Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK DARI CUBESAT TERHADAP AKTIVITAS MILITER LUAR

ANGKASA AMERIKA SERIKAT

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Pada Mata
Kuliah Metode Penelitian Hubungan Internasional II
Dosen Pengampu :

TAUFIK, S.IP., MA

OLEH :
ANNISA SHALSABILA
44319036

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

2022
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan pesat teknologi antariksa, sistem hukum internasional
saat ini, yang bertujuan untuk mengatur dan mengatur kegiatan luar angkasa dalam eksplorasi
dan penggunaan luar angkasa, mengalami kelambatan yang serius, tidak hanya gagal untuk
merespon perkembangan baru-baru ini. teknologi luar angkasa Sebagai tanggapan terhadap
masalah hukum yang diangkat secara tepat waktu, ada juga kekurangan dan kekurangan
tertentu dalam peraturan hukum dari banyak kegiatan luar angkasa jangka panjang dan
universal. Hal ini terutama menonjol dalam militerisasi luar angkasa, persenjataan luar
angkasa, dan sistem hukum internasional untuk konfrontasi militer di luar angkasa.

Meskipun luar angkasa merupakan “tanah tanpa hak milik” di luar yurisdiksi
kedaulatan nasional, namun eksplorasi dan pemanfaatan ruang angkasa di luar angkasa tidak
boleh menjadi “tanah di luar hukum” yang tidak tunduk pada penyesuaian dan peraturan
hukum; pada saat yang sama Berdasarkan pentingnya eksplorasi dan pemanfaatan antariksa
untuk kesejahteraan bersama seluruh umat manusia, maka kegiatan keantariksaan harus diatur
oleh hukum internasional untuk memenuhi persyaratan aturan hukum internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, “Kelompok Pakar Pemerintah tentang Transparansi dan
Tindakan Membangun Keyakinan” (GGE) disetujui oleh Resolusi Majelis Umum PBB 63/68,
serta “Pekerjaan Keberlanjutan Jangka Panjang Kegiatan Luar Angkasa dari Komite PBB for
Outer Space Affairs,” yang sudah in progress Group” (LTS), yang fokus pekerjaannya
menangani masalah keamanan luar angkasa seperti militerisasi luar angkasa. Oleh karena itu,
memang perlu dilakukan penelitian tentang konfrontasi militer di luar angkasa dan masalah
hukum terkait yang mulai muncul dan semakin mendapat perhatian dari dunia internasional,
untuk memprediksi bagaimana menangani masalah ini untuk sampai
batas tertentu Implementasi hukum dan peraturan internasional untuk kegiatan luar
angkasa telah diperjelas.

Pada 1990-an, beberapa universitas internasional mengajukan konsep CubeSat untuk


pengajaran praktis integrasi dan pengujian satelit. Berdasarkan konsep desain "miniaturisasi,
standarisasi, dan modularisasi", satelit kubus terkecil umumnya mengadopsi konfigurasi kubik
dengan ukuran 10 cm × 10 cm × 10 cm, dan massa tidak lebih dari 1 kg, disebut sebagai Bintang
1U.

Berdasarkan perluasan ukuran standar ini, CubeSat dengan ukuran struktural 10 cm ×


10 cm × 20 cm disebut bintang 2U, CubeSat dengan ukuran struktural 10 cm × 20 cm × 30 cm
disebut bintang 6U, dan begitu seterusnya. Dalam beberapa tahun terakhir, satelit mikro-nano
yang diwakili oleh CubeSats telah berkembang pesat di dunia, dengan fungsi yang semakin
lengkap dan aplikasi yang beragam, banyak digunakan di bidang kedirgantaraan militer, sipil
dan komersial, dan telah menarik perhatian luas. Sejauh ini, ribuan CubeSats telah diluncurkan
di seluruh dunia Planetary Laboratories sendiri telah meluncurkan lebih dari 70 3U CubeSats
untuk membangun konstelasi satelit penginderaan jauh orbit rendah yang dapat diakses dengan
cepat melalui Internet.

Militer AS menaruh perhatian besar pada peran dan dampak ledakan pertumbuhan
cubeSats pada keamanan ruang angkasa, dan telah mulai mempelajari ancaman keamanan yang
ditimbulkan oleh pengembangan dan penerapan cubeSats, dan memasukkan pengembangan
dan penerapan cubeSats ke dalam perencanaan terpadu. dari sistem militer luar angkasa.
Selanjutnya, peneliti akan merangkum penelitian dan pengembangan militer AS dan berbicara
tentang masalah keamanan luar angkasa yang terkait dengan CubeSat.

Pada penelitian ini terdapat 3 bahan acuan dari penelitian terdahulu yang
sangat bermanfaat sebagai rujukan ilmiah yaitu, yang pertama penelitian Edward
Pardamean Purba dan I Gusti Ngurah Dharma Laksana dari fakultas hukum
universitas udayana pada tahun 2020 dengan judul “LEGALITAS AKTIVITAS MILITER DI
RUANG ANGKASA BERDASARKAN KETENTUAN PIAGAM PBB DAN SPACE
TREATY 1967”. Dalam penelitian ini menganalisis bentukbentuk pemanfaatan ruang angkasa
untuk aktivitas militer saat ini dan untuk mengetahui legalitas aktivitas militer di ruang angkasa
berdasarkan Piagam PBB dan Space Treaty 1967. Kajian ini menggunakan metode penelitian
hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan analisis konsep hukum dengan
teknik analisis data secara deskriptif kualitatif. jenis pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan perundang-undangan dalam bidang hukum internasional publik dan
hukum ruang angkasa internasional serta digunakan pula pendekatan analisis
konsep hukum.

Penelitian terdahulu selanjutnya yang menjadi bahan acuan adalah


penelitian Muh. Khadarisman A. Syukri dari Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin dengan judul “PENDAFTARAN ORBIT SATELIT OLEH NEGARA
BERDASARKAN KONVENSI INTERNATIONAL TELECOMMUNICATION
UNION (ITU) 1998 (Studi Terhadap Pendaftaran Satelit Palapa-C4 Pada Orbit 150,5 BT)”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan studi mengenai ketentuan
normatif dan peraturan-peraturan penyelenggaraan telekomunikasi dan penggunaan spektrum
frekuensi radio serta orbit satelit baik yang berlaku di Hukum Internasional maupun hukum
yang berlaku di Indonesia, serta tinjauan langsung ke Instansi-instansi yang menyangkut hal
tersebut. Data hasil penelitian ini dianalisis secara kualitatif (penelitian dilakukan hanya pada
satu kasus), artinya data yang sudah ada kemudian dianalisis sesuai dengan sifat
penelitian yang deskriptif untuk menjelaskan permasalahan ini dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum umum dan khusus mengenai orbit satelit GSO pada
satelit Palapa-C4. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika deduktif,
artinya adalah metode menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang sifatnya
umum.

Terakhir, penelitian Irvan dan I Wayan Novy Purwanto dari Fakultas


Hukum Universitas Udayana dengan judul “UPAYA DEMILITERISASI DI
RUANG ANGKSA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM RUANG ANGKASA
INTERNASIONAL” menjadi acuan terakhir dari penelitian terdahulu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan
perundang-undangan dan analisis konsep hukum dengan teknik analisis data secara
deskriptif kualitatif dan sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengaturan prinsip maksud-maksud damai dalam Space Treaty 1967 sebagai dasar
eksplorasi ruang angkasa telah diatur dalam ketentuan Pasal IV paragraph 2 Space
Treaty 1967, namun masih terdapat perbedaan penafsiran dari masing-masing
negara terutama negara adikuasa sehingga masih ditemukan pelanggaran prinsip ini
atas eksplorasi di ruang angkasa. Terkait dengan upaya-upaya demiliteriasi atas
pemanfaatan ruang angkasa dalam perspektif hukum ruang angkasa internasional
dapat dilakukan dengan melakukan amandemen ketentuan Pasal IV Space Treaty
1967 dan merumuskan suatu perjanjian internasional yang mengatur mengenai
upaya demiliterisasi ruang angkasa agar seluruh negara-negara yang melakukan
eksplorasi di ruang angkasa dapat memanfaatkannya dengan tujuan damai.

Dalam judul penelitian yang peneliti ambil berdasarkan dengan afiliasi


terhadap mata kuliah yang sudah peneliti pelajari yaitu Hukum Internasional dan juga Studi
Keamanan Internasional. Bagaimana peran dari Hukum Internasional khusus Hukum Luar
angkasa dalam memberikan pedoman hukum bagi negara – negara yang melakukan aktivitas
di luar angkasa khususnya aktivitas militer.
Perbedaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah
dimana peneliti akan meniliti dampak yang ditimbulkan yang dihadirkan atas munculnya
Cubesat yang berpotensi menimbulkan ancaman. Dalam penlitian ini, peneliti ingin mencari
tahu apa saja aturan – aturan Hukum Internasional Luar angkasa yang dapat membatasi dampak
adanya Cubesat agar tidak disalah gunakan dan menimbulkan ancaman yang berakibat konflik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah di sini peneliti juga akan
meneliti tentang legalitas maupun perspektif Hukum Internasional dalam aktivitas luar angkasa
khususnya aktivitas militer.

Berdasarkan latar belakang dan juga penelitian – penelitian terdahulu. Maka


dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul usulan penelitian
“Dampak dari CubeSat terhadap Aktivitas Militer Luar Angkasa Amerika
Serikat”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka peneliti mendapatkan Identifikasi masalah


yang disusun adalah sebagai berikut :

1. Ancaman seperti apa yang dibawa oleh CubeSats?


2. Bagaimana mencegah dampak konflik yang ditimbulkan oleh aktivitas luar angkasa
melalui hukum perang antariksa?
3. Penanggulangan seperti apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat
dalam mencegah ancaman dalam aktivitas luar angkasa?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka peneliti mendapatkan Identifikasi masalah
yang disusun adalah sebagai berikut :
1. Mengenali faktor-faktor apa saja yang akan menjadi ancaman yang dibawa dari
dampak cubesats.
2. Memberikan pemahaman bagaimana mencegah dampak konflik yang di timbulkan
akibat aktivitas luar angkasa melalui hukum perang antariksa.
3. Memberikan pemahaman penanggulangan yang akan dilakukan oleh Amerika
Serikat dalam mencegah ancaman aktivitas luar angkasa.
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam


penelitian ini adalah: “Bagaimana nantinya hukum internasional mengenai luar angkasa akan
mengatur dan menjadi pedoman bagi negara – negara di dunia yang turut serta dalam aktivitas
di Luar angkasa ditambah atas hadirnya cubesat yang merupakan ancaman bagi keamanan dan
sewaktu – waktu dapat menimbulkan konflik antar negara

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengetahui dan lebih dalam mengenai hukum dan aturan di luar angkasa.
2. Mengetahui mengenai dampak cubeSat yang berpotensi menimbulkan konflik dan
ancaman bagi keamanan.
3. Mengetahui upaya apa yang dilakukan dan juga produk hukum apa yang digunakan
untuk mengantisipasi dampak atas hadirnya cubeSat.
1.6 Kegunaan Penelitian
1.6.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan dalam memberikan informasi bagi


pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hubungan Internasional dalam
mengatasi dan memberi pemahaman terkait fenomena internasional yang terjadi di
dunia khususnya mengenai Hukum Internasional serta penyelesaian sengketa.

1.6.2 Kegunaan Praktisi


a) Bagi Peneliti
Sebagai syarat untuk penyelesaian tugas dalam mata kuliah Metodologi
Penelitian Hubungan Internasional 2 di jurusan Ilmu Hubungan Internasional
FISIP UNPAS. Selain itu penelitian ini sangat barmanfaat bagi peneliti sebagai
buah karya ilmiah. Mengetahui mengenai produk hukum tertentu khususnya
hukum internasional dalam cakupan luar angkasa dan bagaimana suatu produk
hukum bisa menyesuaikan seiring perkembangan zaman.
b) Bagi Program Studi
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian bagi
mahasiswa hubungan internasional lain agar bisa memahami dan mempernudah
penelitian selanjutnya mengenai hukum internasional luar angkasa.

Anda mungkin juga menyukai