Anda di halaman 1dari 8

(JUT) Ja’far Umar Taubat (1)

Filed under: Umum, Fakta

Kontroversi Ruju’nya Dja’far Umar Thalib (1)

Pengantar
Telah lama berhembus angin berita taubat dan ruju’nya beliau, kembali kepada dakwah
Ahlussunnah wal jama’ah. Tiada kata yang layak terucap kecuali walhamdulillah dan semoga
benar adanya. Beberapa situs hizbi tak lupa menyambut gembira dengan “MENGUATKAN
KHABAR” tersebut dengan caranya masing-masing, merilis kisah seputar “bukti” ruju’nya dan tak
lupa menampilkan beberapa potong kalimat-kalimat “penyesalannya”.

Bukan kita bermaksud untuk melawan arus atau malah membenci orang yang menyatakan ruju’,
jika kita katakan bahwa betapa mudahnya sebagian kita mempercayai kalimat “ruju’” dan “taubat”
yang keluar dari lisan seseorang? Kita hidup di atas aturan ilmiyah dan harus bertanggungjawab
secara ilmiyah pula. Benar bahwa ruju’ dan taubat adalah hal yang patut untuk disyukuri tetapi di
sana ada “masalah” yang tak kalah pentingnya. Apa bukti ruju’ dan taubatnya? Apakah “FAKTA”
membenarkan ucapannya? Sungguh sangat aneh bahwa hal kedua ini justru menjadi faktor yang
sering diabaikan dan dipandang sebelah mata.

Sekian contoh menjadi bukti, manakala seorang hizbi membuat kalimat ruju’ dan penyesalan
secepat itu pula sekian banyak orang mengelu-elukan dan mempercayai ucapannya, sampai
kemudian tersingkap rahasia bahwa orang semacam ini masih hidup dengan ‘dua muka’. Tetap
bergaul mesra walau lewat internet saja dengan para hizbiyyun yang ternyata belum juga
menjadi “mantan” temannya. Masya Allah, bahwa situs semacam itu ternyata menjadi anggota
komunitas situs Salafy! Hendak dibawa kemana umat ini?

Tidakkah mereka mengetahui bahwa para ulama telah menjelaskan cara-cara menyikapi
hizbiyyun yang menyatakan ruju’ kepada Al Haq? Bukankah harus melalui waktu demi waktu
yang pada akhirnya harus bisa disimpulkan dengan pasti bahwa orang-orang itu tidak lagi
menyisakan fikrah dan menyebarkan pemikiran-pemikiran hizbiyyahnya? Manhaj siapa yang
mereka tempuh dengan menjalankan manhaj “menelan mentah-mentah” dan bahkan mengelu-
elukan orang yang secara lisan atau tulisan menyatakan ruju’ dan bertaubat tanpa menunggu
pembuktian kebenaran apa yang ditulis atau diucapkannya? Maka, ketika suatu waktu terbongkar
kepalsuan kata-kata ruju’ dan taubat orang yang dipercayainya tersebut, mereka tidak ada hal
lain kecuali (karena sudah terlanjur mengelu-elukan dan mempercayainya benar-benar)
membelanya sekuat tenaga si hizbi yang terbongkar kedoknya! Na’udzubillah.

Kami tuliskan kisah di bawah ini sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa ruju’ dan taubat bukan
semata kata-kata yang mudah diucapkan tanpa konsekwensi, ada sisi-sisi kewaspadaan yang
tetap tidak boleh ditinggalkan bagi yang mendengarkannya dan jangan mudah mempercayainya
kecuali memang kabar yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiyahannya. Ruju’ dan taubat
bukan pula kata yang pantas untuk dijadikan bahan dalam mempermainkan umat Islam. Meminta
pertanggungjawaban “kabar burung” kepada burung yang membawa kabarpun, bukanlah sikap
yang patut untuk diteladani.
Selengkapnya…
Eksekusi Kramat Raya 25 Berjalan Mulus… Demikian tulis situs Perhimpunan Al Irsyad Al
Islamiyyah dalam rilisnya yang tertanggal 1 September 2008.[1] Inilah puncak kemenangan Al
Irsyad yang legal yang dirilis di situsnya pada 2 Juli 2005[2] yang silam, sesuai keputusan
Mahkamah Agung No. 1702 K/PDT/2004, namun diacuhkan oleh kubu Al Irsyad liar.

Sekedar mengingat, nama-nama kubu Al Irsyad liar, diantaranya Ir. Farouk Zein Badjabir, Yusuf
Utsman Baisa, Lc, Farid Achmad Okbah, MA, Masdoen Pranoto, Abu Ahmad Chalid Aboud
Bawazeer. Nah, ust. Abu Auf Abdurrahman bin Abdul Karim at Tamimi, Lc, yang mengundang
ulama Urdun itu ke Ma’had Ali Al Irsyad as Salafi (sekarang Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin
Abi Thalib) adalah rekan akrab Chalid Bawazir, disamping Abdurrahman Thayib, Lc, Abu Zahroh
Imam Wahyudi, Lc, Abu Abdillah Mubarak bin Mahfudh Ba’muallim, Lc, Abdurrahman Hadi, Lc,
Salim Ghanim, Lc, Muhammad Sulhan Jauhari, Lc dan Yazid bin Abdul Qadir Jawwas tentunya.

Ruju’nya Ja’far dengan musuh besarnya (Yusuf Ba’isa)


Kembali pada kisah eksekusi itu, rupanya Yusuf Ba’isa yang amat berkepentingan untuk
mempertahankan sekretariat kesayangannya, lantas tampillah Ja’far Umar Thalib membantunya.
Ditulis oleh Al Irsyad dalam rilis resminya, “Pelaksanaan eksekusi sebelumnya sempat dihalangi
oleh segerombolan orang yang dipimpin Ja’far Thalib dan pengacara Muadz Mashadi. Namun
upaya melawan hukum itu akhirnya tak berarti apa-apa di hadapan tim eksekutor”.[3]

Kali ini aksi Ja’far Umar Thalib—yang mengatasnamakan dirinya Yayasan Dana Bantuan Al
Irsyad—menceburkan diri dalam pertarungan khas hizbiyyah dan ashobiyyah sekaligus melawan
keputusan pemerintah, dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kandas di jalan. Kendati
kubu Al Irsyad liar Yusuf Utsman Ba’isa membekali dengan seorang pengacara dari Bali, Muadz
Mashadi, SH.

Menurut sumber-sumber yang tak resmi dari kalangan jama’ah Al Irsyad legal bertaburan
komentar-komentar kontro, ada yang sependek baris sms seperti : “Eksekusi hampir bentrok dgn
anak buah Ja’far Thalib", "Tegang. Ja’far ribut sama Lutfi dan Mansyur. Ja’far pukul Lutfi".
Komentar pedas keluar dari jama’ah dari bani Al Katiri, “Ja’far menunjukkan belangnya bahwa dia
adalah seorang PREMAN bukan Ustadz.” Atau ungkapan pendek anti klimaks, “Pukul 13.50 WIB
ketika Hisyam melaporkan eksekusi telah selesai,ALLAHU AKBAR 3X.” Mungkin bapak Hisyam
Thalib, yang menggugat Ir. Farouk Zein Badjabir.

“Malam Sabtu, saya dapat kabar dari akhina Hamid Abud yang mengabarkan eksekusi telah
berhasil dilaksanakan, namun pelaksanaannya ternyata berjalan dengan susah payah, alot,
malahan hampir saja terjadi baku hantam (paling tidak Sdr. Lutfi Amir sempat didorong-dorong
dengan cara kasar oleh para perusuh, malahan kabarnya kaca matanya sempat jatuh), ada juga
perdebatan-perdebatan yang sangat panas dan cenderung kasar, dan ternyata manusia yang
berusaha menghalangi eksekusi tersebut adalah JA’FAR THALIB n his gank.”
Malah ada yang menulis lebih detail. “Jam 10.30: Muncul Ja’far Thalib. Saat mau masuk melalui
pintu yang dijaga oleh anak buahnya, ia dicegat oleh Sdr. Lutfi Attamimi, wakil ketua Majelis
Hubungan Luar Negeri PP Al-Irsyad. Lutfi omong baik-baik agar Ja’far tidak ikut-ikut dalam
masalah ini (sebab selama ini Ja’far meski pengikut salafi berseberangan dengan kelompok
salafi lainnya yang sedang menguasai aset-aset Al-Irsyad secara tidak sah itu). Tapi, nasihat baik
Lutfi disambut dengan kecongkakan luar biasa. Di depan banyak orang dia men-crowok muka
Lutfi, dan membuang kacamata Lutfi ke tanah. Tindakan angkuh dan kriminal itu tentu saja
membuat marah anak-anak muda Al-Irsyad yang menyaksikan proses jalannya eksekusi. Hampir
saja terjadi baku hantam dengan Ja’far dan anak buahnya. Untung polisi melerai.” Kronologis
kisah menegangkan ini juga didokumentasikan oleh user alirsyad di scribd dan diakhiri link
videonya.[4]

Gambar 1. Ja’far Umar Thalib yang mengaku dari yayasan Dana Bantuan Al Irsyad, didampingi
pengacaranya Muadz Mashadi, SH, menghalangi prosesi eksekusi gedung kantor Al Irsyad liar di
jalan Kramat Raya Jakarta, hari Jumat siang, tanggal 29 Agustus 2008

Inikah faidah besar engkau pertontonkan kepada kami, Salafiyyin, hasil berkeliling di bulan Mei
2008 bertemu para ulama di Saudi Arabia bertemu Asy Syaikh Rabi’ ibn Hadi al Madkhali, asy
Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab al Aqil hafidhahumullah? Dikabarkan Ja’far Umar Thalib
juga mampir ke Madinah bertemu belasan mahasiswa program S2, S3, dijamu oleh Abdullah bin
Taslim, Lc (yang gelagapan ketika ditanya tentang Yayasan hizbi Al Sofwa di situs Muslimorid,
red) beberapa bulan yang lalu itu ?

Siapa yang engkau halangi waktu itu ? Pemerintah yang bertindak sebagai tim eksekutor dari
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dipimpin oleh Suharto, yang berjumlah empat orang, juga Jerry
B. Rampen SH, perwakilan Mahkamah Agung, dibantu petugas dari Polda Metro Jaya, Polres
Metro Jakarta Pusat, Kodim 0501 Jakarta Pusat, Pamong Praja Jakarta Pusat, dan Kogar DKI
Jakarta.

Ditambah lagi, dua media massa mengungkap tragedi itu. Opini Indonesia menulis pada tanggal
29 Agustus 2008, menulis sbb : “Lahan dan bangunan 4 lantai tersebut sebelumnya terjadi
sengketa antara Yayasan Bantuan Al-Irsyad Al-Islamiyyah, dengan Pimpinan Pusat AL Irsyad,
pimpinanK.H Abdullah Djaidi. Namun saat akan dieksekusi sempat terjadi perlawanan dari pihak
yayasan Bantuan Al-Isyad, terdiri beberapa orang laskar islam dibawah pimpinan Ustad Umar
Thalib.

Meski sempat terjadi pembahasan yang cukup alot antara kedua belah pihak, para pendukung
kedua kubu pun yang berada diluar gerbang sempat memanas dengan saling berteriak
mengklaim kepemilikan tempat itu. Namun tim eksekusi tetap melaksanakan eksekusi
berdasarkan putusan Mahkamah Agung nomor 1702/PDT/2004, memenangkan kubu PP Al-
Irsyad Al-Islamiyyah. Dengan kuasa hukumnya Malik Bawazir,SH.

Kehadiran tim eksekusi PN Selatan beserta, perwakilan MA, Jerry Rampen,SH, serta aparat dari
kepolisian, Satpol PP dan Kodim, awalnya terlihat kesulitan untuk melakukan eksekusi sebab
dihalangan oleh kuasa hukum YB Al-Irsyad, Mu’adz Masyadi, SH.

Namun saat usai sholat Jumat eksekusi baru dapat dilakukan, dipimpin langsung oleh Jerry
Rampen, SH dengan mengganti kunci gembok gerbang dan ditutup dengan penggembokan
secara simbolik lokasi tersebut, pada pukul 14.23 WIB.” Selesai kutipan.[1]

Sementara di situs Media Indonesia, pada 30 Agustus 2008 menyatakan : “PN Jakpus Sita
Gedung di Jalan Kramat Raya. JURU sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) menyita
sebuah gedung di Jl Kramat Raya No 25, Jakarta Pusat, kemarin. Kepemilikan gedung itu
kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah. Proses penyitaan sempat
tersendat karena pihak Yayasan Dana Bantuan Perhimpunan Al Irsyad Al Islamiyah selaku
pemegang sertifikat bersitegang dengan pihak Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah. Namun,
sekitar pukul 13.00 WIB, kesepakatan tercapai. Dalam berita acara yang dibacakan oleh juru sita
PN Jakarta Pusat Suharto dinyatakan kepemilikan gedung diserahkan kepada Pimpinan Pusat Al
Irsyad Al Islamiyah dan penyewa gedung, antara lain STMIK Nusa Mandiri. Penasihat hukum
Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah Malik Bawazier mengatakan eksekusi berdasarkan
putusan PK Mahkamah Agung No 254 PK/Pdt/2005 tertanggal 25 Mei 2006. "Putusan MA
menyatakan Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah hasil muktamar Bandung adalah satu-satunya
pimpinan yang sah," jelasnya.(Dvd/J-2).” [2]
Duh, engkau menceburkan dalam berbagai arena yang membingungkan muslimin, Ahlusunnah
Salafiyyin. Hari Jumat menjelang waktu ibadah Jumat siang itu, tanggal 29 Agustus 2008, lautan
manusia menjadi saksi atas kekonyolan sikap engkau, padahal katanya engkau sudah …?
Engkau makin tua nampak dalam video itu, engkau makin udzur. Kalaulah si rambut putih mulai
bertabur, kulit mulai mengendur, gigi mulai gugur, mata mulai kabur, tanda apa wahai mantan
guruku ? Tanda manusia hendak memasuki liang kubur.

Gambar 2. Nampak Abdul Kholiq, sang laskar Ja’far, berhadapan dengan Irsyadi dalam kasus
menghalangi eksekusi gedung Al Irsyad tanggal 29 Agustus 2008 yang silam.[1]

Perasaaan menyesal juga terlontar, kenapa sang ‘komandan laskar Islam’ jauh terlibat dengan
yayasan Dana Bantuan Al Irsyad, si mualaf dari Timtim itu Abdul Kholiq namanya. Engkaulah
yang mengetahui seluk-beluk kehidupan Ja’far Umar Thalib, mengawal kemana Ja’far ajak
engkau. Apakah demikian besar jasa keluarga Ja’far sehingga engkau terlibat jauh dengan Ja’far.
Apakah karena beliau bertahun-tahun membantu engkau sejak awal tiba di Jogjakarta,
menyelami Islam, mencukupi kebutuhan engkau selama di pondok Ihya’us Sunnah, Degolan,
Umbul Martani, Ngemplak, Sleman itu ? Wajah engkau dapat dilihat siapapun yang mau
menengok disini, wahai saudara Abdul Khaliq…[2]

Sadarlah wahai Akhi yang semoga hidayah Allah turun kepadamu, kepada siapa “tuan”mu
sekarang meng”hamba”? "Majikannya" adalah musuh-musuh besar dakwah Ahlussunnah yang
dia sendiri yang dulu membongkar kedok kejahatan mereka! Tak heran jika merekalah yang
paling antusias menyambut gegap gempita klaim ruju’nya. Sebesar apapun jasanya kepadamu,
bukanlah alasan yang diridhai oleh Allah bagimu untuk mengiringinya beraksi melawan
pemerintah, mempertontonkan kepongahan ketika umur telah menjelang senja.

Inipun adalah sisi lain kelicikan “luar biasa” orang-orang Hizbi Irsyadi Turotsi itu! Biarlah mereka
bermegah-megah di depan umat dengan atributnya sebagai pengundang para ulama dari
Yordania dan Madinah tetapi kita cukuplah bersahaja dengan bukti kejahatan mereka dalam
menentang pemerintah! Menjadikan Ja’far sebagai “bumper” dakwah hizbiyyahnya. Demikianlah
cara mereka untuk tetap berupaya menjaga “kebersihan tangannya”(baca: dakwah hizbiyyahnya)
dalam melawan pemerintah!!

Kenapa Ja’far Umar Thalib membela Al Irsyad liar yang diketuai Yusuf Utsman Ba’isa, Lc dan
Sekjennya Amin Radjab? Kilas balik, tanggal 13 Juni 2008 sore, Yusuf yang mengaku ketua
umum “Perhimpunan Al Irsyad” dan 16 orang lainnya dikabarkan situs Detik, bertandang ke
istana, bertemu presiden SBY. Tentu saja munculnya Al Irsyad liar di permukaan ini amat
disesalkan pihak Al Irsyad legal melalui Sekretaris Majelis Pemuda Al-Irsyad, Mansyur Alkatiri.[3]
Kenapa, itu yang terus terlontar di pikiran, manakala belum ada kejelasan. Mudah-mudahan
baris-baris berikut nantinya dapat memberikan tambahan wacana buat pembaca sekalian.
Ja’far Umar Thalib vs Yusuf Ba’isa
Dulu, kita mengenal ustadz Ja’far ketika manhajnya masih lurus, dulu dikenal antipati pada Yusuf
Ba’isa. Apa gerangan sebabnya ? Nah, mungkin diantara pembaca sekalian belum mengetahui
kisah di tahun 1416 H atau 1996 tersebut.

Ja’far Umar Thalib terlibat kisah mubahalah melawan da’i Ihya at-Turats, Syarif bin Muhammad
Fuadz Hazza dari Mesir. Syarif adalah pengajar yang didatangkan Ponpes Al Irsyad Tengaran,
pimpinan Yusuf Ba’isa. Syarif Hazza ini didukung penuh oleh Yusuf dengan menerjemahkan
selebaran “Penjelasan dan Ajakan” itu, sewaktu Yusuf masih menjadi direktur Ma’had Ali Al
Irsyad, Butuh, Tengaran, Boyolali.

Berikut kilas balik, inilah cuplikan sebagian pernyataan dari si Syarif Hazza: "Dan semenjak saya
datang hingga saat ini saya selalu mendengar tentang saudara Ja’far Thalib dan gerakan
dakwahnya, saya dengar dan diterjemahkan untuk saya apa yang disebarkan oleh majalah
"Salafy". Saya dapati bahwa orang ini bodoh tentang madzhab Salaf, bahkan juga dalam hal
ajaran Islam secara umum, tidak heran karena hal ini telah dikhabarkan oleh Nabi Muhammad
saw tentang akan munculnya para pemimpin yang bodoh. Saya pergi berziarah padanya di bulan
Ramadhan 1416 H bersama 4 orang guru pesantren Al Irsyad, saya menasehati agar dia
meninggalkan kebiasaannya dalam melecehkan orang, mencaci, mencerca, dan menggolongkan
orang dalam golongan-golongan, saya jelaskan padanya tentang haramnya hal ini beserta
dalilnya dari Al Qur’an dan As Sunnah, dan kami berpisah dalam keadaan berbaikan. Tadinya
saya menyangka dia akan berhenti dan bertaubat, kemudian saya dapati pada edisi kedua
majalah Salafy, beberapa perkara yang bertentangan dengan Manhaj As Salafus Shalih,
penafsiran ayat bukan semestinya dan menisbatkan beberapa pemikirannya sebagai keyakinan
As Salaf." (Penjelasan dan Ajakan, hal.1, tertanggal 26 Mei 1996).

Selanjutnya Syarif Hazza menulis: "Kemudian orang dekatnya melecehkan saya dan
menggolongkan saya seenak dustanya kepada orang-orang, maka saya hubungi dia dengan
telepon umum namun tidak ada, kemudian saya hubungi orang dekatnya (Muhammad As
Sewed), juga tidak ada, kemudian pada hari Ahad 8 Muharram 1417 H bertepatan dengan 26 Mei
1996, saya hubungi juga dengan telepon, namun dia mencaci dan memaki serta menuduh saya
dengan tuduhan yang Allah Maha Tahu bahwa saya terlepas dari hal ini, maka saya balasi
dengan apa yang dia berhak mendapatkannya." (Penjelasan dan Ajakan, hal. 2, tertanggal 26
Mei 1996).

Inti dari selebaran itu ialah Syarif Hazza mengajak Ja’far Umar melakukan mubahalah (perang
doa) agar Allah melaknati salah satu dari keduanya yang terbukti sebagai pendusta. Dan Yusuf
Utsman Ba’isa-lah penerjemahnya dan Ja’far amat murka pada Yusuf karenanya. Syarif
mengajak mubahalah dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 1996 di Pondok Yusuf Ba’isa. Surat
ajakan terbuka ini juga diketahui oleh pihak hizbiyyun waktu itu, Ikhwani, Tablighi, Darul Islam,
karena disebar luas khususnya di Yogyakarta.

Sedikit mengungkap kisah mubahalah itu. Akhirnya pada tanggal 14 Juni 1996, rombongan Ja’far
Umar Thalib dan keluarganya, juga al Ustadz Muhammad Umar As Sewed tiba di Al Irsyad. Syarif
meminta mubahalah dilakukan setelah sholat Ashar, Yusuf Ba’isa hadir beberapa saat setelah
matahari terbenam dan berhadapan dengan Ja’far. Ja’far meminta Yusuf untuk ikut mengambil
bagian dalam mubahalah tersebut, namun Yusuf bersikukuh menolaknya.

Maka sejak saat itulah, Salafiyyin berpisah dengan Turotsi dkk, berpisah dengan Syarif penghina
Syaikh Al Albani rahimahullah, pembela Abdurrahman Abdul Khaliq, Salman Al ‘Audah, Safar
Hawali, ‘Aidh Al Qarni, Muhammad Surur Nayif Zainal Abidin. Akhirnya, para penjejak hizbiyyah
itu terpisah dari Salafiyyin untuk pertama kalinya. Dan nama mereka disebut Sururi, nisbah
kepada penggagas awal manhaj Ikhwani gaya baru yang disebarkan Muhammad Surur. Dan
Ja’far mengokohkan penamaan itu setelah Ja’far menerbitkan majalah Salafy dengan headline
Fitnah Sururiyyah Memecah-Belah Ummat.

Sedikit menambahkan, generasi ‘cinta’ menantang mubahalah diteruskan Abu Auf Abdurahman
bin Abdul Karim at Tamimi, Lc dengan menantang saudara Uuh dan rekannya .Tak ketinggalan
juga murid Abu Auf, yakni Abu Salma Muhammad Rachdie Pratama, S.Si menantang mubahalah
dengan ucapannya, “Dengan demikian, ana berani berdiskusi, atau bersumpah ataupun bahkan
ber’mubahalah’ sekalian, apabila para penuduh itu merasa yakin bahwa tuduhannya benar… Jika
tidak mau terima… kalo gitu tabayun dulu donk…Realita telah kami sampaikan, dan Alloh lah
sebagai saksi…”.[4]

Jadi mulai sekarang pembaca yang budiman tahu, bahwa para tetanggalah, yang
berpemahaman hizbi dkk, yang suka menantang mubahalah pada Ahlus Sunnah, mulai Syarif
Hazza atas Ja’far Umar Thalib (1996), Abu Auf Abdurrahman at Tamimi atas Uuh Muhdy dan
rekannya (2003)[5], murid Abu Auf Abu Salma Muhammad Rachdie Pratama (2006)[6], juga M.
Fauzan al Anshori (MMI) atas Ustadz Luqman Ba’abduh, dll.

Demikianlah latar belakang Ja’far Umar Thalib dengan Yusuf Utsman Ba’isa, masa lalu yang
menunjukkan hubungan buruk, amat bermusuhan, namun kenapa berbalik menjadi
perkawanan ? Ada apakah gerangan, apa yang mendasari perubahan sikap Ja’far itu ? Ternyata
pembaca belum mendapatkan jawaban disini, mohon pembaca bersabar terlebih dahulu.
Ruju’nya Ja’far, kemana ?
Bermula tersebar kabar ruju’nya Ja’far Umar Thalib ke khalayak lewat majalah Salafy edisi ke 6
tahun ke 5 itu. Majalah tersebut diketahui tersebar di Yogyakarta lewat toko Sarana Hidayah
sejak hari Senin, tanggal 11 Agustus 2008. Disusul posting sang webmaster situs Al Ghuroba
sendiri baru menayangkan hari Selasa, tanggal 19 Agustus 2008, komentar berdatangan, terakhir
tertanggal 25 September 2008. [7]

Akhirnya ada sebagian pihak ‘tetangga’ yang yang bersorak-gembira, tersebarlah melalui media
telpon, SMS, website, email, milis, blog, forum, ucapan, chatting, seakan berlomba
menyampaikan kabar ini, menjadi “bapak Pos gratis”.

Apa dan siapakah ‘tetangga’ kita itu ? Yang jelas mereka yang berpaham Turotsi dkk, diantaranya
si Aboe Zayd Amir el-Posowy (Bandung) [8] yang menulis selang dua hari rilis di Alghuroba, yakni
tanggal 21 Agustus 2008, dengan 45 komentar yang tampil sampai hari ini 5 Oktober 2008,
dikuatkan dengan menyebut nama Abdullah Taslim, Lc. Amir yang tinggal Jawa Barat sana
menyatakan : “Alhamdulillah, segala puji hanyalah bagi Allah Rabbul Alamin. Akhirnya, keluar
juga pernyataan resmi dari Al-Ustadz Ja’far Umar Thalib tentang ruju’nya beliau dari beberapa
kesalahan yang telah beliau lalukan dahulu. Dan apa yang beliau sampaikan dalam pernyataan
ini, alhamdulillah SAMA dengan apa yang diberitakan oleh Al-Ustadz Abdullah bin Taslim, Lc.
kepada ana, ketika Ustadz Taslim ziaroh ke Bandung akhir Juli 2008 lalu. bahkan ust. Taslim klo
ga salah sempat menjamu/ mengundang ust. Ja’far dikediamannya di Madinah waktu itu.”

Amir tidak sendiri, teman semanhajnya dari Jawa Timur yakni Adi Abdullah (Sidoarjo). Adi dalam
situsnya mengungkapkan dengan kata-katanya pada tanggal 20 Agustus 2008 : “Alhamdulillah…
… setelah sekian lama perselisihan antara Al ustadz ja’far Umar Thalib dengan kalangan
salafiyin, akhirnya beliau menyatakan ruju’ atas beberapa kesalahan beliau…” [9] Tulisan ini
mendulang 19 komentar , terbaru tanggal 19 September 2008. Bahkan Adi menampilkan chatting
dengan webmaster situs Ja’far Umar Thalib Alghuroba, tanggal 23 Agustus 2008, yang diposting
tanggal 5 September 2008.[10]

Berikut kutipan hasil chatting adi abdullah dengan Fikri Abul Hasan :
“Fikri Abul Hasan : insya Allah sebagian asatidz dah ada yg siap akh
adi abdullah : oya…
adi abdullah : siapa saja akh yang kira kira mau hadir akh
Fikri Abul Hasan : ya yang mau ketemu dulu aja sebagai upaya ilmiah
Fikri Abul Hasan : asatidz yg mo didatangi itu banyak akh
adi abdullah : walhamdulillah…..
Fikri Abul Hasan : ya bisa juga pertemuan ust dengan asatidz asy syari’ah dulu
Fikri Abul Hasan :atau prtemuan ust dengan asatidz as sunnah
adi abdullah : oya ……
Fikri Abul Hasan : ust zainal abidin LC dan ust badrus salam insya Allah (asatidz as sunnah).”[11]

Dari sini, Ja’far Umar Thalib kata muridnya, berencana bertemu dengan kedua da’i resmi Al
Sofwa, Zainal Abidin, Lc dan Badrus Salam, Lc.

Sementara itu, di forum yang sarat akan bahaya pemurtadan itu, myQuran, muncul thread
berjudul “ustadz jafar umar thalib ruju’….???”, dibaca 517 kali, diposting oleh cahyadi pada 21
Agustus 2008. Abizecha (Magetan) juga merilis pernyataan Ja’far dalam situsnya pada hari yang
sama tanggal 21 Agustus 2008. [12]

Doniex Abu Rasyid malah mengkopi utuh tulisan di situs Alghuroba pada tanggal 22 Agustus
2008 yang lalu. [13] Juga sempat diposting dalam komentar yang diloloskan oleh webmaster
YPIA a.k.a LBIA atau Muslimorid, tertanggal 22 Agustus 2008.[14] Lantas pemilik situs rismaka
menulis pada tanggal 25 Agustus 2008, “Alhamdulillah… Seneng banget rasanya membaca
prnyataan tertulis al ustadz ja’far umar thalib ttg ruju’nya beliau dr kesalahan2nya. Smo … …
03:37 AM August 25, 2008 from mobile web.”[15]

Sedangkan “Den Buaguse” menulis dengan judul “Berita duka bagi Ahlul Bid’ah”, pada 7
September 2008 di milis yang diwarnai posting pendukung Ja’far Umar Thalib seperti
Muhammad Zacky Fajar, yakni salafiyyin@yahoogroups.com[16].

Yah, waktu-waktu itu, antara Agustus – September , benar-benar ramai informasi dari Aceh
sampai Papua, Jakarta, Makassar, dan beberapa tempat lainnya akan ruju’nya Ja’far. Bagi yang
teliti, tentu saja tidak menelan mentah informasi yang menyesatkan itu, namun tidak sedikit yang
percaya akibat ceroboh dalam memfilter ‘kabar burung’ itu.

Nah, kalau sudah demikian sudah jelas dan gamblang latar belakang Ja’far Umar Thalib berubah
sikap atas Yusuf Utsman Ba’isa, Lc. Ternyata Ja’far sudah berteman dengan salah satu Turotsi
yang ‘mantan muridnya’ santri Tadribud Du’ad PP Ihya-us Sunnah, Degolan, Abdullah Taslim, Lc.
Abdullah Taslim asal Buton adalah teman sekaligus pengagum Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc,
MA, kakak angkatannya.

Maka tentu saja berhubungan akrab dengan Turotsi lainnya, menjadi satu paket mengakrabi
yayasan Al Sofwa, para da’inya seperti Zainal Abidin, Lc, Badrus Salam, Lc, sehingga berkenan
ingin bertemu. Ditambah lagi, belasan mahasiswa S2 dan S3 otomatis menjadi kawan-kawannya,
seperti yang disebut Ja’far di majalah Salafy. Serta terpenting menjadi rekan-rekan para
pendakwah dari Al Irsyad, seperti dari Ma’had Ali Al Irsyad, Butuh, Tengaran, Boyolali, Ma’had Ali
Al Irsyad as Salafi Surabaya, petinggi Perhimpunan Al Irsyad, dkk. Banyak sekali konsekwensi
‘ishlah’ paska sidang di Madinah itu, yakni merangkul pihak yang dahulu adalah lawannya.

Ketahuilah, petinggi di kalangan mereka tersebut nama Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, Abdul
Hakim bin Amir Abdat, plus Yusuf Utsman Ba’isa, Lc. Jasa Yusuf sebagai dai resmi Ihya’-ut Turats
Kuwait ini, tidak bisa dipungkiri, dengan dibangunnya pondok-pondok jaringan mereka dengan
dilengkapi masjid yang megah. Mengundang decak kagum bagi yang masih silau harta, inilah
Ahlusunnah sejati, terkesan mewah, rapi, indah, walaupun Ihya’ut Turats menadah dana dari
kaum Syi’ah, Ikhwani, dkk.

Jadi, inilah yang nampak bagi kita korelasi sebab Ja’far Umar Thalib mericuhi kancah konflik Al
Irsyad yang berkepanjangan itu. Konflik yang terbentang antara tahun 2004 – 2008 ditutup
dengan perilaku hebohnya, membanting kacamata dari Irsyadi legal. Ja’far beserta
pengacaranya mengaku dari “Yayasan Dana Bantuan Al Irsyad”, Al Irsyad hitam alias liar.

Sungguh, benar-benar tidak pantas seorang Salafi yang berhati-hati dalam bertindak, apalagi da’i
Salafi, apatah lagi sempat menjadi pembesar da’i Salafi, menceburkan dalam konflik hizbiyyah
itu. Ustadz, eh, mantan ustadz, kemana ilmu engkau, apakah tertinggal di kitab-kitab dalam
maktabah engkau ?
Kesimpulan
Kesimpulan sementara, Ja’far Umar Thalib memang mengaku ruju’ pada al haq, akan tetapi
bergerombol dengan para Turotsi dari kalangan yayasan Al Sofwa, juga masih terlibat membela
dalam pertikaian Al Irsyad legal dan liar. Ja’far pula yang dulu secara ilmiyah menjelaskan
penyimpangan dan kesesatan dakwah As Surkati dengan Al Irsyad, organisasi bantuan dari uang
lotre Belandanya dan sekarang Ja’far telah ruju’ dan membela Al Irsyad beserta segenap tokoh-
tokoh hizbi tanah air, bergabung bersama mereka mempertontonkan aksi "simpatiknya" dalam
melawan pemerintah.

Sebagian bukti dan link menunjukkan bahwa Ja’far bukanlah pendamai antara Al Irsyad legal dan
liar, tapi justru mendukung mereka. Toh aparat kepolisian, Kodim, sudah bertugas baik, untuk apa
memboyong “laskar” nekat dari Jogjakarta ??? Inilah tindakan berbau Khawarij, hizbiyyah,
ashobiyyah yang amat sangat tidak pantas bagi beliau yang mendatangi ulama Ahlussunnah dan
mengaku ruju’ disana maupun di majalah dan situsnya. Wallahul musta’an. (a/h)
(Bersambung, Kontroversial Bapak Dja’far Umar Thalib 2)

Footnote :
[1] http://alirsyad.net/index.php?option=comcontent&task=view&id=125&Itemid=2
[2] http://alirsyad.net/index.php?option=comcontent&task=view&id=45&Itemid=2
[3] http://alirsyad.net/index.php?option=comcontent&task=view&id=125&Itemid=2
[4] http://www.scribd.com/doc/6384681/Kronologi-Eksekusi-Gedung-Al-Irsyad-Jl-Kramat-Raya-
25-Jakarta, screen shot video eksekusi gedung Al Irsyad simak di
http://img411.imageshack.us/img411/2961/jafaralirsyadliar290820db2.jpg
[5]
http://opiniindonesia.com/opini/?p=content&id=900&edx=UFAgQWwgSXJzeWFkIEFsIElzbGFtaXl
5YWggS2VtYmFsaSBOZ2FudG9yIGRpIEtyYW1hdCBSYXlh
[6] http://mediaindonesia.com/index.php?arid=MjY3MjI=
[7] http://img375.imageshack.us/img375/3303/abdulkhaliqhalangieksekab6.jpg
[8] http://opiniindonesia.com/upload/large/1220017506-
eksekusi%20PP%20al%20%20irsyad%20al%20islamiyyah.jpg
[9]
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/13/time/211823/idnews/9
56034/idkanal/10
[10] http://abusalma.wordpress.com/2006/10/07/penjelasan-tentang-hakikat-sikap-ekstrim-
bagian-vi-beberapa-syubuhat-dan-jawabannya-membela-syaikh-ahmad-surkati-yang-dituduh-
aqlani-mu%E2%80%99tazili/
[11] http://www.salafishare.com/21M72QIIN3IH/UY1VRX2.zip
[12] http://abusalma.wordpress.com/2006/10/07/penjelasan-tentang-hakikat-sikap-ekstrim-
bagian-vi-beberapa-syubuhat-dan-jawabannya-membela-syaikh-ahmad-surkati-yang-dituduh-
aqlani-mu%E2%80%99tazili/
[13] http://alghuroba.org/index.php?read=142
[14] http://salafiyunpad.wordpress.com/2008/08/21/walhamdulillah-pernyataan-resmi-tentang-
ruju-nya-ust-jafar-umar-thalib-hafizhohullah/ atau
http://img126.imageshack.us/img126/6259/turotsiabdullahtaslimgeph0.jpg
[15] http://adiabdullah.wordpress.com/2008/08/20/rujunya-al-ustadz-jafar-umar-thalib/
[16] http://adiabdullah.wordpress.com/2008/09/05/rujunya-al-ustadz-jafar-tanggapan-dari-murid-
beliau/
[17] http://adiabdullah.wordpress.com/2008/09/05/rujunya-al-ustadz-jafar-tanggapan-dari-murid-
beliau/
[18]
http://abizecha.multiply.com/journal/item/272/PERMYATAANRESMIRUJUKNYAUSTADHJAFARU
MARTHALIB_
[19] http://doniex.wordpress.com/2008/08/22/pernyataan-resmi-tentang-ruju%E2%80%99-nya-
ust-ja%E2%80%99far-umar-thalib-hafizhohullah-walhamdulillah/
[20] http://img76.imageshack.us/img76/6783/muslimoridgembirattgjafvv9.jpg
[21] http://twitter.com/rismakha
[22] http://www.mail-archive.com/salafiyyin@yahoogroups.com/msg00326.html

Anda mungkin juga menyukai