perhatian kita bersama. Salah satu pemangku kepentingan yang
berpotensi memberikan kontribusi besar bagi dunia pendidikan adalah sektor
dunia usaha dan dunia industri.

Dunia usaha dan dunia industri tentunya memerlukan talenta-talenta


terbaik, riset-riset unggulan, serta dukungan dalam berbagai bentuk lainnya
dari perguruan tinggi. Di sisi lain, dunia pendidikan juga memerlukan
keberadaan perusahaan untuk menyerap para lulusan mereka. Karena
memiliki perhatian dan kepentingan yang saling terkait, perguruan tinggi dan
perusahaan atau industri tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

Kolaborasi yang apik ini telah tampak pada penyelenggaraan program Praktisi
Mengajar angkatan pertama di tahun 2022 lalu. Praktisi dari beragam sektor
dengan berbagai macam kepakaran telah dilibatkan dalam ruang-ruang
pembelajaran di Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV).

Praktisi yang terlibat dalam program ini merupakan tenaga ahli yang memiliki
segudang pengalaman kerja di industri yang berkaitan dengan bidang
kejuruan yang diajarkan di masing-masing perguruan tinggi vokasi. Mereka

5
dapat memberikan wawasan yang relevan dan pengetahuan berharga tentang
perkembangan teknologi, metode kerja, serta tren industri terbaru.

Hal-hal yang dibawa oleh para praktisi menjadi pelengkap kurikulum yang
telah berjalan, dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan tinggi vokasi.
Kehadiran praktisi di ruang kelas juga membantu mahasiswa memahami
bagaimana keterampilan yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam
konteks dunia kerja.

Mari bersama kita sukseskan program Praktisi Mengajar. Harapannya, lebih


banyak sivitas kampus dan pelaku DUDI menerima manfaat dari program ini.

Jakarta, 1 Februari 2023


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia
Direktur Jenderal Vokasi
Kiki Yuliati

6
DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 3


SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI 5
DAFTAR ISI 7
I. PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Landasan Hukum 10
C. Tujuan 11
D. Ruang Lingkup 11
E. Manfaat 12
II. PELAKSANAAN PROGRAM 14
A. Pihak yang Terkait 14
B. Skema Kolaborasi 15
C. Luaran 15
III. PERSYARATAN PROGRAM 16
A. Persyaratan Perguruan Tinggi 16
B. Persyaratan Praktisi 17
C. Persyaratan Dosen 18
D. Persyaratan Koordinator Perguruan Tinggi 18
E. Persyaratan Koordinator Dosen 19
F. Persyaratan Pengelolaan Keuangan 19
IV. TAHAP PELAKSANAAN PROGRAM 20
A. Pelaksanaan Program 20
B. Pelaporan Kegiatan 23
V. KRITERIA PENILAIAN RENCANA KELAS KOLABORASI 24
A. Kriteria Penilaian Perguruan Tinggi 24
B. Kriteria Proposal Kelas Mata Kuliah 24
VI. JADWAL PROGRAM 26
**) Permulaan kegiatan Program Praktisi Mengajar dapat dilaksanakan
setelah pengumuman hasil seleksi 26
VII. TUGAS, KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI 27
A. Tugas dan Kewajiban 27
B. Larangan 30
C. Komitmen Anti Korupsi 31
D. Sanksi 31
VIII. KEADAAN KAHAR 33
IX. PENDANAAN 34
A. Skema Pendanaan 34
B. Alur Prosedur, Pengajuan, Pencairan dan Pembayaran 34
C. Pengembalian Dana 34

7
D. Ketentuan Perpajakan 35
X. KELENGKAPAN DOKUMEN PERGURUAN TINGGI 36
XI. PENUTUP 37

8
I. PENDAHULUAN
Program Praktisi Mengajar adalah bagian dari program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (selanjutnya disebut “Program MBKM”) Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
(selanjutnya disebut “Kemendikbudristek”).

Dalam Program ini, mata kuliah dirancang dan dikelola secara bersama
(kolaborasi) antara Dosen dan Praktisi, sehingga Mahasiswa dapat
memperoleh pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan
praktek lapangan agar menguasai kompetensi secara utuh. Mahasiswa
diharapkan dapat lebih siap untuk terjun ke dunia kerja, dan menjadi
pemimpin masa depan dalam berbagai pilihan karir sesuai minat dan potensi
masing-masing.

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia memerlukan terobosan baru dalam rangka
menyiapkan talenta yang siap terjun ke dunia kerja. Keterlibatan dunia
usaha dan dunia industri sangat dibutuhkan untuk menyamakan persepsi
mengenai tren dunia profesional dan kebutuhan kompetensi SDM yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Keterlibatan dunia usaha dan dunia industri
masih perlu ditingkatkan terutama di tingkat pendidikan tinggi.

Perkuliahan pada institusi pendidikan tinggi memerlukan partisipasi Praktisi


untuk dapat berbagi pengalaman mengenai best practice yang telah
dilakukan. Melalui Program Praktisi Mengajar, dosen bersama dengan para
Praktisi dari berbagai industri akan berkolaborasi untuk mengampu mata
kuliah dalam suatu kelas selama satu semester. Dalam kelas kolaborasi
tersebut, dosen maupun mahasiswa dapat memperoleh berbagai best practice
dari pengalaman para praktisi berpengalaman di bidangnya. Selain itu,
Program Praktisi Mengajar memfasilitasi program studi maupun dosen untuk
dapat melakukan reviu dan pembaharuan kurikulum yang telah berjalan,
sehingga bermanfaat untuk mengisi kesenjangan antara keterampilan dan
kebutuhan dunia kerja.

Beberapa fakta terkait kesenjangan pengetahuan, keterampilan, dan


kompetensi antara yang dipelajari di Perguruan Tinggi dan kebutuhan dunia
kerja dapat menjadi bukti perlu adanya terobosan dalam implementasi proses
belajar mengajar di kampus. Fakta yang dapat ditemukan adalah terdapat

9
1. 9.1 juta dari 140.15 juta angkatan kerja di Indonesia masih
1
menganggur ; dan
2. 8 dari 10 perusahaan di Indonesia sulit mendapatkan lulusan Perguruan
Tinggi dalam negeri yang siap pakai2

Dengan demikian, dalam rangka mempersiapkan lulusan yang sesuai dengan


kebutuhan dunia kerja, diperlukan partisipasi aktif dari para praktisi dan
pakar yang dapat mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut.

Program Praktisi Mengajar merupakan salah satu inisiatif Kemendikbudristek


dalam upaya mendekatkan para praktisi dan pakar dengan kampus. Proses
belajar mengajar di kampus teridentifikasi memerlukan kolaborasi antara
dosen dengan praktisi atau pakar di bidangnya masing-masing. Kolaborasi
diharapkan mampu untuk mendorong dosen lebih memiliki wawasan yang
luas dan dapat memberikan pembelajaran yang sejalan dengan kebutuhan
dunia profesional.

Program Praktisi Mengajar memiliki fokus pada tren makro, yaitu:


1. Permintaan yang berkembang pesat untuk pendidikan tersier
berkualitas tinggi.
2. Transformasi digital yang terjadi di banyak industri, yang
mengakibatkan kesenjangan keterampilan antara lulusan Perguruan
Tinggi dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Digitalisasi sektor pendidikan tinggi, sehingga meningkatkan
kemudahan akses terhadap materi pembelajaran, baik di dalam maupun
di luar Perguruan Tinggi.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi.
4. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

1
Berita resmi statistik Nov-2021 oleh Badan Pusat Statistik,
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/11/05/1816/-revisi-per-09-11-2021--agustus-2021--tingkat-penganggura
n-terbuka--tpt--sebesar-6-49-persen.html
2
Survey Willis Towers Watson 2014-2016.

10
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun
2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
7. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3/M/2021 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi
Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 74/P/2021
tentang Pengakuan Satuan Kredit Semester Pembelajaran Program
Kampus Merdeka.

C. Tujuan
Secara umum, tujuan dari Program Praktisi Mengajar adalah sebagai
berikut:
1. meningkatkan kualitas lulusan Perguruan Tinggi;
2. mengurangi potensi pengangguran terdidik dari lulusan Perguruan
Tinggi;
3. memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis,
kompetitif, kolaboratif, dan partisipatif untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi yang lebih baik; dan
4. meningkatkan kompetensi Mahasiswa sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja.

D. Ruang Lingkup
Berikut adalah ruang lingkup dari Program:
1. memastikan Praktisi yang terlibat dalam Program memberikan
pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan keterampilan dunia kerja
yang relevan dengan konteks mata kuliah yang telah terdaftar untuk
Program;
2. memastikan Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar ilmu
praktis yang aktual, relevan, bermanfaat, dan sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja setelah menyelesaikan mata kuliah yang
terdaftar dalam Program; dan
3. memastikan bahwa pelaksanaan Program memiliki sinergi yang baik
dengan peningkatan capaian IKU 4 tentang Praktisi mengajar dalam

11
kampus serta peningkatan capaian IKU 7 tentang kelas yang
kolaboratif dan partisipatif.

E. Manfaat
Program melibatkan beberapa pihak sekaligus, mulai dari Perguruan
Tinggi (termasuk program studi dan dosen) dan Mahasiswa, sampai pada
Praktisi dan dunia kerja secara keseluruhan. Berikut adalah manfaat
yang dapat diperoleh oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam
Program:

1. Manfaat bagi Perguruan Tinggi


a. Memiliki kesempatan kolaborasi bersama Praktisi dunia kerja,
baik dari dalam maupun luar negeri, dalam proses perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi Mahasiswa, sesuai
kebutuhan dunia kerja;
b. Memperoleh aktualisasi dan referensi materi pembelajaran
sesuai kebutuhan di dunia kerja;
c. Memiliki kesempatan penerapan tri dharma Perguruan Tinggi
saat melakukan kolaborasi dengan Praktisi dunia kerja;
d. Meningkatkan citra kampus di dunia akademis dan masyarakat
umum;
e. Meningkatkan penilaian positif untuk akreditasi BAN PT dan
Internasional; dan
f. Meningkatkan kualitas lulusan.

2. Manfaat bagi Mahasiswa


a. Memperoleh pengalaman belajar ilmu praktis yang aktual,
relevan, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja;
b. Mendapat pendampingan (mentorship) dari Praktisi ahli;
c. Berjejaring dengan pengajar Praktisi ahli dan menyadarkan
Mahasiswa akan potensi mereka di dunia kerja;
d. Memperoleh pengalaman belajar hard skills dan soft skills
sebagai penguat keterampilan Mahasiswa; dan
e. Memperkuat dan menambah kompetensi Mahasiswa.

12
3. Manfaat bagi Praktisi dan dunia kerja
a. Memperoleh informasi potensi Mahasiswa di Perguruan Tinggi
yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja;
b. Mendidik dan menjaring sumber daya manusia unggul lebih
awal untuk membentuk pangkalan bakat (talent pool); dan
c. Menjadi bagian dari penggerak kemajuan pendidikan Indonesia.

13
II. PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pihak yang Terkait


Program Praktisi Mengajar adalah bagian dari Program MBKM yang
melibatkan kolaborasi beberapa pihak. Peran masing-masing pihak
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar, secara umum, dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Perguruan Tinggi

sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana Program yang


bertanggungjawab atas keterlaksanaan kegiatan program Praktisi
Mengajar sesuai dengan ketentuan pada buku panduan.

2. Praktisi

sebagai mitra dalam pelaksanaan Program Praktisi Mengajar di


perguruan tinggi yang berkomitmen untuk melaksanakan kelas
kolaborasi dan tugas lain sesuai dengan ketentuan pada buku
panduan.

3. Dosen

sebagai pelaksana perkuliahan yang memiliki komitmen untuk


berkolaborasi dengan praktisi untuk mencapai tujuan program.

4. Koordinator Perguruan Tinggi

sebagai pengelola program di perguruan tinggi yang mengkoordinasi


dan memfasilitasi terlaksananya program di perguruan tinggi.

5. Koordinator Dosen

sebagai pengelola program di perguruan tinggi yang menjamin mutu


pelaksanaan kegiatan program dan mengkoordinasi kebutuhan
administratif pelaksanaan kelas kolaborasi.

6. Pengelola Keuangan

sebagai pengelola program di perguruan tinggi yang bertanggung


jawab atas pengelolaan keuangan dan penyaluran dana yang telah
ditetapkan.

14
B. Skema Kolaborasi
Program Praktisi Mengajar terbuka untuk perguruan tinggi baik
pendidikan akademik maupun vokasi. Ketentuan yang berlaku untuk
setiap kolaborasi yang akan diikuti oleh Praktisi ditentukan sebagai
berikut:
1. skema kolaborasi merupakan skema proses pembelajaran antara
Dosen dan Praktisi dengan Mahasiswa
2. dosen berkolaborasi dengan Praktisi untuk bersama-sama
melakukan proses pembelajaran kepada Mahasiswa dalam satu
kelas, yang selanjutnya disebut Kelas Kolaborasi;
3. setiap Kelas Kolaborasi dilaksanakan selama 12 (dua belas) jam
tatap muka dan dapat diikuti maksimal oleh 2 (dua) Praktisi;
4. Kelas Kolaborasi wajib dilaksanakan sesuai dengan rancangan (RKK)
yang telah disetujui pada proses seleksi;
5. Kelas Kolaborasi dilaksanakan secara daring maupun luring atau
keduanya sesuai dengan kebutuhan Perguruan Tinggi serta
ketersediaan waktu dan kesepakatan dengan Praktisi; dan
6. setiap Praktisi dapat mengikuti:
a) 1 (satu) mata kuliah kolaborasi dalam satu semester dengan
minimal 6 (enam) jam tatap muka yang dapat didanai;
b) maksimal sebanyak 36 (tiga puluh enam) jam yang dapat
didanai dan dibagi dalam beberapa kelas kolaborasi dalam 1
(satu) semester.

C. Luaran
Dalam rangka mendorong pembelajaran mata kuliah yang inovatif dan
transformatif, luaran yang diharapkan dari pelaksanaan Program
Praktisi Mengajar minimal berupa pembaharuan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS).

15
III. PERSYARATAN PROGRAM

A. Persyaratan Perguruan Tinggi


1. Persyaratan Umum
Berikut adalah persyaratan umum Perguruan Tinggi peserta
Program:
a. Perguruan Tinggi di bawah koordinasi Kemendikbudristek;
b. Perguruan Tinggi terakreditasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. tidak sedang dikenakan sanksi oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
d. Perguruan Tinggi tidak sedang memiliki masalah internal dan
tidak dalam sengketa hukum; dan
e. Perguruan Tinggi Pelaksana Program bersedia mengelola
keuangan program dan membuat SPTJM.

2. Persyaratan Khusus
Berikut adalah persyaratan khusus Perguruan Tinggi peserta
Program:
a. mengajukan subjek mata kuliah beserta Praktisi dunia kerja yang
akan berkolaborasi dengan dosen untuk mata kuliah tersebut;
b. menunjuk koordinator yang bertugas membantu pelaksanaan
Program Praktisi Mengajar di Perguruan Tinggi (selanjutnya
disebut “Koordinator Perguruan Tinggi”) melalui surat
penunjukan sebagai Koordinator Perguruan Tinggi yang
ditandatangani oleh pimpinan Perguruan Tinggi;
c. menunjuk koordinator yang bertugas mengawasi kelas kolaborasi
Program Praktisi Mengajar di Perguruan Tinggi (selanjutnya
disebut “Koordinator Dosen”) melalui surat penunjukan sebagai
Koordinator Dosen yang ditandatangani oleh pimpinan Perguruan
Tinggi; dan
d. menunjuk koordinator yang bertugas melakukan pengelolaan
keuangan Program Praktisi Mengajar di Perguruan Tinggi
(selanjutnya disebut “Pengelola Keuangan”) melalui surat
penunjukan sebagai Pengelola Keuangan yang ditandatangani
oleh pimpinan Perguruan Tinggi;

16
B. Persyaratan Praktisi

Berikut adalah persyaratan Praktisi yang dapat terlibat dalam Program:


1. memiliki pengalaman dalam bidang ilmu dan/atau kompetensi
keahliannya minimal 5 (lima) tahun, dihitung secara kumulatif sejak
lulus Perguruan Tinggi paling rendah diploma tiga (D3) atau
sederajat;
2. seniman, budayawan, dan atlet yang memiliki pengalaman dalam
bidang ilmu dan/atau kompetensi keahliannya minimal 5 (lima)
tahun;
3. memiliki keahlian yang dapat diajarkan atau dibagikan, dibuktikan
dengan curriculum vitae (CV) dan/atau portofolio;
4. bagi Praktisi wiraswasta dan freelancer wajib melampirkan dokumen
sebagai berikut:
a. company profile; atau
b. portofolio.
5. tidak memiliki, tidak sedang, dan tidak akan melakukan proses
untuk mendapatkan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), Nomor
Induk Dosen Khusus (NIDK), dan Nomor Induk Tenaga Kependidikan
(NITK) selama Program Praktisi Mengajar berlangsung;
6. bukan merupakan dosen atau tenaga kependidikan dari Perguruan
Tinggi di dalam dan luar negeri;
7. khusus bagi Praktisi yang akan menerima honor:
a. tidak sedang menerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP);
b. tidak sedang menerima pendanaan lain pada salah satu program
Kampus Merdeka lainnya; dan
c. tidak terlibat sebagai pengelola MBKM.

Dalam 1 (satu) semester, Praktisi diperbolehkan untuk terlibat maksimal


36 jam total kolaborasi yang relevan dengan keilmuan dan keahlian yang
dimiliki. Batasan jumlah kolaborasi ini berlaku secara akumulasi untuk
keseluruhan Program, termasuk jika Praktisi terlibat dengan lebih dari
satu Perguruan Tinggi. Dokumen yang harus dilaporkan oleh Praktisi
dengan kewarganegaraan Indonesia dan asing dapat dilihat pada Tabel
1.

17
Tabel 1. Kelengkapan Persyaratan Praktisi
Warga Negara Indonesia Warga Negara Asing

1. Salinan Nomor Induk 1. Salinan paspor/ID


Kependudukan (NIK) 2. Ijazah pendidikan terakhir
2. Ijazah pendidikan terakhir 3. Salinan Tax Identification Number
3. Salinan Nomor Pokok Wajib (TIN)
Pajak (NPWP) orang pribadi atau 4. Salinan nomor rekening bank
Tax Identification Number (TIN) atas nama Praktisi yang
untuk Praktisi yang bekerja di menerima pendanaan
luar negeri 5. Swift code (bagi bank asing)
4. Salinan nomor rekening bank
atas nama Praktisi

C. Persyaratan Dosen

Berikut adalah persyaratan Dosen yang dapat terlibat dalam Program:


1. memiliki NIDN yang aktif;
2. terdaftar di perguruan tinggi peserta Program Praktisi Mengajar; dan
3. pengampu dari mata kuliah yang diajukan dalam Program Praktisi
Mengajar.

D. Persyaratan Koordinator Perguruan Tinggi

Berikut adalah persyaratan Koordinator Perguruan Tinggi yang dapat


terlibat dalam Program:
1. perwakilan yang ditunjuk oleh Pimpinan Perguruan Tinggi sebagai
Koordinator Perguruan Tinggi, dibuktikan dengan surat penunjukkan
oleh Pimpinan Perguruan Tinggi;
2. Dosen tetap yang memiliki kewenangan untuk mengoordinasi para
pihak terkait di internal Perguruan Tinggi dan memiliki komitmen
dalam memonitor Program Praktisi Mengajar; dan
3. tidak sedang menerima pendanaan dari LPDP, dan/atau menerima
honorarium dari Program MBKM lain.

18
E. Persyaratan Koordinator Dosen

Perguruan Tinggi akan mendapatkan Koordinator Dosen apabila kelas


kolaborasi yang disetujui melebihi 6 (enam) kelas kolaborasi.
Berikut adalah persyaratan Koordinator Dosen yang dapat terlibat dalam
Program:
1. perwakilan yang ditunjuk oleh Perguruan Tinggi sebagai Koordinator
Dosen, dibuktikan dengan keputusan Pemimpin Perguruan Tinggi;
2. Dosen yang memiliki kewenangan untuk mengoordinasi para pihak
terkait di internal Perguruan Tinggi dan memiliki komitmen dalam
memonitor Program Praktisi Mengajar; dan
3. tidak sedang menerima pendanaan dari LPDP, dan/atau menerima
honorarium dari Program MBKM lain.

F. Persyaratan Pengelolaan Keuangan

Perguruan Tinggi akan mendapatkan Pengelola Keuangan apabila kelas


kolaborasi yang disetujui melebihi 6 (enam) kelas kolaborasi.
Berikut adalah persyaratan Pengelolaan Keuangan yang dapat terlibat
dalam Program:
1. perwakilan yang ditunjuk oleh Perguruan Tinggi sebagai Pengelola
Keuangan, dibuktikan dengan Keputusan Pemimpin Perguruan Tinggi;
2. perwakilan yang memiliki kewenangan untuk mengoordinasikan para
pihak terkait di internal Perguruan Tinggi dan memiliki komitmen
dalam pengelolaan keuangan Program Praktisi Mengajar; dan
3. tidak sedang menerima pendanaan dari LPDP, dan/atau menerima
honorarium dari Program MBKM lain.

19
IV. TAHAP PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pelaksanaan Program
1. Alur Pelaksanaan Program

Pelaksanaan Program akan mengikuti tahapan proses yang berlangsung


selama 1 (satu) semester sesuai dengan kalender akademik Perguruan Tinggi
Pelaksana Program. Alur proses Program untuk Perguruan Tinggi dimulai
dengan pendaftaran pihak yang terkait yaitu perguruan tinggi, dosen, dan
praktisi hingga pelaporan penyelesaian program.

Gambar 1. Tahap Pelaksanaan Program Praktisi Mengajar

Sebagaimana tergambar dalam alur pada Gambar 1, tahapan alur


Program Praktisi Mengajar pada Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut.
1. Perguruan Tinggi menyelenggarakan sosialisasi Program Praktisi
Mengajar bagi seluruh sivitas akademika Perguruan Tinggi.
2. Perguruan Tinggi melakukan pendaftaran untuk institusinya dan
Koordinator Perguruan Tinggi pada laman Program Praktisi Mengajar,
dengan menyertakan dokumen yang dipersyaratkan.
3. Perguruan Tinggi melalui Koordinator PT mendorong pendaftaran
Dosen Pengampu Mata Kuliah dan calon Koordinator Dosen.
4. Dosen Pengampu Mata Kuliah, menyesuaikan rencana pembelajaran
semester, dan menyusun rencana kelas kolaborasi, serta mencari
Praktisi yang sesuai dengan bidang ilmu dan mata kuliah yang akan
dikolaborasikan

20
5. Dosen mengajak praktisi untuk berkolaborasi berdasarkan rencana
kelas kolaborasi.
6. Dosen mendaftarkan rencana kelas kolaborasi yang telah disepakati
bersama Praktisi.
7. Reviu Rencana Kelas Kolaborasi dilakukan oleh Reviewer mengacu
pada rubrik penilaian.
8. Berdasarkan hasil reviu oleh reviewer, proses seleksi wawancara
dilakukan untuk Koordinator PT bersama dengan penanggung jawab
keuangan perguruan tinggi. Pengumuman Kelas Kolaborasi yang
disetujui dilakukan setelah proses final seleksi wawancara.
Koordinator PT melengkapi dokumen yang dipersyaratkan untuk
pelaksanaan Kelas Kolaborasi untuk memproses pengajuan
pencairan dana.
9. Pelaksanaan kelas kolaborasi yang dilakukan oleh Dosen Pengampu
Mata Kuliah dan Praktisi.
10. Perguruan Tinggi melalui Koordinator PT dan Koordinator Dosen
melakukan proses monitoring dan evaluasi internal dan menyusun
pelaporan kegiatan pelaksanaan kelas kolaborasi.
11. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kelas kolaborasi
dilakukan oleh Kemendikburistek.
12. Hasil monitoring dan evaluasi ditindaklanjuti oleh Perguruan Tinggi.

Alur kegiatan Program Praktisi Mengajar bagi Praktisi dalam Gambar 2,


melalui proses dengan penjelasan sebagai berikut.

Gambar 2. Alur Proses Praktisi

21
1. Praktisi melakukan registrasi profil melalui laman
https://praktisimengajar.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/ dan
melengkapi dokumen sesuai dengan ketentuan persyaratan.
2. Data dan dokumen Praktisi diverifikasi kesesuaiannya dengan
persyaratan yang berlaku.
3. Praktisi berkoordinasi dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah untuk
berkolaborasi dan menyusun rencana kelas kolaborasi.
4. Praktisi membuat SPTJM Komitmen pada saat Dosen Pengampu
Mata Kuliah mendaftarkan rencana kelas kolaborasi yang telah
disepakati bersama.
5. Reviu Rencana Kelas Kolaborasi dilakukan oleh Reviewer mengacu
pada rubrik penilaian proposal.
6. Pengumuman Kelas Kolaborasi yang disetujui setelah proses seleksi
selesai.
7. Praktisi dan Dosen Pengampu Mata Kuliah mendapatkan penjelasan
teknis pelaksanaan kelas kolaborasi Program Praktisi Mengajar atau
proses onboarding.
8. Pelaksanaan kelas kolaborasi yang dilakukan oleh Dosen Pengampu
Mata Kuliah dan Praktisi dan penyelesaian pelaporan oleh kedua
belah pihak.
9. Perguruan Tinggi melalui Koordinator PT dan Koordinator Dosen
melakukan proses monitoring dan evaluasi internal.
10. Praktisi menerima dana yang akan disalurkan oleh Perguruan Tinggi.
11. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kelas kolaborasi
dilakukan oleh Kemendikburistek.

2. Monitoring dan Evaluasi

Setiap Perguruan Tinggi memiliki standar mutu pengelolaan proses


pembelajaran sesuai dengan capaian yang ditentukan. Dalam pelaksanaan
Program Praktisi Mengajar, setiap Perguruan Tinggi wajib untuk menyusun
petunjuk teknis dan rencana penjaminan mutu pelaksanaan program demi
kelancaran dan terjaganya mutu program.
Implementasi monitoring dan evaluasi internal Perguruan Tinggi
Pelaksana dapat didokumentasikan dan dilaporkan pada setiap tenggat
waktu proses pelaporan berjalan.

22
B. Pelaporan Kegiatan

Laporan Kegiatan Program Praktisi Mengajar di Perguruan Tinggi


melibatkan seluruh pihak terkait penyusunan laporan.
1. Praktisi
melaporkan kegiatan mengajar dengan cara mengisi logbook Praktisi
yang telah disediakan.
2. Dosen dan Koordinator Dosen
melakukan konfirmasi terhadap logbook yang telah diisi oleh Praktisi
dan bersama-sama membuat laporan akhir kolaborasi.
3. Pengelola Keuangan
membuat laporan pendistribusian dana yang diterima oleh Perguruan
Tinggi.

Perguruan Tinggi Pelaksana Program melalui Koordinator PT wajib


menyusun laporan kegiatan kolaborasi dalam bentuk:
a. Laporan Kemajuan yang berisi Pelaksanaan program di Perguruan
Tinggi, termasuk diantaranya penjelasan mengenai:
i. Praktik baik dan kendala yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan program serta solusi dan tindak lanjutnya, serta
hasil monitoring dan evaluasi internal Perguruan Tinggi
Pelaksana; dan
ii. Lampiran yang mencakup antara lain Implementation
Arrangement antara Perguruan Tinggi dan Praktisi.
b. Laporan Akhir yang berisi Pelaksanaan program di Perguruan Tinggi,
termasuk diantaranya penjelasan mengenai
i. Praktik baik dan kendala yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan program serta solusi dan tindak lanjutnya, serta
hasil monitoring dan evaluasi internal Perguruan Tinggi
Pelaksana
ii. Kendala dan hambatan pelaksanaan Program;
iii. Saran dan rencana keberlanjutan program pada Perguruan
Tinggi; dan
iv. Lampiran yang mencakup antara lain Logbook Praktisi, luaran
yang dihasilkan, rekapitulasi pelaksanaan Kelas Kolaborasi;

23
V. KRITERIA PENILAIAN RENCANA KELAS KOLABORASI

A. Kriteria Penilaian Perguruan Tinggi


Berikut adalah kriteria penilaian yang akan digunakan saat melakukan
seleksi terhadap Perguruan Tinggi:
1. kelengkapan Profil Perguruan Tinggi;
2. akreditasi Perguruan Tinggi; dan
3. Perguruan Tinggi mempunyai Koordinator yang ditunjuk melalui surat
penunjukan Perguruan Tinggi.

B. Kriteria Proposal Kelas Mata Kuliah


Berikut adalah kriteria penilaian yang akan digunakan saat melakukan
seleksi terhadap proposal mata kuliah yang diusulkan oleh Perguruan
Tinggi:
1. kompetensi sumber daya Praktisi dunia kerja yang berkolaborasi;
2. relevansi antara materi dan skema kolaborasi dengan kemampuan
dan pengalaman yang ditawarkan oleh Praktisi untuk menjawab
kebutuhan dunia kerja;
3. adanya kompetensi yang akan dicapai pada mahasiswa pada mata
kuliah tersebut; dan
4. adanya luaran dari mata kuliah yang diajukan.

Rencana Kelas Kolaborasi (RKK) diajukan dalam bentuk isian yang telah
disediakan.

Reviewer proposal memastikan Praktisi yang diajukan memenuhi kriteria


Praktisi yang tercantum pada Tabel 2.

24
Tabel 2. Komponen Penilaian Proposal

Komponen Indikator Deskripsi

Profil dan Persyaratan Kelengkapan dokumen profil calon Praktisi


pengalaman dasar dan relevansi dengan pengalaman bekerja
kerja calon pendaftaran serta memiliki kemampuan untuk
Praktisi mendukung kurikulum Perguruan Tinggi

Relevansi Bidang ilmu Relevansi bidang ilmu untuk mendukung


konten mata kuliah tren pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
pembelajaran Indonesia (contoh: MIPA dan teknik untuk
mata kuliah pengembangan sektor teknologi)
untuk
pengembangan Capaian Keselarasan keterampilan yang diasah
keterampilan pembelajaran dengan kebutuhan industri masa depan
masa depan (contoh: keterampilan teknologi,
pemecahan masalah, dsb.)

Kemampuan Pendidikan Relevansi ilmu teori dan praktik yang


Praktisi untuk formal dimiliki Praktisi dengan mata kuliah yang
mengajar dan Praktisi akan diajarkan
berbagi ilmu
Pengalaman Relevansi pengalaman industri Praktisi
kerja Praktisi untuk konten pembelajaran mata kuliah,
serta soft skills yang dimiliki untuk
mengajar dan membimbing Mahasiswa

Keputusan final hasil seleksi merupakan hak sepenuhnya dari Program


Praktisi Mengajar.

Perguruan Tinggi hanya boleh melibatkan maksimal dua orang Praktisi untuk
setiap kolaborasi yang diajukan, dengan perbandingan pengajar dan
Mahasiswa dengan rasio minimal 1:10 dan maksimal 1:50.

25
VI. JADWAL PROGRAM
Bagian ini berisi beberapa jadwal penting terkait proses pendaftaran dan
seleksi, baik untuk Perguruan Tinggi maupun Praktisi, untuk mengikuti
Program selama tahun 2023.

Gambar 3. Jadwal Pelaksanaan Program Semester Genap

*) Jadwal termutakhir dapat dilihat di laman Praktisi Mengajar


**) Permulaan kegiatan Program Praktisi Mengajar dapat dilaksanakan setelah pengumuman hasil seleksi

26
VII. TUGAS, KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI

A. Tugas dan Kewajiban


Masing-masing tim pengelola perguruan tinggi akan ditentukan
berdasarkan kewajaran jumlah kolaborasi yang lolos seleksi. Fungsi
Koordinator Dosen dan Pengelola Keuangan dapat dirangkap oleh
Koordinator Perguruan Tinggi untuk jumlah kolaborasi tertentu. Secara
rinci, tugas dan kewajiban pihak-pihak terkait Program dapat diuraikan
sebagai berikut.

1. Perguruan Tinggi
a. menugaskan Koordinator Perguruan Tinggi dan Koordinator
Dosen untuk mengelola dan menyusun laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan kelas kolaborasi;
b. menerbitkan keputusan besaran SPP Program Praktisi Mengajar
dengan mencantumkan total kolaborasi yang disetujui;
c. melengkapi kebutuhan administratif persuratan dari Perguruan
Tinggi;
d. menyediakan kebutuhan penunjang untuk pelaksanaan kelas
kolaborasi;
e. melakukan proses monev internal secara periodik; dan
f. memberikan sanksi dan meminta pengembalian dana kepada
Praktisi yang tidak menyelesaikan Program Praktisi Mengajar
hingga akhir.

2. Praktisi
a. menyiapkan materi pembelajaran untuk Mahasiswa yang dapat
berbentuk case study, praktikum dan/atau pembelajaran team
based;
b. melaksanakan kegiatan belajar mengajar kelas kolaborasi secara
luring maupun daring dengan skema kolaborasi:
1) setiap kolaborasi dilaksanakan selama 12 (dua belas) jam
tatap muka dalam 1 (satu) semester dan dapat diikuti
maksimal berjumlah 2 (dua) Praktisi; dan
2) setiap Praktisi dalam 1 (satu) semester dapat mengikuti:
a) minimal sebanyak 6 (enam) jam tatap muka yang dapat
didanai dalam 1 (satu) kelas kolaborasi;

27
b) maksimal sebanyak 36 (tiga puluh enam) jam yang dapat
didanai dan dibagi dalam beberapa kelas kolaborasi.
c. memberikan saran, solusi, dan materi sesuai kebutuhan
kompetensi di dunia industri;
d. melakukan pembinaan dan pendampingan Mahasiswa selama
jangka waktu Program Praktisi Mengajar; dan
e. menginput logbook Praktisi yang telah disediakan.

3. Dosen
a. menyusun dokumen pembelajaran;
b. mendampingi dan mengoordinasi Praktisi; dan
c. melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi rancangan
kegiatan atau pembelajaran agar capaian pembelajaran telah
disetujui dapat tercapai.

4. Koordinator Perguruan Tinggi


a. melakukan sosialisasi Program Praktisi Mengajar di lingkungan
Perguruan Tinggi;
b. melakukan pendaftaran dan melengkapi persyaratan Perguruan
Tinggi di laman Praktisi Mengajar;
c. memastikan tersusun dan disahkannya dokumen kerjasama
antara perguruan tinggi dengan praktisi atau perusahaan tempat
praktisi bekerja;
d. menjembatani kebutuhan Koordinator Dosen, Dosen Pengampu
dan Praktisi yang akan berkolaborasi;
e. mengoordinasikan dan memastikan pengumpulan dokumen
pencairan dana Praktisi, laporan kemajuan dan laporan akhir
sesuai dengan lini masa Program Praktisi Mengajar;
f. menyediakan kebutuhan penunjang yang berhubungan dengan
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar;
g. memastikan tugas dan fungsi Koordinator Dosen dan Pengelola
Keuangan dilaksanakan dengan baik; dan
h. menyusun dan mengunggah laporan kemajuan dan laporan
akhir, termasuk laporan keuangan yang diterima oleh Perguruan
Tinggi.

28
5. Koordinator Dosen
a. memberikan layanan administrasi akademik dan pembelajaran
Program Praktisi Mengajar bagi peserta dan Dosen pengampu
mata kuliah;
b. menyediakan kebutuhan penunjang yang berhubungan dengan
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar;
c. memastikan seluruh dokumen persyaratan yang diberikan oleh
Praktisi kepada Perguruan Tinggi adalah benar, akurat, dan
lengkap serta tidak mengandung kesalahan atau menyesatkan
atau tidak menghilangkan fakta material yang seharusnya
dicantumkan di dalamnya;
d. memastikan tugas dan fungsi Dosen dilaksanakan dengan baik;
e. membuat laporan akhir kolaborasi yang dilakukan bersama
Praktisi; dan
f. memastikan tercapainya luaran dari setiap mata kuliah
kolaborasi.

6. Pengelola Keuangan
a. melakukan koordinasi dengan pimpinan perguruan tinggi untuk
pencairan dana yang masuk ke perguruan tinggi;
b. melakukan koordinasi dengan Koordinator Dosen untuk
pengelolaan keuangan;
c. mengoordinasikan dan memastikan pengumpulan dokumen
pencairan dana Praktisi, sesuai dengan lini masa Program
Praktisi Mengajar;
d. memastikan rekening penerima pendanaan dalam keadaan aktif;
e. mempersiapkan dan mengatur keuangan atas seluruh biaya
kegiatan;
f. melakukan proses pencairan dana;
g. menyusun laporan keuangan; dan
h. melakukan pengelolaan pajak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

29
B. Larangan
1. melakukan provokasi atau memberikan informasi atau keterangan
yang tidak benar baik lisan maupun tulisan dalam rangka
pengurusan administrasi dan/atau pelaksanaan Program Praktisi
Mengajar;
2. melakukan tindakan asusila, pengabaian, kekerasan, perundungan,
pelecehan seksual, dan/atau intimidasi selama mengikuti Program
Praktisi Mengajar;
3. melakukan tindak kejahatan;
4. mengalihkan pelaksanaan tugas dan kewajiban dalam kegiatan
Program Praktisi Mengajar kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari Perguruan Tinggi dan Kemendikbudristek;
5. lalai membuat laporan yang ditugaskan selama proses Program
Praktisi Mengajar;
6. mengundurkan diri sebelum masa program berakhir berdasarkan
alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan
7. melakukan tindakan pelanggaran ketentuan Program Praktisi
Mengajar dan/atau peraturan perundang-undangan.

Secara khusus, larangan dalam Program Praktisi Mengajar sebagai


berikut:
1. Perguruan Tinggi dilarang melakukan pengabaian atas aduan dari
pihak terkait atas pelaksanaan Program Praktisi Mengajar.
2. Praktisi
a. melakukan pengabaian atas aduan dari pihak terkait atas
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar; dan
b. memberikan tugas kepada Mahasiswa Program Praktisi Mengajar
di luar kegiatan pembelajaran.
3. Koordinator Perguruan Tinggi
a. menjadi Koordinator Perguruan Tinggi pada program MBKM
lainnya;
b. melakukan pengabaian atas aduan dari pihak terkait atas
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar; dan
c. tidak melakukan pengawasan terhadap Program Praktisi
Mengajar.

30
4. Koordinator Dosen
a. menjadi Koordinator Dosen pada Program MBKM lainnya;
b. melakukan pengabaian atas aduan dari pihak terkait atas
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar; dan
c. tidak melakukan pengawasan terhadap program Praktisi Mengajar
5. Pengelola Keuangan
a. menjadi pengelola pada Program MBKM lainnya;
b. melakukan pengabaian atas aduan dari pihak terkait atas
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar; dan
c. tidak melaporkan laporan keuangan yang diterima oleh Perguruan
Tinggi.

C. Komitmen Anti Korupsi

Dalam pelaksanaan Program, perlu menjunjung tinggi komitmen dan


upaya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2018 tentang Strategi nasional Pencegahan Korupsi.

Komitmen dan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dari


sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1. perbuatan melawan hukum;
2. penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; dan
4. merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

D. Sanksi

Pelanggaran yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi, Praktisi, Koordinator


Perguruan Tinggi, dan Koordinator Dosen dapat dikenakan sanksi
berupa:
a. teguran lisan;
b. surat peringatan;
c. pemberhentian kepesertaan dalam Program Praktisi Mengajar;

31
d. pemblokiran untuk mengikuti Program MBKM di masa mendatang;
dan/atau
e. pengembalian dana.

Penjatuhan sanksi tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan jenis


pelanggaran.

32
VIII. KEADAAN KAHAR
Keadaan Kahar adalah penundaan atau pencegahan pelaksanaan Program
Praktisi Mengajar yang disebabkan oleh suatu alasan yang berada di luar
kendali yang wajar, tanpa kesalahan atau kelalaian, sebagaimana ditetapkan
oleh LPDP.

Keadaan kahar dalam Program Praktisi Mengajar, meliputi namun tidak


terbatas pada:
1. meninggal dunia;
2. sakit yang dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan dan/atau yang tidak
ditanggung oleh asuransi kesehatan;
3. bencana, baik bencana alam maupun sosial; dan/atau
4. tindakan radikalisme/intoleransi, dan kekerasan.

Apabila terjadi keadaan kahar, maka Koordinator Perguruan Tinggi akan


memberikan layanan penanganan keadaan kahar dan menginformasikan hal
tersebut kepada Ditjen Diktiristek.

33
IX. PENDANAAN

A. Skema Pendanaan
Pendanaan program Praktisi Mengajar menggunakan sumber dana dari
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang disalurkan langsung ke
Perguruan Tinggi. Biaya yang dibayarkan adalah biaya hasil negosiasi SPP
Perguruan Tinggi untuk jumlah kolaborasi yang disetujui. Perguruan Tinggi
wajib menetapkan biaya SPP sesuai dengan hasil negosiasi.

Standarisasi SPP mencakup biaya pengelolaan program termasuk honor


Praktisi, honor Koordinator Perguruan Tinggi, honor Koordinator Dosen,
honor Pengelola Keuangan, serta biaya operasional di luar biaya perjalanan
yang akan dilakukan transfer ke rekening Perguruan Tinggi.

B. Alur Prosedur, Pengajuan, Pencairan dan Pembayaran


Berikut adalah alur prosedur pengajuan, pencairan, dan pembayaran:
1. Perguruan tinggi mengirimkan seluruh dokumen persyaratan pengajuan
pencairan pendanaan kepada Program sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
2. pemeriksaan dokumen persyaratan pencairan dana.
3. pengajuan pencairan dana program
4. Kemendikbudristek verifikasi dokumen yang telah dikumpulkan.
5. Kemendikbudristek mengirim dokumen pengajuan ke LPDP.
6. LPDP me-reviu berkas dan menyetujui pencairan dana.
7. LPDP melakukan proses pencairan dana kepada rekening Perguruan
Tinggi.

Pencairan dana untuk Program dilakukan sesuai dengan ketentuan yang


ditetapkan. Pembayaran komponen pendanaan Program akan dilakukan
melalui mekanisme transfer dari bank mitra LPDP ke rekening atas nama
Perguruan Tinggi sesuai dengan besaran dana yang disetujui LPDP.

C. Pengembalian Dana
Pengembalian dana dilakukan ke rekening Lembaga Pengelolaan Dana
Pendidikan (LPDP) dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Dana ditransfer ke rekening giro LPDP
Account Name : RPL 019 BLU LPDP UNTUK OPS K
Number Account : 0417-01-000281-30-4
34
Bank : BRI (Bank Rakyat Indonesia)
Branch : BRI KC Jakarta S. Parman
Swift Code : BRINIDJA
b. Pihak yang mengembalikan dana wajib menyampaikan pengembalian dana
ke email berikut :
1) invoice.lpdp@kemenkeu.go.id
2) bayar.lpdp@kemenkeu.go.id
3) dir.sumberdaya@gmail.com
4) praktisimengajar@kemdikbud.go.id

D. Ketentuan Perpajakan

Ketentuan perpajakan dikenakan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku.

35
X. KELENGKAPAN DOKUMEN PERGURUAN TINGGI

Kelengkapan dokumen Perguruan Tinggi Program Praktisi Mengajar adalah


sebagai berikut:

1. surat keputusan Penetapan SPP Program oleh pemimpin perguruan tinggi.


2. surat permohonan pembayaran dan lampiran tagihan (Invoice)
3. surat keputusan penetapan praktisi yang dikeluarkan oleh pemimpin
perguruan tinggi.
4. surat keputusan tim pengelola Program Praktisi Mengajar yang
dikeluarkan oleh pemimpin perguruan tinggi.
5. Rencana implementasi kerja sama (Implementation Arrangement/IA)
antara perguruan tinggi dan praktisi.
6. Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Sumber Daya dan Perguruan
Tinggi.
7. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) perguruan tinggi.
8. laporan kemajuan dan laporan akhir sesuai dengan ketentuan.

36
XI. PENUTUP
Program Praktisi Mengajar diharapkan dapat mendorong Mahasiswa
Indonesia untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman belajar yang aktual,
keterampilan, serta kompetensi yang diperlukan dalam berbagai bidang
keilmuan sesuai kebutuhan dunia kerja, sehingga kata “Merdeka Belajar”
dalam Program MBKM semakin nyata adanya. Di samping itu, program studi
juga dapat mendorong para dosen untuk dapat berinovasi dalam
implementasi proses pembelajaran untuk menciptakan lulusan yang dapat
bersaing di era dan area global. Niat luhur dan upaya ini diharapkan dapat
bermanfaat dan berkontribusi positif dalam proses pembelajaran di
pendidikan tinggi di Indonesia.

Besar harapan pelaksanaan Program akan banyak melahirkan lulusan yang


kompeten, siap masuk ke dunia kerja, siap menghadapi tantangan dunia
yang semakin kompleks, dan siap mengantarkan Indonesia menjadi Indonesia
Emas di tahun 2045.

Terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun, serta kepada semua
pihak yang telah memberikan sumbang saran, pikiran, dan dedikasinya
sehingga Buku Panduan Pelaksanaan Program ini dapat diwujudkan.

Melalui kegiatan Program ini, kita dukung Mahasiswa Indonesia menjadi


sumber daya manusia yang lebih unggul untuk Indonesia Maju.

37

Anda mungkin juga menyukai