Anda di halaman 1dari 11

Peran Seorang Mahasiswa Sebagai Ujung Tombak Negara Perubaha

Lalu, bagaimanakah peran seorang mahasiswa sebagai ujung tombak sebuah perubahan untuk masa
depan? seorang mahasiswa tak hanya dituntut untuk dapat mempelajari ilmu-ilmu yang ada di
dalam ruang lingkup kelas, tetapi seorang mahasiswa dituntut untuk dapat aktif dan berperan baik
itu didalam perihal suara, maupun sebuah penggerak. Contohnya saat seorang mahasiswa yang aktif
didalam sebuah organisasi, dia diminta untuk dapat menyalurkan isi ide, pikiran dan gagasannya
untuk suatu perubahan atau perbaikan, maka disaat itu juga dia harus bisa memikirkan secara
matang dan jelas sebuah gagasan itu. 

Sudah sangat banyak di indonesia ini, mahasiswa-mahasiswa yang aktif dalam sebuah gerakan
perubahan dan menjadi ujung tombak pergerakan. apakah mereka melakukannya karena mereka
suka? tentu saja tidak. karena mereka memiliki sebuah keinginan dan tertanam didalam mindset
mereka bahwa mereka dapat menjadi seorang mahasiswa yang aktif dan dapat berpotensi menjadi
seorang penggerak dan perubah masa depan menuju yang lebih baik. 

1. Aktif Dalam Sebuah Organisasi/Pergerakan Mahasiswa

Sudah sewajarnya, seorang mahasiswa diminta dapat aktif untuk menjadi seorang pengerak, karena
mereka adalah generasi nyata yang mampu. tetapi biasanya, seseorang itu dapat dilihat potensinya
dari keaktifannya sebagai seorang aktivis atau aktif dalam organisasi. karena mereka disana dapat
belajar bagaimana cara mereka untuk memahami dan mempersiapkan isi mindset mereka dengan
melatih cara mereka berorganisasi. saat orang itu dikatakan sebagai mahasiswa yang aktif dan
mampu berorganisasi, maka dia akan dikatakan sebagai generasi yang siap menghadapi sebuah
perubahan.  

2. Tidak Ragu Dalam Berpendapat

Sering sekali seorang mahasiswa masih kaku dalam mengeluarkan suaranya. karena rasa ragu dan
rasa takut yang besar membuat mereka tidak dapat bersuara. tapi saat seorang mahasiswa diminta
dapat memberikan pendapatnya, maka dia harus bisa melakukannya. salah satu cara
menghadapinya adalah dengan berlatih yang cukup, dan dapat melatih diri melalui ruang lingkup
berorganisasi. 

3. Menanamkan Mindset Seorang Pemimpin 

Sikap terpenting dalam seorang mahasiswa adalah memiliki mindset dan jiwa seorang pemimpin,
sudah menjadi hal umum seorang aktivis pun diminta dapat memiliki jiwa seorang pemimpin, karena
mereka diminta dapat menjadi garda depan dalam sebuah ujung tombak. "mahasiswa hebat
merupakan mahasiswa yang dapat berperan besar dalam sebuah perubahan:. itulah kalimat yang
menjadi motivasi seorang mahasiswa dalam menjadi sebuah penggerak dan pemimpin. dalam hal
ini, tidak peduli mahasiswa ini apakah dapat memberi perubahan atau tidak, tetapi yang diminta
adalah dapat memberikan pengaruh besar dalam dirinya dan perubahan kedepannya.
13 Aktivis yang Masih Hilang Meskipun terdapat 9 aktivis yang dipulangkan ke kampung
halaman, masih ada 13 aktivis lain yang menyandang status hilang atau meninggal.

Mereka berasal dari berbagai organisasi seperti Partai Rakyat Demokratik (PRD), PDI Pro Mega,
Mega Bintang, dan mahasiswa.

Nama Tanggal Diculik Status


Petrus Bima Anugrah 30 Maret 1998 Hilang
Herman Hendrawan 12 Maret 1998 Hilang
Suyat 12 Februari 1998 Hilang
Wiji Thukul April 1998 Hilang
Yani Afri 26 April 1997 Hilang
Sonny 26 April 1997 Hilang
Dedi Hamdun 29 Mei 1997 Hilang
Noval Al Katiri 29 Mei 1997 Hilang
Ucok Mundandar 14 Mei 1998 Hilang
Siahaan
Hendra Kambali 15 Mei 1998 Hilang
Yadin Muhidin 14 Mei 1998 Hilang
Abdun Nasser 14 Mei 1998 Hilang
Ismail 29 Mei 1997 Hilang
Mengenal Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan
Edy Suyanto
Rabu, 05 September 2018   |   833969 kali

     
Kedua istilah tersebut sering kali kita temui baik itu dalam literature ataupun dalam perbincangan sehari-
hari di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sementara itu diantara masyarakat itu sendiri banyak yang
belum memahami artinya dengan benar. Penulis yakin apabila hal tersebut ditanyakan kepada orang-
orang yang berada disekitar kantor kita, satu dengan yang lainnya tentu mempunyai penafsiran yang
berbeda-beda yang tidak sesuai dengan definisi sebagaimana yang kita temui dalam literature manajemen.
Marilah kita simak bersama-sama makna yang benar dari kedua istilah tersebut sesuai dengan ilmu
manajemen.
 
Apa itu Kepemimpinan?
Dalam istilah umum khususnya di manajemen, kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah Leader
Ada beberapa definisi dari kepemimpinan antara lain:
1.      Getting things done yaitu mencapai hasil melalui orang lain
2.      Menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan
3.      Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang
4.      Kepemimpinan adalah satu kata yaitu Influence artinya mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi
 
Kesimpulan :  
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau
mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.
Apa itu Model Kepemimpinan ?
Dalam ilmu manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model kepemimpinan. Pada umumnya ketiga
model kepemimpinan ini sering kita lihat  pada diri para leader dalam praktek sehari-hari dalam memanage
kantor atau perusahaan. Masing-masing model mempunyai warna tersendiri, ada yang timbulnya karena
anugerah Tuhan YME, ada juga timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau karakter dari
seseorang itu sendiri, bahkan ada yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran.
Ketiga model kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Kepemimpinan Karismatik adalah :
       Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut mempunyai
kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional yang kuat dari yang
dipimpin kepada pemimpinnya.
       Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi.
2.      Kepemimpinan Transaksional adalah :
a.   Kepemimpinan untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan untuk
mencapai hasil.
b.   Mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment.
c.   Biasa menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan.
3.      Kepemimpinan Transformasional adalah :
      Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi internasional yang
mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa factor
antara lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect)
dan resiko (risk).
 
4 (empat) perilaku spesifik dari Kepemimpinan Transformasional
Seorang pemimpin dapat dikategorikan mempunyai sifat kepemimpinan trasformasional manakala memiliki
perilaku sebagai berikut :
1.      Credible, artinya mempunyai sifat konsisten dan komitmen yang tinggi apa yang diucapkannya dengan
yang diperbuat.
2.      Creation Opportunities, artinya menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan.
3.      Carying, artinya menunjukkan kepedulian kepada orang lain sehingga membuat bawahan merasa diakui
menjadi bagian dari organisasi.
4.      Communication, artinya mempunyai ketrampilan komunikasi yang baik dengan orang lain.
 
Terdapat 3 (tiga) aspek dalam Kepemimpinan Transformasional, yakni :
1.      Vision adalah kemampuan diri untuk menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan bawahan tentang
kondisi masa depan yang diinginkannya sekaligus mewujudkannya.
2.      Power adalah memiliki pengaruh, kendali dan kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga
mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai tujuannya.
3.      Self Confidence adalah kepercayaan diri untuk bertindak yang bersumber dari pengalaman atas hal-hal
yang terjadi pada kehidupannya.
 
Power
Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang Power daripada 2 aspek lainnya yaitu Vision dan self
confidence. Pertimbangannya karena Power merupakan motif yang sangat kuat dan dibutuhkan bagi
seorang manager atau leader agar mencapai keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi ( need for
power ).
Dengan memiliki power seorang manager atau leader akan mendapatkan dukungan dari orang lain. Ini
berarti seorang manager atau leader membutuhkan pengaruh dan kekuasaan untuk bisa mencapai
tujuannya.
 
4 (empat) jenis Power
Terdapat 4 (empat) jenis power pada  seorang leader atau manager pada umumnya,  yakni :
1.      Personalized Power
Lebih digunakan untuk menunjukkan bahwa kekuasaannya lebih besar dari orang lain, menunjukkan
keistemewaan  statusnya.
Contoh : Minta lift khusus, tempat parkir khusus, kendaraan khusus dll
2.      Personal Power
Berasal dari keahlian tertentu, sering disebut Expert Power, dapat juga berasal karena persahabatan
atau disebut Referet Power
3.      Position Power
Berasal dari otoritas yang sah atau Legitimate Power, secara formal memiliki kendali atas SDM, finansial
dan fasilitas
4.      Prosocial Power
Kekuasaan tersebut tersebar diseluruh jenjang jabatan (tidak hanya di puncak jabatan), saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lain, banyak memberikan keuntungan, pekerjaan mudah terselesaikan.
 
Unsur Kepeminpinan Transformasional
Terdapat 8 (delapan) unsur dalam Kepemimpinan Transformasional yang berpengaruh bagi seorang
manajer atau leader dalam mencapai tujuan  organisasi. Kedelapan unsur tersebut adalah sebagai berikut
1.      Budaya Organisasi
       Yang dimaksud dengan budaya organisasi disini adalah :
a.   Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi
b.   Norma-norma yang mengarahkan bagaimana para anggota seharusnya berperilaku
c.   Nilai-nilai tentang apa yang seharusnya ada dan diterapkan di dalam organisasi
Contoh  budaya organisasi yang ada di Kementerian Keuangan : Integritas, Profesionalisme, Sinergi,
Pelayanan, Kesempurnaan. Contoh budaya organisasi yang ada di DJKN : Integritas, Komitmen,
Ketulusan. Contoh ekstrim seperti bushido yang menjadi prinsip hidup para samurai di Jepang.
2.      Integrity
       Pengertian secara sederhana dari integrity adalah mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang
tinggi dalam perkataan dan tindakan sehari-hari. Integrity ini memiliki 4 level, yakni :
a.   Dapat dipercaya ( sama dalam kata dan perbuatan ).
b.   Sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya kebenarannya.
c.   Konsisten menerapkan norma-norma yang ada.
d.   Bertindak sesuai kode etik dan prinsip moral.
Intinya adalah kualitas untuk bertindak jujur dan memiliki prinsip moral yang kuat
3.      Continuous Improvement
a.   Perbaikan yang berkesinambungan ( terus menerus ) yang bertujuan untuk peningkatan proses kerja
organisasi, peningkatan kualitas, efisiensi, atau efektivitas .
b.   Seorang pemimpin harus secara aktif mampu mendorong setiap bawahan untuk melakukan
peningkatan hasil dan proses kerja melalui perbaikan-perbaikan .
c.   Mampu menciptakan lingkungan yang terus menerus melakukan perbaikan proses kerja.
4.      Continuous Learning
a.   Pembelajaran berkesinambungan yakni belajar memperluas pengetahuan dan ketrampilan baik
melalui proses pembelajaran formal maupun informal.
b.   Mampu memberi inspirasi kepada bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
yang relevan dengan pekerjaan
c.   Orang yang selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sepanjang masa kerja
Pemimpin ini mampu memberi contoh dan dorongan kepada orang lain untuk belajar terus menerus.
5.      Managing Others
a.   Mengarahkan dan memimpin orang lain untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi
b.   Pemimpin ini mampu secara efektif mengelola dan mengarahkan kegiatan orang lain
c.   Mereka bekerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan dan mendorong kinerja melalui motivasi
d.   Pemimpin ini memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan atau melakukan
tugas-tugas yang menantang ini terjadi saat orang yang dipimpinnya sangat mampu dan termotivasi (
Laissez-Faire )
e.   Mereka  memiliki tipe pendidik dan pelatih.
6.      Interpersonal Communication
a.   Berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan orang-orang di dalam dan di luar organisasi
b.   Menyampaikan informasi, pikiran, atau pendapat dengan jelas, singkat, dan tepat serta
menggunakan tata bahasa yang baik
c.   Bersikap terbuka dan mendengarkan orang lain
d.   Menyampaikan suatu informasi yang sensitif dan/atau rumit dengan cara penyampaian dan kondisi
yang tepat sehingga dapat dipahami pihak lain\
e.   Menyampaikan informasi kepada pihak lain dengan cara-cara menarik dan mudah dimengerti
7.      Stakeholder Service
a.   Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang
mempunyai peran dalam menentukan perusahaan
b.   Stakeholder service adalah mengenali dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan
( stakeholders ) dan menyampaiakn hasil yang melebihi harapan pemangku kepentingan
c.   Orang ini cenderung memiliki keinginan untuk menyenangkan pemangku kepentingan sebaik-baiknya
dengan cara mengenali kebutuhan pemangku kepentingan dan memastikan bahwa pemangku
kepentingan akan merasa puas
d.   Prinsip : Better, Faster, Newer, Cheaper, More Simple
8.      Mengelola Bawahan
Dalam mengelola bawahan pada dasarnya terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai
berikut : Tipe Konstruktif, Tipe Impulsif, Tipe Rutin, Tipe Subversi
Adapun penjelasan dari masing-masing tipe tersebut berikut tips cara mengelolanya adalah sebagai
berikut :
a.   Tipe Bawahan Konstruktif
Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan
keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi memiliki pemikiran kreatif, berpandangan
kedepan, memiliki ambisi serta tanggap terhadap berbagai situasi.
TIPS    :
Bawahan tipe konstruktif sangat potensial untuk dikembangkan, berikan sasaran yang ingin dicapai,
kemudian menyerahkan teknis pelaksanaan tugas kepada bawahan tersebut.
b.   Bawahan Tipe Rutin
Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi di bawah tipe konstruktif, kurang memiliki inisiatif,
cenderung gamang jika tanpa petunjuk dan arahan yang jelas, namun jika diarahkan dengan benar,
ia dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh hati
TIPS    :
Bawahan tipe rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas, berikan saran yang hendak
dicapai, kemudian memberikan arahan dan prosedur yang jelas. Jika perlu dengan target waktu.
c.   Bawahan Tipe Impulsif
Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar
suka atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif
TIPS    :
Utamakan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta target, gar
bekerja dengan baik pimpinan harus berikan perhatian dan teladan.
d.   Bawahan Tipe Subversif
     Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, dapat
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan   ( misal: provokasi, menjilat, dsb
TIPS    :
Berikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak dicapai, jika memungkinkan, janjikan
imbalan atau hukuman yang sesuai.
 
Bagaimana dengan Karakter Kepemimpinan & Model Kepemimpinan dalam Program Budaya Kerja & Nilai-
Nilai di Lingkungan Kementerian Keuangan itu sendiri?
Pertanyaan tersebut diatas perlu kiranya disampaikan untuk mengetahui sejauh mana konsep
kepemimpinan dan model kepemimpinan yang diatur pada institusi Kemenkeu
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak bersama Keputusan Menteri Keuangan nomor
312/KMK.01/2011 Tanggal 12 September 2011 Tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.
Pada Diktum Menimbang disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan Kemenkeu sebagai institusi
pemerintah terbaik, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dihormati/ disegani, mendukung peningkatan
kinerja dan menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi institusi, pimpinan dan seluruh pegawai dalam
mengabdi, bekerja dan bersikap, Menkeu sebagai Top Leader perlu menetapkan Nilai-Nilai Kemenkeu
yang wajib dimiliki dan diimplementasikan oleh pimpinan dan seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan sehari-hari, yakni  sebagai berikut :
1.      Integritas
Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak, Pimpinan
dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan baik dan
benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
2.      Profesionalisme
Dalam ProfesionaIisme terkandung makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan
kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.
3.      Sinergi
Dalam Sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk
menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkuaIitas.
4.      Pelayanan
Dalam Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan dan seluruh
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.
5.      Kesempurnaan
Dalam Kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk
menjadi dan memberikan yang terbaik.
 
Selain dari hal tersebut, dalam rangka penguatan dan penyempurnaan terwujudnya Kepemimpinan dan
Model Kepemimpian di Kemenkeu yang berorientasi pada Model Kepemimpian Transformasional, Menteri
Keuangan selaku Top Leader juga telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor
127/KMK.01/2013 tanggal 3 April 2013 Tentang Program Budaya di Lingkungan Kemenkeu, yang mana
dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut diharapkan seluruh jajaran pimpian di Kemenkeu dapat
mengimplementasikan 5 (lima) program budaya dalam pelaksanaan tugas kepemimpinan sehari-hari untuk
mendorong para pegawai mampu melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1.      Satu informasi setiap hari
2.      Dua menit sebelum jadual
3.      Tiga salam setiap hari
4.      Rencanakan, kerjakan, Monitor dan tindaklanjuti
5.      Ringkas, rapi, resik, rawat, rajin.
           
Kesimpulan :
Dari kelima nilai-nilai Kemenkeu dan program budaya tersebut diatas, kalau kita sandingkan dengan Teori
Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.   Konsep kepemimpinan dan Model Kepemimpinan di Kemenkeu yang mengedepankan 5 (lima) Nilai-Nilai
Kemenkeu & program budaya tersebut apabila ditinjau dari sisi perilaku spesifik dan unsurnya, ternyata
telah sesuai dan selaras dengan kepemimpinan dan model kepemimpinan yang efektif & modern yakni
Kepemimpinan Transformasional. Oleh karena itu, maka seluruh jajaran pimpinan di lingkungan
Kemenkeu wajib menjalankan kepemimpinan dan model kepemimpinan Transformasional yang
menrefleksikan  pada nilai-nilai Kemenkeu dan program budaya Kemenkeu.
2.   Nilai integritas, yang mempunyai makna bahwa pemimpin dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan
bertindak itu harus baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip mora inil
selaras dengan perilaku spesifik yang credible dan unsur integrity.
3.   Nilai profesionalisme, yang mempunyai makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan harus melakukannya
dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen
yang tinggi telah selaras juga dengan perilaku yang credible dan unsur integrity.
4.   Sinergi, yang mempunyai makna Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya
yang bermanfaat dan berkuaIitas ini telah selaras dengan perilaku spesifik Communication  dan  unsur
interpersonal communication.
5.   Nilai Pelayanan, yang mempunyai makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan dan seluruh
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman ini
selaras dengan perilaku spesifik carrying dan unsur stakesholders service.
6.   Nilai kesempurnaan, yang memenuhi makna Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik ini selaras dengan perilaku spesifik creations oppurtunities  dan  unsur
continuous improvement.
7.   Demikian pula dengan terlaksananya 5 (lima) program budaya di lingkungan Kemenkeu tersebut diatas,
diharapkan  Kepemimpinan & Model Kepemimpinan yang diterapkan oleh para pimpinan di lingkungan
Kemenkeu benar-benar sempurna membuktikan adanya 4(empat) perilaku spesifik dan 8 (delapan) unsur
sebagaimana yang ada pada Kepemimpinan Transformasional,
Mengenal Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan
Edy Suyanto
Rabu, 05 September 2018   |   833969 kali

     
Kedua istilah tersebut sering kali kita temui baik itu dalam literature ataupun dalam perbincangan sehari-
hari di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sementara itu diantara masyarakat itu sendiri banyak yang
belum memahami artinya dengan benar. Penulis yakin apabila hal tersebut ditanyakan kepada orang-
orang yang berada disekitar kantor kita, satu dengan yang lainnya tentu mempunyai penafsiran yang
berbeda-beda yang tidak sesuai dengan definisi sebagaimana yang kita temui dalam literature manajemen.
Marilah kita simak bersama-sama makna yang benar dari kedua istilah tersebut sesuai dengan ilmu
manajemen.
 
Apa itu Kepemimpinan?
Dalam istilah umum khususnya di manajemen, kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah Leader
Ada beberapa definisi dari kepemimpinan antara lain:
1.      Getting things done yaitu mencapai hasil melalui orang lain
2.      Menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan
3.      Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang
4.      Kepemimpinan adalah satu kata yaitu Influence artinya mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi
 
Kesimpulan :  
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau
mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.
Apa itu Model Kepemimpinan ?
Dalam ilmu manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model kepemimpinan. Pada umumnya ketiga
model kepemimpinan ini sering kita lihat  pada diri para leader dalam praktek sehari-hari dalam memanage
kantor atau perusahaan. Masing-masing model mempunyai warna tersendiri, ada yang timbulnya karena
anugerah Tuhan YME, ada juga timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau karakter dari
seseorang itu sendiri, bahkan ada yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran.
Ketiga model kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Kepemimpinan Karismatik adalah :
       Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut mempunyai
kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional yang kuat dari yang
dipimpin kepada pemimpinnya.
       Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi.
2.      Kepemimpinan Transaksional adalah :
a.   Kepemimpinan untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan untuk
mencapai hasil.
b.   Mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment.
c.   Biasa menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan.
3.      Kepemimpinan Transformasional adalah :
      Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi internasional yang
mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa factor
antara lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect)
dan resiko (risk).
 
4 (empat) perilaku spesifik dari Kepemimpinan Transformasional
Seorang pemimpin dapat dikategorikan mempunyai sifat kepemimpinan trasformasional manakala memiliki
perilaku sebagai berikut :
1.      Credible, artinya mempunyai sifat konsisten dan komitmen yang tinggi apa yang diucapkannya dengan
yang diperbuat.
2.      Creation Opportunities, artinya menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan.
3.      Carying, artinya menunjukkan kepedulian kepada orang lain sehingga membuat bawahan merasa diakui
menjadi bagian dari organisasi.
4.      Communication, artinya mempunyai ketrampilan komunikasi yang baik dengan orang lain.
 
Terdapat 3 (tiga) aspek dalam Kepemimpinan Transformasional, yakni :
1.      Vision adalah kemampuan diri untuk menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan bawahan tentang
kondisi masa depan yang diinginkannya sekaligus mewujudkannya.
2.      Power adalah memiliki pengaruh, kendali dan kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga
mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai tujuannya.
3.      Self Confidence adalah kepercayaan diri untuk bertindak yang bersumber dari pengalaman atas hal-hal
yang terjadi pada kehidupannya.
 
Power
Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang Power daripada 2 aspek lainnya yaitu Vision dan self
confidence. Pertimbangannya karena Power merupakan motif yang sangat kuat dan dibutuhkan bagi
seorang manager atau leader agar mencapai keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi ( need for
power ).
Dengan memiliki power seorang manager atau leader akan mendapatkan dukungan dari orang lain. Ini
berarti seorang manager atau leader membutuhkan pengaruh dan kekuasaan untuk bisa mencapai
tujuannya.
 
4 (empat) jenis Power
Terdapat 4 (empat) jenis power pada  seorang leader atau manager pada umumnya,  yakni :
1.      Personalized Power
Lebih digunakan untuk menunjukkan bahwa kekuasaannya lebih besar dari orang lain, menunjukkan
keistemewaan  statusnya.
Contoh : Minta lift khusus, tempat parkir khusus, kendaraan khusus dll
2.      Personal Power
Berasal dari keahlian tertentu, sering disebut Expert Power, dapat juga berasal karena persahabatan
atau disebut Referet Power
3.      Position Power
Berasal dari otoritas yang sah atau Legitimate Power, secara formal memiliki kendali atas SDM, finansial
dan fasilitas
4.      Prosocial Power
Kekuasaan tersebut tersebar diseluruh jenjang jabatan (tidak hanya di puncak jabatan), saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lain, banyak memberikan keuntungan, pekerjaan mudah terselesaikan.
 
Unsur Kepeminpinan Transformasional
Terdapat 8 (delapan) unsur dalam Kepemimpinan Transformasional yang berpengaruh bagi seorang
manajer atau leader dalam mencapai tujuan  organisasi. Kedelapan unsur tersebut adalah sebagai berikut
1.      Budaya Organisasi
       Yang dimaksud dengan budaya organisasi disini adalah :
a.   Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi
b.   Norma-norma yang mengarahkan bagaimana para anggota seharusnya berperilaku
c.   Nilai-nilai tentang apa yang seharusnya ada dan diterapkan di dalam organisasi
Contoh  budaya organisasi yang ada di Kementerian Keuangan : Integritas, Profesionalisme, Sinergi,
Pelayanan, Kesempurnaan. Contoh budaya organisasi yang ada di DJKN : Integritas, Komitmen,
Ketulusan. Contoh ekstrim seperti bushido yang menjadi prinsip hidup para samurai di Jepang.
2.      Integrity
       Pengertian secara sederhana dari integrity adalah mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang
tinggi dalam perkataan dan tindakan sehari-hari. Integrity ini memiliki 4 level, yakni :
a.   Dapat dipercaya ( sama dalam kata dan perbuatan ).
b.   Sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya kebenarannya.
c.   Konsisten menerapkan norma-norma yang ada.
d.   Bertindak sesuai kode etik dan prinsip moral.
Intinya adalah kualitas untuk bertindak jujur dan memiliki prinsip moral yang kuat
3.      Continuous Improvement
a.   Perbaikan yang berkesinambungan ( terus menerus ) yang bertujuan untuk peningkatan proses kerja
organisasi, peningkatan kualitas, efisiensi, atau efektivitas .
b.   Seorang pemimpin harus secara aktif mampu mendorong setiap bawahan untuk melakukan
peningkatan hasil dan proses kerja melalui perbaikan-perbaikan .
c.   Mampu menciptakan lingkungan yang terus menerus melakukan perbaikan proses kerja.
4.      Continuous Learning
a.   Pembelajaran berkesinambungan yakni belajar memperluas pengetahuan dan ketrampilan baik
melalui proses pembelajaran formal maupun informal.
b.   Mampu memberi inspirasi kepada bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
yang relevan dengan pekerjaan
c.   Orang yang selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sepanjang masa kerja
Pemimpin ini mampu memberi contoh dan dorongan kepada orang lain untuk belajar terus menerus.
5.      Managing Others
a.   Mengarahkan dan memimpin orang lain untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi
b.   Pemimpin ini mampu secara efektif mengelola dan mengarahkan kegiatan orang lain
c.   Mereka bekerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan dan mendorong kinerja melalui motivasi
d.   Pemimpin ini memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan atau melakukan
tugas-tugas yang menantang ini terjadi saat orang yang dipimpinnya sangat mampu dan termotivasi (
Laissez-Faire )
e.   Mereka  memiliki tipe pendidik dan pelatih.
6.      Interpersonal Communication
a.   Berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan orang-orang di dalam dan di luar organisasi
b.   Menyampaikan informasi, pikiran, atau pendapat dengan jelas, singkat, dan tepat serta
menggunakan tata bahasa yang baik
c.   Bersikap terbuka dan mendengarkan orang lain
d.   Menyampaikan suatu informasi yang sensitif dan/atau rumit dengan cara penyampaian dan kondisi
yang tepat sehingga dapat dipahami pihak lain\
e.   Menyampaikan informasi kepada pihak lain dengan cara-cara menarik dan mudah dimengerti
7.      Stakeholder Service
a.   Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang
mempunyai peran dalam menentukan perusahaan
b.   Stakeholder service adalah mengenali dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan
( stakeholders ) dan menyampaiakn hasil yang melebihi harapan pemangku kepentingan
c.   Orang ini cenderung memiliki keinginan untuk menyenangkan pemangku kepentingan sebaik-baiknya
dengan cara mengenali kebutuhan pemangku kepentingan dan memastikan bahwa pemangku
kepentingan akan merasa puas
d.   Prinsip : Better, Faster, Newer, Cheaper, More Simple
8.      Mengelola Bawahan
Dalam mengelola bawahan pada dasarnya terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai
berikut : Tipe Konstruktif, Tipe Impulsif, Tipe Rutin, Tipe Subversi
Adapun penjelasan dari masing-masing tipe tersebut berikut tips cara mengelolanya adalah sebagai
berikut :
a.   Tipe Bawahan Konstruktif
Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan
keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi memiliki pemikiran kreatif, berpandangan
kedepan, memiliki ambisi serta tanggap terhadap berbagai situasi.
TIPS    :
Bawahan tipe konstruktif sangat potensial untuk dikembangkan, berikan sasaran yang ingin dicapai,
kemudian menyerahkan teknis pelaksanaan tugas kepada bawahan tersebut.
b.   Bawahan Tipe Rutin
Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi di bawah tipe konstruktif, kurang memiliki inisiatif,
cenderung gamang jika tanpa petunjuk dan arahan yang jelas, namun jika diarahkan dengan benar,
ia dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh hati
TIPS    :
Bawahan tipe rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas, berikan saran yang hendak
dicapai, kemudian memberikan arahan dan prosedur yang jelas. Jika perlu dengan target waktu.
c.   Bawahan Tipe Impulsif
Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar
suka atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif
TIPS    :
Utamakan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta target, gar
bekerja dengan baik pimpinan harus berikan perhatian dan teladan.
d.   Bawahan Tipe Subversif
     Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, dapat
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan   ( misal: provokasi, menjilat, dsb
TIPS    :
Berikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak dicapai, jika memungkinkan, janjikan
imbalan atau hukuman yang sesuai.
 
Bagaimana dengan Karakter Kepemimpinan & Model Kepemimpinan dalam Program Budaya Kerja & Nilai-
Nilai di Lingkungan Kementerian Keuangan itu sendiri?
Pertanyaan tersebut diatas perlu kiranya disampaikan untuk mengetahui sejauh mana konsep
kepemimpinan dan model kepemimpinan yang diatur pada institusi Kemenkeu
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak bersama Keputusan Menteri Keuangan nomor
312/KMK.01/2011 Tanggal 12 September 2011 Tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.
Pada Diktum Menimbang disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan Kemenkeu sebagai institusi
pemerintah terbaik, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dihormati/ disegani, mendukung peningkatan
kinerja dan menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi institusi, pimpinan dan seluruh pegawai dalam
mengabdi, bekerja dan bersikap, Menkeu sebagai Top Leader perlu menetapkan Nilai-Nilai Kemenkeu
yang wajib dimiliki dan diimplementasikan oleh pimpinan dan seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan sehari-hari, yakni  sebagai berikut :
1.      Integritas
Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak, Pimpinan
dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan baik dan
benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
2.      Profesionalisme
Dalam ProfesionaIisme terkandung makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan
kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.
3.      Sinergi
Dalam Sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk
menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkuaIitas.
4.      Pelayanan
Dalam Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan dan seluruh
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.
5.      Kesempurnaan
Dalam Kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk
menjadi dan memberikan yang terbaik.
 
Selain dari hal tersebut, dalam rangka penguatan dan penyempurnaan terwujudnya Kepemimpinan dan
Model Kepemimpian di Kemenkeu yang berorientasi pada Model Kepemimpian Transformasional, Menteri
Keuangan selaku Top Leader juga telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor
127/KMK.01/2013 tanggal 3 April 2013 Tentang Program Budaya di Lingkungan Kemenkeu, yang mana
dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut diharapkan seluruh jajaran pimpian di Kemenkeu dapat
mengimplementasikan 5 (lima) program budaya dalam pelaksanaan tugas kepemimpinan sehari-hari untuk
mendorong para pegawai mampu melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1.      Satu informasi setiap hari
2.      Dua menit sebelum jadual
3.      Tiga salam setiap hari
4.      Rencanakan, kerjakan, Monitor dan tindaklanjuti
5.      Ringkas, rapi, resik, rawat, rajin.
           
Kesimpulan :
Dari kelima nilai-nilai Kemenkeu dan program budaya tersebut diatas, kalau kita sandingkan dengan Teori
Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.   Konsep kepemimpinan dan Model Kepemimpinan di Kemenkeu yang mengedepankan 5 (lima) Nilai-Nilai
Kemenkeu & program budaya tersebut apabila ditinjau dari sisi perilaku spesifik dan unsurnya, ternyata
telah sesuai dan selaras dengan kepemimpinan dan model kepemimpinan yang efektif & modern yakni
Kepemimpinan Transformasional. Oleh karena itu, maka seluruh jajaran pimpinan di lingkungan
Kemenkeu wajib menjalankan kepemimpinan dan model kepemimpinan Transformasional yang
menrefleksikan  pada nilai-nilai Kemenkeu dan program budaya Kemenkeu.
2.   Nilai integritas, yang mempunyai makna bahwa pemimpin dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan
bertindak itu harus baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip mora inil
selaras dengan perilaku spesifik yang credible dan unsur integrity.
3.   Nilai profesionalisme, yang mempunyai makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan harus melakukannya
dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen
yang tinggi telah selaras juga dengan perilaku yang credible dan unsur integrity.
4.   Sinergi, yang mempunyai makna Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya
yang bermanfaat dan berkuaIitas ini telah selaras dengan perilaku spesifik Communication  dan  unsur
interpersonal communication.
5.   Nilai Pelayanan, yang mempunyai makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan dan seluruh
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman ini
selaras dengan perilaku spesifik carrying dan unsur stakesholders service.
6.   Nilai kesempurnaan, yang memenuhi makna Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik ini selaras dengan perilaku spesifik creations oppurtunities  dan  unsur
continuous improvement.
7.   Demikian pula dengan terlaksananya 5 (lima) program budaya di lingkungan Kemenkeu tersebut diatas,
diharapkan  Kepemimpinan & Model Kepemimpinan yang diterapkan oleh para pimpinan di lingkungan
Kemenkeu benar-benar sempurna membuktikan adanya 4(empat) perilaku spesifik dan 8 (delapan) unsur
sebagaimana yang ada pada Kepemimpinan Transformasional,

Anda mungkin juga menyukai