Anda di halaman 1dari 15

Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda PT.

Pelindo
Marine Service Terhadap Kegiatan Operasional Divisi Pelayanan Kapal Dinas
Pemanduan dan Telekomunikasi Cabang Tanjung Perak Surabaya

(System Analysis On Hire and Off Hire in Charter Tugs Boat Againts the PT. Pelindo
Marine Service Vessel Operations Service Division Branch Of Tanjung Perak
Surabaya)

Malidya Aries Tanti, Sapit Hidayat

Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran,


Universitas Hangtuah Surabaya
Abstrak: Dalam dunia pelayaran tidak hanya satu atau dua perusahaan yang terlibat tetapi banyak sekali
perusahaan yang saling bekerjasama dengan instansi lain atau perusahaan lain di dalam maupun di luar
negri, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang saling menguntungkan antara lain usaha tersebut adalah
carter kapal tunda yang dilakukan oleh PT. Pelindo Marine Service (shipowner) dengan Divisi Pelayanan
Kapal Dinas Pemanduan dan Telekomunikasi Cabang Tanjung Perak Surabaya (pencarter) dalam carter
kapal tunda yang dilakukan oleh kedua instansi tersebut menggunakan sistem carter yaitu sistem on hire
yaitu hitungan carter saat kapal dapat digunakan dan off hire yaitu hitungan carter saat kapal tidak dapat
digunakan . Pada dasarnya sistem ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga saat terjadi off hire,
off hire sendiri terjadi disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kerusakan mesin induk dan baling-baling
kapal rusak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui harga sewa carter yang sebelumnya telah
ditentukan akan berubah karena adanya off hire hal ini dilakukan agar pihak pencarter tidak mendapati
kerugian selain itu sisa BBM dalam kapal saat terjadi off hire juga ikut diperhitungkan hal ini biasa
dilakukan oleh bagian operasional pihak pencarter. Semua perhitungan tersebut dilakukan agar mendapati
kesepakatan harga dan sisa BBM yang sesuai dengan hari dan waktu kapal dapat bekerja (on hire). Teori
yang dipakai dalam penelitian ini adalah menurut Purwosutjipto H.M.N dalam bukunya “Pengertian
Hukum Dagang” yang menjelaskan definisi carter dan macam-macam jenis perjanjian carter selain itu
juga memakai teori dari Sudjatmiko F.D.C dalam “Pokok-Pokok Pelayaran Niaga” yang mengembangkan
isi bukunya dalam berbagai macam cara menghitung sewa carter dan menjelaskan sistem on maupun off
hire. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif selain itu juga wawancara dan
observasi langsung kepada pihak PT. Pelindo Marine Service.Hasil dari penelitian ini adalah sistem on
dan off hire sangat tergantung pada kapal yang dapat beroperasi atau tidak karena hal ini sangat
berpengaruh kepada harga sewa carter yang berubah dari harga semula yang diakibatkan kapal tidak
dapat beroperasi.Bagian operasional pencarter sangat berpengaruh untuk menghitung ulang sewa carter
dan melakukan sounding ulang BBM apabila off hire terjadi, hal ini dilakukan agar pihak pencarter tidak
mengalami kerugian. Peneliti memberi rekomendasi kepada peneliti selanjutnya agar dapat
mengembangkan penelitian sistem carter on dan off hire pada shipowner dan pencarter karena dalam
penelitian ini peneliti lebih memfokuskan hitungan carter kepada pencarter karena hitungan peneliti
memakai sistem off hire yang sering dipakai oleh pihak pencarter.
Kata kunci: sistem on hire dan off hire dalam carter kapal tunda

Abstract: In a world cruise is not just one or two companies involved but a lot of companies working
together with other agencies or other companies inside and outside the country, therefore dibutukan
mutually beneficial cooperation, among others, are chartered tugs conducted by PT. Pelindo Marine
Service (shipowner) with the Division of Ship Agency Assist and Telecommunications Branch of Tanjung
Perak Surabaya (charterer) in chartered tugs made by both these agencies using the system charter,
namely the system on hire is a matter of the charter while the ship can be used on and off hire that count
time charter vessels can not be used. Basically the system is carried out to determine the price difference
when going off hire, hire yourself going off caused by several factors such as damage to aircraft engines
and propellers damaged. The purpose of this study was to determine the price of the rent charter that has
previously been determined to be changing due to off hire it done so that the charterer does not have a
loss in addition to the remainder of the fuel in the ship when going off hire are also taken into account it
is usually done by operational division side charterer. All calculations are done in order to find a price

141
142 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

agreement and the remaining fuel in accordance with the day and time of the vessel can work (on hire).
The theory used in this research is by Purwosutjipto HMN in his book "Understanding Trade Law" which
describes the definition of charter and various types of agreements charter while also using the theory of
Sudjatmiko FDC in "Fundamentals of Sailing Commerce" who develop the content of the book in various
kind of way of calculating the rent charter and explain the system on and off hire. The method used in this
study is a qualitative addition to the interviews and direct observation to the PT. Pelindo Marine Service.
Results from this study is the system on and off hire highly dependent on ships that can operate or not
because it will affect the rental price charter has changed from the original price caused the ship can not
operate. The operational part of charterer very influential to recalculate the rent charter and do a re-fuel
sounding when off hire occur, it is done so that the charterer does not lose. Researchers recommended to
further research in order to develop a research system on and off hire charter on the shipowner and
charterer because in this study the researchers focus count the demise charter as a matter of off hire
researchers used a system that is often used by the charterer.
Keywords: system on hire and off hire in charter tugs boat

Alamat korespondensi:
Malidya Aries Tanti, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R. Hakim 150,
Surabaya. e-mail: jurnal_pdp@yahoo.co.id

PENDAHULUAN kepil, kapal pandu dari semua kapal


tersebut memiliki kecepatan dan
Carter adalah salah satu hal yang kekuatan yang berbeda-beda selain itu
menarik untul kita teliti maupun kita PT. Pelindo Marine Service melayani
pelajari, hal yang sering kita dengar pembersihan space docking dan
dalam kehidupan sehari-hari, banyak repowering (penggantian mesin lama
orang beranggapan carter adalah sewa menjadi baru semisal 400 x 2 diganti
menyewa sesuatu dari seseorang ke menjadi 1000 x 2). Beberapa armada
orang lain misalnya saja yang pasti yang beroperasi dibawah PT.Pelindo
sering dilakukan adalah carter mobil Marine Service untuk dicharterkan
dan motor tapi bagaimana jika yang di antara lain: Divisi Pelayanan Kapal
carter adalah kapal, dalam dunia Cabang Tanjung Perak Surabaya,
pelayaran carter kapal bukan lagi hal PT.Multi Jaya Sejahtera, Waruna
yang tabuh bagi para pekerja di Nusantara, Prima Karya Mandiri,
pelabuhan maupun pekerja yang berada Batuah Abadi Line (BAL), Ocean
di atas kapal yang biasanya dikenal Buana.
dengan nama Anak Buah Kapal (ABK).
Carter sering dilakukan untuk keperluan Pada carter kapal tunda milik
perusahaan pelayaran maupun instansi PT. Pelindo Marine Service pihak yang
lain yang berada di pelabuhan saat menjadi pencarter dapat melakukan
membutuhkan kapal tambahan maupun substitusi atau pergantian kapal jika
di karenakan kapal yang ada di diinginkan, hal ini guna untuk
perusahaan mengalami kerusakan menawarkan kepada pencharter apabila
sehinga perusahaan maupun instansi kapal tidak sesuai keinginan maupun
lain membutuhkan kapal tambahan dan kapal harus diberhentikan melakukan
biasanya kapal juga akan di carter aktifitas tunda karena pencharter tidak
apabila muatan yang ada memerlukan puas dengan layanan kapal tunda
kapal dengan draft dan GRT yang lebih tersebut, dalam hal ini masing-masing
besar. pihak tidak ada yang dirugikan karena
PT. Pelindo Marine Servive pencharter tetap membayar full sewa
memiliki jenis kapal yang di charterkan perbulan dan bahan bakar akan
antara lain kapal tunda (tug boat), kapal dipindahkan ke kapal yang di substitusi
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 143

tersebut saat pencharter melakukan dalam ketentuan yang telah tertuang


substitusi kapal maka trial dan sonding dalam perjanjian carter, beberapa
akan dilakukan kembali, sonding dan keadaan yang dapat menyebabkan off
trial itu sendiri dalam dunia charter hire antara lain dapat berupa mesin atau
tidak hanya dilakukan satu kali tetapi 2 baling-baling kapal mengalami
hingga 4 kali agar pencharter benar- kerusakan, mesin Derek atau pitu-pintu
benar yakin untuk melakukan kontrak palka yang dibuka dan ditutup dengan
carter dengan biaya yang sudah mesin mengalami kerusakan, anak buah
ditentukan sesuai house power mesin kapal mogok kerja, kerusakan lain
kapal itu sendiri. didalam kapal maupun diatas geladak
yang mengakibatkan kapal tidak dapat
On dan Off hire sendiri sering memberikan jasa kepada pencharter
terjadi apabila kapal tidak dapat pada saat dibutuhkan, kapal ditahan
digunakan dalam hal ini yang paling oleh penguasa setempat dan kesalahan
berpengaruh untuk menangani adalah bukan terletak pada pencarter tetapi
bagian operasional atau kegiatan pada pemilik kapal atau nahkoda.
operasional di Divisi Pelayanan Kapal
karena harga sewa carter dari harga On hire berarti sewa carter ada
sebelumnya akan berubah dikarenakan atau diperhitungkan walaupun kapal
off hire tersebut terjadi, dalam hal ini menganggur sedangkan off hire berarti
pada bagian operasional akan sewa carter tidak atau tidak
menghitung ulang harga sewa carter diperhitungkan selama suatu jangka
dengan hari off hire yang terjadi lalu waktu tertentu yang disebabkan oleh
mengadakan surveyoff hire untuk hal-hal tertentu, selama jangka waktu
melihat apakah bahan bakar sesuai pencharter tidak dikenakan biaya. PT.
dengan perhitungan yang telah Pelindo Marine Service sendiri
dilakukan oleh tim operasional tersebut mempunyai beberapa kapal yang
disinilah akan muncul harga sewa carter dicharterkan antara lain kapal tunda,
sebenarnya yang harus dikembalikan kepil, dan pandu. Dari semua kapal
oleh PT. Pelindo Marine Service tetapi tersebut mempunyai Horse Power yang
apabila kapal yang dicarter tidak berbeda-beda. Saat kapal dari
mengalami off hire dan terus PT.Pelindo Marine Service yang disewa
menjalankan on hire maka tidak ada secara time charter saat kapal tersebut
pihak yang merugi karena kapal akan dipergunakan tetapi tiba-tiba mengalami
terus bekerja dan menggunakan bahan kerusakan mesin maupun kerusakan
bakar dengan seksama tetapi apabila on yang lain dari dalam kapal tersebut
hire berjalan dan kapal tidak memiliki maka harga sewa kapal akan berbeda
kegiatan menunda atau tidak ada dari perjanjian semula.
muatan apabila kapal kargo maka
pencarterlah yang merugi karena bahan PT. Pelindo Marine Service
bakar akan tetap terkuras meskipun mencarterkan kapalnya dengan jenis
kapal berhenti di dermaga karena kapal time charter banyak aturan yang akan
tidak pernah mematikan mesin dilakukan oleh perusahaan tersebut
pembantunya (auxillary engine) saat kepada pencarternya antara lain
bersandar. bagaimana aturan sistem on dan off hire
yang digunakan saat kapal mengalami
Keadaan off hire dapat diartikan kerusakan atau sedang docking agar
bilamana kapal tidak dapat menjalankan masing-masing pihak tidak melakukan
tugas atau tidak dapat melayani seperti kecurangan dan dapat dikendalikan
144 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

dengan hitungan yang benar karena mengakami off hire pada saat yang
menyangkut bahan bakar dan harga tidak dapat diperhitungkan.
sewa charter. Kecurangan itu sendiri
dapat dilakukan oleh pihak owner yang Dalam hal inilah perhitungan on
melaporkan sisa bahan bakar yang hire dan off hire sangat berguna untuk
kurang dari perhitungan inilah mengetahui jumlah sebenarnya, apabila
kekurangan dari jenis time charter pihak pencharter telah menyonding
dikarenakan awak kapal yang sudah (sonding) ke dalam tangki bahan bakar
dipersiapkan owner itu sendiri bukan ke dalam kapal yang dicharternya dan
dari pihak pencarter dan pada saat kapal perhitungannya tidak sesuai dengan sisa
terjadi off hire yang mengurus bahan bakar maupun air tawar yang
perbaikan adalah owner bukan pencarter berada didalam kapal pihak pemilik
selain itu air tawar yang pada saat on kapal berarti berutang kepada pihak
hire digunakan lalu apabila kapal pencarter dan tidak bisa dibiarkan
mengalami off hire jumlah sisa air tawar begitu saja pihak pemilik kapal harus
itu juga harus dikembalikan karena mengganti bahan bakar dan air tawar
dalam perjanjian sewa carter dengan sesuai jumalah sonding yang dihitung
sistem off hire ini air tawar dan bahan oleh pihak pencarter, pencharterpun
bakar adalah hak dari pencarter, saat dapat mengalami kerugian disaat kapal
kapal dari pencarter mengalami yang sudah diisi full bahan bakar lalu
kerusakan atau docking lalu off hire kapal mengalami kerusakan(docking)
terjadi pada saat sewa kapal masih dalam arti berarti off hire tetapi kapal
berjalan atau berlanjut maka dalam hal tersebut tetap menggunakan mesin
ini owner bertanggung jawab bantunya (auxilarry engine) sehingga
sepenuhnya suatu contoh apabila bahan bakar tetap berkurang dan ini
pencarter telah mengisi bahan bakar menjadi suatu hal yang merugikan
sejumlah 17.000 liter dan kapal sekali bagi pihak
mengalami off hire ditengah kontrak pencharter.Berdasarkan uraian tersebut
carter maka apabila sisa bahan bakar di atas maka penulis tertarik melakukan
masih terdapat 8.000 liter maka pihak penelitian dengan judul “ANALISIS
pemilik kapal dan awak kapal yang SISTEM ON HIRE DAN OFF HIRE
berada diatas kapal tersebut harus DALAM CARTER KAPAL TUNDA
mengembalikan sisanya kepada pihak PT. PELINDO MARINE SERVICE
pencarter begitu juga dengan air tawar TERHADAP KEGIATAN
harus dikembalikan sesuai perhitungan OPERASIONAL DIVISI
saat on dan off hire terjadi. PELAYANAN KAPAL DINAS
PEMANDUAN DAN
Pada kapal tunda memiliki dua TELEKOMUNIKASI CABANG
tangki bahan bakar yaitu tangki kanan TANJUNG PERAK SURABAYA”
dan tangki kiri masing-masing tangki
mempunyai kapasitas pengisian bahan Berdasarkan latar belakang,
bakar yang berbeda antara 17.000 liter- maka rumusan masalah dalam
20.000 liter begitupula pada tangki air penelitian ini adalah:
tawar berkapasitas 5.000-10.000 liter, 1. Bagaimana analisis sistem on hire
sisa dari keduanya inilah yang akan dan off hire dalam carter kapal tunda
berpengaruh pada harga sewa charter PT. Pelindo Marine Service?
yang sudah disepakati pada awal bulan 2. Bagaimana Kegiatan Operasional
apabila tiba-tiba kapal yang dicharter Divisi Pelayanan Kapal Dinas
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 145

Pemanduan dan Telekomunikasi docking kapal dan pemanduan PT.


Cabang Tanjung Perak Surabaya? Pelindo Marine Service dan Divisi
Berdasarkan latar belakang Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak
masalah dan perumusan masalah yang Surabaya Jl. Prapat Kurung Utara
dikemukakan, dalam maka tujuan yang no.58, untuk mendapatkan gambaran
akan dicapai penelitian ini adalah: dan data-data peneliti melihat dan
1. Ingin mengetahui analisis sistem on mengamati secara langsung kegiatan di
hire dan off hire dalam carter kapal kantor oprasional dan penanganan
tunda PT. Pelindo Marine Service. kegiatan di lapangan sebagai tempat
2. Ingin mengetahui Kegiatan sonding dan trial kapal area kolam
Operasional Divisi Pelayanan Kapal pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Dinas Pemanduan dan Telekomunikasi
Cabang Tanjung Perak Surabaya. Definisi Variabel
3. Menurut Moh. Nazir (2005:126)
METODOLOGI PENELITIAN Definisi operasional variabel penelitian
adalah suatu definisi yang diberikan
Jenis PenelitianMetode kepada suatu variabel atau konstrak
deskriptif dapat diartikan sebagai dengan cara memberikan arti, atau
prosedur pemecahan masalah yang menspesifikasikan kegiatan, ataupun
diselidiki dengan menggambarkan memberikan suatu operasional yang
keadaan subjek atau objek dalam diperlukan untuk mengukur konstrak
penelitian dapat berupa orang, lembaga, atau variabel tersebut.
masyarakat dan yang lainnya yang pada Sedangkan menurut Sugiyono
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta (2010) Variabel penelitian merupakan
yang tampak atau apa adanya.Menurut suatu atribut atau sifat atau nilai dari
Sugiyono (2010: 21) menyatakan orang, obyek atau kegiatan yang
bahwa metode deskriptif adalah suatu mempunyai variasi tertentu yang
metode yang digunakan untuk ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
menggambarkan atau menganalisis sehingga diperoleh informasi tentang
suatu hasil penelitian tetapi tidak hal tersebut, kemudian ditarik
digunakan untuk membuat kesimpulan kesimpulannya
yang lebih luas.Dapat dikatakan bahwa 1. Variabel Bebas
penelitian deskriptif merupakan Variabel bebas adalah bahwa
penelitian yang berusaha dari sub judul tersebut diatas merupakan
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa salah satu yang dapat secara aktif
yang terjadi pada saat sekarang atau meempengaruhi. Sedangkan varibel
masalah aktual. bebas dalam penelitian ini adalah
“Analisis Sistem On Hire dan Off
Lokasi dan Waktu Penelitian
Hire”, pengertian dari analisis sistem on
Permasalahan yang timbul hire dan off hire sendiri adalah On Hire
dalam laporan penelitian ini, berarti sewa carter ada atau
berdasarkan pengamatan serta diperhitungkan walaupun kapal
keterlibatan langsyng peneliti ketika menganggur.
melaksanakan penelitian selama tiga (3) Off Hire berarti sewa carter tidak ada
bulan di PT. Pelindo Marine Service atau tidak diperhitungkan selama suatu
Surabaya. Lokasi penelitian ini jangka waktu tertentu yang disebabkan
dilakukan di wilayah usaha PT. Pelindo oleh hal-hal tertentu, selama jangka
Marine Service tepatnya di area kantor, waktu mana pencarter tidak dikenakan
146 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

sewa carter. Dari pengertian tersebut a. Optimalisasi harga sewa


maka dapat mempengaruhi beberapa kapal
faktor antara lain: b. Perhitungan waktu yang
a. Sisa BBM mempengaruhi hari sewa
b. Jumlah hari on dan off hire
dalam harga sewa carter Populasi dan Sampel
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah faktor- Populasi adalah wilayah
faktor yang diobservasi dan diukur generalisasi yang terdiri dari obyek atau
untuk menentukan adanya pengaruh subyek yang mempunyai kualitas dan
variabel bebas, yaitu faktor yang karakteristik tertentu yang ditetapkan
muncul, atau tidak muncul, atau oleh peneliti untuk dipelajari dan
berubah sesuai dengan yang kemudian ditarik kesimpulannya.
diperkenalkan oleh peneliti.Dalam judul Adapun populasi data dalam penelitian
laporan penelitian ini terdapat variabel ini adalah seluruh kegiatan perjanjian
terikat yaitu “Kegiatan Oprasional carter yang dilakukan oleh PT. Pelindo
Divisi Pelayanan Kapal Dinas Marine Service antara lain bagaimana
Pemanduan Cabang Tanjung Perak saat pihak pencarter atau Divisi
Surabaya” yang merupakan variable Pelayanan Kapal datang untuk
terikat definisi dari kegiatan operasional mengadakan sounding dan trial saat
adalah definisi kegiatan operasional akan melakukan kontrak carter pada
terdiri dari pengelolaan fungsi tahun 2016.
organisasi dalam menghasilkan barang Sampel adalah bagian dari
dan jasa, adanya sistem transformasi populasi atau bagian dari karakteristik
yang menghasilkan barang dan jasa, yang dimiliki oleh populasi tersebut.
serta adanya pengambilan keputusan Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai elemen penting dari manajemen proses perjanjian kontrak carter antara
operasional pelayanan kapal. Divisi Pelayanan Kapal dan
Dalam penelitian ini peneliti Telekomunikasi dengan PT. Pelindo
menjelaaskan tentang kegiatan Marine Service pada bulan Februari-
operasional yang dilakukan di Divisi Maret 2016.
Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak
Sumber Data
Surabaya yang sekaligus menjadi
pencarter kapal tunda PT. Pelindo Yang dimaksud dengan sumber
Marine Sevice, kegiatan operasional data yaitu sumber dimana data ini
disini dijelaskan bahwa bagian diperoleh.Maka untuk mendapatkan
operasional berwenang untuk data yang relevan dengan permasalahan
memperhitungkan kembali harga sewa ini, data yang diambil meliputi data
carter kapal saat kapal mengalami off primer dan data sekunder.Data primer
hire dan berwenang melakukan trial saat adalah data yang diperoleh langsung
kapal pertama kali disewa lalu sounding dari obyeknya atau data yang belum
bahan bakan saat kapal akan on hire jadi.Atau data yang langsung diperoleh
maupun terjadi off hire ditengah atau dikumpulkan langsung dari
kontrak carter. individu – individu yang diselidiki.
Kegiatan Oprasional Divisi Pelayanan (Lexy J Moleong, 2011:23)
Kapal Dinas Pemanduan Cabang
Tanjung Perak Surabaya dapat Data sekunder adalah
dipengaruhi banyak faktor, antara lain: merupakan sumber data yang tidak
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 147

dibatasi ruang dan waktu (James A melakukan pengamatan peneliti tidak


Black Dan Dean J, 1999).Artinya jenis mengunakan instrument yang telah
informasi atau data sudah tersedia, baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
sehingga peneliti tinggal mengambil,
pengamatan.
mengumpulkan, dan mengelompokkan
data walaupun peneliti tidak Adapun data yang diperoleh atau
mempunyai control terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti di metode
telah diperoleh orang lain. Dalam penelitian ini adalah :
penelitian ini penulis mengambil data
sekunder dari buku Pokok-Pokok 1. Perjanjian carter dengan Divisi
Pelayaran Niaga, halaman web tentang Pelayanan Kapal Dinas Pemanduan
carter kapal dan perjanjian muatan dan Telekomunikasi Cabang
angkutan laut, dan sebagainya. Tanjung Perak Surabaya.
Teknik Pengumpulan Data 2. Data harga sewa carter masing-
masing kapal sesuai dengan house
Dalam suatu penelitian metode
power dan dokumen on hire
pengumpulan data merupakan salah
maupun off hire.
satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasil tidaknya suatu b. Metode dokumentasi
penelitian.Di dalam memilih data harus
diperhatikan tentang kesesuaiannya Metode dokumentasi adalah
dengan jenis data.Dan dalam penelitian suatu cara yang digunakan untuk
ini, peneliti dalam mengumpulkan data mendapatkan data yang didasarkan atas
menggunakan metode observasi, data yang ada, ataupun berdasarkan atas
dokumentasi, dan interview. arsip – arsip yang ada di tempat
a. Metode Observasi penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto
Merupakan teknik pengumpulan data, (2002:234), metode dokumentasi adalah
dimana peneliti melakukan pengamatan metode yang digunakan dalam mencari
secara langsung ke objek penelitian data mengenai hal – hal atau variabel
untuk melihat dari dekat kegiatan yang yang berupa catatan, transkrip,
dilakukan (Riduwan, 2010 : 104). suratkabar, agenda dan sebagainya.
Adapun data yang diperoleh :
1. Observasi terstruktur
1. Gambaran umum dan struktur
Observasi yang telah di rancang perusahaan PT. Pelindo Marine Service
secara sistematis, tentang apa yang
2. Dokumen harga sewa carter pada
diamati, kapan dan dimana tempatnya.
kapal tunda PT. Pelindo Marine Service
Jadi observasi terstruktur dilakukan
apabila peneliti telah teruji validitas dan 3. Dokumen On Hire dan Off Hire
realibilitasnya.
Metode dokumentasi secara luas
2. Obsevasi tidak terstruktur adalah segala macam bentuk sub
informasi yang berhubungan dengan
Observasi yang tidak dipersiapkan dokumen, baik yang resmi maupun
yang tidak resmi dalam bentuk laporan,
secara sistematis tentang apa yang
buku harian, dan sebagainya, baik yang
diobservasi. Hal ini dilakukan karena diterbitkan maupun yang tidak
peneliti tidak tahu secara pasti tentang diterbitkan. Jadi data dapat diambil
apa yanga akan diamati. Dalam melalui metode yang digunakan dalam
148 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

penelitian dan berbagai catatan tentang mengatur urutan data,


peristiwa masalampau dalam bentuk mengorganisasikanya ke dalam suatu
dokumen. pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
c. Metode Interview
Dalam penelitian ini penulis
Metode interview dikenal mendapatkan analisis data sebagai
dengan teknik wawancara adalah berikut:
percakapan dengan maksud tertentu
yang dilakukan dua pihak, yaitu 1. Analisis untuk mengetahui
pewawancara yang mengajukan perhitungan hari on hire dan off hire
pertanyaan, dan yang diwawancarai kapal tunda PT. Pelindo Marine Service
yang memberikan jawaban sesuai dengan hari off hire berlangsung.
ataspertanyaan tersebut. 2. Analisis untuk mengetahui sisa
Dari pendapat tersebut dapat BBM sesuai dengan sounding yang
disimpulkan bahwa metode wawancara dilakukan oleh operasional Divisi
adalah suatu untuk memperoleh atau Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak
mengumpulkan data dengan melakukan Surabaya.
tanya jawab. 3. Analisis untuk mengetahui harga
Dalam penelitian ini, peneliti sewa carter sesungguhnya sesuai
menggunakan metode interview bebas dengan perhitungan waktu on hire dan
terpimpin artinya dalam melakukan off hire yang dilakukan oleh Divisi
interview, peneliti akan membawa Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak
pedoman yang berisi tentang hal – hal Surabaya.
yang akan ditanyakan hingga
wawancara tersebut tidak menyimpang PEMBAHASAN
dari tujuan semula dan data yang Gambaran Umum Perusahaan
diinginkan oleh peneliti bisa
Penelitian ini dilakukan di PT.
diperoleh.(Arikunto Suharsimi,
Pelindo Marine Service untuk
2002:145)
mengumpulkan data secara konkrit dan
Adapun data yang ingin
obyektif, kemudian untuk mendapatkan
diperoleh oleh peneliti sehingga peneliti
gambaran lengkap tentang latar
melakukan wawancara dengan bagian
belakang objek penelitian ini dapat
kasubdiv PT. Pelindo Marine Service
dikemukakan secara sistematis sebagai
agar dapat menjelaskan tentang
berikut:
bagaimana analisis sistem on hire dan
off hire dalam carter kapal tunda yang Perkembangan PT. Pelindo Marine
berjalan di PT. Pelindo Marine Service Service
lalu faktor apa saja yang mempengaruhi
on hire dan off hire kapal tunda PT. PT Pelindo Marine Service
Pelindo Marine Service dan perhitungan didirikan berdasarkan Akta Notaris
kembali harga sewa carter dengan Stephanus R. Agus Purwanto, SH
Divisi Pelayanan Kapal Dinas Nomor: 08 tanggal 31 Desember 2011
Pemanduan dan Telekomunikasi dan efektif berkegiatan sebagai entitas
Cabang Tanjung Perak Surabaya. perusahaannya sejak tanggal 1 Januari
2012. Selain itu PT. PMS sendiri
Analisis Data memperbanyak usaha jasa di bidang
Menurut Ardhana (dalam Lexy galangan kapal dan sewa menyewa
J. Moleong 2011: 103) menjelaskan kapal untuk beberapa perusahaan yang
bahwa analisis data adalah proses bekerjasama dengan PT. PMS antara
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 149

perusahan PT. Multi Jaya Sejahtera, Bidang Usaha dan Fasilitas PT.
Waruna Nusantara, Batuh Abadi Line, Pelindo Marine Service
Ocean Buana dan Divisi Pelayanan
Kapal Cabang Tanjung Perak Surabaya. Bidang Usaha PT Pelindo Marine
Service antara lain :
Letak Geografis PT. Pelindo Marine
Service a) Penyediaan jasa angkutan di
PT. Pelindo Marine Service perairan.
berada di Jalan Prapat Kurung Utara b) Penyediaan fasilitas atau
No. 58 Perak Utara Pabean Cantian pelayanan jasa pemanduan dan /
Surabaya Jawa Timur. atau jasa penundaan kapal.
c) Penyediaan fasilitas atau
Dengan Letak Geografis sebagai
Berikut: pelayanan jasa mendorong dan /
atau menarik kapal.
Sebelah Utara : Dermaga
Jamrud Tanjung Perak Surabaya. d) Penyediaan fasilitas atau
pelayanan jasa berbagai jenis
Sebelah Barat : Bank Mandiri
KCP Pelabuhan Surabaya. kapal dan tongkang untuk
kegiatan spesifik.
Sebelah Timur : PT. Dumas
Tanjung Perak Surabaya. e) Penyediaan fasilitas atau
pelayanan jasa galangan untuk
Sebelah Selatan : Perumahan
Pelindo III Surabaya. pemeliharaan atau perbaikan
kapal.
Struktur Organisasi PT. Pelindo
f) Penyediaan fasilitas atau
Marine Service
pelayanan pemenuhan
Struktur organisasi PT. Pelindo
Marine Service dapat dilihat pada kebutuhan logistik kapal atau
Gambar 1. perbaikan kapal.

Gambar 1. Struktur Organisasi


150 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

g) Penyediaan kru kapal. tidak menjadi masalah karena perjanjian


h) Penyediaan fasilitas atau itu sudah disepakati kedua belah pihak.
pelayanan lainnya yang Faktor-faktor yang Menimbulkan
berhubungan dengan Terjadinya Off Hire
pengelolaan dan pengoperasian a) Mesin kapal atau baling-baling
kapal. mengalami kerusakan.
b) Mesin Derek mengalami kerusakan
Selain itu terdapat usaha lain di luar atau pintu-pintu palka yang dibuka dan
bisnis utama, antara lain : ditutup dengan mesin macet.
c) Kerusakan lain dalam kapal
a) Penyediaan fasilitas atau maupun diatas geladak (dek) yang
pelayanan wisata bahari di mengakibatkan kapal tidak dapat
sekitar Surabaya. memberikan jasanya kepada pencarter
b) Penyediaan dan pengelolaan jasa pada saat dibutuhkan.
konsultasi, surveyor, pendidikan d) Anak Buah Kapal mogok kerja.
dan pelatihan yang berkaitan e) Kapal ditahan oleh penguasa
dengan manajemen operasi pelabuhan setempat dan kesalahan
perkapalan. bukan terletak pada pencarter tetapi
c) Penyediaan peralatanatau pada pemillik kapal atau nahkoda.
perawatan peralatan dibidang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
perkapalan. On dan Off Hire
d) Jasa penyelamatan dan Dalam melakukan penelitian ini,
penyelaman (salvage). peneliti didampingi oleh Kasubdiv
Operasional Kapal PT. Peindo Marine
Sistem On Hire dan Off Hire Service dan Asman Divisi Pelayanan
Dalam perjanjian carter di PT. Kapal Cabang Tanjung Perak Surabaya,
Pelindo Marine Service dan Divisi penelitian ini dilakukan mulai pukul
Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak 07.30-17.00 selama tiga bulan banyak
Surabaya bersepakat untuk pengalaman dan ilmu yang didapat
menggunakan aturan sistem on hire dan selama melakukan penelitian ini.
off hire dalam sisi aturan carter sistem Peneliti mengikuti aktifitas pegawai PT.
ini akan menitik beratkan pada Pelindo Marine Service dalam
perubahan harga sewa kapal yang melakukan perjanjian carter dengan
semula ada di perjanjian hal ini dapat Divisi Pelayanan Kapal, melakukan
terjadi karena on hire dan off hire itu crewing untuk ABK (anak buah kapal)
terjadi, yang paling mempengaruhi yang juga melengkapi kapal yang
adalah terjadinya off hire itu sendiri dicarter.
karena dimulai hitungan perbedaan Peneliti juga mengikuti aktivitas
sewa carter dari pertama kali off hire kegiatan operasional Divisi Pelayanan
terjadi yaitu setelah 72jam terjadi yang Kapal saat melakukan sounding bahan
telah menjadi kesepakatan kedua belah bakar kapal, trial kapal yang akan
pihak. dicarter dan menghitung sewa kapal
Pada teori dalam buku yang saat off hire. Peneliti juga mempelajari
berjudul Carter Kapal karangan Radiks kendala-kendala yang timbul pada saat
Purba dan dalam teori saat di bangku kegiatan carter berlangsung pada sisa
kuliah menyebutkan hitungan off hire BBM yang ada dalam kapal saat off hire
terjadi setelah 24jam kapal tidak dapat dan perhitungan ulang harga sewa kapal
beroperasi disini terjadi perbedaan waku yang didasari pada hari on hire maupun
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 151

off hire.Peneliti juga mempelajari Faktor-faktor yang Mempengaruhi


bagaimana penanganan pada saat Kegiatan Operasional Divisi
kendala itu muncul. Pelayanan Kapal Sebagai Pencarter
a) Sisa BBM Dalam Kapal Dalam perjanjian carter tidak
Adanya sisa BBM dalam kapal hanya satu pihak tetapi harus terjadi
adalah salah satu yang menjadi akibat antara dua belah pihak ataupun lebih
dari off hire karena pada saat kapal karena harus ada pihak shipowner dan
disewa oleh pihak pencarter yaitu Divisi pihak pencarter, dalam penelitian ini
Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak pihak shipowner adalah PT. Pelindo
Surabaya mesin kapal akan tetap Marine Service dan pihak pencarter
berjalan meskipun kapal tidak dalah Divisi Pelayanan Kapal Cabang
melakukan operasi atau tidak dalam Tanjung Perak Surabaya pada kasus
pekerjaan semestinya untuk melayani terjadinya on dan off hire pihak
jasa tunda di pelabuhan, kapal tersebut pencarter juga berperan penting karena
hanya bersandar di dermaga namun harus melakukan beberapa perhitungan
BBM akan tetap terkuras sehingga kembali harga carter berikut faktor-
pihak pencarterpun mengalami faktor yang mempengaruhi kegiatan
kerugian. Kerugian tersebut operasional Divisi Pelayanan Kapal
dikarenakan auxillary engine tetap Cabang Tanjung Perak Surabaya:
bekerja, sisa BBM sendiri akan terjadi a) Optimalisasi Harga Sewa Kapal
dimana hari off hire tersebut terjadi. Perhitungan harga akan sangat
Dari kerugian tersebut maka pihak penting untuk pihak pencarter karena
pencarter akan mengadakan sounding kegiatan sewa kapal terhambat adanya
ulang BBM. off hire yang terjadi pada kapal yang
disewa sehingga kapal tidak dapat
b) Jumlah Hari On dan Off Hire melakukan tugas atau pekerjaan dengan
Dalam Harga Sewa Carter maksimal, perhitungan ini didasari pada
waktu dan hari kapal on hire maupun
Hari dalam on dan off hire off hire.
adalah salah satu yang diperhitungkan b) Sounding ulang BBM
karena mulai dari hari pertama off hire Hal ini dilakukan agar BBM
dapat dihitung haga sewa carter kapal yang ada dalam kapal sesuai dengan
yang berbeda dari semula.Harga sewa jurnal mesin yang ada dalam kapal dan
carter berubah dari semula karena kapal sesuai pemakain semestinya saat kapal
tidak beroperasi sehingga kapal tidak mengalami off hire.
dapat melayani kebutuhan pencarter,
kapal yang mengalami off hire tersebut Dampak Terjadinya On Hire dan Off
wajib dihitung ulang harga sewa carter Hire Pada Perjanjian Carter
agar pihak pencarter tidak mengalami Terjadinya on dan off hire
kerugian. Jumlah hari on hire dan off mempunyai dampak yang cukup
hire sangat diperhitungkan karena signifikan pada kesepakatan carter kapal
disinilah yang nantinya sebagai dasar terutama dampak dari off hire, berikut
mengetahui harga sewa carter yang peneliti akan membahas dampak yang
sebenarnya, apabila off hire terjadi terjadi antara lain:
selama 3 hari maka akan berbeda a) Perbedaan Harga Sewa Carter Saat
dengan off hire yang berlangsung Off Hire
selama 1 minggu begitu pula Perbedaan harga ini dikarenakan
seterusnya. kapal tidak dapat menjalankan tugas
152 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

untuk kegiatan yang telah dibuat oleh bertanggung jawab adalah dari pihak
pihak pencarter yang berarti Divisi shipowner yaitu kadiv operasi armada
Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak dan dari pihak pencarter yaitu bagian
Surabaya, kapal tersebut sama sekali operasional divisi pelayanan kapal
tidak beroperasi apabila off hire terjadi kedua belah pihak ini harus saling
sehingga pihak pencarter akan berkomunikasi dan melihat atau
mengalami kerugian dari segi biaya melakukan langsung perhitungan ulang
karena kapal tidak dapat menghasilkan sewa dan sounding ulang BBM agar
keuntungan bagi pihak pencater. masing-masing pihak tidak saling
Sehingga dalam kesepakatan PT. merugikan.
Pelindo Marine Service sebagai pihak Langkah-langkah Untuk
shipowner dan Divisi Pelayanan Kapal Menghadapi On dan Off Hire Dalam
sebagai pihak pencarter akan dihitung Carter
kembali sewa carter menurut hari off Dalam On hire dan Off Hire di
hire yang terjadi. Disinilah perbedaan perjanjian carter antara PT. Pelindo
harga akan muncul dan harga akan Marine Service (shipowner) dan Divisi
signifikan berbeda dari harga semula Pelayanan Kapal(pencarter) maka dapat
sewa carter berlangsung. diberlakukan hal-hal sebagai berikut:
b) Kerugian BBM Saat Off Hire a) Perhitungan ulang harga sewa
Kerugian BBM saat off hire carter
adalah hal yang sering terjadi karena
pada saat itu kapal akan tetap memakai Perhitungan ulang ini memakai
bahan bakar meskipun kapal tidak rumus sistem on hire dan off hire agar
beroperasi, kapal hanya sandar di mendapatkan harga yang sesuai, dalam
dermaga tetapi mesin bantu kapal akan perjanjian carter dari kedua belah pihak
tetap berjalan dan itu menguras bahan yang berwenang menghitung ulang
bakar sehingga pihak pencarter akan harga sewa carter adalah dari pihak
mengalami kerugian namun hal itu telah pencarter, cara hitungan harga sewa
menjadi resiko bagi pihak pencarter carter saat off hire adalah sebagai
karena meskipun kapal off hire berikut:
pemakain bahan bakar akan tetap ditulis
Contoh 1.Apabila KT. Anoman
dalam jurnal harian mesin kapal tetapi
IV dicarter dengan harga
pihak ABK (anak buah kapal) terkadang
Rp.460.783.333 dan dibayar tiap
berprilaku nakal sehingga bahan bakar
tanggal 10 awal bulan tiap jam 08.00.
yang ditulis dalam jurnal tidak sesuai
Lalu di bulan April ini kapal tersebut
dengan ukuran bahan bakar yang ada
dicarter dan terjadi off hire pada tanggal
dalam tangki kapal. Didasari pada hal
18 April pukul 14.00 dan berakhir pada
tersebut maka pihak pihak shipowner
22 April pukul 08.00, maka berapakah
yaitu PT. Pelindo Marine Service yang
harga sewa carter yang harus
bertanggungjawab untuk mengganti
dikembalikan oleh pihak shipowner dan
bahan bakar yang kurang kepada
berapa harga sebenarnya sewa carter
pencarter.
tersebut?
Dari penjelasan dampak
terjadinya on dan off hire Off Hire = 18/04 (14.00) sampai dengan
mempengaruhi beberapa pihak yang 22/04 (08.00)
harus bertanggung jawab karena angka
= 3 hari 18 jam
carter dalam perjanjian carter biasanya
tidaklah sedikit, beberapa pihak yang = 3 18/24 = 3 3/4 = 3,75
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 153

3,75/30 x 460.783.333 = 57.597.916 bakar yang ditulis dan pihak pencarter


(harga yang harus dikembalikan) akan melakukan sounding dengan cara
memasukkan alat penghitung bahan
460.783.333 – 57.597.916 = Rp. bakar secara manual yang berbentuk tali
403.185.417 dari besi bernomor dengan ujung
tembaga dan diberi pewarna pada tali
Berarti harga sewa yang harus dibayar
tersebut untuk melihat sampai titik
oleh pencarter adalah sebesar Rp.
berapa bahan bakar tersebut
403.185.417.
menunjukan nomor atau nilai yang
Contoh 2. Apabila KT. Bima sebenarnya. Lalu pihak pencarter
324 dicarter dengan harga mencocokkan jumlah bahan bakan yang
Rp.678.661.000 dan dibayar tiap di sounding dan bahan bakar yang ada
tanggal 10 awal bulan tiap jam 08.00. dalam jurnal, apabila bahan bakar
Lalu di bulan April ini kapal tersebut kurang maka pihak pencarter akan
dicarter dan terjadi off hire pada tanggal melapor kepada pihak shipowner
18 Juni pukul 08.00 dan berakhir pada sehingga pihak shipowner akan
22 Juni pukul 14.00, maka berapakah mengganti sisa BBM yang kurang
harga sewa carter yang harus tersebut.
dikembalikan oleh pihak shipowner dan
berapa harga sebenarnya sewa carter KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut?
Kesimpulan
Off Hire = 18/06 (08.00) sampai dengan
Berdasarkan hasil penelitian
22/06 (14.00)
yang telah dilakukan oleh peneliti
= 3 hari 18 jam mengenai analisis sIstem on hire dan off
hire dalam carter kapal tunda PT.
= 3 18/24 = 3 3/4 = 3,75 Pelindo Marine Service terhadap
kegiatan operasional Divisi Pelayanan
3,75/30 x 678.661.000 = 84.832.625 Kapal Cabang Tanjung Perak Surabaya,
(harga yang harus dikembalikan) maka dapat dikemukakan beberapa
678.661.000 – 84.832.625 = kesimpulan sebagai berikut:
Rp.593.828.375 1. Analisis sistem on hire dan off hire
Berarti harga sewa yang harus dibayar sangat tergantung pada kondisi kapal
oleh pencarter adalah sebesar Rp. tunda yang sedang tidak melakukan
593.828.375. operasi atau kegiatan yang sudah
dijadwalkan, sehingga terjadi off hire
b) Sounding ulang BBM yang akan dihitung dari hari pertama off
Sounding ulang bahan bakar ini hire itu terjadi atau dalam penelitian di
dilakukan oleh pihak pencarter untuk PT. Pelindo Marine Service dihitung
melihat berapa sisa bahan bakar dikapal setelah 72 jam (3 hari) hal ini akan
saat terjadi off hire karena pengisian sangat berpengaruh kepada harga sewa
bakar adalah tugas dan kewajiban dari carter yang berubah dari harga semula
pencarter maka dalam hal ini pencarter diakibatkan kapal yang memang tidak
akan sangat memperhitungkan bahan beroperasi.
bakar yang tersisa dalam kapal yang 2. Kegiatan Operasional pada Divisi
disewa. Pihak pencarter akan melihat Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak
buku harian mesin berapa sisa bahan Surabaya berupa kegiatan untuk
154 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 8, Nomer 2, Maret 2018

menghitung harga sewa carter pada Sosial. Bandung: Refika


kapal tunda yang berubah karena Aditama.
pengaruh dari off hire, selain itu pihak
operasional juga melakukan sounding Fatoni Abdurrahmat. (2006). Organisasi
ulang BBM untuk mengetahui sisa dan Manajemen Sumber Daya
BBM yang berada di atas kapal saat off Manusia. Jakarta: Rineka
hire terjadi. Hal ini dilakukan agar Cipta.
pihak pencarter yaitu Divisi Pelayanan
F.D.C Sudjatmiko. (1995). Pokok-
Kapal tidak mengalami kerugian.
Pokok Pelayaran Niaga.
Jakarta: Bharata Karya.
Saran
Adapun saran-saran yang akan Schoeder, Roger G. (2000). Operations
diberikan oleh peneliti menurut Management Contempory
permasalahan yang terjadi di PT. Concept and Casses. Boston:
Pelindo Marine Service maupun Divisi International Edition Mc.
Pelayanan Kapal Cabang Tanjung Perak Graw-Hill Companies.
Surabaya:
1. Sistem On Hire dan Off Hire Havery., Don, Robert Bruce Bowin.
harusnya akan lebih efekif apabila pihak (1996). Human Resources
pencarter maupun shipowner lebih Management: An Experimental
percaya akan satu sama lain sehingga Approach. International
masing-masing pihak tidak akan Edition. New Jersey: Prentice-
merasadirugikan. Hitungan hari dalam Hall International.
off hire haruslah tepat agar harga tidak
melencengjauh, selain itu kesiapan H.M.N Purwosutjipto. (2000).
kapal dalam operasi harus ditata sebaik Pengertian Hukum Dagang.
mungkin agar kapal tidak tiba-tiba Jakarta: Djambatan.
mengalami off hire.
2. Kualitas SDM yang kompeten Jogiyanto, H. M. (1999). Sistem
dapat membantu meningkatkan kinerja Informasi Pendekatan
bagian operasional kapal. Karena pada Terstruktur Teori dan Aplikasi
bagian ini tim operasional harus Bisnis. Yogyakarta: Andi.
menghitung ulang harga sewa carter dan
menyounding BBM sisa off hire pada Lexy J. Moleong. (2011). Metode
kapal yang tidak dapat beroperasi. Penelitian Kualitatif. Bandung:
Perhitungan harga sewa carter harus PT. Remaja Rosda Karya.
dilakukan teliti agar tidak menjadi Mayangsari Prisca. (2013). Tanggung
kerugian bagi pihak pencarter, begitu Jawab Para Pihak Dalam
pula saat sounding BBM harus cermat Perjanjian Kapal Laut Pada
untuk mengerti sisa BBM sebenarnya. Perusahaan Pelayaran Nasional
DAFTAR PUSTAKA PT. Kalla Lines. Diakses dari
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur https://www.scribd.com/doc/32
Penelitian Suatu Pendekatan 366921/kumpulan-penelitian,
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 15 April 2016

Black, A James dan Dean J. (1999). Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian.
Metode dan Masalah Penelitian Bogor: Ghalia Indonesia.
Malidya A. T., Sapit H.: Analisis Sistem On Hire dan Off Hire dalam Carter Kapal Tunda… 155

Riduwan. (2010). Aplikasi Statistika


dan Metode Penelitian.
Bandung: Alfabeta.

Rosita Ida. (2011). Perjanjian Carter


Dalam KUHD. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/32
366923/kumpulan-penelitian,
15 April 2016
Solaena Eggi. (2011). Charter Party.
Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/42
366921/kumpulan-penelitian,
15 April 2016
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Tasrun Sjahrun.(2000). Definisi Kapal
Tunda. Diakses dari:
//http://anton-
rivai.blogspot.co.id/2011/11/ka
pal-tunda.html, 11 April 2016

Anda mungkin juga menyukai